Mine

.

.

ChanBaek

.

Disclaimer : Tak ada yang ku miliki selain ide cerita ini :")

Summary : Baekhyun itu milik...

Hanya dia yang boleh menjawabnya!

.

T+(3_3)

.

One-shot

.

Other cast : HunHan

.

EnJoy~

"H-hei... Henti...kan...aaah..." Baekhyun tak mampu untuk terus berupaya menahan desahannya. Kenikmatan yang berasal dari bagian tubuh depan—tepatnya dada, seolah mampu membuat dirinya terjatuh pada planet yang dipenuhi oleh bunga-bunga indah.

Tepat disaat putingnya disedot kuat oleh bibir basah pria tinggi yang memangkunya, ia menekan kepala pria itu. Guna melakukan hal yang lebih.

"Uhhh...ak-em...keras-keras...hh," puting sebelah kirinya dicubit gemas menggunakan tangan besar nan kasar pria itu. Dan Baekhyun semakin menenggelamkan wajahnya pada surai merah yang melakukan tugasnya terlampau baik. Ia menghirup aroma shampoo, hal itu juga entah kenapa membuat dirinya kian bertambah parah untuk berhasrat lebih dari semua yang terjadi sekarang.

Baekhyun sedikit terpaksa untuk menyudahi kegiatan pria tampan bersurai merah itu, dengan menjambak pelan beberapa helaian rambutnya. Ia menatap lurus, namun pancaran matanya mengirimkan hasrat untuk melakukan sesuatu yang panas, bergelora, membakar tubuh dan ia tidak ingin membuang waktu. Dengan cepat, Baekhyun mendekatkan wajahnya. Menempelkan bibir mereka untuk kesekian kalinya. Tetapi hal itu justru membuat Baekhyun selalu saja menginginkannya.

Dan mereka berciuman saling menuntut, pergulatan lidah segera terjadi kala pria yang lebih kecil dengan sengaja membukakan mulut. Hidung mereka bersinggungan, selain bibir yang menyatu kuat, pipi pun terlihat menempel. Mata terpejam seolah terhanyut oleh ciuman panas mereka. Dan saliva entah milik siapa kini menghiasi dagu si kecil nan manis Baekhyun.

"Hhhh..." deru napas terdengar kasar tatkala penyatuan bibir itu terlepas.

Dan Baekhyun kembali mendesah disaat lehernya diserang secara tiba-tiba oleh si merah. Ia tahu jika ia akan memiliki tanda cinta di sana. Dan hatinya berkata jika ia juga mendambakan kecupan dibagian tubuhnya yang lain.

"Chan...yeolhh..." Baekhyun memanggil nama simerah disertai desahan. Dirinya semakin terlena oleh kecupan ringan disekitar leher dan juga cuping yang dilakukan oleh pria berindentitas Park Chanyeol itu.

"Ini...masih—" ucapan Baekhyun terputus, karena suara Chanyeol menginterupsi. "Aku sudah lama tidak menyentuhmu, Baek."

Baekhyun kian bersemu, ia yakin jika wajahnya kini terlihat seperti tomat. Dengan kerutan lucu di bibirnya—entah bermaksud menggoda—ia memainkan helaian rambut Chanyeol oleh jemari lentiknya. "Baru saja tiga bulan, dan kau datang langsung membawaku kemari... Kekasih macam apa kau?"

Chanyeol tersenyum amat tampan. "Aku pangeranmu, sayang..." kemudian mencuri kecupan pada bibir merah Baekhyun.

"Kau itu adalah satu-satunya orang yang...terlalu percaya diri," ujar Baekhyun. Ia tersenyum kecil dan menyatukan dahi serta hidung mereka.

Sementara Chanyeol kian merapatkan tubuh yang berada diatas pangkuannya itu. Membiarkan tangan lentik itu menjelajahi perut sixpack-nya yang masih tertutupi oleh kain baju. Dan ia pun tak ingin berdiam saja, perlahan namun pasti tangannya ia bawa menuju pantat sintal kekasih pria cantiknya itu—yang sayangnya masih tertutupi oleh jeans ketat. Namun, ia dapat meremasnya, meskipun tak sekuat yang ia inginkan.

"Reaksi tubuhmu masih sama..." Chanyeol sengaja memberikan napasnya disekitar leher kekasihnya. Dan Baekhyun menghentikan pergerakannya untuk mengusap tubuh depan kekasih besarnya itu. Ia memejamkan mata, kala Chanyeol merenggangkan rengkuhan untuk membuka kemeja hitamnya secara keseluruhan. Membiarkan Chanyeol mengecupi bahu sempitnya itu. Ia begitu terlena.

"Chanyeol..." sulit sekali ketika napas kian memendek tetapi Baekhyun harus bersuara. Ia kembali menghentikan aksi Chanyeol dengan cara yang sama. Seraya menyunggingkan seringaian, ia pun berkata dengan napas yang berat. "Aku merindukanmu... Ayo, kita bercinta."

Sebagai jawaban dari ajakan Baekhyun, Chanyeol mampu tersenyum dan mencium dahi kekasihnya sekilas. "Kata itu yang mau sekali aku dengar ketika kita kembali bertemu..."

"Tapi, jangan disini. Bagaimana kalau kamarmu saja?"

Chanyeol menyeringai. "Aku mempunyai barang yang bagus dikamarku, kau tidak akan keluar cepat-cepat seperti sebelumnya. Kurasa begitu," ujar Chanyeol mencoba menggoda pria kecil yang bersemu merah.

"Asalkan d—"

"Hanya kita. Tidak dengan kekhawatiran. Lupakan yang lainnya," ucap Chanyeol, menuntut jawaban sesegera mungkin. Dan didepannya Baekhyun termangu sebentar, tetapi roman wajahnya tergantikan oleh kebahagiaan.

"Aku milikmu, Park Chanyeol..."

.

.

.

Baekhyun meringsut kepelukan Chanyeol. Setelah menghabiskan kegiatan panasnya, ia belum juga merasa puas. Lebih tepatnya, sentuhan, kecupan, jilatan dan tumbukan Chanyeol masih terasa asing bagi tubuhnya. Ia masih mampu melanjutkan ronde selanjutnya, dan dengan sengaja ia menjilati cuping Chanyeol. Meniupkan getaran birahi disana.

"Cukup sampai disini, Baekhyun. Kau masih ada jadwal," teramat sulit ketika mengatakan suatu hal yang bertolak belakang dengan hati. Tetapi, ini untuk kebaikan kekasihnya. Memantapkan jika mereka cukup melakukan seks hanya satu kali untuk waktu sekarang.

"Tapi... Besok jadwalnya tidak akan membutuhkan tubuhku harus meliuk-liuk di atas panggung. Aku hanya bernyanyi dengan pantat yang menempel pada kursi," Baekhyun berhenti dari kegiatannya, dan memandang Chanyeol dengan mata puppy.

"Sayang..." Chanyeol mengambil alih posisi, ia kini berada diatas tubuh telanjang Baekhyun. "Bagaimana cara dudukmu itu mengundang orang-orang dan netter yang menontonmu nanti merasa ada yang aneh?" Baekhyun terdiam, ia kini tak lagi menatap lensa bulat.

"Aku hanya mencoba melindungimu, dan diwaktu yang tepat, kita akan menjadi pasangan yang bahagia. Hanya untukmu, aku melakukan ini semua."

"Buktikan itu ketika semua orang tahu, khususnya untuk keluargamu.." pandangan Baekhyun kembali pada sosok Chanyeol. "Jangan banyak menjanjikan masa depan yang cerah. Karena kesedihan datang ketika kebahagiaan yang tak terwujud," Baekhyun mengusap lembut ceruk leher kekasihnya. Sinaran matanya memancarkan kegelisahan, meskipun hal itu berusaha ditutupi oleh senyuman.

Sementara Chanyeol segera menyelimuti Baekhyun oleh pelukannya, ia mencium pucuk kepala pria yang dicintainya itu. "Aku hanya takut kau tak mempercayaiku. Karena ini seolah aku adalah seorang pecundang yang ulung. Bersembunyi dan memanfaatkan keadaan."

Dan Baekhyun tidak ragu untuk membalas pelukannya, dengan erat tangannya melilit tubuh yang lebih besar. "Itu perkataan yang membuatku semakin buruk."

"Aku sangat mencintaimu, sampai kapanpun itu..."

"Aku terlalu mencintaimu, dan terimakasih karena sudah mencintai seseorang sepertiku dengan sebesar itu.."

"Aku tak memerlukan ucapan itu. Hanya kau.."

Ciuman kembali terjadi tatkala Chanyeol mengakhiri ucapannya. Ciuman sarat dengan kasih yang tulus.. Ciuman atas nama cinta suci nan besar milik mereka berdua...

Park Chanyeol dan juga Byun Baekhyun.

.

.

.

Sesosok pria berjas biru menutup laptopnya sedikit kasar. Matanya memerah, menahan gejolak emosi yang meletup-letup setelah menyelesaikan tontonan yang ia lihat dari laptop.

"Bagaimana? Apa kau masih mau menolakku, sesudah melihat kebohongan diantara—" ucapan itu terputus kala sebuah tatapan menusuk ia dapatkan dari pria yang terduduk tak nyaman dari kursi kerjanya.

"Baiklah... Aku hanya mencoba membantu untuk membuatmu tak memikirkannya saat ini dengan cara yang sama yang dilakukan mereka disana.."

Hening.

Suasana kaku dan kabut hitam kini seolah berada diatas kepala mereka.

"Jelas-jelas kau sudah dibohongi—"

"Diam kau jalang!"

"Benar, kata itu juga terdengar bagus kalau kau peruntukkan padanya.." ia tak merasa sakit ketika diteriaki oleh hinaan semacam itu. Dengan santai, sosok yang hanya menggunakan kemeja merah longgar memendekkan jarak wajah diantara mereka. "Suamimu berselingkuh dengan Kakakmu sendiri, Park Sehun," kemudian membukakan tiga kancing kemeja dengan tangannya sendiri, sengaja memperlihatkan bahu polosnya. Dan tanpa malu ia segera mendudukkan tubuhnya diatas pangkuan Sehun. Bergeliat disana, memancing Sehun untuk menyetubuhinya diruangan kantor milik pria itu.

"Apa kau tidak sedikitpun tertarik untuk bermain seks denganku?" ia sedikit frustasi karena tak mendapatkan juga atensi Sehun.

Lalu Sehun menatapnya lekat-lekat, tentu dengan ekspresi datar andalannya. "Kau tiba-tiba saja datang kekantorku, memerintahkan aku harus melihat rekaman cctv yang terpasang di ruangan pribadi suamiku. Lalu kau menelanjangi tubuhmu sendiri didepan mataku, mengatakan kalau kau berhasrat untuk tidur bersamaku. Apa motivasimu yang sebenarnya, Luhan?"

Sosok yang berada dipangkuan Sehun terdiam sebentar. "Aku mantan sekretarismu yang menyimpan sebuah perasaan lebih terhadapmu. Dan sebuah takdir yang manis karena aku mengetahui perselingkuhan suamimu itu. Lantas, aku berharap kau menceraikannya dan..." Luhan mencuri ciuman bibir atas Sehun. "Aku mau... Aku menjadi milikmu," ujar Luhan nyaris tak terdengar.

Dan tak Luhan sangka, tangan kekar Sehun bergerak menuju pangkal pahanya yang tak tertutupi oleh benang kain apapun. Memberikan usapan disana, dan tubuhnya segera bereaksi.

"Aku tahu ini adalah pertama untukmu, jadi mari kita lakukan ini dengan perlahan, Sehun."

Didepannya Sehun menyeringai, "Kau banyak tahu tentangku, sampai pada aku belum bercinta selama dua bulan pernikahanku ini." Tangan Sehun kini menelusuri tubuh Luhan, kemudian melanjutkan pekerjaan si cantik untuk menuntaskan kancing kemeja yang masih tertutup. "Tapi, aku paham betul cara memuaskan seseorang.."

Kini Luhan benar-benar telanjang dihadapan mantan atasannya.

#

#

#

FIN

A/N: Ohaaaiii hihihihihi/tawa kuntil/

Maaf ngilang gitu aja, banyak kegiatan yang musti aku lakuin di reallife/gananya/

Gimana? Gimana? Ceritanya absurd, kan? /WO YA JELASDONG!/

moga fic ini bisa menghibur hati para readers yang tengah patah hati karena ditinggal kawin binatang kesayangan/apasih!?

Dan semoga Baekhyun semakin nempel sama Chanyeol! oh my lord~~~

Annyeol~

Ketemu di one-shot berikutnya, eaahh(?)

SALAM TOBELI!