A/N: Benda ini lenjeh. Fix lenjehlenjeh. Pelampiasan dan ingin menistai OtePeh saya yang belum sempet kesentuh lagi. Benda ini multi chapter, tapi, anggap saja ficlet #denial.

.


Don't Like, Don't Read

Warning: cerita didominasi oleh konten Boys Love a.k.a Yaoi, OOC demi keperluan cerita, miss typo, no sensor. Cerita ini lenjeh.

Pairing: AsaKaru, Adult!KaruKaru, NTR AsaAsa, Slight Asa(sr)Iso.

Summary: Jahil itu kadang bikin nelangsa, tapi buat Akabane Karma jahil itu berkahnya luar binasa. AsaKaru. Adult!KaruKaru. Lenjeh. Pedo, Incet dan NTR untuk senang-senang~

.


.

"Hei, gimana kalau kau cosplay jadi aku?"

"Hah?" Gakushuu lagi asik memecahkan soal mengenai X tambah Y dilipatgandakan dengan XY yang lain akan berbuah apa, tiba-tiba diusik dengan dering ponsel yang ringtonenya 'Jablay' (ringtone khusus yayang yang dari segi penampilan sampai otaknya emang cabe-cabean merindukan terong) menyerngit mendengar suara di seberang telepon yang mengutarakan maksud dan tujuan dengan tidak singkronnya dengan otak yang dicabuli rumus matematika. "Ide konyol apa lagi ini?"

"Hei, itu ide bagus bukan. Kan kita mirip. Maklum, jodoh."

Mamah di surga, kuatkan Gakushuu menghadapi sang yayang kalo ngomong harus kayak internet wi-fi. Suka nge-lag dan ngeselin.

"Ih, sayang gak inget permohonanku ya? Pacar macam apa kamuh." Karma monyong-monyongin bibir di seberang telepon dengan centil, meski gak bakal keliatan. Gakushuu istighfar. Pacarnya pasti lupa minum obat.

"Maaf sayang~." Gakushuu berusaha kalem. "Tapi, kamu tahu kan kalau permintaanmu itu kelewat banyak, kelewat tidak masuk akal dan kelewat tidak tahu diri."

"Hee, masa sih?" Karma amnesia. "Tapi, kamu juga suka hasilnya, kan?"

Yang dimaksud adalah bayaran atas jerih payah Gakushuu mengabulkan keinginan yayangnya. Tentu saja tidak jauh dari kata-kata ranjang dan berbasah-basah ria sampai putus pita suara.

Bisa dibayangkan Karma yang menyengir lebar dengan pe-de sambil guling di ranjang pakai hotpants memamerkan kaki mulus. Karma yakin saat ini Gakushuu sedang menyumpah-nyumpah karena dibuat horny lewat telepon.

"Kamu mau apa memang?"

Oh, yesh. Hormon masa muda mengalahkan segalanya.

"Aku ingin tahu rasanya selfcest sex."

"Hah?"

"Iya, selfcest. Kau tahu, perasaan disodok diri sendiri itu rasanya anomali. Makanya kau cosplay jadi aku nanti malam, yak? Kecuali, kalau kau bisa menemukan mesin waktu dan memanggilkan diriku di masa depan."

"Karma."

"Hm?"

"Kalau ngelindur nanti malam saja."

Klik, dan telepon di tutup tanpa basa-basi.

Karma memandangi ponselnya.

"Cih, dasar lipan busuk. Dia kan tahu kalau nanti malam aku sibuk mendesah di bawahnya mana punya waktu ngelindur."

.


.

Ketika Tiba Saatnya Aku x Aku

(Nikung sama diri sendiri kan bukan NTR ya~ Iyain)

.

Original Story by Rin

Ansatsu Kyoushitsu © Yuusei Matsui

Humor

Rated T

.


.

Karma lagi bete.

Karma guling-guling di ranjang sepi nan dinginnya malam ini. Salahkan Gakushuu yang tiba-tiba batal ngapel ke rumahnya karena ada sesi makan malam berdua sama papah tertjintah di restoran bintang lima yang sampingnya hotel tjinta. Badan dan lubangnya kedinginan sekarang. Pacar macam apa itu. Padahal sudah tinggal datang terus esek-esek sampai basah masih saja banyak alasan.

Mentang-mentang bodi si papah lebih kotak-kotak.

Jih. Dasar incest homo. Doyannya yang sudah alot. Emang dia si Isogai yang demen dipedoin sama om-om.

"Kenapa si Isogai gak bales-bales?" Karma merutuk memandangi ponsel dengan ganas. "Sugar daddy-nya lagi ditikung sama anaknya sendiri, dianya diem aja. Ngapain aja sih, dasar sungut kecoak."

Karma terdeteksi lagi cemburu.

(Di kejauhan sana seekor pucuk sedang ngumpet karena diteror pesan kesetanan minta dibalas dari sang iblis. Isogai takut. Soalnya gak punya pulsa.)

Karma capek galau sambil guling-guling di kasur. Kasurnya berantakan tapi dia gak hangat dan basah. Capek buang tenaga untuk hal yang tidak ada hasil. Akhirnya, dia berdiri buat nyender di balkon rumah sambil menatap bintang yang bertaburan (karena sekitarnya lagi mati lampu).

"Bintang di langit bisa mengabulkan permohonanku gak, ya? Pacarku payah, nih."

Permintaan Karma gak susah, kok. Dia lagi pingin dibelai aja malam ini. Tapi, maunya sama yang gak kalah macho dan ganteng dari dia. Yang penampakannya mirip sama dia. Yang masih kuat beronde-ronde kalau bisa. Oh, mungkin itu alasan dia pacaran sama Gakushuu dan bukan sama papahnya.

Serius cuman itu? Kan papahnya lebih mantap kalau di ranjang.

Iya, ngaku deh. Karma punya fetish sama diri sendiri. Kerjaan pas belum punya pacar adalah narsis di depan cermin sampai Nagisa meringis-ringis. Pacaran sama Gakushuu juga karena mukanya sebelas duabelas. Otaknya sebelas duabelas. Dan memuaskan di ranjang, karena kalau bosan disodok kan bisa tuker-tukeran. Kalau sama papahnya kan ketuaan. Walau, dia akui papahnya itu hot sumpah. Tapi, gak ah. Kan Om ganteng sudah dibooking Isogai. Walau, tingkah macam anak layangan Karma itu tipe setia, lho. Dia juga ogah ganggu pacar orang. Yaah, kalau lagi kumat mungkin dia sekedar tepe-tepe sama sekitar.

Karma mengawang di bawah hujan bintang. Nggak sadar ada seberkas sinar berkah menari-nari di dalam kamar.

Boom

"!" kepala merah kaget kamarnya tiba-tiba penuh asap yang pinky.

"Huff, cih. Apaan sih asep ini kelewat lebay." Karma mengibas-ngibas sekeliling yang penuh asap. Mencari-cari sekiranya apa yang bisa membuat suara aneh dan berakhir ruangannya penuh asap begini. Perasaan dia gak punya aroma terapi yang asepnya pink, deh.

"Heeh, kayaknya aku kenal tempat ini."

Karma mengerjap-ngerjap saat menangkap suara-suara dandy yang seksi dibalik asap. Sempat berpikir itu maling yang modus pencuriannya kekinian, pake asep warna pink—tapi, suara malingnya seksi amat.

Tep

Kaki jenjang bersepatu pantofel dengan celana licin disetrika mulai menampakkan diri di hadapannya.

Selaput jingga membalalak, semaput dadakan memandangi sosok yang lebih tinggi 10 senti darinya. Dia sangat mengenali muka ganteng itu. Wajah yang selalu tampak di cermin saat dia berkaca di pagi, siang dan malam hari.

"Ka-kamu..." Karma komat-kamit. Hominahominahomina. Ya, ampun. Berkah anak nelangsa indah amat, sih.

"Wow."

Sosok di hadapannya kaget dan menyeringai senang dengan cepat.

Puja bintang ajaib.

.


.

Masih dunia sama bukan dunia lain, tujuh tahun kemudian.

Niatnya sih coman menyambangi sarang mafia buat bikin perjanjian secara ilegal. Sekalian coba-coba ngisep kalo ada barangnya. Ngisep lolipop kok. Lolipop yang asli, rasa stroberi. Bukan yang anuanu. Karma sudah besar, punya nama, punya tampang harus pinter-pinter jaim supaya dapat kepercayaan sama bos mafia 'kerang-kerangan' yang unyu. Iya, unyu. Seriusan. Bosnya masih lucuk sekali dengan mata karamel besar, rambut landak dan badan butuh asupan gizi tambahan. Umurnya juga masih dua puluhan. Lebih muda dari Karma malah. Sekilas dia jadi ingat Nagisa mengingat hawa-hawanya sebelas dua belas dengan mahluk biru yang suka nge-trap sekitar. Namanya, kalau gak salah? Tsu...ra...? Zura? Zina? Oh, pokoknya sekilas ingatan kayak nama ikan.

Tapi, Karma kan orangnya bosanan. Pegel kali tiap mau ke toilet disambangi muka sangar para pengawal. Jadi, pas diajak jalan-jalan keliling tempat penelitian Karma melipir bagai lelembut, keliling sendiri dengan tidak tahu diri, usek-usek ruangan orang macam maling.

Terus, Karma masuk ke sebuah ruangan yang kayak laboratorium. Karma langsung berbinar. Otak jahilnya bekerja sepuluh kali lipat, dia iseng-iseng pegang sampel padat nge-pink kayak gulali yang lagi diteliti. Spoilernya sih (baca label) semacam mesin waktu. Dan Karma tarik alis dengan anggun, meski gak seanggun tangannya yang main raup pink-pink di meja buat digrepe-grepe. Ini kayak bola buat mainan anjing dibanding mesin waktu.

"Hei! Jangan di pegang sembarangan!"

"Waaa!" kaget dipergoki, sampel menggelinding dari tangan Karma. Sebelum Karma sempat babibu soal dirinya pura-pura nyasar asap-asap pinky mengelilingi pandangannya.

Boom!

.

.

Akabane sungguh berdosa dengan tangan maling dan otak jahilnya. Tapi, kalau dipikir lagi dosanya bikin berkah buat batin. Siapa sangka dia akan terlempar ke masa lalu, menemui dirinya yang masih unyu tapi seksi. Masih berpaha mulus (sekarang juga masih) dan berpipi chubby. Yang mungil-mungil (kalau dari ukuran Akabane yang sekarang) minta dielus macam anjing BDSM.


.

.

TBC (?)

.

.


A/N: lanjut gak ya? Lanjut gak? Gak usah ya. #dilempar

Ngomong-ngomong hari ini Hallowen ya?

Thank's a Lot For You

Review?


Published Date: 31th October 2016