Disclaimer: Masashi Kishimoto.

.

.Revival.

.

.

.

.

.

.


"Baiklah, kau boleh kembali ke tempat mu, Miss Haruno" Suara tegas pria yang usia nya hampir setengah abad itu membuyarkan lamunan Sakura.

Gadis bersurai merah muda itu langsung menunjukan cengiran nya dan bangkit dari tempat duduk.

"Tapi..." suara kepala sekolah yang diketahui bernama Jiraya itu membuat langkah Sakura terhenti sesaat.

"Sebagai ganti atas ketidakhadiran mu yang tanpa keterangan di kelas, kau akan mendapat pelajaran tambahan" Wajah ceria Sakura seketika berubah menjadi suram kembali.

"Apakah harus? Kakek, aku-"

"Jangan membantah ku untuk kali ini, Sakura!" Jiraya menggertak sambil menatap cucu satu-satunya itu dengan tajam. Sebenarnya, Jiraya tak habis pikir lagi dengan kelakuan Sakura. Yang notaben nya, sangat bertolak belakang dengan sifat kedua orang tua nya, Haruno Gaara dan Haruno Tayuya.

Mereka bahkan terkenal dengan bakat alami mereka yang melegenda. Gaara terkenal sebagai penyihir gurun pasir yang sangat handal, begitu pula dengan Tayuya, dia adalah 'sang okestra' yang bisa memainkan bunyi sangat merdu. Baik itu untuk pertahanan atau sekedar hiburan.

Tapi, tidak dengan Sakura. Sampai detik ini, dia belum menemukan bakat apa yang dia miliki. Bahkan sampai menjelang tahun ke dua di sekolah khusus penyihir pun, dia belum menemukan jati diri nya.

Mungkin, itulah yang membuat Sakura berkecil hati dan memilih untuk berbuat onar agar dapat menunjukan pada semua orang bahwa dirinya pun 'terlihat' di dunia ini.

Orang-orang selalu mengabaikan nya dan memberinya julukan 'Si anak sial' karena dia, adalah anak satu-satunya dari pasangan penyihir terkenal tapi belum juga menemukan bakat alami nya.

Oleh karena itu, Jiraya. Kakek, sekaligus kepala sekolah disini memutuskan untuk memberikan pelajaran tambahan untuk Sakura. Agar dirinya bisa 'memancing' kekuatan itu keluar dari tubuh nya.

Sakura tetap bergeming di tempat nya dan sedikit terkejut dengan tingkah Jiraya yang menggertak nya.

Jiraya menghembuskan nafasnya "Uchiha Sasuke. Kau boleh masuk ke ruangan"

Pintu pun terbuka dan menampilkan seorang pria dewasa berpakaian serba hitam dengan rambut yang tersisir rapi ke belakang.

"eng.. apakah dia akan menjadi pelayan ku?" Sakura menunjuk Sasuke dengan polos.

BUAGH!

"AWWW! kenapa kau memukul ku, kakek?!" Sakura meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya yang terlihat bejolan karena dipukul oleh buku tebal milik Jiraya.

"dia adalah Uchiha Sasuke. Orang yang akan menjadi guru mu sampai kau mendapatkan kekuatan mu!" Sasuke mengangguk hormat kepada Jiraya dan Sakura.

"Saya Uchiha Sasuke" Sasuke mengulurkan tangan nya kepada Sakura.

Sakura menaikan sebelah alisnya, lalu menjabat tangan Sasuke dengan lincah "Uchiha ya? menarik" ujarnya sambil menatap intens guru barunya itu.

Sakura pun melepas jabatan tangan itu dan berlalu menuju kelas nya. Sasuke hanya tetap bergeming di tempat nya sambil menatap telapak tangan nya yang baru saja di genggam oleh Sakura.

Kenapa telapak tangan nya tidak terbakar? Biasanya, orang-orang akan merasakan panas bila menyentuh tangan ku. Hanya dia yang tidak.Apakah gadis itu benar-benar tak memiliki kekuatan apapun?

Sasuke berkata dalam hati sambil menggelengkan kepalanya. Lalu menunjukan seringai andalan nya.

Mungkin, tugas ini tak akan membosankan seperti yang dia bayangkan sebelum nya. Gadis Haruno itu cukup menarik.


Sasuke pov.

"Apa tanggapan mu terhadap cucuku itu, Sasuke?" Jiraya bertanya padaku sambil menawari secangkir kopi yang baru saja datang.

Aku menyeringai sambil menyeruput kopi milik ku, "Menarik"

Jiraya terkekeh "Cucu ku itu memang mempunyai daya tarik yang kuat. Dia sangat mirip dengan Tayuya. Saat aku dan Tsunade melihat nya untuk yang pertama kali di panti asuhan itu, aku sudah merasakan nya. Bahwa kelak, Tayuya akan menjadi gadis yang hebat. Bakat itu sudah jelas terlihat bahkan ketika dia masih bayi."

Jiraya tersenyum sambil menerawang mengingat masa lalu nya.

"Entah siapa orangtua kandung Tayuya, hingga kini, aku masih belum menemukan jawaban nya. Tapi, aku bersyukur karena Tayuya sangat mengerti hal itu dan tak pernah menanyakan apa pun kepada ku. Apa yang terjadi dengan Sakura kali ini, adalah suatu kejanggalan yang rumit. Biasanya, seorang anak yang terlahir dari 2 penyihir dengan bakat alami, akan menemukan bakat nya, selambatnya sampai dia berumur 12 tahun."

"Tapi, kini usia Sakura sudah 17 tahun dan belum menunjukan bakat apapun. Tayuya dan Gaara sudah berusaha semaksimal mungkin, dan mereka pun memutuskan untuk memasukan Sakura ke sekolah ini. Agar dia menemukan bakat nya. Namun, nihil. Hingga saat ini, Sakura belum menemukan bakat nya" Jiraya berkata panjang lebar dengan raut wajah cemas.

Aku meletakan cangkir ku dan berdeham agar menetralisir suasana yang menjadi melankolis.

"Aku tak sependapat dengan mu, paman" Ucapan ku membuat Jiraya menatap ku penuh pertanyaan.

"Sakura sudah memiliki bakat alami nya, hanya saja terpendam. Yang harus kita lakukan hanyalah 'memancing nya' agar kekuatan itu keluar secara maksimal"

Jiraya mengerutkan dahi nya penasaran "Bagaimana kau tau kalau Sakura sudah memiliki bakat alami nya?"

Aku mendengus dan menatap telapak tangan ku " Uchiha terkenal dengan bakat alami api nya. Setiap bertemu dengan orang baru, aku akan menunjukan bakat ku ketika bersalaman. Aku akan 'memanaskan' sedikit telapak tangan ku agar ketika bersalaman, 'si orang baru' ini akan kepanasan. Hal itu ku lakukan agar menunjukan bahwa aku adalah 'Uchiha' "

Jiraya terkekeh geli "Oh, ya. Kau melakukan hal yang sama padaku 10 tahun silam"

"Tapi, tidak dengan Sakura" Ucapan ku membuat kekehan Jiraya berhenti dan memandang ku bingung.

"Saat bertemu dengan Sakura, aku melakukan trik yang sama. Tapi, dia tak terbakar atau menunjukan raut terkejut apa pun. Seakan, dia bisa menetralisir seluruh hawa panas ku. Atau, bisa jadi dia meresap nya. Ini aneh. Aku belum pernah menemukan hal seperti ini sebelum nya" Jiraya membulatkan kedua matanya, berbinar akan penjelasan ku.

"Tak sia-sia aku mempercayai mu untuk melatih Sakura. Belum satu hari, dan kau telah menemukan bakat nya. Yang bahkan aku pun tak bisa menemukan nya selama 17 tahun ini"

Jiraya menepuk pundak ku sambil menggelengkan kepala nya tak percaya.

"Namun, aku masih ragu bakat apa yang sebenarnya yang Sakura miliki. Aku harus melakukan observasi terlebih dahulu" Aku memainkan pulpen yang berada di depan ku dengan bimbang, namun Jiraya malah mengangguk antusias.

"Ya, lakukan lah! observasi atau apa pun itu. Kau tinggal bilang padaku, apa yang kau butuhkan! Apa pun itu. Asalkan Sakura-ku bisa menemukan bakat asli nya" Jiraya tersenyum lebar. Aku menaikan kedua alis ku, lalu menatap nya tajam.

"Sebenarnya, ada satu hal yang ku pinta, paman"

Jiraya mengangguk antusias "Ya, apa yang kau minta?"

"Ketika aku melatih Sakura nanti. Tolong, jangan ikut campur. Apa pun yang aku lalukan kepada nya, adalah dasar bahwa aku ingin menemukan bakat asli nya. Bahkan, bila Sakura merengek pada mu untuk memberhentikan ku. Jangan turuti kemauan nya. Kecuali, bila aku sendiri yang mengajukan untuk memundurkan diri"

Jiraya membalas tatapan ku dengan alis mengerut, sesaat kemudian dia terkekeh "Uchiha, memang penuh perhitungan dan bakat intimidasi yang memukau" Dia pun tertawa lebar, lalu mengangguk pelan.

"Ya, aku akan mengabulkan permintaan mu. Kau benar-benar mirip dengan Mikoto saat melatih Tayuya dulu. Omong-omong, berapa usia mu sekarang, Sasuke?"

Aku menaikan kedua alis ku " 27" jawab ku singkat.

"Cukup dewasa dan berani mengambil keputusan. Apakah kau sudah memiliki seorang kekasih?" Ujarnya, aku mengerutkan alis ku dan menggeleng.

"Tampan, berbakat, kaya raya dan memikat. Pasti para wanita sudah berbaris menunggu mu di luar sana. Apa yang membuat mu belum memiliki seorang kekasih?"

Jiraya menampakan raut menggoda padaku, aku menggedikan bahu ku dengan santai.

"Hanya belum menemukan yang pas saja"

"Bullshit! " Jiraya mengumpat dan membuat ku menaikan kedua alis ku terkejut.

"Oh, maafkan aku, Sasuke. kebiasaan ku memang sulit dihilangkan" Jiraya menggaruk tengkuk nya dan sedikit rona di wajah nya membuat ku yakin dia sedang malu atas tindakan nya tadi.

Aku tertawa, "Tak usah dipikirkan. Aku pun sering mengumpat bila sedang kesal"

"Well, sepertinya bakat mengumpat mu menurun dari Mikoto. Untuk seorang wanita anggun sepertinya, tak kusangka dia bisa mengeluarkan umpatan mengejamkan. Dalam satu hari, bahkan aku bisa mendengar puluhan umpatan dari nya"

kami berdua pun tertawa mengingat kebiasaan buruk ibu ku yang memang suka mengumpat.

"Tapi, Sasuke. Apakah kau yakin dengan tugas mu kali ini?" pertanyaan Jiraya membuat suasana kembali serius.

"Apakah kau meragukan ku, paman?" pertanyaan pun ku balikan kembali padanya. Jiraya menggeleng dan tersenyum miring "Aku tak pernah meragukan keturunan Uchiha sekalipun"

Aku menggedikan bahu, "Kalau begitu, biarkan aku bertugas dengan damai"

Jiraya tertawa kembali, "Ya, gunakan semua kemampuan dan waktu mu untuk nya. Aku akan selalu menunggu saat dimana cucu ku bisa mengeluarkan bakay asli nya"

Aku menjulurkan cangkir kopi ku pada nya, Jiraya mengerutkan kening nya. "Kau tak menyuruh ku untuk bersulang dengan secangkir kopi kan? Sasuke?"

Aku terbahak, "Well, karena disini tak ada alkohol. Tak ada salah nya bersulang dengan secangkir kopi"

Jiraya mengikuti ku dan terkekeh "Bersulang untuk tugas mu kali ini?" Aku mengangguk pelan "Ya, bersulang untuk itu"

Dan gelas kami pun berdentingan. Aku menyesap kopi ku sambil membayangkan kekuatan apa yang akan kuhadapi nanti nya, kekuatan tersembunyi dari Sakura.

Entah apa pun itu, pasti kapasitas nya sangat besar sehingga bisa meredam kekuatan api ku.

.

.

To be Continued...

...


cerita aneh yang entah dari mana asal nya. Ide nya sampai ketika aku sedang menikmati sarapan di salah satu restoran cepat saji, ditemani dengan tugas kampus yang menumpuk.

Bukan nya mengerjakan tugas, malah terpikirkan untuk membuat fanfic baru wkwkwkwk

Maafkan typo-typo yang bertebaran yaa, aku baru mencoba menulis fanfic menggunakan hp, and agak susah buat mengedit nya wkwkkw

.

.

aku berharap respon kalian bagus untuk cerita ini, well... selamat menikmati,

See ya in the next Chapter!

.

.

Kendalls•_•