Note: Maaf baru bisa update sekarang.


Chapter 6

"Kekuatan Baru!"


"Akhirnya sampai juga di Akademi Ninja!"

Naruto, Itachi, dan Izumi sudah berada di depan gerbang Akademi. Terlihat Naruto yang paling bersemangat. Tanpa buang waktu dia segera menarik tangan kedua temannya untuk segera masuk ke dalam dan mencari kelas mereka dengan berlari.

"Pelan-pelan Naruto-kun," kata Izumi yang terlihat kesakitan karena tangannya ditarik oleh teman pirangnya dengan kuat.

"Maaf Izumi, aku hanya sedikit bersemangat saja. Hehehe…"

"Sedikit gundulmu…!" kata Itachi pelan yang merasakan juga tangannya kesakitan akibat ulah Naruto yang katanya sedikit bersemangat.

Naruto melepaskan tangan kedua temannya. Dia berhenti berlari dan memilih untuk berjalan tenang sama seperti Itachi dan Izumi. Tak lama kemudian mereka akhirnya menemukan kelas yang dicari-cari. Kelas ini terletak di ujung lorong.

"Jadi di sini kita akan belajar ya… ayo masuk."

"Hn."

"Okey."

Naruto perlahan-lahan membuka pintu kelas, suara ribut terdengar oleh kedua telinganya. Mereka bertiga melihat suasana kelas yang ramai. Ada yang sedang berbicara bersama teman-temannya, beberapa anak lain terlihat sedang bermain sesuatu yang mengakibatkan kelas semakin ramai, namun ada juga yang terlihat duduk diam.

Naruto, Itachi, dan Izumi berjalan masuk lalu duduk di kursi paling depan karena kursi itulah satu-satunya yang masih kosong. Izumi duduk di tengah, diapit oleh Naruto yang berada di kanan dan Itachi di kiri.

Beberapa menit kemudian bel masuk sekolah terdengar. Seorang guru masuk tidak lama setelah bunyi bel tak terdengar lagi. Dia lalu berdiri di mejanya.

"Selamat pagi anak-anak." Sapanya.

"Pagi." Seluruh murid berucap dengan kompak.

"Namaku Umino Iruka, aku adalah Wali Kelas kalian. Mohon bimbingannya." Kata Iruka sambil membungkukkan badan.

"Wali kelas kita ternyata masih muda ya?" gumam Izumi.

Naruto dan Itachi mengangguk.

"Untuk sekarang, aku ingin kalian memperkenalkan diri masing-masing. Mulai dari yang paling ujung." Perintah Iruka sambil menunjuk murid yang duduk di paling belakang ujung kiri kelas.

Satu per satu para murid memperkenalkan dirinya. Total murid yang ada di kelas ini berjumlah 35 orang dengan 20 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Kegiatan kelas berjalan dengan lancar. Murid-murid memperkenalkan diri dengan semangatnya.

Sudah 15 orang murid yang memperkenalkan diri. Selanjutnya adalah seorang anak berambut orange panjang dan memakai kimono pendek dengan warna yang sama seperti rambutnya.

"Namaku Yamanaka Foo. Salam kenal dan mohon bimbingannya." Kata Foo singkat sambil membungkukkan sedikit badan.

Foo kembali duduk setelah dipersilahkan oleh Iruka. Selanjutnya, seorang peremuan berambut orange kecoklatan dengan mata yang hampir sama seperti Naruto berjalan ke depan dan melihat seluruh murid kelas.

"Namaku Hinoko, tapi panggil aku Soku-shi." Perkenalan singkat dari orang yang ingin dipanggil Soku. Dia lalu duduk tanpa menunggu perintah wali kelasnya.

Selanjutnya seorang lelaki berambut hitam, memakai topeng hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Dia berdiri tegak di depan kelas. "Perkenalkan. Namaku Aburame Torune. Salam kenal dan mohon kerja samanya."

Satu per satu murid memperkenalkan dirinya. Ada yang antusias, ada yang malas, dan ada yang biasa-biasa saja. Naruto, Itachi, dan Izumi pun memperkenalkan diri dengan biasa. Tidak berlebih. Hanya mengucapkan nama dan tersenyum kecil agar tidak canggung.

Oh ya, entah kenapa saat Itachi memperkenalkan diri seluruh murid perempuan bersorak-sorak kecuali Izumi. Itachi juga dibuat bingung. Sebagian besar perempuan di sana menanyai Itachi dengan beragam pertanyaan. Mulai dari di mana tempat tinggalnya, selalu main di mana dan masih banyak lagi. Itachi hanya menjawab seadanya saja dan buru-buru duduk di kursinya lagi.

"Baiklah. Terimakasih karena telah memperkenalkan diri kalian. Semoga kalian dapat akrab satu sama lain. Untuk hari ini sampai di sini saja. Besok kita mulai belajar biasa. Kalian boleh pulang sekarang." Kata Iruka yang disambut sorakan hampir seluruh anak didiknya.

Para murid berbondong-bondong keluar kelas. Naruto, Itachi, dan Izumi lah yang paling terakhir keluar kelas.

"Ah bosan… kenapa sudah pulang lagi?" gumam Naruto dengan nada kecewa sambil berjalan di koridor.

"Bukankah itu bagus? Lihat saja semua murid langsung antusias ketika mereka mengetahui bahwa sekarang pulang cepat." Kata Izumi.

"Normalnya memang begitu sih… tapi, ah sudahlah." Naruto tak mau memikirkan lebih dalam kekecewaannya. Yang penting sekarang bagaimana dia harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Mungkin dengan latihan.

"Itachi, Izumi apa kalian mau berlatih bersamaku di tempat biasa?" tanya Naruto.

"Maaf Naruto. Sepertinya hari ini tidak bisa. Ada rapat clan yang harus kudatangi." Tolak halus Itachi.

Naruto cemberut. Lalu mengalihkan pandangannya ke Izumi.

"Ehehe, aku juga sama seperti Itachi-kun."

"Ah membosankan, tapi mau bagaimana lagi. Sepertinya hari ini aku latihan sendiri."

"Bagaimana kalau mengajak Yugao-san saja?" saran Izumi agar Naruto tidak cemberut lagi.

"Yugao jam segini masih sekolah. Aku juga bertaruh bahwa setelah pulang sekolah dia ada urusan. Kalian tahu 'kan Izumi selalu mendapat pekerjaan dari Yondaime-sama. Itulah sebabnya kenapa Yugao selalu jarang berlatih dengan kita." Jelas Naruto. Sedikit banyaknya dia tahu apa saja kegiatan Yugao setiap harinya.

"Hm, begitu ya. Sayang sekali."

Tak lama berjalan, akhirnya mereka sampai di depang gerbang Akademi Ninja. Naruto berpisah dengan Itachi dan Izumi di sana. Tujuannya sekarang adalah berlatih. Namun dia mampir dulu ke Kedai Ramen Teuchi untuk makan. Entah kenapa perut Naruto selalu cepat lapar akhir-akhir ini.

10 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kedai ramen langganannya.

"Paman, pesan ramen miso sa- are?" Naruto terkejut karena di hadapannya kini duduk 2 orang dewasa. 1 pria berambut pirang sama seperti dirinya dan satu lagi wanita berambut merah panjang.

"Hokage-sama! Maaf karena sudah datang ribut-ribut. Aku tak tahu kalau Hokage-sama mampir ke sini." kata Naruto sambil membungkuk maaf.

"Ah tidak-tidak. Biasa saja Naruto-kun. Duduklah. Kau juga mau makan ramen 'kan?"

"Eh? Ah iya, begitulah. Terimakasih."

Naruto duduk di samping keluarga Hokage. Mereka berbincang-bincang seputar permasalahan sehari-hari. Itung-itung basa basi agar tidak canggung. Sesekali Naruto berbicara hal lucu agar pemimpin desanya tertawa. Naruto lakukan ini agar Hokagenya tidak stress karena masalah pekerjaan. Naruto cukup tahu bagaimana pekerjaan Hokage yang sebenarnya dari Hiruzen.

10 menit menyantap ramen. Naruto memutuskan untuk pamit duluan karena ingin berlatih. Dia juga tidak mau terlalu lama berada di dekat orang besar seperti Hokage. Bagaimana menjelaskannya yah… bukan tidak mau karena tidak suka, melainkan Naruto merasa tidak cocok untuk disandingkan dengan orang besar seperti Hokage. Perasaannya mengatakan dia tidak pantas. Entah karena apa.

"Ah tadi itu menegangkan sekali. Berbicara dengan keluarga terhormat seperti mereka." Gumam Naruto.

Tujuan selanjutnya tidak bukan dan tidak lain adalah Hutan Kematian. Tempat biasa dirinya berlatih. Naruto berfikir latihan apa lagi untuk meningkatkan kekuatannya. Pengendalian chakra sudah bagus, otomatis pengendalian elmen juga sudah bagus. Pengendalian sharingan Naruto sudah bagus bahkan sudah memasterinya.

"Latihan apa lagi ya?" gumam Naruto berfikir sambil mengusap dagunya. "Ah mungkin latihan bersama hewan buas menggunakan sharingan. Aku jarang melakukan sparring langsung menggunakan sharingan. Mungkin latihan ini akan memudahkanku ketika bertarung sungguhan menggunakan sharingan." Lanjutnya.

Naruto sudah tentukan mulai sekarang dia akan berlatih sharingan dengan cara bertarung langsung dengan musuh sesungguhnya. Meskipun yang Naruto lawan hanyalah hewan buas, bukan ninja.

Naruto melompat dari atap ke atap agar lebih cepat sampai ke tempat yang dituju. Entah kenapa semangatnya terbakar kembali.

"Yosh! Aku akan berjuang menjadi Shinobi terkuat!" teriak Naruto keras di atas atap-atap bangunan desa Konoha.


Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Kini sudah 8 bulan Naruto bersekolah di Akademi Ninja. Naruto, Itachi, dan Izumi menjadi murid paling unggul disegala bidang. Baik bidang pelajaran maupun bidang praktek jutsu-jutsu sederhana. Hampir seluruh nilai yang mereka dapatkan sempurna.

Seluruh murid menganggap mereka bertiga adalah 3 orang paling cerdas. Iruka pun dibuat bingung sekaligus senang karena anak didiknya ada yang berprestasi. Iruka merasa seakan-akan Naruto, Itachi, dan Izumi tak layak lagi disebut murid. Mereka sudah layak disebut seorang shinobi karena pengetahuan dan keterampilannya yang bagus. Iruka juga yakin bahwa mereka bertiga akan lulus dari akademi dengan cepat.

Ada yang aneh dengan Naruto. semenjak 3 bulan yang lalu kepribadiannya sedikit berubah menjadi pendiam. Entah karena apa. Itachi pernah bertanya penyebabnya namun Naruto hanya mengelak bahwa dia baik-baik saja seperti dulu, tidak ada yang berubah. Namun Itachi tidak mempercayai perkataan Naruto. Sebagai sahabat dia tahu Naruto menyimpan beban yang cukup berat. Seperti ada pikiran yang menghantuinya dan Naruto belum mendapatkan jawaban atas masalah yang sedang dia selesaikan.

"Ada apa denganmu Naruto? ceritakanlah jika kau memang ada masalah," Kata Itachi untuk kesekian kalianya.

"Ah tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja. Tidak ada masalah yang sedang kuhadapi." Jawab Naruto dengan senyum cerah andalannya. Tapi Itachi yakin ucapan sahabatnya adalah kebohongan.

"Ya sudah."

Bel pulang berbunyi. Seluruh murid berhamburan keluar kelas. Naruto cepat-cepat keluar setelah pamit duluan pada Itachi dan Izumi. Kelakuan Naruto membuat mereka tambah bingung dan penasaran.

Di depan Akademi Naruto tak sengaja bertemu dengan Yugao. Naruto menghampiri Yugao yang ada di depannya.

"Yo Yugao, apa kau ada waktu sepulang sekolah?" tanya Naruto cepat membuat Yugao cukup terkejut.

"Eh? Ya ada. Kebetulan hari ini aku sedang tak ada pekerjaan. Memangnya ada apa Naruto-kun?" tanya Yugao sambil menaikkan sebelah alisnya, bingung.

"Aku ingin kau berbuat sesuatu,"

"Apa itu?"

"Jadilah teman sparring-ku hari ini."

"Eh? Kupikir ada apa. Kalau hanya teman sparring boleh-boleh saja."

"Kalau begitu ayo! Sekarang kita langsung ke tempat latihan."

"Eh sekarang? Aku belum ganti baju!"

"Ganti bajunya nanti saja. Aku ingin memastikan sesuatu!"

Dan Naruto pun mengajak Yugao ke Hutan Kematian secara paksa. Naruto harus memastikan sekali lagi. Masalah yang menurutnya cukup berat. Ini menyangkut kekuatan Naruto, lebih tepatnya mata sharingan Naruto. Ada yang tidak beres dengan mata saktinya setelah 5 bulan memakai sharingan secara berlebih di usia yang masih muda.

"Kau siap?" tanya Naruto yang sudah berhadapan dengan Yugao. Hendak memulai sparring di pinggiran Hutan Kematian.

"Siap tidak siap aku harus siap 'kan?" balas Yugao cemberut.

Dia belum mempersiapkan apa-apa seperti tidak membawa pedangnya. Untung saja Yugao selalu membawa kunai setiap harinya untuk jaga-jaga. Biasa'lah pekerjaan dia 'kan menyangkut senjata. Jadi untuk jaga-jaga Yugao membawa kunai tajam agar suatu ketika ada yang hendak mencuri barang pekerjaannya Yugao dapat melawan.

Naruto juga. Tidak membawa apa-apa. Kunai pun dia tidak bawa. Naruto benar-benar akan sparring dengan tangan kosong.

"Baiklah, mulai!" teriak Naruto.

Yugao dengan cepat berlari ke arah Naruto dengan menggenggam kunai di tangannya. Bersiap menebas Naruto.

Naruto siaga penuh. Dia mengaktifkan sharingannya membuat Yugao terbelalak kaget dan menghentikan pergerakannya.

"Na-Naruto-kun…" gumam Yugao kaget.

Ah Naruto sudah menduga hal ini. Yugao pasti sangat terkejut jika melihat sharingan Naruto. Maklum Yugao belum tahu rahasia yang dimiliki oleh Naruto.

"Ya. Seperti yang kamu lihat. Aku mempunyai sharingan itu berarti aku ada hubungannya dengan clan Uchiha. Mungkin orang tuaku ada yang berasal dari Uchiha. Dan… maaf karena telah merahasiakan ini darimu." Kata Naruto.

Yugao terdiam. Berusaha mencerna perkataan Naruto. "Jadi… selama ini Naruto-kun merahasiakan dariku? Lalu siapa saja yang sudah mengetahuinya? Atau jangan-jangan hanya aku yang baru tahu saja?"

"Itachi dan Shisui yang sudah tahu, termasuk dirimu sekarang."

"Mou~ Naruto-kun harus menjelaskan semuanya padaku setelah ini! Mengerti?" kata Yugao sambil menunjuk Naruto dengan wajah kesalnya.

"Iya iya. Nah sekarang kita lanjutkan dulu sparring-nya oke?"

Syut!

Perkataan Naruto dijawab oleh gerakan Yugao yang sangat cepat. Melanjutkan niatnya untuk menyerang Naruto.

'Cih! Sudah kuduga. Sharinganku tidak dapat memprediksi gerakan setelah 5 bulan dipakai terus menerus.' Batin Naruto kesal.

Inilah masalah yang sedang dia hadapi. Naruto benar-benar bingung kenapa sharingannya jadi tidak dapat memprediksi gerakan lawan bahkan mengcopy gerakan pun jadi tidak bisa. Yang sharingannya bisa lakukan hanyalah melihat chakra dan mengeluarkan beberapa genjutsu.

Syat syat syat!

Yugao terus menerus memberikan serangan tebasan sayatan pada lawannya. Naruto cukup kewalahan dengan gerakan Yugao yang sangat cepat. Dia hampir tidak bisa mengikuti pergerakkan Yugao bahkan dengan menggunakan sharingannya. Naruto beruntung karena refleksnya dia asah dengan baik sehingga dapat menghindari serangan yang mustahil dapat dihindari bahkan oleh shinobi kelas Chuunin sekali pun.

Crash!

Namun Yugao dapat melukai lawannya. Pipi Naruto tersayat oleh kunai tajam yang menjadi senjata lawannya. Darah mengalir keluar dari balik luka yang lumayan besar itu. Beruntung luka yang didapat Naruto tidak dalam. Jadi tidak banyak darah yang keluar.

"Kenapa Naruto-kun? Bukannya kamu bisa dengan mudah menghindari seluruh seranganku? Terutama menggunakan sharinganmu yang sudah 3 tomoe." Kata Yugao agak bingung. Seharusnya Naruto dapat dengan mudah mematahkan seluruh serangannya. Apalagi sharingannya aktif.

"Itulah alasanku untuk mengajakmu sparring." Gumam Naruto pelan sambil mengelap darah yang mengucur di pipinya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya kurang konsentrasi." Balas Naruto.

Naruto merangkai segel tangan dengan cepat. Dia menghirup udara di sekitarnya lalu menahannya di mulut. Naruto bersiap melancarkan jutsu yang tidak asing lagi bagi para shinobi.

"Katon: Goukakyuu no Jutsu"

Sebuah bola api berukuran cukup besar melesat menuju arah Yugao. Sepertinya Naruto benar-benar serius untuk sparring kali ini.

Yugao melompat mundur ke belakang, menjaga jarak. Dia lalu menghindari serangan bola api lawannya dengan melompat ke atas.

Naruto yang melihat Yugao menghindar ke atas tersenyum tipis. Dia membuat satu segel tangan. Lalu mengarahkan kedua telunjuknya tepat ke arah Yugao.

"Katon: Higan no Jutsu"

Sebuah peluru api Naruto lancarkan. Total ada 6 peluru api yang Naruto lesatkan dengan cepat.

'Yugao tak dapat menghindari seranganku jika berada di udara. Kunai adalah satu-satunya cara untuk bertahan. Tapi aku yakin kunai itu tak dapat menghentikan laju peluru apiku. Karena api tidak pa-'

Deg!

Pemikiran Naruto terhenti tiba-tiba. Otaknya kini memutarkan sebuah kejadian yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Yugao tak dapat menangkis serangan Naruto, membuat tubuhnya terkena peluru api. Naruto tersenyum. Namun senyuman itu hilang ketika dia melihat tubuh Yugao berubah menjadi bongkahan kayu yang gosong.

'Kawarimi kah?'

Tanpa sempat Naruto mencari keberadaan lawannya, Yugao muncul tiba-tiba di belakang Naruto dengan kunai yang dilesatkan tepat ke arah leher. Naruto yang tidak sempat menghindar terpaksa menerima ancaman kunai yang teracung di depan lehernya. Dia tidak bisa berbuat apapun sekarang.

"Menyerah?" tanya Yugao dengan senyuman kemenangannya.

Naruto mendecih lalu mengangkat kedua tangannya, tanda dia menyerah dan kalah dari Yugao.

Otaknya berhenti memutar kejadian yang belum pernah Naruto alami sepanjang hidupnya. Pandangannya kini sudah kembali fokus ke serangan peluru api yang sebentar lagi mengenai Yugao.

'Tadi itu apa?'

Dor dor dor!

Yugao tak dapat menahan maupun menghindari serangan Naruto. Tubuhnya terbakar api. Sedetik kemudian Yugao berubah menjadi bongkahan kayu gosong.

Naruto kaget dengan apa yang dia lihat sekarang. Ini sangat mirip dengan peristiwa yang tiba-tiba berputar di otaknya. Jika memang benar kejadiannya akan sama maka…,

Drep!

Tangan Naruto dengan cepat menahan tangan Yugao yang menggenggam kunai. Naruto berhasil menggagalkan serangan dadakan Yugao. Tangan Naruto yang satunya lagi mencengkram leher Yugao lalu dengan sekuat tenaga membanting tubuh itu ke tanah.

Brak!

Kepulan debu cukup tebal tercipta seketika tubuh itu bertabrakan dengan tanah dengan kerasnya.

"Menyerah?" kata Naruto.

"Uhuk uhuk! Mau bagaimana lagi, Naruto-kun sudah mengunci seluruh pergerakanku." Kata Yugao sambil terbatuk.

Naruto dinyatakan menang dalam sparring ini. Naruto membantu Yugao untuk berdiri. Pada akhirnya dia menanyai keadaan Yugao, Naruto terlihat khawatir. Mungkin dia berlebihan tadi. Sharingannya dia non-aktifkan.

"Aku tidak apa-apa Naruto-kun,"

"Benar?"

"Iya."

"Syukurlah kalau begitu."

Naruto bernafas lega. Tentang peristiwa yang berputar di otaknya. Naruto tidak yakin tapi… apakah mata sharingannya dapat melihat sekilas masa depan? Entahlah. Naruto masih tidak yakin dengan hal itu. Mungkin dengan meminta bantuan Yugao sekali lagi untuk meyakinkan dan memperjelas bagaimana bisa peristiwa itu tiba-tiba berputar di otaknya.

"Ne Yugao,"

"Ada apa Naruto-kun?"

"Boleh aku minta bantuanmu?"

"Tentu saja. Memangnya bantuan seperti apa?"

"Coba serang aku dengan serangan dadakan terbaikmu." Pinta Naruto.

"Untuk apa?" Yugao masih bingung. Apakah Naruto ingin sparring lagi dengannya?

"Hemm, untuk memperjelas suatu hal."

Yugao semakin bingung dengan jawaban Naruto. Tapi dia tak terlalu memikirkan itu. Yang harus dirinya lakukan hanyalah menyerang Naruto secara mendadak saja. Mudah.

"Baiklah."

Yugao menjaga jarak dengan Naruto. Kunai yang sedari tadi dia genggam dilemparkan tempat ke arah kepala Naruto.

Naruto mengaktifkan sharingannya. Lagi. Rangkaian peristiwa yang belum pernah di alami Naruto berputar di kepalanya dengan cepat.

Naruto berhasil menghindari kunai itu dengan mudah. Tanpa disangka Yugao muncul secara tiba-tiba di belakang Naruto lalu menangkap kunainya.

Naruto yang baru sadar Yugao telah berada di belakangnya dengan cepat menoleh. Namun pandangan yang ditangkap oleh sharingannya adalah sebuah kunai teracung tepat di depan kepalanya.

Sekilas, Naruto menatap Yugao yang sedang tersenyum.

"Bagaimana?"

'Terjadi lagi!' batin Naruto.

Dia lalu menghindari kunai Yugao dengan memiringkan kepalanya ke kanan. Naruto melihat Yugao yang menghilang tiba-tiba.

'Jangan-jangan arah belakang!'

Benar saja. Yugao muncul di belakang Naruto sambil hendak mengambil kunainya lagi. Naruto yang sudah mengetahui apa yang akan terjadi langsung merespon dengan menahan tangan Yugao dan mengunci seluruh pergerakannya sehingga Yugao tak dapat bergerak sama seperti tadi.

"Refleksmu semakin baik Naruto-kun. Aku tak menyangka teknik pamungkasku dapat dipatahkan dengan mudah." Kata Yugao memuji Naruto.

"Ah tidak juga."

Naruto melepaskan Yugao dan menonaktifkan sharingannya. 'Sepertinya memang benar sharinganku dapat melihat sekilas masa depan. Aku jadi mengerti kenapa sharinganku tak dapat memprediksi dan mengcopy gerakan. Itu setara dengan kekuatan baru yang kudapatkan.' Batin Naruto sambil menutup 1 matanya dan tersenyum tipis.

'Apakah semua sharingan seperti ini?' batin Naruto bertanya-tanya.

"Nah sekarang Naruto-kun harus menjelaskan semuanya padaku!" Yugao tiba-tiba berteriak dengan muka sebal sambil mendekati wajah Naruto.

"Eh? Ah benar juga. Aku baru ingat. Tapi sebelum itu aku penasaran jutsu apa yang kamu pakai ketika muncul tiba-tiba di belakangku. Aku yakin bukan jutsu Sunshin karena tidak akan secepat itu."

"Benar. Aku tidak melakukan Sunshin. Melainkan Hiraishin." Jawab Yugao senang.

"Hiraishin?"

"Ya. Teknik teleportasi tercepat yang dikuasai oleh Yondaime Hokage-sama. Hanya beliau dan aku yang bisa melakukan teknik itu. Meskipun aku tidak dapat mengendalikannya dengan baik." jelas Yugao.

Yugao ditawarkan oleh Hokage untuk mempelajari teknik Hiraishin beberapa tahun lalu. Karena Yugao sudah sangat dekat dengan keluarga Hokage. Yugao dengan senang menerimanya dan mulai mempelajari Hiraishin sendirian. Kadang-kadang Yondaime Hokage melatih Yugao kalau ada waktu senggang.

"Ah aku tahu! Naruto-kun sengaja mengalihkan pembicaraan 'kan?" selidik Yugao.

"Eh? Tentu saja tidak. Baiklah sekarang aku akan menjelaskan semuanya."

Dan Naruto pun menjelaskan tentang bagaimana dia mendapatkan sharingan serta melatih sharingannya dibantu Shisui. Naruto menjelaskannya dengan sangat detail dan meminta maaf untuk yang kedua kalinya pada Yugao. Yugao memaafkan Naruto sambil mengancam sahabatnya jika ada rahasia diantara mereka maka Yugao tidak akan pernah memaafkan Naruto lagi.

Tak terasa hari sudah menjelang malam. Yugao menawari Naruto makan malam di rumahnya dan Naruto pun mengangguk setuju dengan antusias.

Hari ini ditutupi oleh sepasang sahabat yang berjalan bersama sambil bercanda. Mereka terlihat sangat akrab. Naruto yang terus bercerita lucu dan Yugao yang berusaha menahan tawanya sampai air matanya hendak keluar.

Sungguh sebuah persahabatan yang indah.

To Be Continued


AN: Sekali lagi, maaf menunggu lama ya! Baru bisa update sekarang soalnya.

Tenang sharingan Naruto, saya terinspirasi dengan tokoh Charlotte Katakuri yang dapat melihat sekilas masa depan. Menurut saya itu sangat keren.

Chapter ini sudah ditambahkan words-nya menjadi lebih dari 3k+ semoga senang meskipun tambahannya tidak banyak.

Review yang pakai akun sudah dibalas lewat PM, tentunya yang hanya merupakan pertanyaan dan butuh tanggapan. Balasan review yang ditulis di akhir chapter adalah yang anonim.

Hana Kouki: Kayak ada yang aneh. Kapan Naruto dapat Kekkei Touta-nya? Pas sudah besaran kali ya? Sabar neng. Fic ini alurnya tidak akan terburu-buru. Yang pasti Naruto akan dapat Kekkei Touta-nya.

12021: Apakah Shisui akan mati sama seperti di cannon? Rahasia bro. Dan soal pembantaian clan Uchiha bagaimana? Ikuti saja ceritanya.

Terimakasih karena sudah membaca fic ini. Saya mau kasih pengumuman bahwa…

FANFICTION INI HIATUS SAMPAI FIC Surgeon of Deathtamat. Jangan marah ya!

Sekali lagi! Jangan lupa review ya!


© Indra Kusuma