Meitantei Conan Chugakko

Aoyama Gosho

K. Shinichi/E. Conan x M. Shiho/H. Ai

Rate: T - M

Genre: Misteri, School life, romance

Summary: Conan dan Haibara memasuki masa SMPnya, tapi sayangnya organisasi tersebut masih menghilang, ditambah Haibara mulai tumbuh rasa cinta terhadap Conan, sedangkan Conan sendiri memulai debutnya sebagai detektif SMP.


Ai POV

Namaku Haibara Ai, walau itu bukan nama asli ku tapi setelah terbiasa aku menyukainya dengan nama baru ku, aku tidak sendiri lagi aku dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku, dari profesor Agasa, grup detektif, Keluarga Mouri yang sebetulnya hanya Mouri Ran anak dari Mouri Kogoro dan Kisaki Eri, tapi dari semua itu ada sosok yang sangat dekat dengan sosok yang sebetulnya menjadi korban dari obat yang ku buat, sosok yang selalu berjanji tidak akan meninggalkan ku dan menjaga ku.

"Hei Profesor apa kau benar-benar tidak ciptaan baru untuk ku." Ucapnya meminta dengan nada memaksa.

"Hei-hei apa tidak cukup dengan peralatan mu yang sekarang Shinichi." Ucap Profesor kepada sosok tersebut. Ya sosok itu adalah Kudo Shinichi detektif terkenal dari Timur tapi karena obat buatanku dirinya menjadi sosok anak kecil yang bernama Edogawa Conan.

"Oh ayolah profesor kau sekarangkan sudah beberapa kali datang ke pertemuan untuk menujukkan karya mu yang pasti nya kemungkinan ditolak." Dengan senyum lebar yang mengejek

"Kau semakin pintar ya sekarang tapi lebih baik kau pakai tenaga mu sendiri sekarang kau sudah mau masuk SMP. Walau aku bisa tebak kau akan bosan." Balas Profesor mengejek.

Ya inilah keseharian mereka jika dirumah saling mengejek walau tidak jarang aku ikut mengejek dirinya.

"Tapi karena tidak ada alat baru aku jadi lebih pusing menangkap Gin dan Vermouth apalagi Amuro-san dan Rei-san belakangan sudah selalu nyaris ketahuan ditambah Subaru-san pergi entah kemana. Jadi profesor buatlah alat lagi untukku." Ucapnya yang sepertinya sedikit frustasi. Tapi aku menyampingkan hal itu aku selalu takut jika dirinya melibatkan dirinya yang berkaitan dengan organisasi.

"Ayo-"

"JANGAN PROFESOR. JANGAN TURUTI KEMAUANNYA DAN KENAPA KAU MASIH SAJA MENCARI URUSAN DENGAN ORGANISASI. PADAHAL KAU BERHASIL DAN MEMBAKAR MARKAS MEREKA." Bentakku kepada Kudo-kun

"Tapi kau tahu disana hanya markas kosong ditambah saat itu RUM sudah memperingati kami semua untuk tidak mencari mereka." Ucap Kudo-kun

"Kalau begitu ke-"

"Ini takdir ku, kau lupa. Tidakkan, aku pasti akan membereskan mereka dan juga menebus kesalahanku."

"Itu bukan salahmu Kudo-kun. Ku mohon mengertilah kau akan terancam jika kau terus melawannya, kau mengerti Kudo-kun." Ucap ku penuh emosi walau kedua pundakku sekarang ditahan oleh profesor tapi aku tetap melampiaskan emosinya kepada sosok egois dihadapanku ini.

"Maaf tapi ku harap kau mengerti Haibara. Ah tidak, mulai sekarang aku akan memanggilmu Ai." Ucapnya tersenyum sedangkan diriku hanya terdiam.

"Tapi Shinichi bagaimana jika apa yang dikatakan Ai-chan benar."

"Kau itu cerewet aku tidak sendiri ada FBI, CIA dan PDS bersama ku juga kepolisian jepang. Jadi kau tenang saja aku pasti kembali dan ku harap nanti barang rongsokkan yang kau buat sudah berguna buat banyak orang dan menjadikanmu orang kaya ya profesor."

"Kau lupa siapa tadi yang membuat alat-alat yang membantumu dan juga tadi kau juga meminta alat baru dan sekarang kau bilang rongsokan hah."

"Hei Ai tolong bantu aku." Ucapnya agak keras dan berhasil menyadarkan ku dari kebekuan ku dan melihat dimana dirinya sedang berlari dari profesor. Tapi aku senang bahkan sangat karena sosok itu memanggil nama depanku.

"Profesor sudah hentikan nanti sakit pinggangmu datang lagi dan Conan-kun kau juga jangan kekanak-kanakkan." Ucapku dengan nada sedikit membentak dan membuat keduanya terdiam sesaat.

"Hei Ai tadi kau memanggilku apa?" Tanya Conan-kun.

"Bukan apa-apa. Sudahlah aku mau lab jangan ganggu." Ucapku menuju ruang bawah tanah.

"Dasar aneh."

"Tapi sepertinya kau lupa sudah mengejekku."

"Gyaaaa... ampun profesor."

Aku sekarang diruangan pribadi ku walau tidak terlalu pribadi karena Conan-kun suka masuk keruangan ini seenaknya jika ingin bertemu denganku. Yah jujur saja aku menyukai sosok Edogawa Conan dibanding Kudo Shinichi, ya walau bagaimanapun mereka tetap satu orang yang sama walau aku menyukai sosok Conan secara tidak langsung aku juga harus menyukai sosok aslinya dan jika boleh jujur aku membenci sosoknya saat menjadi Kudo Shinichi.

Saat dirinya menjadi sosok aslinya dirinya terkesan sombong, angkuh dan seenaknya walau sosoknya saat menjadi Conan hampir mirip setidaknya sosoknya saat menjadi Conan tidak angkuh dan juga saat dirinya menjadi Shinichi sosok itu menjadi jauh terjangkau olehku dan aku takut dia akan meninggalkanku berbeda saat dirinya menjadi sosok Conan, sosok itu dekat bahkan sangat dekat denganku dan walaupun aku masih takut kalau sewaktu-waktu dia akan pergi tapi tidak setakut saat dirinya menjadi sosok aslinya, eh kenapa? Kenapa aku menangis. Berhenti. Berhenti ku mohon. Aku tidak mau dia melihatku begini.

"Ai-chan, Shinichi akan menjemputmu besok. Kau jangan memaksakan diri, besok hari pertama mu di SMP." Ucap profesor.

Eh dirinya sudah pulang kenapa dia tidak izin denganku, aku benci dirinya yang seperti ini. Apa susahnya izin denganku. Aku pun langsung mengirim e-mail kepadanya


CONAN POV

Ah sial kenapa si dirinya langsung pergi begitu saja. Tapi setidaknya profesor mau membuatkan ku alat yang baru, semoga alat itu lebih hebat dari yang sebelumnya. Tapi, aku kenapa kepikiran kata-kata Ai tadi ya, apa besok ku tanya lagi. Tidak terasa perjalananku telah sampai ditempat keluarga asuhku. Keluarga dari orang yang telah lama menunggu sosok asli ku.

"Aku pulang." Ucapku

"Oh selamat datang Conan-kun."

"Oh bibi ada disini." Ucapku terkejut melihat ibu dari Ran

"Ya mau gimana lagi? Ran sudah masuk kuliah dan aku tidak mungkin meninggalkan 'dia' sendirian."

"Ha-ha-ha bibi benar juga, lalu dimana Ran-neechan?"

"Ran sedang ada dikamarnya."

"Oh begitu baiklah, aku keatas dulu ya bi."

"Kau tidak makan dulu Conan-kun."

"Aku sudah makan dirumah profesor." Ucap Ku yang langsung menuju lantai atas.

Sesampainya di lantai atas aku langsung masuk ke kamar ku sejak kelas lima SD, paman Kogoro sudah membuat kamar sendiri untuk diriku.

"Hhh... dirinya kenapa si? Langsung pergi begitu saja padahal aku hanya bertanya kalau tadi dia memanggilku apa." Ucapku mengganti baju ku dan segera merebahkan diri di kasurku.

"Conan-kun makan malam." Ucap Ran kepadaku. Karena hanya dia yang memanggilku dengan nada anak-anak

Aku pun terbangun dan melihat jam dikamarku, jam tujuh lewat lima belas. Sepertinya aku terlalu lelah hari ini. "Baik Ran-neechan aku kesana." Ucapku segera turun dari kasurku dan keluar dari kamarku dan segera makan malam tapi entah kenapa nafsu makanku tidak ada sama sekali padahal masakan Ran enak seolah tenggorokanku menolak semuanya.

"Kau kenapa Conan-kun?" Tanya nya kepada ku

"Tidak apa-apa Ran-neechan. Aku selesai, aku mau mandi dulu lalu kembali tidur besok hari pertama ku masuk SMP." Ucapku yang langsung masuk ke kamar mandi.

"Ada apa dengan bocah itu biasanya dia yang paling memuji masakan mu Ran."

"Mungkin dia gugup ayah, besokkan hari pertama dia masuk SMP."

Selesai Mandi aku segera memakai piyama tidurku. Aku pun kembali tidur sambil mengecek e-mail yang masuk.

1. Kau lagi dimana? Besok Conan sudah masuk SMP lho.

2. Oh iya kalau pulang kabarin aku ya.

3. Jangan lupa jaga kondisi kamu Shinichi.

Semua dari Ran, aku pun membalas setiap e-mail dari Ran. Sebelum aku tertidur aku mengirim satu e-mail lagi.

Keesokan paginya aku langsung terbangun saat alarmnya berbunyi dirinya segera sikat gigi dan mencuci muka sebelum mengenakan seragam SMPnya. "Tak ku sangka memakai seragam ini lagi." Ucap ku melihat dirinya di cermin kamarnya, setelah itu aku segera sarapan bersam Ran dan Kogoro.

"Hei Conan-kun, kau semakin mirip dengan Shinichi." Ucap Ran polos dan membuat diriku tersedak

"A-apa maksud Ran-neechan?"

"Iya kau semakin mirip dengan Shinichi, tapi aku tahu kau bukan Shinichi."

'Ran.'

"Sudah-sudah lebih baik kau cepat habiskan sarapanmu. Bukannya hari ini, hari pertama mu sekolah." Ucap Kogoro

"Ha'i"

Setelah Sarapan Conan langsung menuju rumah profesor untuk menjemput Haibara, Saat di jalan Conan mendapat balasan dari Grup detektif cilik

Conan-kun jangan lupa hari ini, hari pertama jangan bangun kesiangan. Kami tunggu di sekolah.

'Dasar mereka bertiga, tapi ya sudahlah.' Batinku melihat ketiga pesan yang sama

"Kau terlambat." Ucap Haibara yang sudah menunggu di depan rumah profesor, itu dikarenakan semalam aku mengirim pesan kepadanya supaya aku akan menjemputnya

"Hei aku baru selesai sarapan, lagipula jalan kesini juga butuh waktu." Ucapku membela diri

"Baik-baik kau menang Tantei-kun." Balasnya dan segera berjlan, aku pun mengikutinya disebelahnya

Baru saja kami berdua berda diperempatan, dan sebuah mobil menghadang kami, mobil yang sangat kami kenali. Aku pun melihat Ai gemetar langsung menariknya untuk berputar sayanganya tak jauh di belakang kami juga terdapat motor yang sering ku lihat. 'Ck sial, tak kusangka mereka sampai kesini. Tapi, bagaimana pun aku harus melindunginya.'

Pengendara motor itu pun turun dari motornya, begitu juga dengan pengendara mobil yang keluar dari mobilnya. 'Sial aku harus bagaimana. aku juga tidak punya senjata untuk saat ini.' Batin Ku gusar, aku pun merasakan tangan Ai semakin mengeratkan pegangannya kepada pundakku.

Aku pun segera menarik Ai dan berlari menuju pengendara motor tersebut dan benar saja pengendara motor tersebut segera mengeluarkan pistol dari sakunya. 'Aku harus bisa melindunginya.' Batinku untuk semakin menguatkan diriku yng disatu sisi juga takut. Aku pun segera menendang tempat sampah kepada pengedara motor tersebut dan membuatnya bergulir kearahnya, saat dirinya berusaha menghindar aku menanbah kecepatanku dan berhasil melewatinya. Tapi saat itu aku melepaskan pegangan tanganku.

"Lari lah Ai aku akan berusaha mengulur waktu." Ucapku

"Tidak, kau gila . Jika kau kenapa-kenapa aku tidak bisa memaafkan diriku COnan-kun." Ucapnya dan membuat diriku terdiam, dan sepertinya itu berlaku juga untuk kedua orang yang tadi mengepung kami.

"Hahaha..." Ucap kedua orang itu membuat ku dan Ai bingung

"Wah-wah tak aku sangka kalau hubungan kalian sudah jauh rupanya." Ucap sosok pria berpakian serba hitam sambil melepaskan topinya

"Aku juga terkejut, tapi rupanya aku masih hebat sampai kau tidak menyadarinya." begitu juga dengan pengendara motor yang melepaskan helmnya

"Ka-kalian." Ucapku terkejut

To Be Continue