Summary :

Awalnya Baekhyun pikir berkencan dengan kakak kelas itu keren, Tapi setelah mendapatkan sang kakak kelas Baekhyun pikir ulang itu sama sekali tidak seperti melakukan sebuah opera sabun.

.

"Love Like This"

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

All other

Oneshoot

BoysXBoys

Yaoi

ChanBaek Area

"Berhenti atau ku telanjangi kau sekarang juga."

"Sial!" Baekhyun dari ujung lorong koridor sekolah berdecih pelan. Memutar balikan badannya dan menatap sang kakak kelas yang sekarang sedang berkacak pinggang.

"Cepat kemari!" Titah sang kakak kelas bak raja joseon.

Baekhyun dengan kaki yang diseret berjalan mendekati sang kakak kelas, Yang ngomong-ngomong tinggi nya itu seperti tiang bendera di halaman sekolah. Dan ngomong-ngomong lagi namanya Park Chanyeol kakak kelas tingkat dua semester akhir.

"Kakak mau apa lagi? Aku harus ke perpustakaan mencari kamus bahasa inggris." Bohong Baekhyun. Mana tertarik dia sama bahasa yang begituan, Membedakan bahasa inggris nya 'Ranjang' dan 'Buruk' saja sering tertukar.

"Baehyun,Begini..." Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun lebih dekat. Memangkas jarak antara lebih romantis pikir si Tiang.

Si adik kelas hanya mengerjab bingung. Wajah nya mendongkak karena Chanyeol terlalu dekat.

"Kemaren kan aku bilang bawakan bekal untuk ku biar kita sama-sama makannya dibawah pohon. tapi kok, Baekhyun tidak bawa apa-apa?"

Seketika Baekhyun langsung teringat permintaan aneh si kakak kelas kemaren saat bel sekolah. Baekhyun putar otak mencari alasan.Lagi.

Baekhyun mengerucutkan bibir nya. Suaranya ia buat seimut mungkin dan menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. "Kemarin Baekhyun mengerjakan tugas hingga larut malam, Terus Baekhyun kesiangan bangunnya." Wajah nya ia buat semenyedihkan mungkin agar sang kakak kelas luluh.

Tapi bukan Park Tiang Chanyeol kalau begitu saja dia langsung lulus. Bukan, Chanyeol bukannya tipe mahkluk yang mudah luluh. Bukan juga tipe yang galak galak tapi tipe yang...

"Jika wajah Baekhyun seperti itu terus. Aku benar-benar menelanjangi Baekhyun di sini." Ucap si Tiang yang sudah mau membuka tali ikat pinggangnya.

Tapi bukannya lari, Baekhyun masih diam di tempat sambil memandangi kakak kelasnya dengan wajah datar.

"Kak Chanyeol jangan pipis disini. Nanti dimarahi staff kebersihan lagi. Lagian ya, Kakak mau menelanjangi aku tapi kakak duluan yang mau telanjang, Udahlah Baekhyun mau cari Sehun saja." Dan setelah itu si adik kelas berbalik lagi menelusuri lorong koridor.

Rahang si tiang jatuh dengan tidak elitnya.

"Jika kau masih saja membuka mulut mu, Aku yakin ada hot news di buletin sekolah sebentar lagi dengan tema 'Calon kakak osis mati tersedak lalat'. Maka dari itu kusarankan untuk tutup mulut mu, Dude! " Suara cempreng Kim Onta Jongdae menyadarkan Chanyeol.

"Sejak kapan kau berada disitu?"

"Yeah, Sejak kau ingin menelanjangi dirimu sendiri." Dan jawaban si onta dibalas dengan tamparan di kepalanya, Dan itu sakit.

Baekhyun menghempaskan dirinya ke sofa berbentuk bola tak sempurna yang berada di kamar nya. Helaan nafas keluar lagi di bibir tipis Baekhyun, Tangan nya merogoh Smartphone yang berada di kantung seragam sekolahnya. Dan sekali lagi helaan nafas keluar dari bibir tipisnya saat melihat nama siapa yang tertera dalam pemberitahuan Handphone nya. Siapa lagi kalo bukan kekasih nya tercinta yang tinggi nya kelebihan MSG.

"Ada apa lagi, Kak?" Baekhyun menjawab panggilan telpon nya dengan malas.

"Baekhyun sudah sampai rumah kan?"

"Sudah, Memangnya ada apa, Kak?"

"Kakak lagi di depan rumah Baekhyun, Kita kencan ya?"

"K—Ke apa?" Baekhyun tiba-tiba mendadak autis.

"Ken pake can, Sayang. Kencan! Sudah, Ayo cepat nanti aku pergi lho."

"I—itu.. A—nu.. Aku sedang sibuk, Kak." Bukannya Baekhyun hobi berbohong, Tapi terakhir kali kencan dengan seorang Park Chanyeol berakhir dengan dia harus terkena demam tiga hari akibat hujan-hujanan. Alasan Si tiang sih, Ngajak Baekhyun hujan-hujanan terinspirasi dari film yang mereka tonton, Biar romantis kata Si tiang. Baekhyun suka yang romantis-romantisan tapi kalo berakhir dengan dia yang harus berbaring di ranjang, Baekhyun pikir ulang dulu boleh kali yah.

Dari ujung telpon, Baekhyun bisa bayangkan jika sekarang Chanyeol si tiang itu sedang melakukan aegyo 'Bbuing-bbuing' andalannya.

"Hanya sebentar kok. Nanti kakak janji setelah selesai, kakak langsung antar pulang. Enggg... Tapi kalo Baekhyun tetap gak bisa, Baekhyun lihat keluar jendala saja. Kakak kangen." Chanyeol diujung sana masih melakukan aegyo nya.

Baekhyun memutar matanya malas. "Hum, Baiklah..." Setiba Baekhyun membuka pintu jendelanya, Baekhyun bisa melihat segerombolan manusia yang sedang membentuk huruf C dan B, lalu di tengah-tengah huruf ada bentuk amor yang kurang sempurna yang ditengah tengah nya Chanyeol sedang berdiri sambil membawa boneka beruang berukuran balita dewasa.

"Aku sangat mencintaimu, Baekhyun!" Terdengar Chanyeol sedang berteriak dibawah sana, lalu terdengar suara gemuru orang yang sedang meledek Chanyeol.

Baekhyun awalnya ingin bersemu merah seperti seorang gadis yang ingin dilamar kekasihnya, Tapi matanya melotot melihat sang ayah sedang berkacak pinggang melihat segerombolan manusia itu sedang menginjak-injak rumput kesayangannya.

"Angkat kaki mu segera, Nak. Atau kau tidak akan pernah bisa menapakan kedua kaki mu lagi ditanah."

Seharusnya Chanyeol tahu kalau sang ayah mertua itu galak seperti orang yang sedang sakit gigi.

"Hehe.." Chanyeol nyengir kuda. "Ayah mertua ada dirumah ternyata."

Selagi Chanyeol menyapa sang ayah mertua, Segerombolan manusia yang awal nya 'Segerombolan' sekarang mendadak hanya tertinggal Kim Onta Jongdae sendirian.

"Memang nya kenapa jika aku ada dirumah ku sendiri? Dan apa-apaan Ayah mertua, Katamu? Sejak kapan kau jadi menantuku!" Itu bukan pertanyaan melainkan bentakan dari si kepala Byun.

"Hehe.." Chanyeol nyengir kuda lagi. Lalu ia melirik Jongdae yang sedang tidak bergerak seperti patung. "Kalau ku bilang tiga, Kita lari ya" Chanyeol berdesis.

"TIGA!" Dan terjadilah kejar-kejaran antar dua anak muda dan satu orang ayah mertua. Coret saja jika tak suka bagian terakhirnya.

Baekhyun menghindarinya. Chanyeol peka akan hal itu. Sudah satu minggu Baekhyun tidak membalas pesan, tidak menjawab telponnya, atau akan berlari jika berpapasan dengan nya di kantin atau koridor sekolah. Dan itu membuat Chanyeol uring-uringan satu minggu ini.

"Wajah mu mengerikan, Park." Jongdae yang baru saja bergabung di meja kantin langsung berkomentar tentang mata panda si tiang.

Tapi Chanyeol hanya mengubur kepalanya diantara lipatan tangannya.

"Ku dengar mereka berkencan."

"Siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan Jongin dan Baekhyun."

Mendengar nama kekasihnya disebut Chanyeol langsung menegakkan kepalanya dan mencari-cari sumber gosip itu.

"Siapa kau bilang tadi yang berkencan?!" Chanyeol itu bertanya sambil menggeretak ala-ala preman pasar membuat beberapa juniornya itu menciut.

"I—itu kak, Jongin dan Baekhyun." Kata salah seorang gadis betambut ikal.

"Kalian tahu dari mana memangnya!" Chanyeol mulai emosi.

"Tadi Baekhyun dipeluk Jongin didalam kelas lalu—"

"Ok, Baiklah gadis-gadis. Sialahkan lanjutkan makan siang kalian sebelum kalian yang dimakan" Jongdae menengahi saat melihat sebuah asap keluar dari kepala Chanyeol. "Chan—" Belum selesai Jongdae berkata si tiang sudah hilang sambil membawa asap dikepalanya.

Kepala Jongdae menggeleng-geleng heran. "Apa si tiang itu tahu yang sebenarnya ya?" Lalu Jongdae mengangkat bahunya acuh melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda itu.

Baekhyun termenung sendirian. Kata-kata ayah nya seminggu yang lalu masih teringat di otak berbelitnya dengan jelas.

"Kalau Kak Chanyeol tahu nanti bagaimana?"

"Tahu tentang apa?"

Baekhyun melonjak kaget, Kepala nya mendongkak melihat Chanyeol yang sekarang berdiri dibelakangnya.

"Tentang apa?" Suara Chanyeol terkesan dingin.

Baekhyun merasakan hal itu, Chanyeol pasti marah denganya jadi Baekhyun lebih memilih untuk menggelang lemah lalu berjalan melalui Chanyeol.

"Apa kita sudah berakhir?"

Baekhyun berhenti, Tapi masih dengan membelakangi Chanyeol.

Begitupun Chanyeol yang juga membelakangi Baekhyun.

"Apa itu yang kak Chanyeol mau?" Suara Baekhyun bergetar saat diujung kata.

Tapi sayangnya Chanyeol kurang peka karena emosi yang memenuhinya sekarang.

Tak ada jawaban yang Baekhyun dapat, Akhirnya ia berbalik namun yang ia lihat hanyalah punggung Chanyeol yang berjalan pergi.

"Ayah benar.." Baekhyun bersuara lirih. sebuah kristal bening lolos dipelupuk matanya.

Seminggu yang lalu...

"Kau punya kekasih?" Kepala Byun bertanya sambil membaca koran yang ia pegang.

Si bungsu Byun menganggukan kepalanya cepat hingga poni nya yang panjang ikut bergerak.

"Siapa namanya?" Kepala Byun masih mengintrogasi si Bungsu.

"Chanyeol, Park Chanyeol." Baekhyun menjawab bangga akan kekasihnya itu, Biar bikin repot Baekhyun juga sayang sama si Kakak kelas.

"Dia hanya mempermainkan mu saja."

Baekhyun melotot tidak suka dengan perkataan sang ayah.

"Bagaimana bisa ayah bilang seperti itu, Dia itu sampai rela-rela minta bantuan dengan teman-temannya tadi" Baekhyun merengut.

"Di tes saja bagaimana? Dari pada ribut begini" Ny. Byun menengahi.

"Baiklah, Aku tidak akan menghubungi Chanyeol dalam beberapa hari dan di sekolah pun aku akan menghindarinya, Jika Chanyeol masih saja bilang mencintaiku, berarti ayah salah dan harus minta maaf dengan kekasihku!" Baekhyun menantang.

"Ck! Baiklah. Jika kau yang salah, Oh Sehun teman mu sejak kecil itu yang akan menjadi jodohmu. Bagaimana?" Kepala Byun kembali menantang putranya.

"Hey! Kenapa Sehun harus dibawa-bawa juga? Dan apa itu tadi? maksud ayah dijodohkan dengan Sehun begitu? Mana sudi aku dengan dia yang cadel nya saja belum selesai!"

"Berarti kau kalah, Bungsu." Ayah Baekhyun memberi tatapan meledek.

"Baiklah! Aku setuju. Aku pasti menang!"

Namun perkiraan Baekhyun salah, Sangat salah. Baekhyun berjalan Dengan kepala yang tertunduk isakan keluar dari bibirnya, Tanpa sadar ia menabrak seseorang.

"Butuh pelukan lagi,hum?"

Baekhyun kenal betul siapa pemikik suara ini, Jadi tanpa banyak suara ia langsung memeluk erat tubuh yang didepannya.

"Aku tahu paman pasti keras kepala dan anaknya pun jauh lebih keras kepala sekarang." Seseorang itu bicara sambil mengelus kepala Baekhyun.

Baekhyun mendesis tidak suka dalam isakannya. " Diam saja atau akan kubatalkan janji ku untuk mendekatkan mu dengan Kyungsoo, Jongin."

"Oh Baiklah, Tuan putri. Terkadang aku menyesal punya sepupu yang cengeng seperti mu."

"Hai Baek."

"Oh, Hai sehun." Baekhyun menjawab malas, lebih tertarik mengaduk-aduk makanannya yang belum ia sentuh sedikit pun.

"Ngomong-ngomong aku setuju dengan perjodohan kita." Sehun berucap santai sambil menyendokan makanannya. Mereka sedang di kantin sekolah ngomong-ngomong.

"K—Kau sudah tahu?" Baekhyun melotot seketika , membuat Sehun terkekeh karena melihat wajah manis Baekhyun.

"Baekboom Hyung tadi malam kerumah dan ia keceplosan."

Baekhyun hanya manggut-manggut lalu kembali mengaduk-aduk makanannya.

"Kau tidak mau ya?" Sehun bertanya mencoba mengambil alih perhatian Baekhyun.

"Bukan begitu, Cuma masih ingin berfikir." Tapi Baekhyun lebih memilih menundukan kepala nya.

" Baek, Coba lihat aku sebentar."

" Ada ap—"

Bibir mereka bersentuhan. Waktu seakan berhenti untuk Baekhyun, Baekhyun bisa melihat Sehun yang sedang memejamkan matanya. Bibirnya merasakan tarikan-tarikan kecil. Berlahan Baekhyun memejamkan matanya. Ingatan nya tiba-tiba melayang kejadian sekitar satu bulan yang lalu.

Satu Bulan Yang Lalu...

Baekhyun duduk dipinggiran ranjang milik Chanyeol. Menunggu sang pemilik kamar selesai dengan urusannya di kamar mandi. Matanya merotasi ruangan pribadi sang kekasih, Tempat dimana Chanyeol menyimpan banyak rahasia nya. Tiba-tiba pipinya terasa panas.

"Pipi mu memerah." Suara bass Chanyeol menyentak Baekhyun.

Baekhyun menggeleng kuat hingga rambutnya ikut bergerak.

Chanyeol terkikik lalu mengusak rambut Baekhyun gemas. "Baekhyun makan apa sih, Dari hari kehari makin manis saja."

"Kak Chanyeol yang makan apa, Masih belasan tinggi nya sudah seperti tiang bendera."

"Bilang saja Baekhyun iri, benar kan?" Kata Chanyeol sambil berjalan mendekati lemari.

"Kak Chanyeol terlalu percaya diri sekali, Siapa yang mau iri dengan tinggi abnormal begitu." Baekhyun merengut.

Chanyeol kembali terkikik . "Ini..." Lalu menyerahkan boneka beruang seukuran balita dewasa. "Ini hari jadi kita yang ke empat, Baekhyun ingatkan?"

"Eum!" Bsekhyun mengangguk. "Tapi cara ngasih nya cuma begini saja? bulan-bulan yang lalu cara nya 'extrim' . Sampai Baekhyun sakit flu dan malu karena diledek temen-teman."

Tanpa Baekhyun sadari Chanyeol telah memangkas jarak wajah antara mereka berdua.

"Memang Baekhyun mau yang seperti apa?" Suara Chanyeol terdengar sangat seksi bila didengar dari dekat seperti ini. Membuat si mungil memerah.

"Kak Chanyeol~" Suara lirih Baekhyun seperti undangan untuk Chanyeol.

Tanpa menunggu banyak waktu lagi, Chanyeol segera menempelkan bibir mereka berdua. Awalnya hanya lumatan-lumatan kecil disekitar bibir tapi Chanyeol penasaran bagaimana rasanya jika ia ikut melibatkan lidah.

"Eumph~" Baekhyun mendesah saat merasakan bagaimana lidah Chanyeol bermain-main didalam mulutnya, Mengajak lidah Baekhyun ikut saling membelit.

Berlahan namun pasti Baekhyun berbaring di bed single milik Chanyeol. Tangan Chanyeol tidak tinggak diam, Satu persatu kancing seragam Baekhyun ia lepas hingga memperlihatkan dengan jelas dada mulus Baekhyun dan dua tonjolan berwarna merah muda.

" Ahhhh~ Kak Chanyeol." Baekhyun mendesah saat mulut hangat Chanyeol bermain dengan dua tonjolan didada nya.

Seperti seorang bayi, Chanyeol terus menghisap kuat hingga sesekali Baekhyun memekik saat gigi-gigi Chanyeol juga ikut bermain.

Sadar atau tidak kini mereka berdua sudah tidak memakai sehelai benang pun. Sudah meresa cukup bermain dengan dua tonjolan di dada Baekhyun, Lidah Chanyeol mulai bermain di leher Baekhyun memberi hisapan dan gigitan yang pasti akan meninggalkan tanda kemerahan nantinya.

"Baekhyun sangat manis." Chanyeol berdesis saat tangannya yang besar menyentuh pusat rahasia Baekhyun yang sudah berdiri tegak dengan percum yang mulai keluar.

"Kak Chanyeol~" Baekhyun memelas saat Chanyeol dengan sengaja hanya mengusap-usap penis kecil miliknya.

"Sudah tidak sabar,hum? " Chanyeol menyeringai saat melihat Baekhyun yang kini hanya terbaring pasrah dibawahnya.

Jari-jari Chanyeol mulai bermain dengan lubang berkerut milik Baekhyun, Membuat Baekhyun menggelinjang.

"Aahhhh~" Baekhyun mendesah puas saat mulut Chanyeol akhirnya bermain dengan penisnya. Wajah Baekhyun memerah, Jari-jari lentiknya menjambak rambut Chanyeol. Pinggang nya mencoba naik-turun ingin menikmati mulut Chanyeol lebih dalam lagi. Tapi tiba-tiba kehangatan yang ia rasakan hilang. Chanyeol sudah tidak adalagi diselangkangannya.

"Kak Chanyeollhh~" Baekhyun memanggil Chanyeol dengan manja. Baekhyun mencoba bangkit dari berbaringnya, Mencoba mencari keberadaan Chanyeol. "Kak Chanyeol~" Baekhyun memanggil sang kakak kelas sekali lagi, Bisa Baekhyun lihat apa yang sedang Chanyeol lakukan, tangan kiri Chanyeol memegang sebotol lation dan tangan kanannya sedang menggenggam penisnya yang telah mengeras. Baekhyun memerah, Matanya melirik penis nya yang sama mengerasnya dengan milik Chanyeol — Walaupun dalam ukuran berbanding jauh. Dengan ragu-ragu Baekhyun menggenggam miliinya sedikit meremas lalu mulai mengurutnya berlahan. "Aahhh~ Kak Chanyeoollhh~" Baekhyun mendesis karena perlakuannya sendiri.

"Oh Baekhyun, Sabar sedikit sayang." Chanyeol mulai merangkak kembali ke ranjang, Tangannya mengelus wajah Baekhyun yang hanya memandangnya sayu.

"Sudah tidak sabar lagi,hum?" Pertanyaan Chanyeol langsung diangguki Baekhyun dengan polos.

Tangan Chanyeol meraih tangan mungil Baekhyun lalu meletakkannya di penisnya.

Mata Baekhyun yang awalnya sayu kini melotot tak percaya apa yang di genggamnya sekarang.

"Sentuh dia, Baek. Puaskan milikmu. "

wajah Baekhyun semakin memanas mendengar kepemilikan yang Chanyeol sebutkan, Jari-jarinya yang lentik berlahan mulai memompa penis Chanyeol.

Chanyeol menggeram. "Kulum, Sayang."

Baekhyun sebenarnya ingin protes karena penis sebesar ini mana bisa masuk kemulutnya yang kecil. Tapi setelah melihat bagaimana wajah Chanyeol, Baekhyun tersenyum bangga akan apa yang ia lakukan, Sambil melihat bagaimana raut wajah Chanyeol, Baekhyun mulai memasukan penis Chanyeol kedalam mulutnya.

"Arrghhhh Baekhh!"

Baekhyuh semakin giat memompa penis Chanyeol dalam mulut nya, Air liur nya menetes disudut bibir Baekhyun. Mata nya terpejam erat menikmati apa yang ia lakukan.

Chanyeol mendongkak kan kepalanya, Geraman keluar dari bibirnya yang terbuka ketika gigi-gigi Baekhyun tak sengaja mengenai kulit penisnya.

"Arrghh Aku bisa gila, Baek. Stoopp Baek!" Chanyeol mencabut penis nya yang terus dihisap Baekhyun. Bisa dilihatnya ujung penis nya yang sudah mulai mengeluarkan percum.

Baekhyun merengut tidak suka. Tangan lentik nya kembali ingin menggenggam penis Chanyeol tapi secepat mungkin ditahan Chanyeol.

"Sayang, Aku tidak ingin keluar di mulut Baekhyun."

"Tapi, Baekhyun menyukainya kak Chanyeol. Baekhyun ingin lagi!" Baekhyun merangkak mendekati Chanyeol, Mulut nya terbuka ingin melahap kembali penis milik Chanyeol yang masih mengacung tegak.

Tapi Chanyeol segera menangkup wajah Baekhyun hingga bibirnya mengerucut lucu. Lalu ia terkekeh. "Kakak akan memberikan yang lebih menyenangkan dari pada menghisap penis. Baekhyun mau?"

Baekhyun mengangguk masih dengan wajah nya yang ditangkup oleh Chanyeol.

Penis keras Chanyeol berusaha menerobos masuk kedalam lubang rektum Baekhyun. Geraman penuh nafsu tertahan ditenggorokan Chanyeol. Baekhyun dibawahnya sedang mengernyit sakit merasakan lubangnya dibobol benda asing yang keras.

"Kak Chanyeol sakiithhh~" Baekhyun merengek saat ujung penis Chanyeol sudah masuk kedalam lubangnya.

"Tahan sebentar, Sayang" Chanyeol mendesis. Dengan sekali hentakan penis Chanyeol sudah tertanam di rektum Baekhyun.

Baekhyun yang awalnya menjerit dengan hentakan pelan Chanyeol kini mendesah meminta lebih dari Kakak kelasnya.

"Lagiiihh~ Baekhyun mau lagiihh~" Baekhyun mendesah saat kenikmatannya ditumbuk Chanyeol.

Chanyeol menengadah, Merasakan bagaimana lubang Baekhyun memeluk erat penisnya.

"Eughhh, Baekhyun mau pipis kak" Baekhyun merengek ketika sesuatu yang kuat ingin menerobos keluar dari lubang penisnya.

Tapi, Chanyeol memegang penisnya lalu menutupi lubang penis Baekhyun dengan jarinya dan terus menghentak Baekhyun dibawah sana.

"Kak Chanyeollhhhh~" Baekhyun kembali merengek, Mata nya memerah menahan klimaks nya.

"Tahan Sayang, Kita lakukan bersama. " Chanyeol terus menghentak Baekhyun dengan keras hingga badan Baekhyun ikut terhentak.

Dilima menit berikutnya mereka klimaks dengan menyebutkan nama pasangan masing-masing.

Baekhyun membuka matanya, Tidak. Ini salah, Ini bukan bibir Chanyeol yang selalu memberikan ia kenikmatan. Dengan kesadaran yang kembali, Baekhyun mendorong tubuh Sehun yang berusaha terus mengejar bibirnya.

"Ini tidak be—" Mata Baekhyun bertemu dengan mata bulat milik Chanyeol. Tubuh Baekhyun mendadak kaku, suara nya seakan hilang.

Sehun yang melihat keterdiaman Baekhyun mengikuti arah pandangan Baekhyun.

Disitu Chanyeol berdiri memandang mereka dengan wajah datar. lalu ia mendengar suara lirih Chanyeol.

"Jalang."

"Kau tidak mau sekolah lagi?" Baekboom berdiri didepan kamar adik bungsunya. Sudah satu minggu adiknya hanya mengurung diri dikamar tidak ingin bersekolah sejak insiden Sehun yang mencium Baekhyun dikantin sekolah. Baekboom sudah tahu semuanya, Ia dan Sehun sudah sangat dekat dari kanak-kanak. Dan ia juga mengetahui perihal masalah kisah asmara adiknya itu, Sehun berbakat menjadi detektif.

"Kau ingin aku menghajarnya hingga ia tak bisa bersekolah? Siapa namanya tadi, Park Chanyeol, Benarkan?"

"Hyung, Jangan mengangguku!" Terdengar erangan protes dari dalam kamar dan Suara benda yang dilempar.

Baekboom menggeram kesal. "Baiklah, Park. Akan kupatahkan tulangmu."

Satu isi sekolah memekik saat salah seorang alumni mereka datang, Anak sulung dari keluarga Byun. Baekboom. Tapi bukan memekik histeris seperti fans pada idolanya melainkan pekikan karena Baekboom baru saja menumbangkan sang calon ketua osis.

"Jika kau ingin bermain-main jangan dengan adikku,Brengsek!" Satu pukulan Chanyeol dapat lagi di wajahnya.

"Hyung! Kau bisa berbicara baik-baik." Sehun yang dari tadi sedang berusaha menenagkan Baekboom terhempas kesamping. Tubuhnya menabrak dinding.

Chanyeol yang baru saja dipukul tepat dipipi kirinya menyeringai. "Bermain-main? Seharusnya itu yang kukatakan pada Baekhyun." Chanyeol berusaha bangkit.

Namun belum sempat ia berdiri, Baekboom kembali meninju rahangnya.

"Brengsek! Jadi seperti ini laki-laki yang selalu Baekhyun bela didepan ayah." Baekboom berdecih sinis. "Asal kau tahu, Park. Baekhyun kami sangat menyukai mu. Ia rela bertengkar dengan ayah untuk mempertahankan mu, Tapi lihat dirimu." Baekboom kembali berdecih lalu membuang ludahnya.

Chanyeol tertawa kosong, Seolah menyejek ucapan Baekboom.

"Berpelukan dengan orang lain lalu berciuman dengan lelaki lain lagi, Apa itu yang kau sebut dengan mempertahankan ku? Jangan bercanda. " Chanyeol berucap sinis.

Rahang Baekboom mengeras, Tinjunya sekali lagi melayang ke wajah Chanyeol tapi dengan pukulan yang membabi buta.

Chanyeol kalah telak karena ia tak menghindar dari pukulan si sulung Byun. Chanyeol terkapar dilantai, Darah segar keluar dari mulutnya.

"Ku pastikan kau menyesal, Park. Dan kau tidak akan bisa menemui adik ku lagi."

Baekboom pergi meninggakkan Chanyeol yang mencoba untuk berdiri.

Sehun menghela nafas, Ia mendekati Chanyeol dan mencoba membantunya berdir.

"Jangan sentuh aku." Chanyeol berucap dingin.

"Heh! Kau pikir aku sudi. Tapi karena ini melibatkan ku juga jadi aku harus menjelaskan sesuatu padamu, Baekhyun. Dia tidak seperti yang kau pikirkan."

Chanyeol berdecih sinis. "Memang apa yang aku pikirkan."

"Ciuman itu, Aku yang menciumnya karena aku dan Baekhyun dijodohkan. Tapi Baekhyun menolaknya, Sebenarnya sekarang aku pun menolaknya. Ciuman itu aku yang melakukannya karena ingin memastikan hati ku saja dan terakhir, Seseorang yang dipeluk Baekhyun itu adalah sepupunya sendiri, Jongin. Aku tidak tahu lagi sampai mana kesalahpahaman kalian tapi yang jelas, Baekhyun mencintaimu, Park. Harusnya kau tahu itu." Sehun lalu meninggalkan Chanyeol yang sekarang hanya terdiam.

Satu Bulan Yang Lalu...

Jari- jari Chanyeol mengusap lembut pinggang Baekhyun yang tanpa sehelai benang, Chanyeol terkikik geli saat Baekhyun menggerutu tak jelas dalam tidurnya.

"Ingin menginap? " Suara bass Chanyeol seakan menggelitik telingan Baekhyun.

"Ayah akan marah nanti." Baekhyun masih setia memunggungi Chanyeol.

Chanyeol memeluk tubuh mungil Baekhyun, menenggelamkan kepala Baekhyun pada dada bidang miliknya.

"Bilang saja menginap dirumah teman, Baekhyun memang tidak ingin terus seperti ini dengan kakak?" Tangan Chanyeol kini bermain di sekitar paha Baekhyun.

Baekhyun kemudian berbalik menghadap Chanyeol. " Akan Baekhyun coba." Baekhyun tersenyum menampilkan gigi-giginya yang rapi.

Selagi Baekhyun mengetik sesuatu di smartphone nya, Tangan Chanyeol tak henti-hentinya menggoda bagian tubuhnya yang 'rawan'.

"Baekhyun cantik." Chanyeol berbisik ditelinga Baekhyun. Membuat sang empu merona lucu. "Sudah selesai?" Chanyeol bertanya ketika melihat Baekhyun sudah meletakkan smartphone mikiknya diatas nakas.

Baekhyun mengangguk dan kembali masuk kedalam pelukan Chanyeol, membenamkan kepalanya di dada bidang kekasih.

"Apa Baekhyun masih kesakitan?" Chanyeol bertanya, Tangannya mengelus-elus bongkahan pantat Baekhyun yang masih telanjang.

"Euhh Kak Chanyeollhh~" Baekhyun mendesah, Matanya terpejam mendapat rangsangan dari tangan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum, Lalu bibirnya mengecup bertubi-tubi bibir cherry milik Baekhyun.

Baekhyun membuka matanya, Lalu tersenyum saat Chanyeol mengecup lama keningnya.

" Apa kakak mencintai Baekhyun?" Baekhyun bertanya polos.

Chanyeol tersenyum amat tampan. "Sangat. Sangat . Sangat mencintai Baekhyun. "

Baekhyun kembali merona, Bahkan hingga menjalar ke telinganya sekarang.

Chanyeol kembali mempertemukan kedua bibir itu lagi.

Chanyeol berjalan tersoek-soek dengan tatapan kosong. Hati nya mengutuk betapa bodohnya ia sekarang. Jongdae yang berada dibelakang nya tidak dapat berbuat banyak. Jongdae tidak tahu bibit permasalahannya jadi dari pada ia memperkeruh suasana lebih baik ia menjinakan mulut ontanya.

" Park Chanyeol." Sebuah seruan mengambil alih kesadaran Chanyeol.

Lelaki yang memanggil Chanyeol tadi mendesis seperti kesakita saat melihat lebam diwajah Chanyeol. "Baekboom Hyung pasti menghajar mu habis-habisan."'

Chanyeol mengerutkan keningnya tak mengerti.

" Oh, Aku belum memperkenalkan diri sepertinya. Aku Jongin, Sepupu Baek bersaudara."

Chanyeol hanya menganggukkan kepala seadanya, Terlalu malas untuk bersuara karena rahang nya bengkak. Baekboom tidak main-main menghabisinya tadi.

"Aku minta maaf, Jika karena aku banyak kesalahpahaman yang terjadi. Tapi soal pukulan Baekboon hyung, Aku rasa kau pantas mendapatkannya. Kau itu—" Jongin menghela nafas lelah.

"Aku hanya ingin bilang, Baekhyun sudah satu minggu ini hanya mengunci dirinya dikamar. Saat kau mengakhiri hubungan kalian ia sudah jarang makan. Kurasa Sehun sudah menjelaskan semuanya padamu, Jadi kumohon hubungilah Baekhyun. Aku tahu kalian masih saling mencintai, Bukan?" Jongin menghela nafas lagi lalu berbalik ingin meninggalkan Chanyeol sebelum pertanyaan Chanyeol menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau memeluk Baekhyun waktu itu?"

Jongin ingin tertawa terbahak-bahakj rasanya. Jongin bedehem sesaat. " Baekhyun bilang ia merindukan mu tapi karena tantangan dari ayahnya ia tak bisa menemui mu, Jadi aku memeluknya hanya untuk menenangkannya saja." Jongin kemudian tersenyum. "Temui dia, Dude!" Lalu Jongin berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya.

Selepas kepergian Jongin, Chanyeol tertunduk. Menimang-nimang apa yang harus ia lakukakan untuk bisa bertemu dengan Baekhyun.

"Kau memikirkan apa?" Jongdae akhirnya bersuara.

Chanyeol menggeleng lemah, Tangannya mengetik sesuatu di layar telpon nya lalu mendekatkan nya ketelinga.

"Menghubungi Baekhyun?" Jongdae bertanya lagi.

Chanyeol mengangguk tapi setelahnya helaan nafas keluar dari bibirnya. Nomer Baekhyun tidak dapat ia hubungi.

Baekhyun mendengus ke arah kedua ketiaknya, Mencoba mencari apa yang aneh didalam dirnya pagi ini, Karena setibanya di sekolah murid-murid tidak ada hentinya menatap nya dengan pandangan sulit diartikan. Sebagian dari mereka pun ada yang berbisik-bisik.

Bola mata Baekhyun membesar saat melihat kelasnya penuh dengan boneka beruangan berukuran balita dewasa. Errr... Baekhyun bukannya susah move on tapi bonekanya sama persis seperti yang selalu Chanyeol berikan kepadanya setiap kali perayaan bulanan hari jadi mereka.

"Kau pasti bahagia, Bukan?" Jongin berdiri didepannya Baekhyun dengan tatapan seolah meledek.

"Kau yang melakukan nya?" Baekhyun mengernyit melihat Jongin malah menyeringai.

Suara gemuruh orang dari luar mengambil alih perhatian Baekhyun. Baekhyun sedikit berlari keluar lapangan sekolah untuk melihat apa yang terjadi.

"MAAFKAN AKU! AKU MENYESAL BAEKHYUNEE!"

Mata puppy Baekhyun membola melihat Chanyeol berdiri dari atas gedung sekolah mereka sambil memegang spanduk bergambar dirinya. Pipi Baekhyun memerah, Tapi secepat mungkin ia menggelang. Tidak, Ini bukan waktunya untuk merona. Ia harus segera menyuruh si kakak kelas turun atau Chanyeol akan mendapatkan sanksi atau yang lebih parah jatuh dari gedung sekolah.

"AKU SANGAT MENCINTAIMU, KUMOHON MAAFKAN AKU, SAYANG" Chanyeol kembali berteriak. Suara gemuru ledekan pecah saat Chanyeol memanggilnya 'sayang'.

"AKU—" Suara pekikan keluar saat pijakan Chanyeol goyang pada ujung lantai gedung sekolah.

"TURUN!" Baekhyun memekik keras, Matanya memerah ingin menangis.

"Baekhyun bilang tu—hiks turun sekarang!" Baekhyun mulai terisak.

Chanyeol yang melihat dari atas gedung buru-buru mengambil langkah kaki seribu saat melihat pujaan hatinya terisak dengan mata yang tertutup erat.

"Baekhyun tidak apa-apa?" Chanyeol langsung bertanya saat ia sampai kebawah, mengecek kondisi tubuh Baekhyun. Tapi yang ia dapat bukan jawaban dari Baekhyun tapi pukulan di dadanya.

Baekhyun memukuli Chanyeol brutal sambil terisak.

"Sialan! hiks— Kakak sialan! Kalau kakak jatuh nanti bagai hiks! mana!" Baekhyun menangis sejadi-jadi nya masih memukuli dada Chanyeol.

Chanyeol tersenyum hangat, Diraihnya tubuh Baekhyun dan dikecup nya lama puncak kepala si mungil.

"Kakak minta maaf, Sayang."

Baekhyun memeluk erat Chanyeol menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Chanyeol masih dengan terisak.

"Maafkan, Kakak. Kakak mencintai Baekhyun." Chanyeol berucap lirih di telinga Baekhyun.

"Baekhyun juga." Lalu dengan agresif Baekhyun melumat bibir tebal kakak kelas.

Lalu terdengarlah sorakan dari penonton massal dadakan kisah cinta mereka.

"Sudah ku bilang ini hanya opera sabun." Jongdae mengerutu.

"Bilang saja kau iri." Sehun meledek.

"Apa-apaan si Park itu mencium adik ku di depan umum." Baekboom sudah siap untuk kembali menghajar si tiang Chanyeol tapi dengan cepat juga ditahan oleh Sehun, Jongdae dan Jongin.

"Jangan menganggu mereka, Hyung. " Jongin memelas saat Baekboom sudah tidak bisa mereka tahan.

" Kenapa juga mereka sangat lama jika masalah berciuman, Sialan!" Sehun ikut mengerutu.

END!

A/N : Ini nih yah epep yg tak jelas,ending nya aja ngebut karna pengen cepet di publish :"V Semoga ada yg suka yah. Bagi yg sider tolong sadarlah..

Diriku bukan sok kepedean ada yg mau baca epep gue diem diem tapi ini untuk readers yg juga baca epep yg aku polowing, sedih akutu liat author kaporit hiatus gegara siders hiks :"

Dan ini maap jikalau ada typo atau kata-kata yg mungkin gak mengerti, itu mungkin ilang karna dirku ngetiknya lewat hp :" maapken ya :"* Diriku hanyalah makhluk tak kasat mata yg memerlukan belaian kasih sayang dari suuman oppa :"*

Semoga kalian menyukainya hiks :"

Selamat malam sunah! diriku menunggu Chanbaek diranjang pojokan gang uuuhhhh :"V