©Sehunyeojachingu
Present
Steal Your Girl
Oh Sehun (24 thn)
Lu Han (23 thn)
Kris (26 thn)
Romance/Drama
GS
Chapter 1
Seandainya waktu itu Sehun menerima tawaran ibunya untuk dijodohkan dengan salah satu anak dari temannya,mungkin saat ini dia tidak akan membenturkan kepalanya berkali kali ke dinding kamarnya dan menyesali seluruh keputusan yang telah ia buat.
Sebenarnya bulan lalu, ibunya pergi ke china untuk menghadiri upacara pernikahan kerabat jauh keluarga Oh. Disana ibunya tidak sengaja bertemu dengan sahabat karibnya dulu yang sempat berpisah karena harus pindah ke Seoul. Entah di mulai darimana pembicaraan mereka, yang jelas dari sanalah ide itu berasal.
Ibunya pulang dengan membawa kabar perjodohan antara Sehun dan anak semata wayang dari sahabatnya, keluarga Xi. Namun dengan jelas Sehun menolak perjodohan tersebut. Sehun fikir itu bukanlah keputusan yang tepat.
Demi Tuhan, ini jaman modern. Sudah tidak ada yang namanya perjodohan saat ini. Para anak lebih suka memilih pasangan mereka masing masing, dan orang tua hanya tinggal memberikan restu.
Tapi ibunya tidak menyerah begitu saja. Ia terus membujuk Sehun agar mau menerima perjodohan tersebut. Namun semua usaha itu sia-sia. Sehun bahkan rela lembur dan bermalam di apartemen kakaknya daripada pulang ke rumah dan mendengar seluruh bujukkan dari ibunya.
Lama kelamaan Ibunya sendiri benar-benar lelah dengan segala usaha yang dilakukannya untuk Sehun. Akhirnya ia memutuskan untuk menawarkan perjodohan itu kepada Kris, putra pertamanya -kakak Sehun-.
Saat itu, seperti biasa mereka bertiga makan malam bersama dirumah. Sehun mengira ibunya akan berusaha membujuknya lagi untuk urusan perjodohan itu. Tapi bukan namanya yang ibunya panggil.
"Kris?"
"Ya, bu?"
"Boleh ibu bicara sesuatu?"
"Katakan, bu. Ada apa?"
"Aku ingin kau berkenalan dengan putri dari sahabat ibu."
"Hanya berkenalan kan? Tidak ada maksud lain?"
Kris mulai mengerti kemana arah pembicaraan ibunya.
"S-sebenarnya ibu ingin menjodohkanmu, Kris. Tetapi perjodohan ini harusnya dilakukan oleh Sehun, adikmu. Karena aku tau dirimu begitu sibuk dengan semua pekerjaan di kantor. Dan ibu tidak ingin membebani mu dengan urusan yang lain. Ibu sudah melakukan segala cara demi membujuk Sehun. Tapi Sehun selalu menolaknya, Sayang. Dan sejujurnya ibu ingin segera menimang cucu."
"Lalu?"
"Jadi bi-bisakah?"
Ibunya memohon sambil sesekali mendengus kesal saat ia melihat Sehun malah dengan santainya memakan hidangan makan malam tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Hei! Sehun juga bekerja di kantor kalau ibunya tidak lupa. Yah, meskipun pekerjaan Kris -sedikit- lebih banyak darinya mengingat bahwa Kris merupakan direktur atau pewaris utama di perusahaan almarhum ayah mereka. Tetapi Sehun juga tidak kalah sibuk darinya, walaupun dia cuma kepala divisi utama disana. Tapi, hey? Sehun juga sibuk kan?
Oke. Kembali ke topik utama.
Sehun fikir bahwa keputusan kakaknya akan sama dengannya, menolak perjodohan yang ibunya ajukan. Melihat betapa dinginnya Kris menanggapi ucapan sang ibu. Tapi ia benar-benar tidak menyangka dengan jawaban yang keluar dari mulut Kris.
"Baiklah, bu. Jika itu yang membuatmu bahagia."
Jangan tanya bagaimana ekspresi Sehun saat itu. Tentu saja ia sangat terkejut dengan keputusan yang Kris buat. Tetapi bukankah persetujuan Kris membuatnya sedikit beruntung. Jika Kris yang menjalani perjodohan itu, itu berarti ia tidak perlu di jodoh-jodohkan. Ia juga tidak susah-susah mendengarkan rengekan ibunya untuk segera menikah dan bebas dalam menentukan pasangan hidupnya.
Lagi pula Sehun pasti akan menikah jika ia sudah menemukan calonnya sendiri. Apalagi dirinya berasal dari keluarga yang cukup kaya. Sehun juga tampan, jadi pasti akan mudah untuknya dalam mencari pasangan. Para wanita akan datang sendiri padanya, tanpa perlu mengadakan acara perjodohan segala. Benar-benar merepotkan.
Hingga akhirnya dua minggu setelah Kris memutuskan untuk menyetujui perjodohan yang ibunya tawarkan, pada malam inilah semua terungkap, pada makan malam pertemuan keluarga Oh dan keluarga Xi.
Betapa cantik, anggun, dan menggairahkannya sosok wanita yang duduk di sebelah Kris tadi, yang duduk di depan Sehun dengan kepala yang terus menunduk.
Sehun berusaha terlihat biasa saja, mengabaikan sesuatu yang hampir berdiri pada bagian selatan tubuhnya. Ia memakan makan malamnya dengan cepat dan berharap acara pertemuan ini segera berakhir. Karena jujur saja, setiap kali ia melihat Luhan -calon istri Kris- menjilati saus pasta yang belepotan di bibirnya membuat Sehun begitu bergairah, panas dan terangsang.
Dan keputusan akhir pada malam hari ini membuat Sehun benar-benar yakin mereka yang semua hadir pada pertemuan tadi itu gila kecuali dirinya. Bagaimana mungkin perjodohan bisa dilalui tanpa proses pertunangan. Dan yang lebih parah lagi, mereka akan melangsungkan pernikahannya bulan depan.
Hell!
Bahkan Luhan dan Kris baru bertemu hari ini. Bagaimana bisa mereka berdua menyetujuinya begitu saja?
Lagi pula ini pernikahan. Ini tidak main-main. Apakah bulan depan tidak terlalu cepat? Bagaimana dengan gedung? Cincin? Pakaian?
Dan kenapa Sehun yang harus pusing dengan semua itu. Seharusnya calon mempelai yang memikirkannya. Tapi mereka hanya bisa menganggukkan kepala dan saling tersenyum sama lain, mengiyakan kemauan para orang tua.
Cihh! Memuakkan!
Sehun benar-benar frustasi. Seandainya waktu dapat diputar kembali, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ibunya berikan padanya waktu lalu. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi dan dengan hanya menyesal ia tidak akan mampu mengubah situasi apapun. Sehun hanya bisa menghela nafas berat lalu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, berharap ia dapat terlelap dan melupakan seluruh beban pikirannya. Setidaknya sampai ia bangun esok pagi.
Sehun berusaha menutup telinganya. Ini masih terlalu pagi untuk seseorang bergelut dengan sesuatu di dapur dan membuat suara berisik.
Hei! Ini weekend!
Sehun tidak akan membiarkan seseorang membuatnya bangun pagi pada hari Minggu. Ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya kembali dan menyumpalkan kapas ke telinga, berharap suara nyaring panci, wajan dan alat dapur lainnya tidak terdengar. Tetapi tetap saja ia tidak bisa. Sehun tidak bisa tidur dengan kondisi atau suasana yang ramai dan berisik.
Jadi dengan terpaksa Sehun bangun dari tidur nyenyaknya. Ia melihat jam weker di meja nakas samping tempat tidurnya. Dan demi tuhan! Ini masih pukul 5 pagi.
Sebenarnya apa yang ibunya lakukan pagi pagi buta begini?
Jadi Sehun keluar dari kamarnya untuk mengecek apa yang ibunya lakukan di dapur.
Tidak seperti biasanya. Ibunya kali ini terlihat kebingungan di depan kompor. Ia terlihat bingung memilih panci atau wajan yang akan ia gunakan.
Tapi ada yang aneh dengan pakaian yang ibunya gunakan pagi ini. Ia hanya menggunakan kemeja putih polos yang menutupi sebagian hotpants hitamnya.
Memang sih, Sehun masih mengantuk dan belum sadar sepenuhnya. Tapi Sehun tau, bahwa tidak mungkin ibunya memakai pakaian seperti itu. Apalagi ia hafal kalau ibunya selalu tidur menggunakan piyama kimono nya dan baru mengganti pakaian setelah membuatkan sarapan.
Jadi setelah berhasil mengumpulkan nyawa dan tersadar, ia yakin seratus persen bahwa sosok perempuan di dapur rumahnya itu bukan ibunya.
Tubuh ibunya tidak semungil itu. Rambut ibunya juga tidak pernah digulung berantakan sedemikian rupa -meskipun itu terlihat seksi di mata Sehun- . Dan yang terpenting, paha mulus itu. Paha wanita tua itu pasti tidaklah semulus seperti paha yang ia pelototi saat ini.
Jika bukan ibunya, lalu siapa yang berada disana?
Sehun bersembunyi di balik tembok pembatas antara ruang keluarga dan dapur. Lalu ia mencoba berfikir.
Seingatnya ibunya tidak punya keponakan perempuan. Ia sendiri tidak pernah mengenalkan pacar pacarnya ke ibunya, jadi sudah jelas bahwa ia tidak akan pulang dengan membawa seorang wanita. Apa mungkin Kris?
Tapi Kris juga tidak pernah mengijinkan pacar maupun mantan pacarnya ke rumah, meskipun ia mengenalkannya pada ibu namun ia tidak akan membiarkan mereka tinggal atau menginap. Ia selalu membawa pacarnya ke apartemen nya sendiri. Tapi itu juga sudah tidak mungkin terjadi, mengingat Kris sudah dijodohkan dengan Luhan sekarang. Jadi mana mungkin kal-
Tunggu!
Sehun benar-benar lupa dengan yang satu itu.
Ya. Sehun yakin sekarang. Wanita seksi yang ia lihat di dapur tadi, itu pasti Luhan.
Tapi bagaimana bisa ia ada disini? Bagaimana bisa ia ada di dapur dengan setelan minim yang membuat aset Sehun menegang secara tiba tiba?
Sehun baru saja ingin berbalik untuk memastikan dugaannya. Tapi tepukan ringan di pantatnya membuatnya kaget dan terhuyung kebelakang.
"Aaaakkhh!"
Sehun masih merasa shock berkat tepukan di bokong berisinya tadi. Tapi kenapa kepalanya tidak terasa sakit? Dan kenapa lantai rumahnya empuk sekali?
"Sehun, bisakah kau bangun? Kepalamu menimpa payudaraku."
Oh jadi karena itu toh pipinya terasa hangat dan kepalanya tidak terasa sakit, sebab menimpa payudara Luhan.
Apaa?!
Payu-payudara Luhan?!
Shit! Milik Sehun sudah benar-benar tegang sekarang.
Sehun segera bangun dari tidurnya dan menolong Luhan yang berada di bawahnya.
"K-kau tidak apa-apa?" Ucap Sehun terbata.
"Tak apa, aku baik baik saja. Hanya saja, payudaraku sedikit ngilu."
Entah Sehun yang berhalusinasi atau Luhan yang terlalu terbuka. Tapi Sehun yakin ia tidak salah lihat.
Luhan dengan begitu santai mengangkat kemejanya melewati bra hitam berenda yang ia gunakan dan mulai memijat payudara kanannya yang ngilu karena ditimpa oleh Sehun tadi.
"A-ap apa yang kau lakukan?!"
Sehun hanya bisa berteriak dan berakhir dengan mulut menganga.
"Memijat payudaraku." Jawab Luhan singkat.
Sehun benar benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Bagaimana mungkin Luhan dengan santainya melakukan 'hal' itu di depannya?
Tapi jujur saja, Sehun menikmati apa yang Luhan lakukan saat ini. Pandangan matanya seakan terkunci pada 'sesuatu' yang besar milik Luhan.
Namun perkataan Luhan selanjutnya benar benar hampir berhasil membuatnya pingsan.
"Sehun, mau membantu memijatnya?"
TBC/END?
Hay guuyyysss!
Weeee lama ndak ketemu saya yaa?
Oke, karena banyak yang nagih ff ff gue yang emang gue telantarin banget u.u jadi gue kembali lageeee neeee!
Dan jeng jeng! Bawak ff baryuuuu XD..
Gue sadar kok ini pendek. Gue bakal panjangin kalo yang minat banyak hehe :D.
Sorry banget, baru bisa apdet sekarang. Soalnya dari beberapa bulan kemaren alias abis tahun baru tugas gue tuh makin buanyaaakk puooll. Jadi baru minggu ini gue bisa apdet, karena semua tugas udah selesai, tinggal ujian doang.
Tenang, tenang coyy!
Meskipun gue kembali dengan ff baru, tapi gue bakal tetep lanjutin semua ff gue kok, tenang ajee.
Btw ini Pretty penny nya juga masih proses. Dan buat ff remake, tunggu aja minggu depan okee?
Kabar gembiranya adalah..
Ini ff karya gue sendirii! Yuhuuu...
Akhirnyaaaa..
Setelah gue berabad abad meditasi di gunung semeru, akhirnya gue bisa jugak bikin diksi. Dan itu senengnya pake banget :") , terharu gue.
Yah meskipun diksiny masih jelek sih u.u
Gimana guys ff yang ini?
Gue sadar kok nggak sebagus author author yang lain, tapi gue harap kalian semua mau ngasih kritik dan saran buat ngebangun ff gue -kayak rumah tangga gue sama Sehun aja, pake dibangun-bangun segala, wkwk- biar jadi lebih bagus lagi.
Dan gue tau ini pendek. Jadi kalo reviewnya banyak, bisa gue panjangin di next chap, wkwk.
Oiya, minta doanya jugak ya guys. Soalnya kan gue mau prakerin (gue anak smk btw), jadi gue minta doa dari kalian semua, semoga gue bisa prakerin di kantor kepresidenan ya guuuysss, amiiiinnnn... :")
So, gue tunggu reviewnyaaaaaaa...! (dan doanya juga) wkwk..