4.

.

.

.

.

.


Kyuhyun mengerang, kicauan samar burung-burung mungil yang berkolaborasi dengan matahari pagi membuat kepalanya semakin berdenyut-denyut. Saat ia membuka kedua matanya untuk sekadar mengintip, cahaya surya pagi malah langsung menerjang pupil matanya. Ah, tak bisakah hari berubah menjadi gelap lagi sehingga ia bisa mengistirahatkan badannya? Ia lalu memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak, menyadari bahwa ia masih Kyuhyun yang sama, masih menjadi musuh bebuyutan sinar matahari pagi yang akan selamanya ia benci.

"Sayang"

Pria itu mengernyit saat ia mendengar alunan suara lain selain celoteh burung-burung pagi hari yang khas, lalu Kyuhyun memaksa untuk membelak, mendapati seorang gadis telanjang memeluk erat pinggangnya dan membenamkan wajah mempesonanya pada dada Kyuhyun, membelai pelan permukaan kulit dada pria itu dan mengecupinya pelan. Hal manis yang selalu gadis itu lakukan pagi harinya setelah percintaan panas yang ia dan Kyuhyun lakukan diwaktu malam. Ia tahu, Kyuhyun menyukainya.

Sangat.

"Seohyun?" Kyuhyun semakin mengerutkan wajahnya lalu berangsur duduk, bersandar di kepala ranjang sembari memegangi kepalanya yang berdenyut. Bagaimana bisa gadis ini berada di ranjangnya? Lalu apa ini? aroma seks yang khas saat ini menyeruak masuk dalam penciumannya, membuat perasaannya semakin jelek saja.

"Ya darling?" Gadis itu mendesah mesra, masih mengecupi dada Kyuhyun, turun menjilati perut pria itu hingga berhenti di pusar yang dijilatinya memutar, seakan menggoda Kyuhyun agar pria itu kembali ereksi dan menindih dirinya. Cara menggoda yang sama, seperti biasanya.

"Apa yang kau lakukan di ranjangku?" suara Kyuhyun berubah parau, didorongnya kepala gadis yang dipanggil Seohyun itu agar ia menghentikan kegiatan untuk merangsang dirinya. Seohyun mengumpat samar, menyelami wajah pria nan rupawan yang selalu ia kagumi dalam diam, yang selalu ingin ia miliki seutuhnya dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam mimpi yang mana hanya berani ia impikan. Mengapa pria ini aneh sekali? Seohyun menggumam dalam hati, ikut mendudukkan dirinya di sebelah Kyuhyun dan turut bersandar pada kepala ranjang. Pria itu tidak amnesia mendadak bukan?

"Kau memanggilku ke hotelmu untuk bercinta. Tak ingatkah kau? Suaramu malam itu bahkan terdengar seperti desahan dan aku mengumumkan bahwa semalam adalah percintaan paling panas yang pernah aku lalui bersamamu. Kau luar biasa, darling! Kau benar-benar seperti maniak seks semalam. Apa yang membuatmu terangsang hebat sebelum memanggilku?"

"Seks?" Kyuhyun merasa ia seperti orang yang lupa ingatan, pikirannya mengosong, hampa dan ia masih belum menemukan alasan mengapa ia bisa-bisanya meminta model itu untuk bercinta dengannya. Kyuhyun ingat dengan sumpahnya bahwa ia akan mencoba untuk menghentikan kegiatan seks dengan para model ternama dan berusaha untuk meredam gejolak hasrat prianya dengan melakukan mastrubasi sendiri. Ia tidak mau mengikat wanita pelacur manapun sekaligus menghemat pengeluaran uangnya untuk membayar mereka. Harta Kyuhyun akan sangat mudahnya mereka keruk!

Sepertinya malam itu dia sangat terangsang hebat sehingga ia tidak sadar untuk memanggil Seohyun. Tapi apa yang membuat libidonya naik? Apakah ia habis menonton film porno semalam? Ataukah ia digoda oleh lekuk tubuh menggiurkan dari kolega bisnis wanitanya yang seksi?

Tidak, jika seperti itu ia bisa mengatasinya dengan mastrubasi sendiri. Bahkan jika tidak, ia yakin libidonya itu perlahan akan surut sendiri seiring bertambahnya waktu.

Pasti ada suatu sumber yang luar biasa hebatnya sehingga ia terangsang seperti itu. Sepintas, percintaan panasnya di ranjang bersama Seohyun semalam membekas samar dalam benaknya, lalu Kyuhyun mendesah. Malam itu ia benar-benar terangsang hebat, benar-benar menahan gejolak hasrat yang melingkupi dirinya. Luar biasa meluap. Bukan, bukan karena ia bercinta dengan Seohyun. Gadis itu hanya pelampiasan. Hasrat menggebu itu yang membuatnya memanggil Seohyun untuk menuntaskan napsunya.

Tapi apa? Apa penyebabnya?

"Darling!" Seohyun menaikkan nada suaranya, menatap kearah Kyuhyun yang menerawang dengan tatapan kosong. Ada yang tidak beres dengan 'Kyuhyun-nya'! Bagaiman bisa pria itu tidak mengingat kejadian semalam? Pria itu tiba-tiba saja berubah menjadi seperti maniak yang tidak mau berhenti, menjelma sangat perkasa berkali-kali lipat dan kenjatanannya yang sangat mengeras dan berurat. Gadis itu mendapati kenikmatan berkali-kali lipat dari yang biasa ia dapat dari Kyuhyun.

Oh ya! Seohyun meringis, mendapati sepintas memori malam itu yang membuat dadanya sakit sekaligus penasaran. Ia harus menanyakannya kepada Kyuhyun.

"Malam tadi, nama siapa yang kau sebut saat kau mencapai orgasme mu? Aku tidak pernah mendengarnya selama kita bercinta"

Seketika tubuh Kyuhyun mengejang. Pria itu dengan cepat memutar tubuhnya, menatap kearah Seohyun yang bersedekap, terlihat kesal mengingat kejadian itu. Gadis mana yang tidak sakit saat pasangan seks yang kau cintai menyebut nama orang lain saat melakukannya denganmu?

"Apa maksudmu?"

"Setiap kali kau hampir meraih puncakmu, kau menyebut nama Sungmin berulang-ulang! Siapa gadis itu?"

Sungmin?

Lee Sungmin?

BADEBAH! IA INGAT SEKARANG.

"Pemain film dewasa yang aku gilai" Kyuhyun berucap dengan mantap lalu memutuskan untuk turun dari ranjang bekas percintaan mereka dengan secepat kilat, menyambar celana pendek dan kemeja putihnya yang berhamburan di lantai yang dihiasi karpet beludru lalu memakainya asal. "Pulanglah Seohyun, bayaranmu akan kutransfer siang ini"

"AKU TIDAK BUTUH UANGMU LAGI!" Gadis itu menjerit, menyambar selimut putih hotel lalu membungkus tubuh menggodanya, mendekati Kyuhyun dan menyentuh pundak pria itu agar menatapnya. "JANGAN KIRA AKU PERCAYA BEGITU SAJA JIKA GADIS ITU BENAR-BENAR PEMAIN FILM PORNO KESUKAANMU!"

"JANGAN MEMBENTAKKU!" Kyuhyun balas menjerit kearah Seohyun hingga gadis itu tersentak, menatap tajam kearah gadis itu lalu membalikkan tubuhnya lagi. "Bukan keharusanmu untuk mengetahui gadis-gadis mana yang masuk dan keluar dari hidupku! Bukan keharusanmu pula untuk memprotes nama siapa yang aku sebut saat melakukan seks denganmu! Tugasmu hanya memuaskanku di ranjang, bukan kau introgasi!"

"Kau milikku! Aku mencintaimu, aku menginginkanmu bukan hanya sebagai pasangan seks! Aku mengingini kau dan juga hatimu!"

"Sayang sekali, aku tidak menginginkan apapun darimu mulai dari sekarang" Kyuhyun mendesis, meraih dompetnya yang tergeletak manis di atas meja kaca hotel lalu mengeluarkan kartu kreditnya, melemparkannya kearah Seohyun. "Kau sekarang tidak memiliki keharusan untuk memuaskanku di ranjang karena aku tidak menginginkannya lagi. Persetujuan seks antara kau dan aku sampai disini dan aku harap kita tidak memiliki hubungan apapun untuk seterusnya. Di dalamnya masih terdapat tiga ratus juta won, lakukan apa yang kau mau dengan uang itu. Hubungi pengacaraku apabila kau merasa tak cukup puas dengan uang itu, dia akan menambahkannya!"

"Darling, aku..."

"Keluar!" Kyuhyun berucap datar, menghempaskan dirinya menuju sofa cokelat empuk yang berdiam di sudut kamar, meneguk air mineral dingin yang telah disediakan sebelumnya dari hotel hingga kandas setengahnya.

"Tidak! Aku tidak akan keluar sebelum kau menarik kembali ucapanmu untuk mencampakkan aku!"

"Brengsek, apa perlu aku menyuruh anak buahku untuk menyeretmu keluar dari sini? Aku tidak mempunyai mood sama sekali untuk memerintah!"

Lalu gadis itu ingin menangis, membendung seluruh emosi, kekecewaan dan amarahnya dalam bentuk linangan air mata. Kyuhyun mencampakkannya! Ia dibuang dan semua itu karena satu nama yang ia ungkit saat percintaannya dengan Kyuhyun semalam. Seohyun benar-benar tidak akan percaya bahwa 'Sungmin' adalah pemeran film dewasa seperti yang Kyuhyun sebutkan. Cho Kyuhyun tidak pernah tertarik pada public figure manapun!

"Aku mencintaimu, darling"

Tiga kata itu yang bisa Seohyun ucapkan untuk terakhir kali, sebelum ia menutup pintu kamar hotel milik Kyuhyun dan menghilang di lorong hotel, ditelan oleh kejauhan. Lalu Kyuhyun mendengus, mengusap kasar wajahnya dan memejamkan matanya.

"Lee Sungmin" ia mendesah parau, ingatan-ingatan malam itu seketika menjadi jernih. Alasan mengapa ia tiba-tiba terangsang hebat dengan gairah meluap. Alasan mengapa ia memanggil Seohyun. Alasan mengapa ia menyebut nama 'Sungmin' saat orgasme...

Itu hanya karena kemarin ia mengurus pria mungil itu seharian. Memeluk, menyuapi, menjaga, mencuri ciuman Sungmin...

Dan menghirup aroma samponya.

"Aku terangsang karena seorang pria?" Kyuhyun memaksa untuk tertawa, lalu terhenti. Tidak, tidak! Ia bukan penyuka sesama jenis. Hal ini tidak mungkin terjadi!

Dia tidak akan pernah sudi untuk tertarik pada pria!

"Lalu mengapa aku mau mengurusnya? Mengapa aku menciumnya? Mengapa aku terangsang? Mengapa aku meminta waktunya selama satu minggu? Sial!"

Kyuhyun mendendang meja kaca dihadapannya hingga terjungkir balik, berteriak parau lalu menyambar telepon genggam miliknya, mengetikkan sesuatu cepat disana dan menggeram. Melempar ponsel itu dengan cepat ke lantai saat pesan singkat yang ia ingini telah berhasil terkirim.

"Luar biasa, Kyuhyun!" Kyuhyun mengerang, mengusap lagi wajahnya dengan kasar. "Kau bahkan tahu nomor ponsel pria itu!"

.

.

.


Tidak usah dimulai dari hari Senin. Aku menginginkan kau dan waktumu mulai besok. Pengacaraku akan datang menemuimu sepulang dari kantor malam ini.

Sungmin ingin mengumpat, kalau perlu ia ingin mengamuk di dalam bus ini hingga membuat seluruh isi bus bergoyang hebat. Kalau bisa ia ingin menghancurkan seluruh isi Seoul dan meratakannya dengan tanah!

Ia baru saja mendapatkan pesan masuk dari nomor pribadi yang tidak dikenal, dan saat ia membuka pesan terkutuk itu,

Ia bahkan tidak perlu repot-repot menerka siapa dalang di balik semua itu.

"Psikopat gila!" Sungmin memekik, mengguncang-guncangkan ponsel miliknya itu ke udara namun tidak berani untuk membantingnya ke tanah. Hei, dia masih memiliki logika sekesal-kesalnya ia! Harga ponsel saat ini tidak bisa dikatakan murah.

"Hebat sekali, darimana seorang CEO yang agung dan mulia sepertimu mengetahui nomor seorang pegawai rendahan? Brengsek!"

Sungmin tidak bisa berhenti mengumpat. Ia pikir Kyuhyun hanya bercanda semalam! Pikiran pria itu berkecamuk, dan ia memilih untuk mendekam saja di rumah sakit daripada terjebak selama satu minggu dengan psikopat licik dan maniak seperti Cho Kyuhyun.

Hidupnya jelas tidak akan tenang!

"Dasar sinting! Hanya hal sepele dan ia menggunakan pengacara untuk membuat kesepakatan tertulis? APA APAAN DIA!"

Sungmin tidak tahan lagi, ia ingin memaki Kyuhyun! Ia ingin berteriak kencang dihadapan si anjing gila itu, ingin mendang wajah pongah dan arogan milik Kyuhyun! Namun ia jelaslah tidak berani, bisa mati dia apabila melakukannya. Karirnya sebagai karyawan Cho Enterprise akan terbang melayang begitu saja, dan Sungmin tidak ingin hal itu terjadi!

Apa aku tidak usah datang ke kantor hari ini agar tidak melihat wajahnya?

Sungmin bergumam, menimbang-nimbang apakah ia harus turun sekarang, keluar dari bus yang membawanya menuju Cho Enterprise dan berbalik ke rumahnya, berpura-pura bahwa ia sedang keluar kota agar Kyuhyun tidak bisa menangkapnya?

Tapi sama saja! Cepat atau lambat ia harus kembali. Sungmin tidak akan pernah bisa selamanya bersandiwara di luar kota!

Ah, tidak mungkin. Sungmin menggeleng, berusaha berpikiran positif.

Pemikiran gila apa yang kau pikirkan, Sungmin? Mana mungkin CEO congkak seperti dia ingin menunjukkan dirinya lagi di kantor divisi kreatif? Sama sekali tidak mungkin! Ia tidak akan bisa bertemu dengan Kyuhyun mulai dari sekarang, bahkan selamanya!

Pegawai rendahan tidak akan mungkin bertatapan dengan CEO yang agung walaupun Sungmin pernah bertatapan langsung dengan pria itu. Setidaknya kejadian itu tidak akan pernah terulang lagi.

Ya, tentu saja. Ia akan pergi ke kantor hari ini dengan hati riang karena Cho Kyuhyun tidak mungkin bertemu dengannya langsung.

Getar ponselnya membuat lamunan Sungmin terbuyar. Dengan tergesa ia menekan layar ponselnya, mendapati nomor pribadi tidak dikenal mengiriminya pesan singkat yang kedua.

Tunggu, mungkinkah pengirimnya...

Sampai bertemu di kantor pagi ini, Tuan Lee.

.

.

.


"Sungmin, brengsek kau! Mengapa kau tak menggubrisku?"

Lee Hyukjae mendesah frustasi, sedari tadi ia rela bolak-balik dari meja kerjanya menuju tempat Sungmin, menarik perhatian agar pria itu menggubris dan menatap kearahnya. Namun Sungmin seperti buta dan tuli, tidak menghiraukan Hyukjae yang sedari tadi menjerit dan mengumpat namanya. Hyukjae mulai sedikit berang, Sungmin tidak pernah mengacuhkannya seperti ini!

"LEE SUNGMIN!"

"APA?"

Sungmin menyerah, membantik mouse komputer yang sedari tadi ia genggam lalu membantingnya agar menerjang meja kerjanya hingga menimbulkan suara benturan yang nyaring. Tak bisakah pria itu berhenti mengoceh barang sedetik saja? Ia stres, depresi dengan beban pikiran yang meletup-letup. Betapa besar lebar mulut Lee Hyukjae!

"Jangan mengacuhkan aku! Aku bukan berbicara dengan tembok!"

"Aku pusing, berhentilah sejenak. Kau tidak akan mengerti"

"Ya, aku memang tidak mengerti, Sungmin! Aku tidak akan pernah mengerti saat mendapati seorang Cho Kyuhyun di apartemenmu dan bertanya-tanya keperluan apa yang ia inginkan dari seorang pegawai biasa!"

Sungmin menahan napasnya, menatap Hyukjae dengan ekspresi kaget dan pria itu tersenyum simpul, bersedekap lalu mengetuk-ngetukkan sepatu cokelat mengkilapnya ke lantai, menunggu Sungmin memberi jawaban yang ia inginkan.

"Pelankan suaramu, seluruh isi kantor bisa mendengar!"

"Tidak! Tidak sebelum kau menjawab pertanyaanku!"

Sungmin mendesah lalu melipat kesepuluh jarinya, membenamkan wajahnya agar tenggelam pada permukaan meja, seakan tidak mau lagi menatap dunia. Apa yang harus ia katakan pada Hyukjae? Haruskah ia mengaku dan mengatakan:

Oh Hyukjae, ya! Yang dilakukan Cho Kyuhyun kemarin adalah merawatku, menyuapiku, menjagaku dan melayaniku dengan baik karena aku sakit. Dia bahkan menginginkanku dan meminta seminggu waktuku! Itulah yang Cho Kyuhyun lakukan!

Tolol, mana mungkin ia memberitahu Lee Hyukjae. Apalagi ditambah dengan faktor 'mulut gosip CEO' nya yang mendukung.

"Dia ingin mengembalikkan surat lahirku, kau sudah tau bukan cerita tentang ia yang meragukan jenis kelaminku?"

"Tidak mungkin dia melakukannya! Dia mempunyai kegiatan yang jauh lebih penting daripada mengurusi surat lahirmu, Sungmin! Ia bisa mengembalikannya kapan saja padamu melalui sekretaris atau kepala divisi. Kau tahu apa yang ia lakukan kemarin? Dia membatalkan semua janji temu dengan petinggi-petinggi besar perusahaan dan ajakan makan malam Perdana Menteri!"

Oh ya, terima kasih karena telah mencoba mencari alasan, Sungmin. Kau benar-benar orang payah yang sejati.

Dan Hyukjae, tak tahukah jika CEO tersayangmu itu membatalkan semuanya demi untuk mengusik ketenanganku?

"Itu bukan urusanku, aku tidak tahu apa-apa" Sungmin berucap cepat, memilih untuk mengitari jalan aman. Ia tidak mau berdebat dan berpikir keras untuk alasan logis lainnya. Apalagi untuk menutup-nutupi perlakuan Cho Kyuhyun walaupun ini berhubungan dengan dirinya. Ia ingin lepas sepenuhnya dari Kyuhyun!

"Akankah..." Hyukjae memelankan suaranya, berbisik di telinga Sungmin. "Presdir Cho menyukaimu?"

"Lelucon yang bagus" Sungmin terbahak, menepuk-nepuk pundak Hyukjae walau dia sendiri bisa mendengar debaran jantungnya yang menggila. Sial, mengapa tiba-tiba aroma maskulin Kyuhyun yang mendekapnya kemarin sepintas tercium olehnya? Gilakah dia karena memikirkan Kyuhyun semalam sehingga aroma seksi milik Kyuhyun itu seakan nyata?

"Tuan Lee Sungmin"

Oksigen seperti berhenti mengalir, detik jarum jam seakan berhenti untuk selamanya, lalu persendian Sungmin terasa melemas, ia merasa ingin lumpuh. Ludahnya terasa sulit ia teguk, kerongkongannya seperti tertikam pisau. Pria itu meremas ujung jas kerjanya, memberanikan diri untuk membalikkan badannya.

Bukan hanya aroma khas milik Kyuhyun yang tercium, namun kini mata kepalanya dapat melihat sendiri jika Kyuhyun berdiri tepat di belakangnya, tersenyum sensual dengan seringaian tipis yang khas.

Berkhayalkah ia melihat Cho Kyuhyun? Nyatakah dia?

"Presdir Cho!" Hyukjae memekik samar, terkejut hebat saat objek pembicaraan yang ia dan Sungmin bincangkan berdiri sempurna tegak di belakang mereka dengan sebegitu rupawannya. Ini gila! Mengapa pria itu gemar sekali ke ruangan divisi mereka? Ini tidak pantas sama sekali, mustahil seorang CEO seperti Kyuhyun mengunjungi ruangan yang berisi pra pegawai rendahan!

"Ah... kau... Tuan Lee..."

"Hyukjae. Saya Lee Hyukjae" Hyukjae berucap cepat dengan gugup, membantu Kyuhyun yang mengernyit dalam saat berusaha mengingat-ngingat namanya. Lalu Kyuhyun tersenyum simpul, mengangguk pelan.

"Oh ya.. Tuan Lee Hyukjae" Kyuhyun berucap mantap, dan Hyukjae bersumpah mendapati seluruh tubuhnya merinding ketika pria itu melafalkan nama lengkapnya. Ah, betapa berkarismanya!

"Aku memiliki keperluan dengan temanmu" Kyuhyun berucap cepat, melirik kearah Sungmin yang menatap kearahnya dengan tatapan kosong yang dungu. "Bisakah?"

"Ah, silakan presdir Cho!" Hyukjae tergagap, membungkuk dalam berkali-kali di depan Kyuhyun sambil melirik tajam kearah Sungmin, memberi isyarat seperti apa-yang-kau-lakukan ?

"Saya ada pekerjaan" Akal sehat Sungmin kembali muncul ke permukaan, memutuskan pandangan mata Kyuhyun kearah dirinya lalu kembali duduk di atas kursi kerjanya, terfokus pada layar komputer dihadapannya.

Kumohon Cho Kyuhyun, mengingkirlah dari sini! Jangan seret aku lagi!

"Pekerjaanmu adalah melaksanakan perintah dariku. Tinggalkan mejamu dan segera menuju ruanganku. Bisnis diantara kita belum selesai begitu saja, Tuan Lee"

"Tidak bisa, presdir! Kepala divisi bisa memecat saya"

"Jika dia melakukannya maka dia yang akan kupecat dahulu"

Jawaban Kyuhyun sukses membuat seluruh pegawai menatap terkejut kearah mereka, baru menyadari bahwa sang CEO saat ini turut berada ditengah-tengah mereka, menyeruak lantang akan memecat kepala divisi mereka apabila pria tua itu mengusik Sungmin. Apa hubungan CEO mereka itu dengan Lee Sungmin? Lee Sungmin hanya pegawai rendahan biasa yang tidak istimewa, sama seperti mereka! Lalu mengapa tingkah mereka menyiratkan bahwa mereka sudah kelewat dekat satu sama lain? Bagaimana mungkin?

"Sepuluh.."

Sungmin membelak saat suara parau Kyuhyun seperti menghitung, bersedekap lalu berkali-kali melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri pria arogan itu. Kyuhyun mengancamnya!

"Lima..."

Bangsat, apa yang harus Sungmin lakukan?

"Tiga..."

"YA!" Sungmin berteriak keras, mengejutkan sesisi ruangan yang diiringi seringai simpul Kyuhyun. "Saya akan ikut dengan anda sekarang juga!"

"Ah, kau membuang-buang waktuku, Tuan Lee" Kyuhyun mendesah, membalikkan tubuhnya lalu menggerakkan jari telunjuknya, menyiratkan agar pria mungil itu membuntutinya. Kyuhyun sudah gemas sekarang. Mengapa sulit sekali menaklukan pria mungil ini agar ia menurut saja? Dia seorang CEO, atasan tertinggi dan pria itu masih terlihat membangkang kepadanya.

Kyuhyun malah semakin tertantang.

"Mengapa susah sekali membuatmu menurut padaku?"

Kyuhyun membalikkan tubuhnya, menatap kearah Sungmin dengan lekat saat Kyuhyun menyadari mereka telah berdua di dalam ruangan miliknya yang tertutup, hanya menyisakan dua insan manusia itu.

"Apa tujuan anda memanggil saya kemari?"

"Membahas bisnis kita agar menjadi lebih jelas"

"Itu bukan bisnis antara kita berdua! Itu pemaksaan sepihak!"

"Aku hanya menuntut ganti rugi" Kyuhyun menaikkan kedua bahunya, menatap acuh kearah Sungmin.

"Saya tidak meminta anda melakukan semua itu demi saya!"

"Kita sudah membahas ini sebelumnya, Tuan Lee" suara serak Kyuhyun berubah menjadi desisan. Ia muak apabila Sungmin terus membahas masalah ini.

"Kalau begitu lanjutkanlah" Sungmin memijit pelipisnya, pasrah menatap kearah Kyuhyun. Ia akan mengikuti permainan apa yang pria itu ajukan. "Lakukan apa yang ingin kau perbuat"

"Aku akan membahas ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan yang kita buat" Kyuhyun mendekat kearah Sungmin, memberi aba-aba agar pria mungil itu mendudukkan dirinya pada sofa beludru hitam yang tergeletak manis di tengah ruangannya. Kyuhyun beralih untuk merampas tumpukan kertas diatas meja kaca, menyodorkannya kearah Sungmin hingga pria itu mendelik tajam ke arah Kyuhyun.

"Apa ini?"

"Syarat dan ketentuan dalam perjanjian kita" Kyuhyun berucap enteng.

"Mengapa anda membuatnya secara sepihak seperti ini lagi? Kesepakatan ini antara kita berdua, JADI INI HARUS DENGAN PERSETUJUAN SAYA JUGA!"

"Aku tidak meminta tanda tanganmu apabila kau tidak menyetujuinya" Kyuhyun terkekeh samar. "Aku masih bermurah hati, Tuan Lee. Aku masih seorang pria yang bermartabat, aku memberi mu kesempatan untuk membaca semua ketentuan-ketentuan ini dan katakan padaku bagian mana yang menjadi keberatanmu. Aku akan mempertimbangkannya"

"Perjanjian kita hanya satu minggu, Presdir Cho!" Sungmin menjerit kecil, tidak percaya. "Tapi kertas ini, seperti laporan pemasukan perusahaan selama satu bulan!"

"Aku menginginkan semua hal yang terlihat resmi dan formal. Aku tidak gemar bermain-main, Tuan Lee. Semua hal yang aku lakukan, sekecil apapun itu haruslah serius"

Sungmin mendecih, menatap takut kearah lembar-lembar kertas ditangannya. Mengapa setebal ini? Perjanjian mereka hanya satu minggu! Kesimpulannya hanya Kyuhyun yang meminta waktunya, namun mengapa pria itu bertingkah berlebihan, repot-repot mencetak dan membuat kumpulan kertas ini? Gila, pria itu gila!

Kyuhyun tersenyum samar saat Sungmin mulai menyapukan pandangannya pada halaman pertama kertas perjanjian mereka, mengerutkan dahi ketika ia mendapati tulisan-tulisan yang takbisa ia tahan untuk diumpat. Dan benar, Kyuhyun hampir tertawa saat melihat Sungmin ingin meledak pada halaman kedua.

"Kau gila?"

Sungmin memberang, seketika melupakan statusnya sebagai pegawai rendahan, dan pria yang berada di hadapannya adalah bos besar yang agung. Sungmin tidak peduli lagi dengan bahasa formal dan sopan santun, ia tidak peduli!

"Mungkin" Kyuhyun menjawab enteng, makin terkekeh saat Sungmin hampir meremas dan menelan bulat-bulat kertas perjanjian mereka.

"Halaman kedua pasal tiga" Sungmin mengerang, menatap Kyuhyun dengan mata berkilat marah. "Apa-apaan ini, Cho Kyuhyun?"

Kyuhyun akhirnya tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Ah, mengapa sebegini membahagiakannya saat Sungmin memanggil lepas namanya, tanpa embel-embel gelar?

"Apa ada yang salah?"

Sungmin makin memanas, melempar kertas itu kearah Kyuhyun dan memandangnya dengan emosi hingga membuat Kyuhyun penasaran bagian mana yang membuat Sungmin berang.

Pihak kedua (Lee Sungmin) harus senang hati menuruti semua keinginan pihak pertama (Cho Kyuhyun) atas semua hal-hal yang pihak pertama kehendaki termasuk bersentuhan fisik dan kepentingan lain yang sejenis.

Apa? Mengapa Sungmin semeledak itu? Kyuhyun mengernyitkan dahinya. Tidak berlebihan sama sekali kan?

"Bersentuhan fisik dan kepentingan lain yang sejenis? Mengapa terdengar seperti ambigu?"

"Jangan sok polos, siapapun tahu maksud dari perjanjian itu bahwa aku bisa melakukan apa saja dengan tubuhmu, termasuk menyentuhnya maupun..." Kyuhyun menjilat bibirnya sekilas. "Memasukinya?"

"Kurang ajar!" Sungmin berteriak nyalang, hampir saja meninju Kyuhyun. Dadanya naik turun menahan amarah. Brengsek, apa-apaan pria ini? Kurang ajar sekali dia!

"Demi Tuhan, bagaimana mungkin pria seperti anda mengucapkan kata-kata tidak berotak seperti itu?"

"Lee Sungmin, kau..."

"AKU MENOLAKNYA. BATALKAN BAGIAN ITU ATAU TIDAK SAMA SEKALI!"

"Kau tidak bisa menolak" Kyuhyun meringis. "Kau harus menuruti apapun yang aku perintahkan!"

"Ini adalah kesepakatan bersama, jika salah satu dari kita tidak setuju, bukan perjanjian namanya!"

Kyuhyun berusaha meredam amarahnya, menahan dadanya yang narik turun sembari menghirup napas dalam-dalam. Dia harus menjadi pemain yang gemar mengalah disini jika ingin Sungmin tetap terus berada di dekatnya. Mengapa ia harus berkorban sebanyak ini untuk orang seperti Lee Sungmin?

"Baiklah, oke!" Kyuhyun berteriak, mengusap kasar wajahnya. "Akan aku lakukan revisi. Aku bisa menyentuhmu tapi tidak memasukinya!"

"SIAL, BUKAN ITU YANG KUMAKSUD! JANGAN BERANI-BERANI KAU MENYETUHKU!"

"Tidak! Bagaimana mungkin aku tidak bersentuhan denganmu? Tidak akan mungkin bisa, Lee Sungmin!"

"Mengapa kau harus menyentuhku?" Sungmin tidak bisa menahan geramannya, menatap Kyuhyun dengan emosi yang berkobar.

"Karena aku ingin"

Hanya kata sederhana itu yang Kyuhyun ucap, menimbulkan efek gejolak luar biasa dari dada Sungmin sehingga pria mungil itu merasa ingin limbung. Demi Tuhan, apa yang Kyuhyun inginkan dari si miskin seperti dirinya? Sungmin tidak punya apa-apa, dan jikalau benar kata Hyukjae bahwa Kyuhyun tertarik padanya... dia seorang pria! Ia tahu Cho Kyuhyun bukanlah seorang gay karena banyaknya skandal antara dirinya dengan model-model seksi yang ternama. Jelaslah selera pria itu sangat tinggi akan wanita.

"Baiklah, hanya sekadar bersentuhan, oke?" Kyuhyun menggumamkan idenya, menatap penuh harap kearah Sungmin yang mengangguk samar. Ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

"Coret kalimat menjijikan itu, biar aku yang menyuntingnya!"

"Akan kusuruh pengacaraku mengetik ulang, jangan terburu-buru. Lagipula sudah kutandai" Kyuhyun membalas sabar. Dia tidak pernah menang melawan Sungmin jika dalam keadaan seperti ini.

"Oh ya, Tuan Lee" Kyuhyun tiba-tiba memotong keheningan diantara mereka, mengusik Sungmin yang melanjutkan membaca kertas-kertas perjanjian mereka. "Ini tentang perjanjian di halaman terakhir"

"Aku belum sampai sana" Sugmin berucap malas, mengangkat lembar kertas itu tinggi-tinggi di hadapan Kyuhyun, menunjukkan ia masih terjebak di halaman tiga.

"Halaman tiga tidak perlu kau baca, tidak penting sama sekali. Aku ingin kita memperbincangkan halaman terakhir karena," Kyuhyun menatap intens kearah Sungmin . "Ini sangat penting buatku"

Sungmin mengerutkan kening, kembali fokus pada kertas ditangannya dan langsung membalik ke halaman yang Kyuhyun masuk, membacanya dalam diam hingga akhirnya,

Dia benar-benar ingin meledak lagi.

"Tidak, berhenti, jangan mengumpat!"

Kyuhyun langsung melesat kearah Sungmin, merangkul tubuh pria mungil itu dan langsung mendekatkan wajahnya kewajah Sungmin, menarik dagu pria itu lalu menyambar bibir bawah Sungmin, menyesapnya dengan kuat hingga ia tahu bibir merah muda samar itu akan menjadi kemerahan nanti. Ia tidak peduli, yang ia pedulikan adalah sensasi aneh yang membakar saat bibir mereka bertabrakan, saat bagaimana Sungmin menggeliat dalam rangkulannya, saat bagaimana bibir menggemaskan milik Sungmin berusaha sekuat tenaga untuk menghindar dari tawanan bibirnya...

Tunggu, mengapa ia mencium Sungmin?

"CHO KYUHYUN!"

Sungmin membentak dengan nyalang, mendorong dada Kyuhyun sekuat tenaga saat ia dapati tatapan Kyuhyun yang bergairah seketika berubah menjadi kosong, rangkulan erat yang ia dapati dari Kyuhyun melonggar, membuat pria mungil itu dengan mudah melepaskan diri.

"Aku tidak tahu apa yang aku lakukan"

Kyuhyun sama terkejutnya dengan Sungmin. Pria itu memutuskan untuk mundur dua langkah dari Sungmin, merasakan dadanya yang berdegup dengan gila, berkolaborasi dengan pacuan liar jantungnya. Ada apa denganku? Kyuhyun merasakan panik melanda dirinya, ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Wajahnya terasa panas dan ia merasakan kenjatanannya berkedut samar. Kyuhyun tidak baik-baik saja!

"KAU!" Sungmin masih membentak, mengarahkan jari telunjuknya kearah Kyuhyun berkali-kali dengan penuh emosi. Demi Tuhan, ciuman pertamanya, ciuman pertama untuk gadis pilihannya... direbut oleh seorang pria? "KAU BENAR-BENAR MANUSIA YANG MEMALUKAN DAN KURANG AJAR, CHO KYUHYUN!"

"Anggap kejadian tadi tidak pernah terjadi" Kyuhyun mendesah, menatap nanar kearah Sungmin yang masih meradang kearahnya. "Sebenarnya aku tadi berniat untuk menyumpal mulut manismu itu dengan sapu tangan sebelum mengumpatku, tetapi aku tidak tahu mengapa hal itu terjadi. Aku terlalu merindukan kekasihku... mungkin"

Kekasih? yang benar saja! Kyuhyun menjerit dalam hati, cukup lega saat kemarahan Sungmin mulai surut. Walau hanya sedikit. Sejak kapan aku memiliki kekasih, aku hanya memiliki pelacur-pelacur! Sial, mengapa aku merasa takut kepergok olehmu?

Kekasih? Cho Kyuhyun memiliki kekasih? Kemarahan yang meluap dicampur dengan detakkan liar dari jantungnya seketika berubah menjadi rasa sakit yang menusuk dibagian dadanya. Sungmin merasa tidak senang saat pria itu mengungkit perihal kekasihnya. Ia dijadikan pengganti, tentu saja. Apakah gadis Kyuhyun meninggalkan pria arogan itu sehingga Kyuhyun depresi, behalusinasi menganggap Sungmin adalah kekasihnya? Ya, masuk akal! Semua tingkah membingungkan Kyuhyun untuk dirinya... semata-mata hanya menganggap Sungmin sebagai pengganti wujud kekasihnya!

Namun Sungmin tidak mengerti, ia seorang pria. Bagaimana mungkin dapat menyerupai wujud kekasih Kyuhyun yang sangat ia yakini begitu cantik bak dewi Yunani?

Mengapa kau kecewa, Sungmin? Sungmin mengumpat dalam hati. Dadanya masih seperti ditikam, begitu nyeri. Pria seperti Kyuhyun tentu saja dikelilingi oleh gadis-gadis kelas atas yang berebut tenggelam dalam dekapan pria itu. Sudah jelas Kyuhyun pasti memiliki kekasih! Kenapa kau bertingkah menjijikan seperti tak senang? Kau tidak menyukainya, kau seorang pria, dia pria, dan Kyuhyun itu brengsek!

"Lee Sungmin! kau mendengar?"

Kyuhyun sedikit menggeram, pria itu malah membantu sedari tadi, padahal Kyuhyun sudah menampilkan raut wajah penuh penyesalan sedari tadi walaupun ia tidak berniat sama sekali untuk meminta maaf. Dia tidak pernah meminta maaf seumur hidupnya, pantang baginya.

Apalagi hanya untuk pria rendahan seperti Lee Sungmin.

"Setelah kupikir-pikir, tak masalah" Sungmin berusaha mengontrol dirinya agar bertingkah sebiasa mungkin, tidak menghiraukan tikaman nyeri pada dadanya. "Lagipula sudah tidak terhitung berapa kali aku berciuman" Sungmin mengangkat kedua bahunya.

Begitukah? Kyuhyun merasakan rasa tak nyaman dalam dirinya, melirik Sungmin yang memutuskan untuk kembali fokus pada kertas perjanjian mereka.

Begitukah, Lee Sungmin? pernyataan itu sealu Kyuhyun ulang dalam batinnya. Sudah berapa banyak gadis yang kau cumbu? Apakah kau menikmatinya lebih dari saat aku menciummu?

Ataukah... Kyuhyun tanpa sadar memejamkan matanya. Berusaha mengusir sekelabat bayangan menakutkan yang tiba-tiba muncul berkeliaran dalam benaknya.

Kau sudah sering melakukan seks?

Kalau begitu aku tidak perlu merasa bersalah untuk bertindak kurang ajar kepadamu, bukan?

Benar. Kalau begini Kyuhyun tidak akan merasa sungkan lagi.

"Aku tahu kau sudah sampai bagian perjanjian itu, bagian dimana kau harus menuruti dua puluh perintahku dalam satu hari"

"KAU KIRA AKU JIN PENGABUL PERMOHONAN?" Sungmin berteriak, melempar kertas-kertas perjanjian itu kearah Kyuhyun. "Dalam kisah dongengpun dia hanya mengabulkan tiga permohonan seumur hidup!"

"Kau bukan jinku, Lee Sungmin" Kyuhyun berucap enteng. "Kau adalah mainanku"

"CUKUP, BATALKAN SEMUANYA. AKU MEMILIH UNTUK POTONG GAJI!"

"Ngomong-ngomong biaya yang aku keluarkan untuk mengurusimu kemarin sekitar satu miliyar won"

"Pembohong!" Sungmin menendang meja kaca di depannya. "Jangan berani kau menipuku, tak mungkin sebanyak itu!"

"Aku sampai membatalkan pertemuan penting dengan beberapa petinggi perusahaan yang bisa menumbuhkan pohon uang untukku, Lee Sungmin. Ajakan Perdana Menteri pun aku tolak mentah-mentah agar kau selamat. Kalau begitu aku akan memanggil kepala divisi kreatif untuk membuat surat keterangan bahwa kau berhutang satu miliyar won kepadaku. Deal?"

Tubuh Sungmin membeku. Kepalanya terasa pening. Bajingan, ia dijebak! Cho Kyuhyun adalah manusia paling brengsek yang pernah Sungmin ketahui dalam hidupnya. Tidak mungkin ia potong gaji bukan? Bekerja seumur hidup di perusahaan Kyuhyun pun tidak akan bisa menutupi satu miliyar won! Bangsat.

"Brengsek kau, Cho Kyuhyun!"

"Terkadang kau harus menjadi brengsek agar kau menang" Kyuhyun tersenyum menawan, mendekatkan dirinya menempel pada Sungmin. "Tenang saja, surat pernyataan hutang akan datang padamu secepatnya!"

"Oke, aku turuti maumu!" Sungmin mendesis, berangsur menjauhkan dirinya dari Kyuhyun. "Hanya sepuluh, tidak lebih! Akan ku ambil"

"Tidak, aku bisa rugi!"

"Demi Tuhan, aku tidak mempunyai apapun untuk aku beri kepadamu. Kau mempunyai semuanya dengan kuasa dan uangmu. Apalagi dua puluh hal yang kau minta padaku dalam sehari?" Sungmin mendesah frustasi.

Aku bahkan menyesal menulis dua puluh disana. Dua puluh tidak akan cukup bagiku, Lee Sungmin.

Kyuhyun menghela nafasnya.

"Tidak. Dua puluh dan kita sepakat. Tidak ada surat pernyataan hutang dan apabila satu minggu telah berakhir kau tak perlu membayar apapun!"

Hanya suara desahan Sungmin setelahnya, dan pria itu menyambar tangan Kyuhyun yang menyodor kearahnya, sekadar berjabat tangan singkat sebagai tanda persetujuan antara kedua belah pihak. Sungmin merasa muak, ia tidak ingin berlama-lama berjebak dengan Kyuhyun. Hari ini hari terakhir kebebasannya sebelum ia menjadi budak Kyuhyun satu minggu kedepan. Ia harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.

"Kalau begitu saya permisi, Presdir Cho!"

Sungmin membungkuk hormat di depan Kyuhyun dengan tatapan nyalang, membuat Kyuhyun terkekeh samar saat punggung sempit Sungmin mulai tenggelam dibalik pintu ruangannya. Seketika, pandagan Kyuhyun mengosong, ia memungut tumpukan kertas perjanjian yang sempat di lempar Sungmin, merabanya sekilas sebelum merapikannya dan menaruhnya di atas meja.

"Bagaimana menurutmu?" Kyuhyun mengelus pelan permukaan kertas perjanjian mereka lalu mendesah berat, seakan-akan kertas tersebut adalah jelmaan dari subyek bicaranya. "Bukankah aku ini seorang pria tua yang memalukan? Aku bahkan membagi ciuman pertamaku untukmu. Namun kau sudah ahli rupanya"

Kyuhyun memejamkan matanya sekilas, seketika perkataan Sungmin yang mengatakan bahwa ia telah terbiasa berciuman terngiang-ngiang dalam benaknya. Dia hanya berciuman, Kyuhyun!

Kyuhyun berusaha memberi semangat dalam dirinya sendiri, merasakan panas menjalari dadanya. Dengan kalap ia merampas telepon genggamnya, membantingnya dengan kasar ke lantai sebagai wujud amarahnya yang meluap. Sungmin merupakan tipikal pria yang cukup menarik, tentusaja banyak gadis yang akan mendamba ciumannya! Kyuhyun mengumpat dalam hati, meraba bibirnya sendiri. Ciuman keduanya dengan Sungmin. Ciuman kedua yang ia pernah ia terima seumur hidupnya.

Kyuhyun lalu bersandar letih pada sofanya, melonggarkan ikatan dasinya lalu menghela nafas lagi. Mengapa Lee Sungmin mampu menjungkir balik seluruh pikirannya? Kyuhyun takut jika suatu hari nanti,

Sungmin dapat dengan gampang membuat ia bertekuk lutut.

"Ah ya, sepertinya aku sakit" Kyuhyun meraba dahinya, berusaha menangkap suhu panas dari dalam tubuhnya. Ia mengernyit. Sepertinya normal. Tapi Kyuhyun tidak merasakan baik-baik saja.

Pria itu merogoh saku celananya, menemukan telepon genggam lain yang 'masih dalam keadaan utuh'. Jempolnya terampil berselancar pada layar telepon pintar itu, mencari kontak seseorang yang ia inginkan secepat mungkin.

"Kim Yesung!" Kyuhyun sedikit memekik saat subyek bicaranya mengangkat sambungan teleponnya. Ini pertama kalinya ia merasa sumringah saat pengacara muda itu mengangkat teleponnya.

'Sudah lama kau tidak menghubungiku, Kyunnie' Kim Yesung tertawa di seberang sana, membuat Kyuhyun sedikit menggeram samar.

"Jangan berbasa-basi, ada hal yang harus kau lakukan. Sekali lagi kau panggil aku dengan panggilan menjijikan itu, jangan harap kau bisa melihat dunia lagi!"

'Who, sabar dulu Kyunnie. Sentimental sekali kau ini' Yesung masih terkekeh, tidak bisa membayangkan bagaimana masamnya wajah Kyuhyun saat ini. 'Baiklah, ada apa? Kau ingin aku mengurus surat-surat perjanjian seks dengan para model papan atas itu lagi?'

"Tidak, aku tidak mau berhubungan lagi dengan mereka" Kyuhyun memijat pangkal hidungnya. "Masalah perjanjian lain di atas materai, aku membutuhkan kuasa hukum yang kuat. Berhubungan dengan orang, tapi bukan sembarang orang. Tidak seperti para pelacur biasa"

'Kekasihmu?' Yesung memainkan nada bicaranya, cukup terkejut dengan pernyataan Kyuhyun.

"Bukan" Kyuhyun sedikit tersentak. "Dia mainanku"

'Hati-hati, bocah!' Yesung meninggikan nada suaranya, membuat Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Mengapa?"

'Sekalinya kau jatuh ke dalam, sangat sulit untuk naik lagi ke permukaan. Kau siap dengan konsekuensinya?'

"Aku tidak akan membiarkan diriku jatuh. Aku masih tetap akan mengambang" Kyuhyun berucap lantang walaupun Yesung tahu ada terselip banyak keraguan di ucapannya.

'Baiklah, terserah kau. Jadi beritahu aku nama targetmu itu dan alamat rumahnya melalui SMS. Kirimkan pula aku file perjanjian kalian ke alamat e-mailku. Akan kuproses hari jni juga'

"Baiklah" Kyuhyun menghembuskan nafas lega. "Aku ingin melihat tandatangannya di atas materai malam ini juga!"

'Tak sabaran sekali' Yesung mengumpat pelan. 'Akan kututup teleponnya!'

"Tunggu, Kim Yesung!"

'Apa?'

"Kau punya kenalan dokter spesialis jantung? Ada sesuatu yang salah dengan jantungku. Aku sakit sepertinya"

.

.

.


"Wow. Bocah itu memang sudah tidak waras rupanya!"

Kim Yesung tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Mulutnya ingin menganga lebar, namun ia tetap ingin menjaga image di depan orang ini sehingga ia mati-matian untuk merapatkan bibirnya.

Apa yang ada dalam pikiran Kyuhyun? Yesung melirik Sungmin dari atas kebawah, mengusap kasar matanya, barangkali ia salah lihat. Namun sia-sia, semakin ia mengusap matanya, semakin ia menemukan kebenaran bahwa tepat, target yang Kyuhyun maksudkan adalah seorang pria.

Nama Lee Sungmin yang Yesung baca dari softcopy surat perjanjian mereka bukanlah seorang gadis!

"Kau pengacara manusia itu?" Sungmin berucap ketus, melipat kedua tangannya di dada lalu mendecih.

"Kim Yesung" Yesung beralih untuk tersenyum ramah, mengulurkan tangannya untuk berjabat hangat dengan Sungmin. "Ngomong-ngomong, aku suka panggilanmu untuk Kyuhyun"

"Yang mana?"

"'Manusia itu'" Yesung terkekeh, menatap geli kearah Sungmin yang menggaruk tengkuknya gugup.

"Aku Lee..."

"Sungmin. Lee Sungmin, bukan? Aku sudah tahu"

"Cho Kyuhyun yang memberitahumu?"

"Aku mempelajari semua hal yang ada dalam perjanjian kalian, wajar saja jika aku mengetahui semua detail tentangmu. Bisakah kita mengurusi ini agar menjadi cepat saja, Sungmin? Kyuhyun tidak sabaran, ia ingin melihat tanda tanganmu malam hari ini"

"Mengapa terburu-buru sekali? Manusia itu tidak waras!"

"Ya, aku setuju lagi kali ini denganmu" Yesung mengeluarkan cengirannya. "Tapi mau tidak mau kau sudah terikat. Kau tidak bisa lari lagi dari jebakannya, bukan?"

"Ya" Sungmin mendesah, menatap nanar kearah Yesung. "Masuklah, silakan duduk"

Yesung mengangguk pelan, berjalan hati-hati memasuki apartemen mungil Sungmin lalu menemukan sofa usang yang tergeletak di ruang tamu, mendudukkan dirinya disana sembari terus memandang ke sekitar.

"Aku suka rumahmu" Yesung membuka percakapan saat Sungmin memutuskan untuk duduk di hadapan pria itu. "Terlihat nyaman"

"Tidak usah berlagak sok memuji. Aku sudah terbiasa dihina. Kalau mau menghina, hina saja"

"Pesimis sekali kau ini" Yesung berdecak. "Kusarankan agar kau menghilangkan rasa pesimismu itu sedikit demi sedikit. Kyuhyun akan sangat mudah mempermainkanmu"

"Jadi kau ini ada di posisi mana? Menjadi pedang atau menjadi tameng untuknya?"

"Tergantung suasana hatiku" Yesung berucap enteng, cukup takjub dengan 'mainan baru' Kyuhyun ini. Unik. Lee Sungmin terlihat...berbeda.

"Aku membawa surat perjanjiannya" Yesung berucap lagi, menaruh tumpukan kertas itu dengan hati-hati ke atas meja. "Seperti yang kau inginkan, ada beberapa bagian yang telah aku revisi. Silakan dilihat"

"Tidak usah. Aku percaya saja padamu" Sungmin menyambar pena yang tersangkut pada kantong kemeja Yesung yang tersembunyi dibalik jas hitamnya, membuat Yesung terkejut sedikit sembari menatap kearah Sungmin yang melayangkan tatapan emosi saat membubuhkan tanda tangannya. "Jadi bagaimana? Apakah kau bisa pulang dan aku bisa tidur sekarang?"

"Ya" Yesung tersenyum lebar, merasa cukup tertarik pada Sungmin. "Tentu saja, Sungmin. Namun sebelum aku pergi, ada pesan yang ingin Kyuhyun sampaikan padamu. Dia berharap kau telah menyiapkan keperluan yang kau butuhkan untuk satu minggu kedepan karena mulai besok kau akan tinggal bersama dengannya"

.

.

.


Kyuhyun mengetuk-ngetukkan kaki dengan gusar di lantai, menatap bingung kearah dokter Kim Kibum yang tersenyum canggung di hadapannya. Kyuhyun tidak yakin bahwa dokter ini adalah seorang yang profesional, seperti yang Yesung rekomendasikan.

"Bagaimana mungkin tidak ada yang salah dengan jantung saya, dokter? Saya merasa tidak baik-baik saja!"

Kyuhyun sedikit membentak, menatap kesal kearah Dokter Kibum yang merapikan peralatan medisnya kedalam tas kerja. Lebih baik dia saja yang menjadi dokter dibanding dengan pria ini! Spesialis jantung apanya?

"Saya yakin seratus persen jantung anda dalam keadaan yang sehat, Tuan Cho" Dokter Kibum berbalik menatap kearah Kyuhyun, cukup bingung dengan tingkah orang kaya itu.

Bukankah seharusnya ia senang jika tidak terjadi apa-apa dengan jantungnya? Mana ada orang yang memilih sakit?

"Jantung saya berdegup dengan kencang, seperti ingin meledak! Degupan yang saya rasa lebih kencang dibandingkan kondisi sehabis lari pagi. Anda masih berkata jantung saya sehat? Sebagai spesialis jantung, anda pasti tahu bahwa penderita gagal jantung dan stroke juga mengalami gejala jantung berdebar seperti saya. Apakah anda ingin seratus persen bertanggung jawab apabila saya terkena salah satu kemalangan yang saya sebut barusan?"

Kyuhyun mengoceh dengan emosi, menatap nyalang kearah Dokter Kibum yang memandang Kyuhyun dengan tampang terkejut.

"Astaga, Tuan Cho. Anda sama sekali tidak menderita stroke atau gagal jantung seperti yang anda takutkan. Anda tidak memiliki gejala spesifik yang berhubungan dengan salah satu dari penyakit itu, maupun penyakit berbahaya manapun! Saya sudah melakukan tes secara detail pada anda, jantung anda benar-benar sehat, tidak ada masalah apapun!"

"Lalu bisa anda jelaskan mengapa jantung saya bisa berdebar kencang seperti itu, dokter? Saya bersumpah baru merasakan hal seperti ini pertama kali dalam hidup saya!"

"Bisa saya tahu sejak kapan jantung anda berdebar cepat? Secara sering ataukah pada situasi tertentu saja?"

Kyuhyun tersentak. Situasi tertentu? Ya! Dia baru sadar sekarang! Jantungnya hanya berdebar cepat saat ia bertatapan dan berinteraksi dengan Lee Sungmin. Lee Sungmin lah penyebab debaran jantungnya yang berpacu gila! Lee Sungmin sumber penyakitnya.

"Setiap kali saya berhadapan dengan satu orang, hal itu terjadi" Kyuhyun menunduk, berusaha merenung. Jika memang benar ia hampir terkena stroke ataupun gagal jantung, mengapa hanya setiap berhadapan dengan Sungmin saja serangan itu terjadi?

"Jadi maksud anda, setiap anda berhadapan dengan orang ini, jantung anda berdebar cepat dan kencang?"

"Ya"

"Hanya setiap dengan orang ini saja? Tidak berdebar walaupun tidak berhadapan dengan orang ini?"

"Ya"

"Tuan Cho" Dokter Kibum tersenyum penuh arti, menatap dalam kearah Kyuhyun. "Kemungkinan terbesar penyebab debaran jantung anda mungkin adalah... karena anda jatuh cinta"

Dokter Kibum membalikkan tubuhnya setelah ia menepuk pelan pundak pria itu, meninggalkan Kyuhyun sendiri yang hampir jatuh merosot. Seketika seluruh otot di dalam tubuh Kyuhyun seperti tertarik keluar.

Jatuh cinta? Ia jatuh cinta dengan Lee Sungmin?

Omong kosong!

Dering telepon genggamnya membuat lamunan Kyuhyun terbuyar. Sedikit menggumam saat ia mendapati nama Yesung tertera di layar. Jika pengacara itu ingin mengusik seluruh pemikirannya yang hampir mulai kolot, maka Kim Yesung telah berhasil.

"Apa?" Kyuhyun berucap parau, langsung menyerang Yesung dengan suara beratnya.

"Priamu itu, Sungmin, telah menandatangani surat perjanjian kalian diatas materai. Sudah resmi terikat oleh hukum. Aku telah memberikan dokumennya kepada anak buahmu, dia akan menghantarnya saat ini juga. Dan soal kepindahan Sungmin ke mansionmu besok... ia menyetujuinya walaupun dengan sedikit umpatan"

Yesung terkekeh setelahnya, menutup sambungan telepon mereka, menyisakan Kyuhyun yang membantu ditempatnya, masih dengan telepon genggam yang menempel di telinga kirinya.

Entah mengapa saat ia mendengar kabar dari Yesung, ia merasakan perasaan riang yang meluap-luap di dalam dadanya saat ia mendengar bahwa pria mungil itu bersedia untuk tinggal di mansionnya selama satu minggu kedepan. Kyuhyun tidak sabar menunggu esok.

.

.

.

.

.


Bersambung ke 5


Terima kasih kepada yang sudah berbaik hati menuliskan review, follow dan favorite. Terutama untuk:

LampuPijar, love, gyuming137, ChoLoveForLee, minnieGalz, kyuhyunjelek, chjiechjie, Pspnya kyu, Lunar effect, harumi, kiikyuming, dncrdng, choleerann, Cat13, Blackwings, Ichi54n, kyucito, dan para guest.