Bagaimana jika orang yang kau sukai tiba-tiba membalas perasaanmu?

Membeku kah?

Berbunga-bunga kah?

Terharu kah?

Dan kau percaya?

Bagaimana jika orang itu sedang mempermainkan mu?

.

Like A Dumb

Cast: kim mingyu, jeon wonwoo, dkk(?)

Length: chaptered

Genre: romance

.

.

Wonwoo memasukkan amplop biru kedalam sebuah loker deret paling atas. Tanpa pikir panjang, mata sipitnya menyapu segala penjuru untuk memastikan bahwa ia adalah satu-satunya orang yang berada disana. Dan setelah dirasa cukup aman, tangan mungilnya dengan cekatan menyelipkan amplop biru itu melalui celah yang tercipta antara pintu dan dindingnya. Dalam hitungan detik, surat itu telah berpindah kepemilikan.

Misinya hari ini selesai. Tinggal satu misi lagi yang akan ia kerjakan mulai dari sekarang. Berdoa dan berharap bahwa mingyu, sang pemilik loker itu membaca suratnya dan mengabulkan apa yang ia inginkan. Menghabiskan satu hari penuh dengan kencan bersama.

Wonwoo bukannya tidak berani bicara langsung dengan mingyu, hanya saja, ia tak dapat menahan dirinya yang selalu terlihat salah tingkah dihadapan namja populer disekolahnya itu.

Mingyu itu sempurna. Dengan tubuh tinggi, wajah tampan, otak pintar, senyum manis yang benar-benar meluluhkan hati, dan jangan lupakan gigi taring khasnya yang menambah kesan keren pada namja itu. Sementara wonwoo, siswa biasa dengan kacamata bulat yang senang menyembunyikan jari-jarinya dibalik sweater yang kepanjangan.

Salahkan jika wonwoo ingin satu hal sempurna ada pada dirinya?

-like a dumb-

"Si amplop biru lagi?" Mingyu mengangguk. Entah sudah keberapa kalinya ia menemukan amplop biru tanpa nama di dalam lokernya.

"Kali ini apa?" Tanya seokmin lagi.

"Datanglah ke atap sekolah malam ini, kita bisa melihat bintang bersama nanti. Jika kau tidak keberatan tentunya" mingyu membaca tulisan yang tertera dalam surat itu. Ingin sekali rasanya ia berlari sekarang mencari siapa yang rela menghabiskan waktunya hanya untuk hal bodoh semacam ini? Oh ayolah, sekarang sudah bukan zamanya lagi bermain surat seperti itu.

Menghela nafasnya dalam lalu melanjutkan "dengan tanda hati dibelakangnya" ia mendengus. "Siapa sebenarnya yang mengirim ini?"

"Kau tinggal datang saja nanti malam jika kau penasaran. Kau ini bodoh atau bagaimana?" Sahut seokmin, satu-satunya orang yang berada disana menemani mingyu.

"Aku terlalu sibuk untuk hal konyol semacam ini" ucap mingyu.

"Membiarkannya menunggu di atap sekolah yang sepi ini? Malam pula. Bagaimana kalau dia seorang gadis?"

"Lalu bagaimana jika dia seorang namja?" Tanya mingyu

"Bukankah bagus? Aku sudah tau kau belok, kawan" jawab seokmin yang diakhiri dengan kekehan khasnya.

"Shit" gumam mingyu lalu berjalan meninggalkan seokmin yang masih setia dengan tawanya. Ia bahkan ragu si mata sipit itu masih melihatnya pergi atau tidak karena matanya benar-benar tertutup saat tertawa.

Mingyu masih berjalan menyusuri koridor dengan tangan yang masih setia menggenggam amplop berwarna biru yang ia temukan di lokernya beberapa menit lalu. Mingyu sesekali membolak-balik amplop itu mengharapkan ada tanda atau apapun yang dapat menjadi petunjuk baginya untuk mengetahui siapa pengirim itu.

Buk

Mingyu seketika terdiam saat melihat tumpukan buku yang berhamburan didepannya bersama seorang namja yang juga terduduk tak jauh dari sana. Oh ayolah, apa mingyu sekeas itu sampai orang ini benar-benar jatuh seperti ini? Mingyu yang kuat atau orang ini yang lemah?

Orang itu menunduk dan mulai memunguti buku-buku yang berhambur. Orang itu memakai pakaian olahraga, dengan jaket yang menurut mingyu kebesaran untuk ukurannya. Mingyu bisa saja mengecap orang ini manis. Kacamata bulat yang bertengger sempurna di hidungnya yang mancung, kulit putih mulus yang berpadu indah dengan jaket soft pink yang dipakainya, rambut hitam dengan pony menutupi dahi yang mungkin sudah kepanjangan karena terlihat dapat menusuk matanya kapan saja. Namun mingyu mengenyahkan semua pemikiran itu. Ia menyimpan apa yang ia genggam sedari tadi ke saku blazernya lalu mulai berjongkok dan membantu orang yang berada di depannya tersebut. Orang tersebut menegakkan kepalanya untuk menatap mingyu dan mingyu membalasnya dengan senyum. Senyum yang sangat manis, dan dibalas dengan senyum kikuk olehnya.

"T-terimakasih" ucap orang itu saat bukunya benar-benar tersusun kembali.

"Seperti drama saja. Siapa namamu?" Sahut mingyu disertai dengan kekehannya. Ya, mingyu memang merasa seperti itu sedari tadi. Untungnya tadi tidak ada adegan tangan yang tak sengaja bersentuhan dan kemudian mereka akan saling berpandangan dalam waktu yang cukup lama dengan angin yang menerbangkan rambut mereka masing-masing ditambah dengan backsound lagu-lagu romantis. Mereka pasti akan populer setelahnya.

"J-jeon wonwoo" jawabnya.

"Ah wonwoo ya? Jangan canggung begitu. Aku kim mingyu hehe. Kau mau membawa itu kemana? Mau aku bantu?"

Dan wonwoo hanya bisa membeku ditempat. Mulutnya ingin mengeluarkan suara namun semuanya tertahan ditenggorokannya. Wonwoo berasa ingin mati saja.

"Hei, apa tadi sakit ya? Kau pucat"

Ya, wonwoo memang dapat merasakan darahnya berhenti mengalir walau jantungnya kini bekerja sangat cepat. Wonwoo benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

"Wonwoo? Jeon wonwoo?" Mingyu mulai mengibaskan tangannya didepan wajah wonwoo.

"A-aku harus p-pergi" wonwoo berjalan dengan cepat meninggalkan mingyu yang masih terpaku ditempatnya. Wajahnya memerah. Jujur saja, wonwoo sangat malu. Itulah kenapa ia tidak pernah berbicara langsung pada mingyu dan memilih untuk menuliskan apa yang ia rasakan walau mingyu juga pada akhirnya tidak tau siapa yang melakukan itu.

Sementara mingyu hanya kaget dengan mulut yang sedikit terbuka melihat wonwoo yang langsung meninggalkannya.

"Kenapa dia? Ah mungkin gosip hantu disekolah itu benar"

Dan mingyu mulai melangkahkan kakinya menjauh dengan pikiran yang sekarang sedang tertuju pada hantu sekolah yang mungkin saja menjadi penyebab wonwoo diam seperti orang yang baru melihat penampakan tadi.

.

.

.

Dia hanya tidak tau bahwa penampakan yang wonwoo lihat lebih dari sekedar nyata. Benar-benar nyata.

Tidak ada hantu seram. Yang ada hanyalah mahkluk tampan.

Ya, wonwoo kesambet. Kesambet kim-setan-mingyu.

Tbc/end?

Hai! Lama ga main ffn udah debuan aja ini.g

Ff ini udah aku publish di di wattpad jadi kalo banyak yang minat mungkin bisa cepet update next chapnya/? Tergantung sih wkwk

Salam nemplok!