Jeon Wonwoo.
Ratu sekolah yang tidak pernah sekalipun gagal menaklukan hati pasangannya. Kesempurnaan yang dimilikinya sukses menyihir siapa saja baik pria maupun wanita. Senyum Wonwoo itu memikat, bahkan Seungcheol dan Junhui yang awalnya mengaku lurus pun dibuat lemas ketika Wonwoo yang memang jarang berinteraksi dengan keduanya tiba-tiba saja menyapa.
Sayangnya kecantikan rupa Wonwoo tidak sejalan dengan isi hatinya. Wonwoo pemain, siapapun tau dalan sebulan saja Wonwoo bisa mengencani lebih dari 10 orang, termasuk pria tampan dan juga wanita seksi yang lebih tua darinya. Tapi seakan itu hanyalah sebagian kecil dari sisi negatif Wonwoo, mereka yang terlanjur jatuh seperti sengaja membutakan hati serta pikiran. Siapa peduli dengan kenyataan pahit bahwa pada akhirnya kau akan ditinggalkan? Selama kau dapat mengencani dan mengecup pipi mulus seorang Jeon Wonwoo walau hanya sekali saja kau sudah tergolong hebat. Karena meskipun Wonwoo sering berkencan dia tetap pemilih kan?
Pagi ini Wonwoo datang ke sekolah masih dengan penampilan sempurna tanpa cela. Terlihat keren di mata beberapa wanita tapi sangat manis dan menggemaskan di mata para pria, tergantung siapa yang melihatnya. Sudah dibilang kan daya tarik Wonwoo itu tidak memiliki pengecualian terhadap gender apapun.
"Pagi, Oppa. Aku sudah bawakan sarapan untukmu. Ng, kali ini dengan menu yang berbeda kok kau harus mencobanya." Gadis itu tersenyum riang, tidak pernah bosan menghampiri Wonwoo sekalipun jelas-jelas Wonwoo sering menolak semua yang ia berikan.
Wonwoo tersenyum sinis, ia melirik ke arah Kwon Soonyoung yang sedang menaruh kepalanya dengan lemas tepat di meja belakang kursi yang Wonwoo duduki. Masih pagi sudah terlihat kurang bersemangat, tipikal Soonyoung sekali jika tidak ada Jihoon di sisinya. Itu karena pagi-pagi sekali Jihoon sudah diminta pergi ke ruang musik oleh kepala sekolah tanpa sedikitpun memberi Soonyoung kesempatan menemui pujaan hatinya walau sebentar.
"Kau mau ini, Kwon?" Wonwoo menyenggol kepala Soonyoung dengan sikunya. Dengan malas-malasan yang lebih sipit akhirnya mau mengangkat kepala. Mata segaris Soonyoung kian melebar mendapati jatah makanan yang seharusnya Wonwoo ambil akan beralih tangan padanya. Soonyoung merebut kotak bekal berwarna bitu gelap dari tangan Wonwoo dengan cekatan, sepertinya terkuak alasan lain mengapa bocah sipit itu terlihat lemas. Selain kelewatan menemui Jihoon sudah dipastikan Soonyoung juga melewati sarapan paginya.
"Maaf Oppa, tapi aku buatkan bekal itu untuk Wonwoo Oppa." cicit seorang gadis yang hampir saja mereka lupakan keberadaannya. Gadis itu menunduk dan meremas pelan ujung roknya.
"Lalu kenapa? Kau sudah memberikannya padaku dan sudah menjadi hak ku kan mau aku apakan nantinya bekal itu? Lagi pula Soonyoung itu temanku, kau punya masalah dengannya Sejeong-ssi?" Wonwoo menatap lurus tepat di bola mata gadis yang dipanggil Sejeong.
Karena merasa namanya diucapkan dengan penekanan maksimal, Sejeong menggeleng cepat.
"Tidak, Oppa. Maafkan aku sudah lancang melarang Soonyoung Oppa. Permisi."
Sejeong kembali ke mejanya diiringi dengan tatapan tidak suka dari beberapa penghuni kelas. Hey, tentu saja yang menggilai Jeon Wonwoo bukan hanya dia disini.
"Kau keterlaluan, Wonie." tegur Soonyoung dengan mulut yang penuh makanan.
"Keterlaluan tapi tetap kau makan juga. Terserah, Kwon." Wonwoo memutar matanya jengah.
Seperti sekolah-sekolah di Seoul pada umumnya, ketika jam istirahat tiba kantin pasti penuh sesak oleh siswa siswi yang menempati setiap meja untuk makan dengan lahap sambil bercengkrama tak terkecuali 5 pemuda tampan semi manis yang selalu menjadi pusat perhatian, kecuali untuk hari ini.
"Kau tau anak baru yang tinggi itu? Astaga dia itu adik kelas tapi penampilannya sudah seperti senior favorit saja!"
Wonwoo menghentikan pergerakan sumpitnya yang otomatis membuat pemuda gembil manis di sampingnya ikut menoleh.
"Ada apa Hyung? Kau tidak suka makanannya? Hansol, apa tadi kau masukan sea food ke dalam makan siang Wonie Hyung? Yang benar saja biar aku ambilkan yang baru untukmu Hyung." ocehnya panjang lebar, pemuda itu sudah hampir beranjak sampai suara berat Wonwoo menahannya.
"Tidak perlu, Kwannie. Tidak ada sea food disini. Duduklah dan lanjutkan makan siangmu."
Wonwoo kembali fokus menajamkan pendengaraannya ketika gerombolan gadis yang menempati meja tidak jauh darinya lagi-lagi membuka suara. Ia berani bersumpah, ini pertama kalinya sejak Wonwoo menginjakkan kakinya di sekolah ada topik pria lain selain dirinya yang jadi bahan perbincangan siswa.
"Maksudmu yang berambut biru dan tampan itu? Kelihatannya dia jantan sekali dan benar-benar bisa dijadikan boyfriend materials."
"Kau tau apa yang aku pikirkan? Melihat kepopulerannya di hari pertama dia disini mungkin saja dia berpeluang menggeser kekuasaan Jeon Wonwoo. Dan lagi dia bukan kaum gay seperti gengnya Wonwoo kan?"
Wonwoo tersedak minumannya sendiri ketika namanya disebutkan. Membuat ke empat penghuni lainnya yang semeja dengannya terkejut, kecuali seorang pemuda mungil yang tepat duduk di seberang Wonwoo. Lee Jihoon hanya memasang tampang datar ketika cipratan jus jeruk menyembur langsung dari pemiliknya mengenai rambut juga wajah putih bersihnya.
"Astaga Wonie, kalau sedang minum jangan sambil bernapas. Lihat kau mengotori rambut Jihoonie ku." omel Soonyoung seraya mengusap lembut surai kekasihnya. Soonyoung itu sedikit lebay dan over protective jika itu sudah menyangkut Jihoon.
"Muka dua. Jika tidak ada Jihoon, aku yang kau lindungi mati-matian." Wonwoo merenggut kesal, Soonyoung itu sahabatnya yang paling perhatian. Tapi posisinya bukan lagi menjadi prioritas sejak Lee Jihoon datang menyerang.
"Makanya cari pasangan sungguhan dong, memangnya kau tidak lelah terus mempermainkan hati setiap orang?" ceplos Jihoon to the point. Dari semua teman Wonwoo, Jihoon memang yang paling minim berkomentar tapi sekali berbicara terbilang pedas dan menyakitkan.
Wonwoo jadi kepikiran anak baru yang tadi dibicarakan, ia menoleh ke meja tempat para gadis penggosip tapi mereka sudah tidak disana. Wonwoo menyamankan posisi duduknya dengan gerakan sedikit gelisah.
"Menurut kalian apa ada yang lebih tampan dariku?" Wonwoo tiba-tiba saja bertanya dengan nada serius. Lima detik tidak ada jawaban sampai seorang dari mereka membuka suara dengan lancang.
"Hyung kau kemana saja? Tentu saja aku lebih tampan dari mu selain itu aku juga keturunan Amerika dan lagi caraku-" ocehan pemuda bule itu terpotong ketika Seungkwan menarik telinganya dengan sedikit kasar. Seungkwan memberi isyarat pada kekasihnya untuk diam, karena sepertinya Wonwoo sedang tidak dalam mode main-main. Wonwoo berdehem.
"Maaf Hansol, sepertinya hanya Seungkwan yang berpikiran begitu. Kemungkinan besar aku yakin jika aku menawarinya, Seungkwanie pasti jauh lebih memilihku dari pada dirimu. Dan lagi pertanyaanku diluar konteks orang-orang yang aku kenal di sekolah. Orang baru mungkin?" Wonwoo menaikkan satu alisnya, menunggu respon dari teman-temannya yang nampak sedang berpikir keras. Kemudian ke empat orang itu menggeleng serempak.
"Kalau begitu ini menjadi tugas kalian untuk mencari tau apakah ada orang baru yang mencoba menyaingiku. Tidak ada yang pantas melewati tingkat kepopuleran Jeon Wonwoo." ucap Wonwoo sarkastik. Keegoisannya terus meningkat saja semakin hari.
"Tenang saja, Wonie. Aku yakin tanpa dicari pun orang itu pasti sering kita temui nantinya karena cepat atau lambat dia akan menjadi salah satu dari penggemar yang tergila-gila denganmu. Ingatkan aku, seberapa normal pun seorang pria, mustahil baginya jika tidak berakhir bertekuk lutut padamu." ucap Soonyoung santai, bukan tanpa bukti dia berucap seyakin itu. Jika membuka tirai masa lalu sebenarnya Soonyoung pun sempat jatuh dalam pesona Wonwoo, tapi Soonyoung paham persahabatannya tidak akan sama jika ia melangkah lebih jauh. Lagi pula yang Soonyoung tau Wonwoo tidak pernah benar-benar serius dalam hubungan dan mencintai dengan sungguh-sungguh pasangannya, Wonwoo tetaplah Wonwoo.
Wonwoo menyeringai menyutujui apa yang baru saja Soonyoung katakan. Seharusnya ia tidak perlu sekhawatir ini.
"Tch, bukan kaum gay katamu. Kita lihat saja jalang seberapa jantan anak baru itu."
.
.
.
.
END/g
.
Maaf awalnya pendek dan belom munculin peran si jeruk mandarin ituㅋㅋㅋㅋㅋ mungkin ff ini chapternya juga sedikit dan alurnya cepet karna aku gabisa nonjolin konflik yg terlalu kompleks:'v tapi tenang aja cerita ini tetep dibumbui ketegangan dari bagian selatan wonwoo dan mingyu kok hahahahahahahh fav+follow+review juseyo? Gomawo^^