Hongbin terbelalak kaget.
"P...play?"
Wonshik tersenyum nakal lalu ia mengambil sesuatu dari lacinya.
Mata Hongbin makin membesar. Wonshik memegang sebuah borgol lalu memasangnya ke tangan Hongbin.
"Kkau mau apa Wonshik?"
Wonshik menatapnya dengan alis terangkat.
"Wonshik? Aku lebih menyukai kalau kau memanggilku Shikie"
Hongbin memutar bola matanya dan menggumamkan "fine"
Wonshik meletakkan tangan Hongbin ke atas kepalanya. Lalu ia membuka celana Hongbin dan menariknya ke bawah.
Hongbin merintih saat Wonshik mencium member Hongbin.
Wonshik menatap Hongbin lalu ia melanjutkan ciumannya ke wajah Hongbin.
Tanpa sepengetahuan Hongbin, Wonshik mengeluarkan membernya dan menggeseknya ke lubang Hongbin. Hongbin memejam matanya dan merintih kuat.
"Aku ingin kau berteriak... KUAT!"
Wonshik mendorong membernya masuk dengan kuat dan membuat Hongbin berteriak kuat.
"AAAAAHHHHH AAASSSSS SSAKITTT SSHIIKK UUNGGHHH"
Wonshik memgeluarkan membernya dengan pelan lalu memasukkannya lagi dengan kuat.
Membuat Hongbin berteriak kencang. Tangannya gelisah ingin melepas borgol yang dipasang Wonshik.
"Uuhhh Won..Shikiiiee... aku ... uhhhh... ingin...mmmmm... mmmm aaahh memegangg... aaahhhhhhh... ddiiirrimuu... pppl aaahh please... Shikiiee.."
Wonshik tersenyum nakal.
"No!" Erang Wonshik.
"Uuuhhh Shhiikieee..."
"... hhhhhaaahhh ... ini hukumanmu..."
"Aaahhhhh Won Won... Wonshik.. aahhh ple AAAHH YEAAHH YEAAHH TTTHAATTT'SSSS..."
Wonshik semakin mempercepat gerakannya dan terus mengenai spot Hongbin.
Hingga selesai, keduanya berbaring seperti itu. Wonshik memeluk Hongbin sambil menekan tubuhnya.
"Uumm.. Wonshik.. aku.. kotor"
"So what?" Kata Wonshik sambil menciumi leher Hongbin.
"Uhh Wonshik.. tanganku..."
Wonshik mengambil kunci borgol dan membuka borgol Hongbin.
Hongbin mengehela nafas dengan lega dan ia memeluk leher Wonshik lalu mendorong tubuh Wonshik ke samping dirinya.
Hongbin lalu memeluk Wonshik dan kepalanya bersandar di dada Wonshik.
"Wonshik-ah? Aku... aku tidak pernah seperti ini sebelumnya..."
Wonshik mengelus rambut Hongbin sambil meletakkan dagunya di atas kepala Hongbin.
"Apakah... ini buruk? Maksudku... apa aku.. menganggumu? Umm.."
Hongbin menengadahkan wajahnya ke Wonshik.
"No... aku... aku menyukai ini... umm.. aku... aku rasa aku menyukaimu"
Wonshik menatapnya dengan lembut. Wonshik hanya diam.
"Wonshik-ah... can I... can I love you?"
Hati Wonshik sangat senang. Ia tak percaya kalau Hongbin menyukainya juga.
"Kkau... tidak menyukaiku ya? Uhh.. mmaf.. lupakan saja" Hongbin mengubur wajahnya ke dada Wonshik.
Hongbin mendengar getaran di dada Wonshik dan ia sadar kalau itu adalah tawa Wonshik. Ia lalu menatap Wonshik dengan bingung. Wonshik tertawa kuat.
"Binnie... kau mengira aku tidak mencintaimu?"
Hongbin tersipu malu.
Wonshik lalu bertumpu pada sikunya dan menatap Hongbin. Kedua sikunya di antara kepala Hongbin.
"I love you Hongbin... I love you..."
Hongbin tersenyum pada Wonshik dan Wonshik mencium Hongbin dengan lembut.
Hari berlalu dengan cepat. Hingga keesokan harinya...
Hongbin dan Wonshik berjalan bersama menuju kelas mereka. Mereka berpegangan tangan dengan senyum di wajah mereka. Mereka tidak memperdulikan tatapan dari teman sekolah mereka ataupun bisikan dari mereka.
Mereka menghabiskan waktu mereka dengan bercinta, tertawa, dan kadang mereka berbisik-bisik cinta.
Hingga sampai ke kelas, suasana kelas menjadi diam. Semua mata tertuju pada mereka, pada tangan mereka yang berpegangan.
Jaehwan dan Hakyeon saling bertatapan bingung.
Tak lama Wonshik dan Hongbin duduk, bel pun berbunyi.
Mr Taekwoon masuk dan ia menyuruh mengumpul tugas mereka.
"Lee Hongbin? Apakaha Kim Wonshik membantumu mengerjakan makalah?"
"Yes Mr Taekwoon. Kami belajar bersama kemarin" jawab Hongbin dengan senyum lebarnya.
Mr Taekwoon menatap Wonshik dengan alis yang terangkat.
"Bagus kalau begitu"
Bel pulang pun berbunyi.
Hongbin merapikan mejanya.
Wonshik sedang memeluk Hongbin secara diam-diam dan membuat Hongbin tersipu malu.
"Ehem. Hongbin-ah!"
Hakyeon dan Jaehwan menghampiri Hongbin dengan wajah tegas dan Wonshik tertawa mengejek.
"Yeah?"
"Aku ingin berbicara denganmu!" Kata Hakyeon lalu melirik Wonshik dengan sinis.
"Kau bisa tunggu di luar Wonshik!"
Wonshik mengecup pipi Hongbin lalu menatap Hakyeon dan Jaehwan dengan dingin.
Setelah Wonshik keluar, Hakyeon memegang bahu Hongbin dan menggoyangkan tubuh Hongbin.
"Apa dia mengancammu? Katakan pada kami Hongbin. Jujur! Kami akan membantumu!"
"Oouw... enggaak... dia tidak mengancamku." Hongbin mencoba melepaskan dirinya dari Hakyeon, tapi Hakyeon semakin memegang Hongbin dengan kuat.
"Hongbin? Tell. Us. The. Truth!"
Jaehwan menatap Hongbin dengan serius. Hongbin tidak pernah melihat Jaehwan begitu, Jaehwan anak yang suka bercanda.
Hongbin menatap mereka dengan wajah bersalah.
"Aku... aku mencintai Wonshik"
Hakyeon dan Jaehwan shock.
"No! Hongbinn! Kami sudah peringatkanmu kalau... Wonshik berbahaya!" Bisik Jaehwan dan sedikit kesal pada Hongbin.
"Hongbin! Kau harus jauhi Wonshik! Pokoknya kau harus jauhi Wonshik!"
Hongbin menggeliat di pegangan Hakyeon.
"No! Kami juga sudah pacaran! Dia sama sekali tidak menyakitiku! Dia mencintaiku!" Kata Hongbin lalu ia mengambil tasnya dan pergi meninggalkan 2 temannya itu.
Hakyeon dan Jaehwan benar-benar tidak percaya ini.
"Ottokajji?" Kata Jaehwan sambil menggigiti jarinya.
Hakyeon menggeleng kepalanya dengan geram lalu ia menarik tangan Jaehwan.
"Sudahlah! Kita sudah peringatkan dia."
Hongbin pergi ke kamar Wonshik. Ia tersenyum ketika ia membuka pintu kamar Wonshik yang tidak terkunci.
"Wonshikieeeee..." panggilnya.
Hongbin masuk dan tiba-tiba Wonshik memeluknya dari belakang dan mencium pipi Hongbin.
Hongbin lompat kaget lalu ia dengan wajah kesal berbalik menatap Wonshik.
Wonshik tertawa kuat sampai ia terjatuh di lantai.
Hongbin duduk di tempat tidur Wonshik sambil melipat tangannya dan menatap Wonshik dengan kesal.
Wonshik tidak berhenti tertawa hingga Hongbin menghela nafasnya dan ia menghiraukan Wonshik.
Wonshik yang masih cekikikan menghampiri Hongbin.
"Binniee..."
Wonshik menciumi leher Hongbin sambil memeluk Hongbin.
Hongbin menjauhi Wonshik dengan mendorong tubuh Wonshik. Tapi Wonshik lebih kuat mendorong Hongbin ke tempat tidur. Wonshik menciumi leher Hongbin hingga membuat Hongbin merintih dan lemas di bawahnya.
"Uunghhh Wonshik... pleaseee..."
"Please what Binnie... hmm?".
"... aaahh... Wonshikkk..."
"I love you Lee Hongbin..."
Hongbin tersenyum mendengarnya.
"I love you too Kim Wonshik"
Wonshik tersenyum lembut. Jantungnya berdegup kencang, badannya lemas seperti jelly.
'Kenapa dengan diriku? Am i really in love?'
Hongbin menguap.
"Ayo tidur!"
Wonshik berbaring di samping Hongbin dan ia memeluk Hongbin dengan senyum lebar di wajahnya.
"Thank you for loving me Binnie..."
Hongbin tersipu malu di pelukan Wonshik.
Ia menghadap dada Wonshik dan menyandarkan kepalanya disitu.
"I love you Wonshik... i love you"
Should i end this story?