Disclaimer © Masashi Kishimoto

Story © Kika

Pair © Uchiha Sasuke, Hyuuga Hinata

Rated © T

WARNING : OOC kuadrat, humor gagal, ide pasaran, typo tak kasat mata (?), alur cepat dan teman-temannya.

Summary © Hinata, gadis telat mikir, pendiam dan kalem. Sasuke, pemuda arogan dan songong. Ada sesuatu yang tertukar diantara mereka/Apa yang tertukar?/Kok bisa?/Bagaimana keseharian mereka?/Cekidot, DLDR!

Note © Merasa terharu dengan teman-teman yang nyari fic ini.

Kika re-publish dan remake buat kalian-kalian fans setianya Kika, wkwkw.

Tetep tungguin kelanjutannya yah.

.

.

.

Chapter 3

-Tertukar-

.

.

.

Hinata berjalan memasuki kelas dengan tampilan barunya yang sukses membuat beberapa cowok KHS nge-notice dia. Sasuke juga sama, doi berjalan memasuki kelas dan tak kalah suksesnya membuat cewek dan cowok nge-notice dia. You know what lah.

"Eh, Bro. Lo kenapa jadi gini sih?" tanya Gaara heran pas the new of Sasuke akan memasuki kelas mereka. Ceritanya Sasuke dicegat di depan kelas. Yakali ah pagi-pagi udah mengeram di kelas. Cowo-cowo kan gitu, sukanya nongkrong di depan kelas sebelum pelajaran dimulai.

"Ehgileee… mana dasinya kenceng banget lagi. Gak takut kecekek lo?" Sai juga ikut ngomentarin sambil membuka kancing kemeja atas Sasuke dan melonggarkan dasinya.

"Mana kemejanya pake dimasukin segala lagi" kata Kiba sambil menarik keluar kemeja sekolah Sasuke.

"Masih mending, daripada gue dipanggil-panggil pake 'kun' segala. Sampe bulu jaket gue merinding semua" kata Naruto geleng-geleng sambil mendorong kepala Sasuke.

Sementara itu di dalam kelas…

Sasuke dalam tubuh Hinata duduk dengan damai di bangkunya, yah meskipun gak nyaman-nyaman banget sih.

Intinya, gak nyaman. Itu yang dirasakan Sasuke. Sesekali ia meraba punggungnya tempat tali bra bertautan menahan sesuatu di bagian depan tubuhnya. Selain itu, terkadang Sasuke juga menarik-narik ke bawah bra-nya saat ia merasakan kain berbentuk kacamata itu lari-lari naik ke atas (?) menyebabkan sensasi tak nyaman.

"Mana bikin sesak nafas lagi" katanya pada dirinya sendiri.

"Nah, gini dong. Tampilannya gak malu-maluin cewek-cewek KHS" kata Ino segera duduk di samping Hinata.

'Oh iya, Hinata 'kan sebangkuan sama Ino'

"Siapa nih yang dandanin? Kayaknya Hinata udah kena the power of puberty deh, gaes" komentar Sakura dan duduk di bangku depan Hinata dan Ino.

"Eh, ntar pulang sekolah nonton yuk. Ada film bagus nih" kata Shion menginfokan sambil memandang hempongnya.

"Iya, setuju. Udah lama banget kita nggak jalan bareng dan Hinata juga nolak mulu, nolak mulu. Kali ini ikut kan?" Matsuri meminta persetujuan.

"Yoi, gua ikutan dah" kata Sasuke santai. Pikirnya Sasuke-

'Gue kan harus menyesuaikan dengan Hinata, harus gak kuper, gak kudet, harus gehowl, dan harus friendly ke temen-temen'

Iya, Sasuke, iya tapi gak gitu juga caranya.

"Hin, gagap kamu udah berenti ya?" tanya Sakura heran.

"Eh, i-iya, udah a-agak berenti sih" kata Sasuke dibikin seolah malu.

'Njaayyy, gua capek banget sama yang satu ini…'

Bel sekolah berbunyi dengan riangnya memandakan jam pelajaran akan segera mulai. Semua siswa-siswi KHS berhamburan memasuki kelas mereka masing-masing bersamaan dengan guru-guru yang berjalan menuju ruang kelas yang akan mereka ajar dengan mata pelajaran yang mereka bawakan. Nah, untuk kelas yang sedang terkena bencana ini, mata pelajaran pertama adalah-

"Yasshhh, olahraga. Kali ini gue gak bakal kalah lagi kayak minggu lalu" kata Kiba nantangin Gaara.

"Okeh, siapa takut. Men, kayaknya lawan kita lagi dendam banget nih sama kita. Jadi gue sebagai kapten team nyaranin elo untuk jadi keeper" kata Gaara sambil merangkul Hinata dan membisiknya dengan manja dan mendayu-dayu.

"A-aku?" Hinata membeo.

"HAAAHHHH…?" sontak Gaara, Sai, Kiba, dan Naruto jijik berjamaah saat mendengar seorang Sasuke berbicara menggunakan kata 'aku'. Sasuke yang notabenenya sok keren mana mau ngomong 'aku-kamu' sama orang sebaya.

"Gu-gue keeper?" tanya Hinata pake style ngomong candid.

"Lo lupa yah, kemarin tuh kita menghajar abis-abisan teamnya Naruto dan Kiba. Pokoknya lo harus fokus dan kita gak boleh kebobolan" kata Sai ikut merangkul Hinata.

Jaman-jaman sekolah tuh ya salah satu momen yang gak bisa kita lupain adalah pas pelajaran olahraga. Bukan pas momen-momen di lapangan tapi pas momen ganti bajunya. Kan banyak tuh cewe-cewe ganti bajunya cuma di dalam kelas dan cowo-cowo ganti bajunya pas banget di depan kelas dan kadang cowo-cowo suka banget gangguin cewe-cewe dengan kata 'udah beloommm, kita masuk nihh…' yang berujung pada teriakan-teriakan histerisnya cewe-cewe.

Berhubung kondisi tersebut yang diterapkan di kelas Sasuke dan Hinata, maka jadilah Hinata harus ganti baju di luar kelas. Hinata hanya berdiri memegang seragam olahraganya. Bayangin deh, ganti baju di luar kelas. Keadaan di luar kelas tuh termasuk kategori alam bebas, ya kan? Selain itu, hell yeah, topless dimana-mana. Bukan toples tempat nyimpen rengginang ya tapi toples bodi-bodi atasnya cowo, perut ke atas gitu pokoknya.

Ada Gaara yang langsung main copot seragam sekolah dan baju dalamnya, gak pikir panjang Gaara juga langsung brutal membuka celana sekolahnya dan menampakkan celana boxer motif Rapunzel.

"Haha, Gaara serem banget dah boxernya motif pinces" komentar Kiba.

"Bukan pinces o'on tapi princess" protes Shikamaru mengayunkan seragam olahraganya ke wajah Kiba.

"Tapi gue sering denger cewe-cewe ngomong sok imut pake kata 'pinces' misalnya tuh pinces Ino, pinces Sakura, pinces Shion" Kiba memberikan pembelaan.

"Ini yang beliin Kakak gue pas dia lagi liburan ke Disney Land. Katanya kyut banget kalo gue yang pake" lanjut Gaara sumpah watados banget sambil buru-buru mengenakan seragam olahraganya.

Selain Gaara dengan boxer motif Rapunzel. Naruto juga tinggal bermodalkan boxer dan langsung mengenakan celana olahraganya.

"Eh, Sas, lo kok gak ganti baju sih" kata Naruto puk-puk-in pundaknya Hinata dari belakang. Hinata tahu banget. Naruto belom pake baju dan bayangin deh kalo berhadapan dengan cowo yang kita suka sementara doi gak pake baju….ehmmmm..

"Na-nanti du-dulu" kata Hinata masih membelakangi cowo-cowo yang lagi ganti.

"Buruan, nyet. Kita kudu pemanasan. Kalo telat ke lapangan ntar gue lagi yang dimarahin sama Guy-sensei" kata Shikamaru melempari Sasuke dengan seragam sekolahnya.

'Hiks. Pada kasar-kasar amat sih pake main lempar segala, huhuhu' batin Hinata yang gak terbiasa dengan pertemanan cowok.

"Lo ada-ada aja deh pake nanti-nanti segala, udah sini" dan akhirnya Sai menelanjangi Hinata dengan membuka baju dan celananya untuk kemudian dipakein seragam olahraga dan ekspresi Hinata-

"AAAAA…!" teriaknya sambil menutup mata ala-ala cewek yang lagi diperkosa. Hinata kan dasarnya emang cewek. Cuma lagi nyasar aja ke tubuhnya Sasuke.

"Hahaha, ini anak emang paling hafal sama adegan di pilem unyu yang kita nonton. Jago banget dah praktekinnya" eh, Gaara malah salah paham, dikiranya Hinata lagi praktekin adegan rape yang mereka nonton dari pilem unyu yang dimaksud.

Sementara Hinata diduga baru saja merasa dirinya dinodai oleh Gaara dan yang lainnya, Sasuke pun baru saja merasa dirinya ternoda saat cewe-cewe di dalam kelas satu per satu menanggalkan pakaian mereka.

"Eh..eeehhhhh….?" Sasuke panik.

"Kenapa, Hin? Lupa bawa seragam olahraga ya?" tanya Ino prihatin sambil hanya menggunakan bra dan rok.

'Ma-mayan gede' batin Sasuke.

"Ba-bawa kok" kali ini Sasuke gagapnya gak seolah-olah ya tapi emang gagap karena pemandangan di sekitarnya.

Di sayap kiri ada Shion yang lagi buka kancing kemejanya. Di sayap kanan Sakura main lepas rok segala, belum lagi Matsuri juga tiba-tiba tali bra-nya lepas dan minta dipasangin sama Tenten. Suasana semacam ini memang suasana antara kebutuhan dan dosa tapi Sasuke juga gak mau menodai dirinya sendiri dengan cara seperti ini, gak ada cara lain. Sasuke segera-

"Kok tutup mata, Hin?" tanya Ino heran melihat Hinata tiba-tiba menutup matanya dengan dasi sekolahnya.

"hah? He..he…hehe…"

.

.

.

Prriiiiitttt…..

Suara peluit Guy-sensei menggema di lapangan KHS dan suara yuhuuu dari suara siswa-siswi yang akan olahraga pun gak kalah menggemanya.

"Bagaimana tim Anggur? Siap melakukan pembalasan ke tim stroberi?" tanya Guy-sensei pada Kiba, Naruto dan Shikamaru.

"SIAP, SENSEI…!" teriak Kiba, Naruto dan Shikamaru berapi-api.

"Tim Stroberi? Kalian siap menghadapi serangan balas dendam tim Anggur?" tanya Guy-sensei kepada tim Gaara, Sasuke, dan Sai.

"Siap banget Sensei. Tim Stroberi udah nyusun formasi serangan untuk menghancurkan tim Anggur hingga hanya tersisa sebagai jus yang siap minum. Huahaha..!" kata Sai nyombong sambil 'Ha Ha' dibuat-buat.

"Yuhuuuu….gadis-gadis di ujung sana, ayo turun ke lapangan" teriak Guy-sensei pada cewe-cewe yang aduh ogah banget gak sih olahraga pagi-pagi kayak gini, mana tadi pagi udah mandi cantik lagi. Masa iya langsung keringetan, duhh…

"Hin, kita lomba lari yaa.." kata Sakura yang sebenernya ngajakin Hinata survive pas pemanasan karena Hinata biasanya 2 putaran udah langsung K.O tapi apa daya yang Sakura ajak ngomong kan bukan Hinata, melainkan Sasuke. Jadi di telinga Sasuke ajakan yang ia dapat dari Sakura baginya terdengar seperti tantangan.

'Eh, nantangin nih anak'

Prriiiittt…..

Peluit Guy-sensei berbunyi menandakan pemanasan harus segera dimulai. Lima kali keliling lapangan untuk cewek dan 8 kali keliling lapangan untuk cowo.

"Lo kok lelet banget sih, men. Buruan dong.." kata Gaara di belakang Hinata sambil mendorong-dorong Hinata yang lelet.

"Ada yang bawa chargeran gak?" celetuk Kiba.

"Kenapa emang?" tanya Shikamaru.

"Ni anak lobet kayaknya lobet deh" dan Kiba pun berlalu sambil jorokin kepalanya Hinata.

Sementara itu….

"WHOOOAAAA…..Go, go, go Hinata….!" Sasuke, entah apa yang ia lakukan saat ini. Entah mengangkat nama baik Hinata atau malah menjatuhkannya. Iya, Sasuke yang merasa tertantang oleh Sakura langsung tancap gas saat pemanasan dan berlari begitu kencangnya meninggalkan Sakura, Ino, Shion, Matsuri, Tenten dkk.

"Wahh, hebat sekali Hinata! Keep spirit, girrllll…..!" kata Guy-sensei menyemangati. But wait, mendengar kata 'girl' Sasuke jadi inget sesuatu.

'Anyiing, gue kan lagi di tubuhnya Hinata'

Pemanasan selesai. So, its time to show.

"Eh, eh, menurut kalian tim Anggur bakalan ngancurin tim stroberi gak?" tanya Shion ke teman-temannya saat berada di bawah pohon menunggu pertandingan sengit antara tim Anggur dan tim Stroberi.

"Males-males gak semangat idup gitu Shikamaru pinter banget ngatur strategi penyerangan. Dia gampang banget baca pergerakan lawan. Sekali lawannya ke-read duh, udah deh" Ino sebenarnya dukung Sai yang ada di tim Stroberi tapi keberadaan Shikamaru di tim Anggur juga bikin Ino khawatir.

"But don't worry, girls. Di tim Stroberi kan yang jadi keeper Ayang Beb Sasuke. Gak mungkin kebobolan lah" kata Sakura menenangkan temen-temennya.

"Iya, apalagi yang jadi penyerangnya kan Gaara dan di bagian pertahanan ada Ayang Beb Sai"

'Plis, Hinata….tahan bolanya, jangan malu-maluin gue. Its okay lah lo ngutak-atik penampilan gue tapi plis jangan rontokin harga diri gue gara-gara kebobolan bola pas main futsal gini' batin Sasuke panik banget.

Permainan dimulai.

Gaara terlihat menggiring bola tapi direbut oleh Kiba. Kiba mengoper pada Naruto dan segera digiring menuju gawang tim Stroberi dimana ada Hinata disana yang berjaga sambil remas-remas kaos olahraganya.

"Nih anak kebelet pipis apa gimana yak" kata Naruto memandang si keeper disana.

"Sasuke..! siap…siap…!" seru Sai di ujung sana.

"Lo udah siap belom? Kalo pengen pipis kita tungguin deh" kata Gaara ngos-ngosan udah mulai berkeringat.

"Nggak pengen pipis…" kata Hinata geleng-geleng.

"Yakin? Gue tendang nih?" tanya Naruto memastikan dan-

"AANNGGHHH…!" Hinata berteriak menghindari bola. 1-0

"AWWWHHH….!" Hinata jongkok menghindari bola. 2-0

"AAAAA….!" Hinata lari meninggalkan gawang dan..

"Mampus. 10-0" kata Sasuke terduduk di tembok lapangan sambil menangisi dirinya.

Tim Anggur berhasil membuat Tim Stroberi jadi jus manis yang siap minum. Pelajaran olahraga selesai dengan mengenaskan.

"Aduhh, lo tuh kenapa sih. Malu-maluin tim Stroberi aja di mata cewek-cewek" kata Gaara tetap merangkul Hinata menuju kantin.

"Sebagai gantinya lo teraktir kita-kita makan" sahut Sai.

"Eits, jangan lupa tim Anggur juga ditraktir" komentar Shikamaru keburu pengen mamam.

"Elo sih kayak bencong. Masa iya lari ninggalin gawang. Gue juga nendangnya nggak ngarahin ke 'barang' lo kok. Masa gitu aja lari" komen Naruto sedikit jengkel.

'Untung aja dompetnya Sasuke penuh' batin Hinata merasa aman.

"Kayaknya Sasuke butuh piknik deh, gaes. Makanya dia jadi resek gini" kata Kiba menendang pantatnya Hinata.

'Hiks, se-trouble makernya aku, papa, mama, kak Neji gak pernah nendang aku kayak gini. Hiks, ini kebobolan 10 goal aja nendang-nendang. Hiks' Iya, Hinata, iya. Cuma 10 gol. Cuma cepuluhhh.

"Setuju, gue juga udah lama gak piknik" seru Sai.

"Okeh, ntar sore pulang sekolah di rumah gue. Gue punya yang ajib dan kesukaan kalian juga" kata Gaara mengacungkan jempolnya.

"Mantap djiwa..!"seru yang lain selain Hinata pastinya.

Kalo cowo-cowo pada otw kantin, cewe-cewe mah come back ke kelas dulu buat ganti baju. Sasuke sedih banget denger komentar cewe-cewe pendukungnya tim Stroberi yang harus menelan kekecewaan gara-gara ulah Hinata.

"Saking keselnya sampe mules gini" kata Sasuke merasakan nyeri-nyeri aneh pada perutnya.

"Mules kenapa, Hin?" tanya Shion penasaran.

"Pengen boker kali" celetuk Sasuke.

"Ishh, jangan bilang boker ahh. Bilangnya 'pup'" kata Ino menegur.

"Iya, pup"

Sementara asik-asik berjalan ke kelas dan menikmati pemandangan. Sasuke tiba-tiba berhenti dan menimbulkan keterheranan (?) dari yang lainnya.

"A-anu…" kata Sasuke panik memandang Ino, Sakura, Shion, dan Matsuri bergantian.

"Anu kenapa?" tanya Ino ikutan panik.

"A-ada sesuatu yang ke-keluar" kata Sasuke menelan paksa ludahnya.

"Keluar apa sih?" Shion juga udah mulai jengkel lama-lama. Hinata emang kadang loading-nya sampe seabad tapi gak pernah nanya-nanya hal yang sampe menimbulkan rasa jengkel berlebihan kayak gini.

'Masa iya gue kencing celana?" batin Sasuke bertanya-tanya.

"Ke-keluar dari ba-bawah sini…" kata Sasuke memandang area terlarang Hinata sambil ngangkang.

"Lagi dapet kali" kata Matsuri santai.

"DAPET?" teriak Sasuke histeris. Ohh noooo, jangan sekarang!

"Dapet menstruasi lah. Masa iya dapet angpao!" kata Sakura mendekati Sasuke.

"Ma-maksudnya, ya-yang ber-berdarah itu?" tanya Sasuke lagi.

"Bukan. Itu loh, yang keluarnya susu sapi!" kata Ino ngawur.

"Aduh, kamu tuh Hin. Kayak baru jadi cewek aja. Udah sana beli pembalut!" kata Shion menyarankan kemudian berlalu.

"Gue? mens? Beli pembalut? Cara pasangnya gimana coba? Terus gue harus beli yang mana? Gue beli dimana? Belinya yang apa? dan-aahhhshit, keluar lagi..!"

Sasuke panik. Panik banget dan langsung menuju kamar mandi. Untung aja pikirkannya masih bekerja untuk memasuki toilet cewek. Sasuke membuka salah satu kamar mandi yang kosong. Menenangkan diri sejenak. Mengelus dada, ah ngelus dada aja salah, ujung-ujungnya pasti grepe-grepein barang anak orang.

Sasuke menelan paksa ludahnya, bibirnya pucat dan jantungnya sumpah baru kali ini Sasuke dag dig dugnya sampe bikin jantungnya pengen keluar dan say hello.

Sasuke mengangkat roknya lalu menurunkan celana dalamnya dan-

"HUUUWAAAAAAAA…..!"

.

.

.

Suasana di kantin gak rame-rame amat, hanya tim Anggur dan Tim Stroberi yang ngisi. Biasanya nih ya, kalo gerombolan cowo-cowo kalo udah lebih dari 2 orang pasti bakalan selalu rame entah apa aja yang meraka obrolin tapi anehnya gerombolan cowo ini lebih dari 2 orang dan tetap hening.

Bayangin ya di geng ini ada Gaara yang suka ngasih info-info fakta wow, ada Naruto yang nanggepinnya selalu heboh, ada Sai yang suka menghayal bagusnya digambar gimana, ada Kiba sebagai penikmat yang terkadang ngasih info tambahan dari referensinya, dan tak lupa Shikamaru yang taunya cuma ngakak tapi sekarang? semuanya hening tak bergeming saat melihat Sasuke dengan-

"Lo kok sok unyu gini sih" kata Gaara menaikkan satu kakinya di atas kursi saking nggak nyangkanya.

"Pake minum susu sama sandwich segala" komentar Kiba loyo.

"Mana tangannya diapit mulu lagi. Tangannya simpen diatas meja dong" kata Sai menarik tangan Hinata yang tadinya diapit di atas paha menjadi ditaro di atas meja. Biar maskulin gitu keliatannya.

"Tenang aja, gak dijagain juga burung lo gak bakalan terbang. Gua jamin! Percaya dah sama gue, jangan malu-maluin cowo kelas kita dong" kata Shikamaru ikutan naik darah ngeliat penampakan Sasuke.

"Lo kalo mau ngerjain kita atau nguji kesabaran kita jangan gini ceritanya" Naruto pun emosi sambil menerima pesanan ramennya.

"Udah gaes, udah. Kita biarin dulu dia makan dengan tenang abis itu baru kita kader dia baik-baik agar kembali ke bentuk semula seperti sedia kala" kata Gaara puk-puk-in bahu Hinata.

Ddrrtt….ddrrrtt…..

Hinata merasakan hempong Sasuke bergetar.

'Panggilan dari Sasuke…'

"Ha-halo…" kata Hinata menjawab telepon.

"Yang bikin gua sedih. Sasuke yang biasanya ngangkat telepon cuma pake 'woee' sekarang jadi sok unyu pake halo halo segala.." kata Gaara bersandar di bahu Naruto.

"Sama bro, sama…" Naruto pun ikutan galau.

"Mohon bersabar, ini ujian" Sai pun pasrah dan merasa menerima ujian terberat dalam sejarah pertemanan mereka.

'Kamu lagi dimana?'

"Lagi di kantin. Lagi makan" kata Hinata kalem yang bikin Shikamaru nangis darah.

'Kamu bisa ke sini gak?'

"Dimana?" tanya Hinata sambil menyelipkan rambutnya di balik telinganya yang bikin Kiba harus dikuatkan oleh kata-kata bijaknya Sai.

'Di toilet cewe nih. Buruan! Urgent. Masalah biologis. Gue nggak tahu harus ngapain'

"A-ehm, gue du-luan ya teman-teman.." kata Hinata berdiri dari kursinya.

"TEMAN-TEMAN?" seru yang lain udah capek dibikin shock sama Sasuke.

"Gaes…" kata Hinata mengoreksi.

"Mau kemana lo?" tanya Gaara.

"Bentar ya. I-ini dompetnya. Ba-bayarin ma-makannya ya" kata Hinata meletakkan dompet Sasuke lalu segera berlari menuju toilet yang dimaksud.

Sesampainya di depan pintu toilet Hinata segera menghubungi Sasuke.

'Oeh, gue masih di dalem. Ini gimana ceritanya. Sesuatu keluar dan celana lo jadi merah gini. Ini darah seriusan? Buseet dah, serem amat!'

"A-aku lagi di-di depan pintu to-toilet. Ka-kamu lagi me-mens" kata Hinata takut-takut. Masalahnya cewe yang lagi mens itu banyak gak bolehnya dan harus rajin ini itu.

'Iya, gue tau. Tadi Shion bilang. Jadi gue harus ngapain?'

"Ya pake pembalut!" kata Hinata lancar.

'Boleh gak pake?'

"N-nggak boleh. Ka-kalo nggak pa-pake nanti tembus. Ba-bagi ce-cwe itu ma-malu-maluin loh. Pokoknya ha-harus pa-pake!" tegas Hinata.

'Aku gak ngerti pake pembalutnya yang gimana'

"Pake yang bi-biasa aja. A-aku ke kantin dulu be-beli ya, ka-"

'WAAIITT HINATA, WAIIITTT….! Plis pikirin dulu, masa iya Sasuke beli pembalut di kantin'

"Pi-pikirin ju-juga. Masa ce-cewe mensnya te-tembus. Malu!"

'Tapi kamu beli pembalut juga bikin malu..!'

"Nanti kamu tembus juga bi-bikin malu!'

'Haisshh. Jadi gimana dong?'

"A-aku mi-minta sama Ino gapapa?"

'Hah, Ino ya. Yaudahlah bodo amat. Pokoknya buruan!'

Hinata segera berlari menuju kelasnya dan langsung to the point-

"Ino, pinjam pembalut!"

"HAAHHHHH…?"

Bruaghhh…

Dugghhh…

Trancangcangpraang….

Bukannya dikasi pembalut, Hinata malah dapat lembaran segala benda terdekat dari tangan wanita-wanita yang ada di kelas begitu melihat sosok maskulin seorang Uchiha Sasuke ngangetin aja tiba-tiba minta pembalut.

"De-dengerin dulu..!"

"GAAAAKKK….!"

Ah, gak ada jalan lain. Hinata harus ke kantin belinya. Persetan dah sama harga dirinya Sasuke, yang penting di rok sekolahnya gak ada 'tembus'. Hyuuga gitu loh, pamali kalo anak cewe sampe tembus depan umum. Makanya harus safety. Sori ya Sasuke, ini demi aturan keluarga Hyuuga. Sori banget!

"Eh, eh, Sasuke tuh" kata Naruto skefo. Sekedar info.

"Ngapain dia?" tanya Gaara bingung melihat Sasuke menunjuk sesuatu yang gak seharusnya ditunjuk oleh seorang cowok. Terlebih lagi, seorang Sasuke.

"Kesana ah. Penasaran gue" Sai beranjak menuju Hinata yang lagi beli pembalut. Kiba dan Gaara juga penasaran, sementara yang lain tetep menghayati makan dan tinggal nunggu laporan kejadiannya.

"Beli apa lo?" tanya Kiba penasaran.

"Pembalut!" tegas Hinata.

"Wah, lo punya eksperimen baru ya, men? Ajakin dong!" senggol Gaara.

"Gila, gila. Kenceng banget dah maen lo sekarang" Sai geleng-geleng salut.

"Kalo lo pengen kumpulin properti-properti cewek, kita bisa bantuin kok. Pembalut pengen diapain sih? Masa iya jadi pengganti penghapus papan tulis kita yang ilang? Gak kreatif ah!" tanya Kiba heran.

"Duluan ya" dan Hinata pun pamitan.

"Ah, tenang aja bro. Sasuke emang gitu. Dia sebagai tester dulu, ntar kalo berhasil pasti ngajakin kita kok" kata Gaara optimis.

Ah, cape banget deh hari ini. Udah pemanasannya lama banget,jadi keeper dadakan, lari-larian cari pembalut lagi. Sabar Hinata, sabar. Daripada Sasuke mens depan umum kan nggak lucu? Ketahuan Papa bisa abis kena bantai. Pamali pokoknya, pamali!

"Aku udah di-disini!" kata Hinata nelpon Sasuke.

'Oke, gue keluar. Di luar sepi kan?'

"Buruan"

Sasuke pun keluar dari toilet.

"Ini" kata Hinata menyerahkan sebungkus pembalut pada Sasuke.

"Aturan pakainya?" tanya Sasuke melirik kesana kemari. Untungnya sekarang masih jam pelajaran jadi segala sudut penjuru KHS masih pada sepi.

"Tinggal buka bungkusnya dan pasang" kata Hinata ngos-ngosan.

"Gampang!"

"Be-belum te-tembus rok kan?" tanya Hinata asli panik.

"Nggak ah, tenang aja"

Sasuke kembali ke salah satu kamar toilet dan membuka bungkusan benda halus dan tipis tersebut. Setelah terbuka, Sasuke kemudian mengelus bagian permukaan pembalut tersebut. Wajarlah, first experience gitu loh.

"Halus banget ternyata…" kata Sasuke mengusap-usapkan di pipinya.

Gak butuh waktu lama, Sasuke keluar dari dalam toilet dengan sedikit ngangkang. Pertama kali mengalami, mencoba dan merasakan setelah hidup 17 tahun di dunia.

"Udah?" tanya Hinata was-was.

"Beres. Cuma rada geli ya" kata Sasuke menarik-nari celana dalamnya.

"Setiap 4 jam sekali harus ganti" kata Hinata memperingati.

"Buset, mubazir amat. Kirain pakenya 1 untuk selamanya. Emangnya beginian berapa menit sih baru berenti? Ngeri gue liat-liat darah kek gini" tanya Sasuke berusaha menyamankan posisinya.

"Be-berapa menit? 5 hari"

"APAAAAA…?"

"Ka-katanya pi-pinter, ma-masa gi-gitu aja g-gak ngerti" kata Hinata manyun.

"5 hari dan setiap 4 jam harus ganti?" tanya Sasuke memastikan. Hinata mengangguk.

"Terus kalo ganti tinggal buang dan pasang yang baru kan?"

"G-gak boleh. Ha-harus dicuci dulu" Hinata lama-lama capek juga kalo kayak gini. Ternyata Sasuke goblok juga yah, ginian aja gak ngerti. Pikirnya Hinata.

"Hah? Dicuci? Dibilas dan dikeringkan gitu? buang langsung aja kan bisa" kata Sasuke protes. Masa iya cuci cuci gituan. Iyuwwhh.

"Gak bo-boleh. Pamali!"

"Masa iya gua yang cuci. Sekalian dikumpulin dan dilaundry aja bisa gak?"

"HEEEHHHH…?" teriak Hinata panik menunjuk ke arah kaki Sasuke.

"Kenapa lagi sih-HEEEEEHHHH….?" Sasuke pun ikutan heran.

"Kok jatoh?" Sasuke heran memandang pembalut yang tadinya terpasang kini jatuh lemes diantara kedua kakinya. Hinata memasang wajah marah.

"Ta-tadi serius gue pasangnya sesuai aturan pakai" Sasuke memberikan pembelaan.

"Plastik pe-penutup ba-bagian perekatnya di-dibuka gak?" tanya Hinata segera mengamankan benda memalukan tersebut.

"Nggak…"

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

Hay hay hay. Sorry ya gengs apdetnya lama. Kika lagi enyoing holidays soalnya. Hehe, pulkamz gitu loh.

Yosh segini dulu.

Tungguin lanjutannya ya gengs.

RnR jangan lupa hayoo..

See u next chap

*kisskissbye