Minna-san, maaf buat keputusan Zuzu yang tiba-tiba. Zuzu kembali lagi ff, maaf mungkin kemampuan menulis Zuzu ngk sebagus dulu heheh.

Mohon reviewnya minna-san.

Zuzu-chan.

Naruto dkk, milik Masashi Kishimoto

Pair : Sasuhina

Dont Look at Me Like That

Langit cerah berawan mengawali hari pagi seorang CEO muda yang kini sudah siap dengan setelan jas hitam dan dasi merahnya. Uchiha Sasuke nama pemuda itu, laki-laki berambut reven, mata onyx, berkulit putih dengan tampang angkuh nan dingin. Pemuda berusia 19 tahun itu baru saja keluar dari Mansion megahnya dan menaiki mobil Zenvo ST1 silver, mengendarainya dengan kecepatan hanya 40 km/jam, mengingat jalanan kota Tokyo sangat padat pada jam kerja.

Pantopel beradu dengan lantai keramik menimbulkan suara yang cukup menarik perhatian, apalagi yang sedang berjalan adalah Uchiha Sasuke.

"Selamat pagi Uchiha-sama" Sapaan hangat dari bawahannya hanya ia tanggapi dengan anggukan kepala.

Ia cukup dikagetkan dengan sosok lain di ruangan bernuansa hitam, sedang duduk di kursi kebesarannya yang tengah menghadap kaca luar.

"Menyingkir dari kursiku" Suara dingin bagaikan es meluncur dari bibrinya. Seketika itu kursi berputar180 derajat dengan cepat, seolah-olah yang berada disana baru menyadari kehadiran pemilik ruangan ini.

Pandangannya masih datar menatap orang itu yang ternyata adalah seorang laki-laki, berambut kuning, dengan wajah yang ceria-menurut Sasuke konyol- menatapnya.

"Sasuke!"

"Menyingkir dari kursiku Namikaze Naruto" suara Sasuke masih tetap dingin meskipun yang berada didepannya adalah sahabat nya sejak kecil yang sudah dua tahun tidak pernah bertemu.

"Aishhh, kau ini tetap saja dingin. Aku jauh-jauh lhoo dari Korea, apa kau tidak mau menyambut tamu istimewamu ini?" Naruto menyerocos panjang namun tidak sepatah katapun ditanggapi oleh pemuda sedingin es bermarga Uchiha didepannya. Pemuda berambut kuning jabrik menyala itupun akhirnya menyerah, menyingkir dari kursi sang CEO dan beralih pada sofa cream empuk di tengah ruangan.

Beberapa jam berlalu dalam keheningan tanpa ada satu pun diantara mereka yang berniat untuk membuka obrolan barang hanya menanyakan kabar saja. Naruto yang sibuk dengan smartphone-nya dan Sasuke yang sibuk dengan dokumen di atas mejanya.

"Tok..tok...tok" Suara ketukan pintu kaca mengalihkan pandangan Naruto, tetapi tidak dengan Sasuke. Masih sambil berkutik dengan kertas putihnya Sasuke memberikan izin orang itu masuk.

"Permisi Uchiha-sama, Namikaze-sama." Seorang laki-laki masuk berperawakan tinggi-membungkukkan badannya menghadap Sasuke dan Naruto-

"Maaf mengganggu waktu anda, saya hanya memberitahukan bahwa ada perubahan di agenda anda besok Sasuke-sama" Kegiatan Sasuke terhenti, menatap Iruka-salah satu manager diperusahaanya- dengan pandangan menuntut penjelasan.

"Besok anda diminta oleh Tuan besar untuk menghadiri acara pameran berlian di Lotte Hotel pukul lima sore"

"Bukankah Sai yang akan datang kesana?"

"adik anda tiba-tiba saja membatalkannya, maaf tapi saya hanya menyampaikan pesan dari Tuan besar"

"Hn" setelah mengucapkan dua konsonan yang ambigu itu Sasuke kembali beralih pada dokumennya, sedangkan Iruka segera pamit undur diri.

"Hei Sasuke aku sudah mulai terbiasa dengan sufiks sama yang disematkan di belakang namaku" ujar Naruto sambil melirik Sasuke

"Hn. Kau pergi ke pameran nanti?" Sasuke menghentikan kegiatannya, dan beralih menatap Naruto.

"Tentu saja"

"Aku titip nama perusahaanku" Sasuke melirik jam tangannya sebentar sebelum beranjak pergi, dan diikuti dengan Naruto dibelakangnya.

"Hei, hei mana bisa begitu" Naruto berjalan tergesa-gesa mengimbangi pemuda dengan tinggi 183 cm didepannya. Naruto hampir saja mengejar Sasuke yang sudah ada di Lift sebelum pemuda bermarga Uchiha itu menutup pintu lift, tidak memperdulikan seorang Namikaze Naruto yang sudah meneriakkan kata 'Tunggu'.

"dasar Teme" dengan raut wajah kesal Naruto beralih pada lift satu lagi yang berada di sebelah kanan, menunggu lift yang menunjukkan angka 27 dan segera masuk menuju basement dimana mobilnya terparkir, dengan menggunakan lift umum yang tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama.

XXX

"Aku tidak akan datang" Sasuke berkata tegas pada seorang laki-laki yang lebih pendek darinya.

"Nii-san, tapi bagaimana nama perusahaan Uchiha?"

"Tidak perlu khawatir, Naruto akan menghadiri acara itu atas nama perusahaan Uchiha Corporation" Sasuke berlalu menaiki tangga, menuju kamarnya, meninggalkan adiknya yang masih memandangnya dengan pandangan tidak percaya.

"Aku lelah sekali" Sasuke membaringkan tubuhnya di atas kasur king size cream empuknya, wajah dinginnya tergantikan dengan wajah kelelahan yang wajar ditunjukkan pada seseorang baru saja bekerja lebih dari 12 jam. Setengah harinya ia habiskan di kantor dengan tumpukan dokumen memuakkan berisi milyaran dollar.

Dari dulu ayahnya memang selalu bertindak diktaktor, wajar saja Sasuke menjadi pribadi yang angkuh, arogan, dan tidak suka di bantah. Masa-masa sma nya juga tidak bisa dikatakan menyenanangkan, diumur yang masih belia dia sudah diberikan tanggung jawab sebagai wakil direktur dimana ayahnya sendirilah yang menjadi CEO. Tidak heran jika sekarang ia telah menjadi CEO dari perusahaan keluarga Uchiha Corporation, prestasi yang ditorehkkannya pun tidak main-main.

Saat masih menikmati waktu sendirinya, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan adanya panggilan masuk dilayar Iphone

"Moshi-moshi", Sasuke mengangkat panggilan dari nomor tak dikenal itu dengan nada malas.

"Uchiha Sasuke" Sasuke seketika terlonjak kaget saat mendengar suara berat berbahasa Korea di sebrang telpon.

"Ayah?"

"Kudengar kau tidak akan datang di acar berlian nanti, benar begitu?" Sasuke meneguk ludahnya dengan susah, cepat sekali ayahnya mendengar kabar buruk ini.

"Ya, aku ada urusan penting" Sasuke berusaha berbicara setenang mungkin.

"Urusan apa? Jika kau kesusahan aku bisa menyuruh Sai untuk mengambil jabatan di perusahaan"

"Tidak perlu. Bukan urusan yang susah. Aku akan datang, ayah tenang saja" Sasuke menjawab dengan cepat.

"Baguslah, jika kau tidak mampu mengurus perusahaan, ayah akan menyuruh Sai mengambil bagian di perusahaan"

"Itu tidak akan terjadi" Sasuke berkata dengan penuh penekanan dan langsung memutuskan sambungan telepon.

Sasuke kembali membaringkan tubuh lelahnya, memjamkan mata mencoba untuk beristirahat, mempersiapkan diri untuk hari esok yang pasti akan penuh dengan kesibukan.

.

"tok...tok..tok"

"tok.. Nii-san"

Sasuke memiringkan badannya dan menutup telinga, menghalau suara berisik yang berasal dari luar kamarnya masuk kedalam telinga dan merusak tidurnya.

"Nii-san?" Kali ini Sasuke memutuskan untuk bangun, ia mengerjapkan matanya menyesuaikan penglihatan ruangan yang gelap.

"Ya?" dengan suara serak khas bangun tidur Sasuke menjawab.

"Ayo turun dan makan malam bersama, kakak kan jarang sekali makan malam dirumah" ada nada sedih dan kekecewaan di akhir kalimatnya, Sasuke hanya tersenyum pedih mendengarnya.

"Hn, kakak ganti pakaian dulu" Setelah mendngar kata "oke" Sasuke beranjak berdiri, mencari saklar lampu, menghidupkannya dan segera membersihkan tubuhnya.

Lima belas menit kemudian Sasuke turun menuju ruang makan, ia mendapati adik laki-lakinya yang sedang duduk sambil menatap satu porsi yakiniku di depannya. Sasuke mengambil tempat didepan Sai dan berdehem menyadarkan pemuda berambut hitam itu.

"Ittadakimasu"

"Nii-san gomen ne, besok biar aku saja yang hadir"

"Nii-san yang akan datang"

"Ha?" Sai menatap tak percaya pada kakaknya, seingatnya kakaknya itu tidak pernah suka menghadiri acara-acara seperti itu, memasang senyum palsu dan saling memuji satu sama lain.

"ha?" Sasuke mengulangi kata dari Sai dengan cuek. Sai berdehem sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya,

"Nii-san yakin? Jika Nii-san lelah tidak apa-apa biar aku saja yang datang" Sai mengulum senyum menatap wajah datar Sasuke.

"Kau yakin akan melewatkan pameran lukisan yang hanya di adakan lima tahun sekali itu?" Sasuke mengangkat satu alisnya. Sai tersenyum kikuk mendengarnya, sebenarnya ia sangat ingin menghadiri pameran lukisan itu, karena terakhir kali ia tidak bisa datang karena datang ke acara ulang tahun perusahaan kolega bisini ayahnya.

"Pergilah, Nii-san yang akan menghadiri pameran berlian itu nanti" Sasuke berdiri dari kursinya, mengacak sedikit surai hitam milik Sai dan kembali ke kamarnya.

"Besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan" Sasuke melempar tubuhnya di atas ranjang empuk, mengistirahatkan otot dan persendiannya. Mencoba tidur dengan posisi senyaman mungkin.

.

Lotte Hotel terlihat sangat ramai malam ini, penjagaan di sekitar Hotel pun diperketat tatkala perusahaan berlian ternama mengadakan pameran berlian yang sangat langka. Sasuke turun dari mobil BMW 3 335i Coupe , pantopelnya yang mengkilat menapaki lantai menuju ke Great Hall. Saat baru akan memasuki gedung bertingkat ia secara tidak sengaja bertemu dengan lawan bisinisnya Ootsuki Corp, sebagai formalitas mereka saling menyapa menunjukkan tipu muslihat sebaik mungkin, namun tidak dengan Sasuke, pria itu tetap memasang wajah dingin, ia yang saat itu ditemani oleh Naruto berbincang sedikit dengan CEO dari Ootsuki Corp, Ootsuki Toneri.

"Senang bertemu dengan mu Sasuke, Naruto" laki-laki mempunyai karisma luar biasa itupun masuk kedalam, tak lama kemudia Naruto memberikan isyarat kepada Sasuke untuk segera masuk.

Sasuke berjalan memasuki Great Hall, disana tersaji semua macam berlian dan jenisnya, mulai dari kalung, gelang, hingga taspun ada. Acara dibuka dengan kata sambutan dari pimpinan beberapa perusahaan yang terikat dalam pameran ini. Sasuke menatap dingin para wanita yang mendekatinya dengan parfume menyengat, bahkan tak tahu malu mereka bergelayut manja di lengan Sasuke.

"hei Sas setidaknya pilihlah satu benda yang akan kau bawa pulang nanti, selama ini kau kan tidak pernah membeli satupun" Naruto memberikan saran pada Sasuke, hanya sebagai tanda menghargai undangan yang diberikan.

"Baik, terjual 100 juta dollar" terpuk tangan riuh memberikan selamat pada Nona kim yang baru saja memenangkan lelang tas seharga mobil itu. Sasuke dan Naruto hanya memperhatikan dari jauh pelelangan itu.

"Yang terakhir yaitu sebuah jepit rambut bertahtahkan berlian ungu murni akan kita buka dengan harga 10 juta dollar" Sasuke memperhatikan jepit rambut berwarna ungu muda soft dengan berlian yang tersusun secara horizontal di dalam kaca.

"10,5 juta"

"20 juta"

"50 juta"

"50 juta dollar apa tidak ada lagi yang ingin menawar?"

"100 juta" semua mata tertuju pada sosok laki-laki berambut putih mengenakan jas hitam di sambil mengangkat tangannya.

"Tuan Ootsuki 100 juta, tidak ada penawaran lagi? Maka lelang ini ditutup-"

Sreet, Sasuke mengngkat tangan kirinya.

"200 juta" Sasuke berkata dengan nada datar membuat seluruh tamu undangan menatapnya syok. Pria dingin yang tidak pernah sekalipun mau repot-repot membeli barang lelang itu membeli sebuah jepit rambut dengan harga yang fantastis luar biasa.

"ekhem- 200 juta? Tidak ada penawaran lagi. Lelang ditutup dengan harga 200 juta" Riuh tepuk tangan mengakhiri acar lelang itu. Diakhir acara Sasuke mengambil sebuah kotak kecil bening berisi jepitan yang bari ia beli seharga 200 juta dari panitia lelang.

"Sasuke kau gila? Untuk apa kau membeli jepitan dengan harga 200 juta? Kau kan tidak mempunyai adik perempuan astaga" Naruto yang duduk di sebelah Sasuke mengoceh tidak jelas. Sasuke hanya menatap keluar jendela, memperhatikan trotoar yang lumayan sepi karena sudah larut malam. Disana seorang gadis berpakaian putih di bawah lutut sedang duduk di bangku taman, ia seperti menggenggam sesuatu di tangannya.

'wanita murahan' batin Sasuke, tetapi tidakkah pakaiannya terlalu tertutup untuk seorang gadis penghibur? Jika bukan, tidakkah terlalu berbahaya seorang gadis sendirian di larut malam meskipun di pusat kota.

"Berhenti" Sasuke memberikan perintah pada supirnya, Naruto yang saat itu sedang memainkan game online pun terkejut mendapati Sasuke yang sudah tidak ada lagi di sampingnya.

Sasuke membuka pintu dan keluar, mendekati gadis itu. Ia berdiri cukup lama didepan gadis itu, namun tidak mendapatkan respon apapun.

"Nona, sedang apa kau di taman selarut ini?" Sasuke membuka suara, terlihat bahwa tubuh wanita itu tersentak kecil.

"A-Ano Tuan, aku menunggu ka-kakak ku"

'kakak? Bukan laki-laki hidung belang yang akan memberikan uangnya dengan service tubuhmu?' batin Sasuke sambil mendengus geli. Sasuke semakin mendekatkan tubuhnya condong kearah gadis itu, dilihatnya ekspresi takut, dan cemas yang mendominasi di wajahnya. Ia melihat warna rambut gadis itu yang berwarna indigo, mengingatkannya pada jepit rambu yang baru dibelinya juga mempunyai warna yang mirip. Sasuke mengambil jepit rambut itu dari dalam saku celananya dan memasangkan di surai indigo gadis itu.

"Kau bisa menjual itu, jadi kau tidak perlu menjual tubuhmu lagi" selesai mengatakan itu, Sasuke segera pergi memasuki kembali mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.

Tak selang beberapa lama, seorang laki-laki berlari dengan wajah khawatir luar biasa.

"Hinata"

TBC