SAPPHIRE EYED BOY

.

.

.

.

Cast : XI LUHAN, OH SEHUN and other

.

.

.

.

Genre : romance, supernatural, semi horror and friendship

.

.

.

.

Warning : boy x boy ,typo, kalimat tak beraturan dan abal-abal

.

.

.

.

SUMMARY

Namanya adalah xi luhan, menduduki tahun kedua di masa sma-nya,Remaja berusia 17 tahun dengan tinggi 1,78, rembut warna dark brown model berponi dan berkacamata, kulit putih dengan wajah oriental. Sekilas, dia terlihat hanyalah siswa biasa dengan penampilan sederhana. Namun, jika kau melihatnya, menoleh padamu dengan sepasang mata sapphire itu, maka sadarilah bahwa sesuatu yang tak kau tau sedang mengawasimu.

.

.

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

.

Hari senin adalah hari yang selalu menjadi sasaran keluhan orang-orang, hari senin adalah hari beraktifitas, awal hari penuh kesibukan yang kata orang menyebalkan. Bagi para pelajar, hari senin adalah awal penjara hingga akhir minggu, hanya dengan melihat pagar tinggi yang menjadi temeng bagi gedung raksasa warna coklat di dalam sana, mereka sudah bisa merasakan sakit perut dan mulas dan mual. Berlebihan memang, namun seperti itulah yang mereka rasakan, pengecualian bagi para kutu buku yang menganggap sekolah adalah surga di mana mereka bisa membaca sepuasnya tanpa menghawatirkan biaya.

Sehun bukanlah pengecualian, dia menganggap bahwa hari senin itu sedikit menyebalkan meskipun dia termasuk dalam kategori kutu buku—tapi dia menolak di katakan seperti itu—yang tampan. Dia adalah siswa dengan nilai akademik tertinggi, namun bukan berarti dia berpenampilan layaknya kutu buku yang berkaca mata tebal dan berpakaian rombeng. Dia menyukai buku namun tak memujanya, dia hanya membaca seperlunya dan kemudian otaknya akan menyimpannya dalam folder bernama ingatan.

Karena itulah dia menolak di sebut kutu buku dan menyebut dirinya si jenius yang tampan.

Hari ini adalah hari pertama dia menjejakkan kaki ke sekolah setelah cuti karena cidera akibat kecelakaan, dia dan supirnya menabrak pembatas jalan dan melukai kakinya hingga dia tak mampu berjalan selama beberapa minggu.

Itu adalah pengalaman yang mengerikan yang ingin sehun kubur sedalam-dalamnya.

"sudah sampai tuan"

Sehun meluruskan pandangan dan menemukan supir barunya menatap padanya melalui kaca, supir lamanya? Entahlah, sehun tak melihatnya lagi setelah kejadian itu, mungkin di pecat orang tuanya atau mengundurkan diri karena kelalaiannya berkendara.

Mengabaikan itu, dia merapikan blazer biru tuanya dan melangkah meninggalkan mobil, siswa-siswi dengan seragam yang sama segera menjadikannya pusat perhatian setelahnya.

Dia bukannya sombong, tapi dia memang populer dengan kejeniusannya dan wajah tanpannya dan hartanya. Dia adalah tuan muda oh pewaris kerajaan otomotif terbesar di negaranya dengan wajah tampan dan otak encer. Memangnya siapa yang tak ingin mengidolakan dirinya—Oke, itu mulai terdengar menyombong.

Dia berjalan santai dengan memasang headphone di kepala, menghalau teriakan-teriakan melengking gadis-gadis. tak habis fikir bagaimana bisa mereka mengeluarkan suara sebising itu tanpa merusak pita suaranya, sedangkan sehun yang mendengar merasakan sakit di telinga.

"well, akhirnya tuan pembuat keributan di pagi hari sudah kembali" sehun berjengit sebal ketika headphone penghasil melody di telinganya di tarik paksa dan kini berakhir di perpotongan leher kai. Pria itu menatapnya dengan alis terangkat dan seringaian seolah dia tak baru saja berbuat sesuatu yang menyebalkan dan dengan santai berjalan di sisinya sambil mengunyah permen karet.

"dua minggu ketenangan tanpa suara berisik wanita akhirnya berakhir hari ini" chanyeol muncul dari sisi yang satunya, mengutak atik ponsel setelah mengedip jail padanya. "baekkie di mana yaa" gumamnya.

"apa kalian baru saja berkata tak senang karena aku sembuh?" sehun mendengus sebal. Punya teman seperti mereka benar-benar suatu kesialan, ketika dia di rumah sakit, tersiksa dengan kaki di gantung, mereka hanya datang menertawainya, menghabiskan makanan kemudian pulang, dan selalu seperti itu setiap hari. Sehun bahkan tak tau apa tujuan mereka sebenarnya menjenguknya kala itu, apakah memang karena cemas atau hanya sekedar ingin numpang mengisi perut.

"kami hanya tak senang dengan alarm—teriakan—yang kau ciptakan setiap hari, aku bisa cepat tuli" baekhyun menaikkan kaca matanya yang melorot,dia menatap sengit pada wajah masing-masing pria di sana sambil memeluk buku tebal di tangan kemudian berjalan cepat melewati mereka.

"baekkie, tunggu aku" chanyeol berteriak nyaring kemudian menyusul dengan langkah seribu.

"serius, dia masih mengejar pria kutu buku yang kaku itu?" sehun menoleh pada kai yang tengah asyik mengutak atik headphonenya, entah sedang mencari lagu jenis apa. "hentikan itu, kau bisa merusaknya dan aku baru saja membelinya kemarin" dia merebutnya cepat.

Kai mencibir mengatainya pelit "dia masih mengejarnya karena pria itu masih jual mahal dan tak mau menerimanya. Lagipula dia cukup imut menurutku untuk ukuran seorang kutu buku" kai melirik jail "setidaknya kalau mereka jadian, kau akan punya teman kutu buku di kelompok kita"

" . " sehun berdesis dan kai tertawa keras.

Plaakk. Kai menjerit keras-keras ketika benda keras yang tebal—kamus—menimpuk kepalanya dari belakang, dia menoleh dengan mata melotot berniat menyeburkan amarah pada pelakunya, namun dia urungkan ketika menemukan siapa pelakunya.

"kenapa? Kau ingin marah?" krystal jung berdiri berkacak pinggang dengan marah. Seragam minimnya tak berhasil menyembunyikan lekuk tubuhnya yang mungkin sengaja dia pamerkan, di belakangnya dua gadis lain berdiri dengan ekspresi sama.

"oh selamat pagi sayang—apa? Marah? Tentu saja tidak" dia mengerling nakal "bagiku pukulanmu sangat nikmat"

Sehun mengeryit jijik.

"bagus sekali, karena hari ini aku berniat memberimu pukulan lebih." krystal segera meraih kuping kai dan menyeretnya menjauh setelah sempat mengerling pada sehun beberapa menit, gadis yang lain persis melakukan hal yang sama. "aku perlu penjelasan tentang dua gadis yang mengaku sebagai teman kencanmu" samar-samar sehun mendengar teriakan gadis itu.

Kai mengaduh menatap meminta pertolongan pada sehun, namun sehun berpura-pura tak melihat dan mengutak atik headphonenya kemudian memberikan tatapan bersalah yang di buat-buat ketika kai terseret lebih jauh.

Dia menghela nafas.

"sial sekali harus melihat adegan tak senonoh di pagi hari" gumamnya, namun senyumnya tersungging tipis.

Chanyeol sibuk dengan incaran kutu bukunya dan kai sedang menyelesaikan masalahnya dengan pacar dan selingkuhannya dan dia sendirian di sini, tenang dan damai.

Tidak ada hari yang lebih baik dari hari ini meskipun hari senin...

"punyalah kekasih dan kau takkan mengatakan hal seperti tadi tidak senonoh"

Baiklah, dia menarik kata-katanya barusan.

Dia lupa dengan keberadaan satu panda liar ini.

Sehun mengerang protes ketika tao merangkulnya dan mulai mengacak rambutnya. Dia benar-benar benci menjadi yang paling muda, karena itu membuatnya menjadi target jenaka semua teman-temannya.

"sensitif sekali" yang lebih tua merengut "kau marah ya karena aku tak pernah datang menjengukmu" tao merangkulnya lagi setelah sehun menepisya berkali-kali "maaf, aku benar-benar sibuk karena kompetisi bela diri"

"siapa yang peduli, setidaknya kau tak datang dan menambah sakit kepalaku" sehun menyerah, dia hanya membiarkan lengan pria yang lebih tua bertengger di pundaknya.

"jahat sekali, aku ini hyung mu, setidaknya berkatalah lebih sopan"

"jika kalian berhenti memperlakukanku seperti anak kecil" sahutnya

"tapi kau memang adik kecil kami" tao menatap innocent dengan mata pandanya, sama sekali tak sadar telah mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat kepala sehun berasap.

Sehun menepis tangannya lebih kasar "jangan menyentuhku" desisnya kemudian melangkah cepat meninggalkan tao.

"hey, kenapa kau jadi sangat marah" tao berseru dan segera menyusul, namun sehun melangkah semakin cepat hingga hampir berlari. Tao mengerang frustasi, jika saja tak ada peraturan yang melarang siswa untuk berlari di koredor, dia pasti sudah menyusul sehun lebih cepat sekarang.

Sehun benci mengakuinya bahwa sekarang dia seperti anak kecil yang merajuk, namun juga tak bisa menghentikan langkahnya. Dia sungguh tak suka di perlakukan seperti anak kecil, cukup hanya di rumah dia mendapatkan itu dan dia tak ingin di sekolah juga, tapi tao dan kai dan chanyeol seolah menjadikan hal itu lelucon.

"sehun, aku minta maaf oke" tao berseru keras hingga suaranya terpantul di dinding koridor, tanpa melihatpun, sehun yakin mereka sudah menjadi pusat perhatian.

Tapi siapa yang peduli, tohhh tanpa adegan seperti ini pun dia tetap saja menjadi selebriti sekolah.

Dia menoleh kebelakang dan melihat tao masih bejalan cepat berusaha mengimbanginya. Dia tak habis fikir, tao itu adalah ketua klub bela diri wushu namun mengejarnya saja tidak bi—

Bruuukkk

Sehun merasakan benda padat menabraknya dari depan, dia mundur dua langkah dan sigap menyeimbangkan diri agar tak terjerembab jatuh.

Dia meringis pada nyeri di dadanya, dia baru saja menabrak seseorang yang kini duduk bersimpuh di hadapannya, sepertinya kepala orang itulah yang menyundulnya.

Suasana seketika hening.

Sehun mengeryit menatap sekeliling, bingung mengapa semua orang jadi diam dan mematung, bahkan tao juga seperti itu, menatapnya dengan mata melotot dan mulut menganga.

dia kembali menatap kedepan ketika suara ringisan pelan terdengar. Pria itu—seseorang yang ia tabrak—terus menunduk hingga sehun tak bisa melihat wajahnya dan dia sedang memegangi kacamatanya yang pecah.

PECAH?

"a-ahh, maafkan aku" sehun sigap merebut kacamata itu dari pemiliknya kemudian menatapnya dengan ringisan ketika benda itu benar-benar pecah tak tertolong "aku akan menggantinya" pria itu sudah berdiri di hadapannya, masih menunduk "secepatnya"

Aneh sekali, pria itu terus saja menunduk seolah sesuatu yang ada di lantai sangat menarik, hanya helai coklat gelapnya yang berbentuk mangkok saja yang bisa sehun lihat.

"tidak masalah, aku tidak begitu memerlukannya" jawabnya singkat.

Dan sehun merasa dia baru saja mendengar suara paling merdu yang pernah dia dengar, seolah lonceng gereja sedang bergemerincing di suatu tempat dan sebuah lagu yang memuja mengiringinya. Sehun bahkan membayangkan lima ekor merpati terbang mengelilingi tubuh pria di hadapannya lengkap dengan cahaya dewa.

Dia tersadar ketika pria itu bergerak-gerak gelisah sambil meremas tangannya yang bertaut.

"t-tapi tetap saja—

"d-dia sudah mengatakan tak masalah bukan" tao tiba-tiba sudah berada di sisinya dengan wajah pucat pasi seolah dia baru saja di peluk hantu yang sangat dia takuti, pria itu meraih pergelangan tangan sehun dan menyodorkannya ke hadapan pria yang satunya dengan sangat hati-hati "k-karena itu, kembalikan saja barang miliknya" tao memejamkan mata erat ketika melakukan itu.

Sehun tak bisa mengatakan apapun karena bingung.

Dingin,dia menemukan temperatur tubuh pria yang dia tabrak itu sangat dingin ketika secara tak sengaja sehun bersentuhan dengannya ketika kacamata dia ambil dari tangannya, seolah pria itu baru saja berendam dalam air es.

Dan sehun masih tak bisa mengatakan apapun ketika pria itu menunduk sekilas kemudian pergi dengan sedikit pincang.

"dia terluka" sehun berbisik, berniat menyusul ketika tao menahannya.

"ingat dia, ingat postur tubuh dan auranya" Tao menatapnya denga serius "jangan pernah berhubungan dengannya, berbicara dengannya atau bahkan menatapnya"

"ada apa denganmu, kau memperlakukannya seperti hantu saja"

"DIA MEMANG HANTU" tao menjerit tertahan.

Haahh.

"jangan tanya apapun sekarang" pria lebih tua meremas lengan sehun erat "chanyeol dan kai akan bercerita padamu nanti, masuk saja sekarang dan ingat kata-kataku tadi"

Sehun tak sempat merespon apapun ketika tao menyeretnya sekuat tenaga dan mendorongnya masuk kelas dengan kasar, membanting pintu tepat di depan hidungnya setelah membuatnya berjanji untuk tak keluar kelas sebelum mereka datang menjemput.

Sehun menghela nafas berat.

Tiga orang sahabatnya berhasil membuat moodnya buruk di hari pertama dia masuk sekolah setelah dua minggu.

Chanyeol dengan segala baekki sini dan baekki sana-nya.

Kai yang playboy dan pacar-pacarnya.

Dan tao...

Hantu?

Sehun tau, hantu adalah satu-satunya hal yang tao takuti dalam hidupnya, dia sudah melihat hyung-nya itu menghajar habis satu geng motor dan puluhan berandalan tanpa takut, namun sampai saat ini dia masih tak menemukan alasan mengapa orang setangguh tao bisa takut pada hal mistis yang tak masuk akal seperti hantu.

Dan sekarang pria itu mengatakan bahwa pria bersuara indah yang tadi sehun tabrak adalah hantu padahal sangat jelas seisi sekolah bisa melihatnya dan sehun baru saja menyentuhnya—meskipun terasa sangat dingin—sekilas.

Demi tuhan, itu sangat tak masuk akal.

.

.

.

.

.

Namanya adalah xi luhan, murid pindahan dari beijing dua minggu lalu. Hari pertama dia masuk sekolah, semuanya berjalan lancar dan biasa saja. Semua siswa berusaha berkenalan dengannya dan menyapanya, namun anehnya anak itu tak merespon dengan baik, dia hanya menjawab seadanya dan sesingkat mungkin, terlebih dia terus saja menunduk dan tak memperlihatkan parasnya. Dia terus menyendiri dan menolak untuk bergabung dalam rombongan.

Mungkin saja dia tipe pemalu. Itulah hal pertama yang terlintas di pikiran murid lainnya.

Di hari kelima, kondisnya masih sama. Murid pindahan itu masih terus mengabaikan orang-orang di sekitarnya, dan terus menghilang entah dimana pada waktu istirahat.

kemudian orang-orang mulai mengabaikannya dan mengatainya aneh dan autis.

Lalu kemudian suatu hari, secara mengejutkan dia menghampiri seseorang di taman sekolah, seorang siswi tingkat akhir yang cukup populer, namanya yoona. Tentu saja tindakannya itu menghebohkan, orang-orang mulai berfikir bahwa adegan itu adalah pernyataan cinta dan segera berkerumun dan ingin tahu.

"sebaiknya kau mengunjungi makam mantanmu dan meminta maaf secepatnya, dia terlihat sangat marah dan berniat mencelakaimu" kata itulah yang luhan keluarkan waktu itu.

Tao menutup telinganya rapat sembari menatap mangkok kosongnya horor, tidak berani menatap kemana-mana.

Baekhyun menyelesaikan dongeng singkatnya dengan helaan nafas "seperti itulah awalnya mengapa orang-orang mulai menjauhinya"

"dan kalian percaya itu" sehun menatap teman-temannya malas "mungkin saja dia menggunakan metode seperti itu untuk mendekati gadis yang di sukainya"

"tidak mungkin" tao menggebrak meja. kai mengumpat karena terkejut dan menumpahkan colanya "beberapa hari kemudian gadis itu di temukan jatuh dari tangga tak terpakai di lantai 3"

"itu jelas kecelakaan"

"aku juga akan berfikir seperti itu jika saja sebelumnya gadis itu tak berlari sepanjang koridor seolah seseorang sedang mengejarnya dan kemudian jatuh dari tangga" chanyeol menyesap es tehnya hingga tandas "lagi pula beberapa hari sebelum kejadian, yoona terlihat terus ketakutan dan merancau mengatakan bahwa pria itu terus mengikutinya"

Sehun terdiam, jujur saja dia mulai merinding sekarang.

"dan itu bukan kejadian terakhir" baekhyun menyibak lembaran bukunya ke halaman berikutnya "park seongsangnin masih di rumah sakit sekarang"

tao dan chanyeol mengangguk bersamaan.

"dia mengatakan bahwa park seongsangnim harus mengembalikan dompet yang di pungutnya dari korban tabrakan ke keluarganya, jika tidak si pemilik akan marah" baekhyun melirik sehun lewat ekor matanya "kemarin mobil park seongsangnim menabrak pohon setelah beberapa hari dia tak masuk mengajar"

"dan kau tau apa yang lebih mengerikan" tao memajukan tubuh ke seberang meja, mendekatkan wajahnya pada sehun dan berbisik "hari itu park seongsangnim menghukumnya berjemur di lapangan di tengah hari. Waktu itu sangat panas hingga kai berkeliaran di sekolah tanpa atasan, tapi anak itu, berada di sana tanpa sinar matahari yang menyentuhnya, seolah dia punya awan pribadi yang bertengger di atas kepalanya"

"kau yakin itu bukan imajinasimu?" sehun refleks berkata dan gelak tawa segera mendominasi meja mereka, Chanyeol adalah yang paling keras, pria itu tertawa terpingkal hingga perutnya terasa melilit. Tao mendengus sebal dan menangkupkan wajah ke meja, dia memutuskan untuk tak berbicara lagi.

"nahh kalian selalu membahas hal yang mengerikan tentangnya hingga lupa denga poin lainnya" perhatian kini milik kai, pria itu sejak tadi tak mengeluarkan satu katapun, hingga sehun berharap bahwa dia memiliki teman yang masih berfikir logis "sehun, apa kau sudah melihat wajahnya?" sehun menggeleng "sayang sekali, padahal dia punya wajah yang cute melebihi wanita" baiklah, seharusnya sehun tau, ketertarikan seorang playboy seperti kai itu hanyalah tentang penampilan.

"kau masih berani mengatakan itu setelah kepalamu hampir saja pecah" baekhyun berucap bosan.

Kai menggaruk tengkuk dengan senyuman bersalah "itu karena aku refleks saja"

Sehun menatap teman-temannya bingung.

"si kkamjong itu mencium pipi luhan di pembicaraan pertama mereka dan sebuah meja terbang ke arah kepalanya" itu pernyataan dari chanyeol.

"ahhh begitu" sehun mengangguk mengerti sambil melempar tatapan hina pada kai "jika aku setannya, aku pasti akan melemparkan pisau padanya"

Tao memekik girang, dia lupa bahwa dia tak mau bicara lagi "jadi apa kau sudah percaya?" sehun menatap hyung pandanya lama sebelum menggelang.

"semua perkataan kalian memiliki potensi 'sebuah kebetulan' dan imajinasi berlebihan" untuk dua kata terakhir, sehun menatap pada tao dalam-dalam.

Baekhyun dan chanyeol menghela nafas bersamaan.

Kai mengangkat bahu tak perduli, lagi pula sejak awal dia sudah yakin bahwa sehun takkan semudah itu percaya. Orang jenius sepertinya perlu bukti nyata untuk percaya pada suatu hal di luar nalar, dia perlu mengalaminya sendiri untuk bisa percaya.

Yahh. Bukan berarti dia ingin sehun tertimpa hal buruk sih.

Suasana kantin tiba-tiba hening, suara percakapan dan suara dentingan sendok juga tak terdengar, seolah tak seorangpun ada di sana.

Sehun menatap sekeliling dengan bingung.

Tao bergetar hebat sambil meremas ujung seragam sekolahnya yang mulai kusut. hanya dua hal yang bisa membuat murid-murid diam seribu bahasa tanpa ada suara bisikan apapun, yang pertama adalah guru park sedang marah dan kedua, murid pindahan itu ada di sekitar mereka.

Dan guru park masih di rumah sakit, dia tak mungkin datang ke sekolah dengan kepala terlilit perban dan marah-marah.

Jadi dia tak perlu menoleh untuk mencari tau apa penyebab keheningan yang terjadi.

"woaah, apa yang dia lakukan di sini" kai menyenggol lengan sehun, matanya berbinar menatap pada pria yang berdiri di pintu masuk kantin "perhatikan baik-baik, kita hanya bisa melihat wajahnya jika dia menemukan target dan berbicara padanya"

Luhan sedang berjalan di antara meja-meja yang penghuninya menunduk massal. Dia terlihat mencari sesuatu dan celingukan mencarinya, mungkin sebuh koin atau semacamnya, hingga tak lama kemudia pencariannya berakhir dan tatapannya tertuju pada satu titik, pada satu meja berisi lima orang yang berada di pojok.

Di temukan.

Sehun tercekat. kai benar, dia itu memiliki paras yang indah, wajahnya oriental dan berkulit putih mulus seperti bayi, bulu mata lentik, hidung mungil yang bengir, bibir penuh yang berwarna sakura dan sepasang mata sapphire yang mempesona.

Mata saphire itu langka untuk orang asia dan akan di cap aneh, namun sehun mengabaikannya karena dia sedang terpesona hingga sayang untuk berkedip.

Semakin lama sehun melihat, dia seolah bisa melihatnya dengan jelas, kedipan matanya, desahan nafasnya dan gerak bibirnya.

ahh tidak, sepertinya pria itu memang melangkah mendekat pada mereka.

Itu benar, luhan memang melangkah dan menatap pada meja mereka.

Tao sudah mercucuran air mata dan sesegukan, baekhyun berusaha berkonsentrasi pada bacaannya namun dia juga menelan ludah cemas, chanyeol menyandarkan kepala ke meja dan berpura-pura tidur, sedang kai dan sehun menatap pada hal yang sama tanpa kedipan.

Tap. Di langkah terakhir, luhan mencapai meja mereka dan menatap pada salah satu pria yang mendongak menatapnya, saphirenya berkilau dan jernih terpantul cahaya, seolah kau mampu bercermin di sana.

"oh sehun" sekali lagi sehun mendengar suara itu, terlebih menyebut namanya. Terdengar lebih indah, tanpas sadar sehun terseyum tipis dan mengatakan 'ya itu aku'.

Luhan melirik pada bangku tanpa penghuni di sisi kana pria yang dia sebut namanya "seseorang di sebelah kananmu terus memperhatikanmu sejak tadi, kurasa dia ingin mengatakan sesuatu" ungkapnya

Sehun baru tersadar dan Tao pingsan setelahnya.

.

.

.

TBC

.

.

.

maafkan saya yang mengupload ff baru di saat ff yang satunya masih jauh dari kata selesai. ff ini untuk para hunhan shipper yang kurang puas dengan pair ff ku yang sebelumnya, meskipun mengerjakan dua ff sekaligus, saya akan berusaha menyelesaikan keduanya.

terima kasih... hope your review,,, karena setiap kata dari kalian adalah semangat buat saya.