BEAUTIFUL IN WHITE
Disclaimer : Masasahi Kishimoto
Pair : Sasuke. U, Hinata. H
Ratting : T
Warning : AU, Typo (s) dan segala kekurangan lainnya
DON'T LIKE! DON'T READ!
Chapter 1
Apakah kalian percaya dengan istilah "cinta pada pandangan pertama"?. Jika Sasuke diberi pertanyaan yang sama, dia akan menjawab dengan tegas "NO". Bagi sasuke yang senantiasa berfikir logis, antara cinta dan pandangan pertama itu tidak akan pernah bisa disatukan, keduanya tidak cocok. Hell bagaimana bisa seseorang jatuh cinta kepada orang yang bahkan baru pertama kali di lihat dan belum dikenal sama sekali, nonsense!.
Sasuke Uchiha yang terkenal dengan ketampanannya, postur tubuhnya yang tegap, kekayaan dan karirnya yang bagus, sudah pernah berkali-kali berhubungan dengan wanita. Semua wanita itu sudah dia kenal baik terlebih dahulu tentu saja. Baginya merupakan pantangan untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang belum dikenal bebet, bobot dan bibitnya.
Meskipun dia tercap sebagai seorang playboy, namun Sasuke tidak sembarangan menjadikan seseorang sebagai pacarnya. Lihatlah mantan-mantan pacarnya, sebutkan saja Yamanaka Ino si model seksi yang telah di kenalnya sejak dia sekolah dasar. Karin Uzumaki seorang dokter sepesialis jantung yang cukup terkenal, teman seangkatannya semasa SMA. Atau mantan-mantan Sasuke yang lainnya, semuanya pasti telah dia kenal minimal 1 atau 2 tahun sebelum dia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan gadis tersebut.
Anehnya dari semua hubungan yang pernah di jalaninya, belum pernah ada yang bertahan lama, paling lama 6 atau 10 bulan. See dengan orang yang sudah di kenal saja hubungannya tak pernah berhasil, bagaimana dengan orang yang baru di kenal dalam beberapa menit. Jadi bagi Sasuke "Cinta pada pandangan pertama" hell "BIG NO".
Sasuke boleh saja mengoceh tentang ketidak percayaannya pada cinta pandangan pertama. Tapi apakah dia akan tetap berpendirian yang sama saat ini? Ketika dirinya terus memperhatikan seorang gadis yang langsung menarik perhatiannya, di pertemuan pertama mereka. Let's see
.
.
.
.
Berbeda dengan Sasuke yang menggembor-gemborkan tentang ketidak percayaannya dengan cinta pandangan pertama. Naruto Uzumaki merupakan penganut akut pada istilah itu. Dia langsung jatuh cinta pada si gadis musim semi saat pertama kali mereka bertemu di toko kelontong di depan rumahnya. Dan karena cintanya itulah dia terus-terusan mengejar si gadis pujaan. Hasilnya? Jangan tanya.. sekarang mereka sedang melaksanakan pesta pertunangan.
Si blonde sekarang sedang merasa heran melihat partner in crime sejak masih orok itu terus-terusan diam dan hanya memandang pada satu arah. Apa sebenarnya yang dia lihat? Arah pandangnya sih ke tempat tunangannya berada. Jangan-jangan dia jatuh cinta sama Sakura? tapi tidak mungkin. Kalau Naruto boleh membuka aib, sebenarnya dia lama mengejar-ngejar Sakura namun baru sekarang mendapatkan wanita tambatan hatinya itu, tak lain dan tak bukan karena sahabatnya ini. Sasuke merupakan cinta pertama Sakura meskipun perasaan gadisnya itu tak pernah terbalas.
Jadi Sasuke tak mungkin kan balik mencintai Sakura saat wanita itu sudah bertunangan dengannya. Hah atau mungkin si Uchiha itu hanya iri terhadapnya, itulah praduga paling memungkinkan.
"Haha.. makanya Teme.. kau iu jangan suka meledekku tentang cinta pandangan pertama. lihatlah bahkan aku tinggal selangkah lagi menikah dengan cinta pandangan pertamaku. Dan kau masih terus-terusan gagal menjalin hubungan dengan cewek-cewek yang sudah kau kenal." Naruto mengoceh di depan Sasuke membuat pria yang sedang memperhatikan sosok malaikat yang sedang mengobrol dengan Sakura merasa terganggu
"Dobe... siapa gadis yang sedang mengobrol dengan tunanganmu?" Tanya Sasuke akhirnya karena penasaran
"Yang mana Teme.. oh itu. bukankah kau sudah kenal dia? Itu mantan pacarmu loh Teme. Masa kau lupa? Ya tuhan jangan-jangan kau terserang amnesia ya.. pantas saja dari tadi kau terlihat berbeda dari biasanya."
"Bukan si rambut kuning bodoh.. Gadis yang memakai gaun putih itu" Jelas Sasuke
"Hmmm... yang mana sih.. oh itu adalah Hinata-chan. Dia koas baru di Rumah Sakit tempat Sakura bekerja, " jawab Naruto heran dengan sahabatnya
"Hinata ... jadi itu namanya. Nama yang cantik seperti orangnya" ujar Sasuke. Tidak sadar bahwa ucapannya yang out of character itu sudah membuat sahabatnya, Naruto Uzumaki hampir tersedak minumannya.
"Apa yang kau katakan teme?" Naruto langsungsung menghadap Sasuke yang masih memandangi Hinata. sepertinya ada yang aneh dengan sahabatnya itu
"Hn.." jawab Sasuke singkat
Naruto meraba kening Sasuke, coba mengecek apa anak itu sedang terserang virus Zika yang beberapa waktu lalu sempat marak di beritakan. Kalau tidak salah kemarin Sasuke baru pulang dari Malaysia. Barangkali saja sahabatnya itu digigit oleh nyamuk betina Aedes Aegypti. Pria stoic yang merangkap menjadi sahabatanya itu kan penarik perhatian kaum hawa, mungkin saja dia salah menebar feromon sehingga jatuh pada nyamuk betina.
"Badanmu tidak panas?" Naruto bertanya bingung tapi sekaligus lega "apa kau baik-baik saja Teme? Apa perlu aku memanggil Sakura untuk memeriksamu. Dia kan dokter" Naruto mencoba perhatian.
Sasuke hanya memandang sahabatnya itu dengan tak peduli, perhatiannya masih terpusat pada malaikat tak bersayap yang mencuri hatinya di tatapan pertama.
"Ah.. Sakura-chan pasti sedang sibuk menerima para tamu. Bagaimana kalau Hinata-chan saja yang memeriksamu. Dia kan seorang dokter, pasti bisa memeriksamu" Naruto masih mengoceh sendiri tapi kali ini Sasuke mendengarkan baik-baik mulut sahabatnya itu setelah mendengar nama si malaikat di sebutnya
"Hn.. Naruto, sepertinya kau benar aku memang sedikit kurang enak badan. Bagaiman jika kau memanggil siapa tadi? Hi.. Hinata? ya Hinata, untuk memeriksaku" usul Sasuke.
"Kau merepotkanku saja, tapi baiklah" Naruto beranjak dari hadapan Sasuke, dan menghampiri beberapa wanita yang sedang berkumpul, 5 meter dari jaraknya.
Sasuke menyeringai ketika Naruto menghampiri Hinata dan terlihat mengobrol sebentar sambil sesekali melihat ke arah dirinya. Tak lama Naruto kembali bersama dengan si malaikat.
"Ekhem.. se-selamat malam tuan" suara beludru Hinata menyapa pendengaran Sasuke.
" Hn.." jawab Sasuke pura-pura tidak peduli
"Begini..kata Naruto-san, anda sedang tidak enak badan dan dia memintaku untuk memeriksa anda, jadi bisa kah kita mencari tempat duduk agar saya bisa memeriksa anda tanpa menimbulkan kecurigaan dari orang-orang sekitar." Hinata berdiri tak nyaman, pria di hadapannya hanya memperhatikannya terus.
"Bagaimana kau bisa memeriksaku jika kau sendiri tak membawa peralatan praktek?" Sasuke menatap Hinata dari atas sampai bawah, membuat wanita di hadapannya sedikit risih.
"Ah.. saya memang tidak membawa peralatan saya, tapi jika hanya memberikan pertolongan pertama, mungkin saya bisa sebelum anda pergi ke rumah sakit. Sepertinya Naruto-san terlihat khawatir sekali pada anda. Saya hanya menghormatinya. Jadi bagaimana tuan?" Hinata bertanya
"Baiklah, kita cari tempat duduk" Sasuke berjalan mendahului Hinata
.
.
.
.
Sasuke terus memperhatikan wajah gadis di depannya. Setiap kerutan di dahi saat dia sedang serius, setiap kedipan mata untuk menjaganya tetap berfungsi, hidung lancipnya yang kembang kempis saat mengambil nafas dan bibir itu..bibir sensual yang bergerak setiap dia mengeluarkan pertanyaan padanya, membuat Sasuke seolah ingin mengulumnya.
Shitt..gadis ini. Apa yang dia lakukan padaku?
"baiklah tuan, sepertinya anda hanya kelelahan. Suhu tubuh anda sepertinya normal, tapi anda bisa memastikannya dengan menggunakan termometer untuk meyakinkan. Anda hanya harus sedikitt beristirahat" ujar Hinata setelah selesai memeriksa Sasuke. Dia hendak bangun untuk pergi dari tempat nya duduk bersama Sasuke. Sepertinya gadis itu merasa sedikit tidak nyaman berada di dekatnya
"Maukah kau menemaniku isirahat disini?" Ranpa sadar Sasuke mengeluarkan pertanyaan itu
"Pardon?" Tanya Hinata heran
"Ah maksudku, temani aku disini. Kau tidak takut jika aku terjatuh pingsan tiba-tiba setelah kau periksa. Kau tahu aku cukup terkenal di kota ini, dan aku yang pingsan setelah bertemu denganmu, pasti akan menimbulkan masalah yang merepotkan untukmu" Sasuke berusaha mencari alasan yang hanya di pandangi aneh oleh Hinata tapi gadis itu menurut juga, dia tetap duduk disana.
"jadi siapa namamu dokter?" tanyanya to the point saat Hiinata kembali duduk di kursinya
"Hinata... Hyuga Hinata" jawabnya lembut
Hyuga..
"kau Hyuga...Hyuga yang sama dengan Neji Hyuga?" Sasuke mengernyitkan dahi
Hinata mengangguk "hmm..dia kakak sepupuku"
Shitt!
"berarti kau pasti sudah mengenalku?" Pria itu bersedekap
"hmm.. ya, anda Sasuke... Betul?"
"kau mengetahui namaku pasti dari Neji kan? maksudku aku dan sepupumu sudah sering bekerja sama"
Lebih tepatnya bersaing. Hell kenapa gadis di hadapannya ini merupakan sepupu si iblis Neji Hyuga, saingan terberatnya.
"Tidak.. kak Neji belum pernah menceritakan perihal pekerjaan saat sedang berkumpul bersama keluarga" Hinata menjelaskan
Sasuke bisa bernafas lega, setidaknya gadis di hadapannya tidak tahu kalau dirinya dan Neji merupakan saingan dalam segala hal
"Jadi kau mengetahui namaku, pasti dari majalah bisnis yang sering menampilkan wajahku sebagai pebisnis muda yang handal, ya kan?" Sasuke menyombongkan diri, pasti gadis di hadapannya akan langsung jatuh cinta padanya jika mengetahui sepak terjang dirinya.
"No..." Hinata menggelengkan kepalanya pelan.
Cantik
Lihatlah tindakan seperti itu saja membuat Sasuke terpana.
"Aku tahu nama anda, karena kita pernah bertemu, ya beberapa tahun yang lalu. Anda pasti lupa. Saat itu kita dipertemukan lewat perjodohan keluarga kita. Tapi saat kita bertemu anda langsung menghina saya dengan kata-kata yang Hmm.. rasanya saya sendiri tiidak tahan mengatakannya Padahal itu pertemuan pertama kita, dan anda sudah meninggalkan kesan yang begitu mendalam terhadap saya. " Sepertinya Hinata mengeluarkan semua unek-unek dalam hatinya. Entah kata-kata apa yang pernah Sasuke ucapkan sehingga melukai perasaan gadis ini.
"?"
"Ah..anda pasti tidak mengingatnya. Hal yang wajar, apalagi penampilan saya waktu itu cukup berbeda dengan sekarang?" Hinata bangkit dari duduknya
"Kau pasti salah mengenal orang. Mungkin ada Sasuke lain yang pernah berbicara seperti itu padamu tapi pasti bukan aku" Sasuke memang sering berkata kasar pada wanita. Apalagi wanita yang tidak bagus dalam pandangan matanya. Wajar saja bukan bagi seorang laki-laki cinta itu turun dari mata baru kehati. Tapi rasa-rasanya dia belum pernah bertemu apalagi mengatakan hal-hal yang bisa menyakiti gadis di depannya ini
"Anda Sasuke Uchiha kan? putra bungsu dari Fugaku dan Mikoto Uchiha, adik dari Itachi Uchiha, ahh dan seorang pria sombong yang dalam mimpinyapun tak akan pernah mau bersanding dengan perempuan seperti saya?" Hinata berbicara dengan intonasi yang tetap lembut, namun dalam hatinya bisa di pastikan ada kobaran api yang menyala besar
"Tidak apa-apa tuan Sasuke, lagi pula saya sudah melupakan hal itu. ahh bahkan saya cukup bersyukur waktu itu anda mengatakan hal itu. setidaknya dengan begitu kita tidak jadi di jodohkan bukan? Lagipula anda juga bukan tipe pria idaman saya seperti perkataan anda waktu itu bahwa saya juga bukan tipe anda. Ah.. maaf tuan Sasuke sepertinya saya sudah harus pergi. Ini sudah batas jam malam saya. Selamat tinggal" lanjutnya sambil berlenggang pergi meninggalkan Sasuke yang masih bengong, dengan kondisi yang sangat jarang di alaminya ini.
Dirinya ditinggalkan begitu saja? seumur hidupnya Sasuke belum pernah di tinggalkan sendirian apalagi oleh seorang wanita.
.
.
.
.
Hinata merasa bertemu dengan seorang Sasuke Uchiha membuat moodnya yang tadi baik-baik saja menjadi turun drastis. Bukan tanpa alasan. Pria itu dulu pernah menyakiti hatinya. Menghinanya dengan kata-kata yang ahh.. rasanya dia malas sekali mengingat moment itu. Dia akui fisik seorang Sasuke tidak bisa di remehkan. Dengan wajah yang tampan bak dewa yunani, tubuh tegap, jika dia membuka kemejanya pasti akan menampakan perut sixpacknya. Jangan lupakan juga satu point penting, yaitu kekayaannya yang.. yah tak bisa di hitung dengan jari. Namun satu kekurangannya mulutnya seperti asahan apapun yang keluar dari bibir tipis yang sexy itu pasti tajam. Jika saja omongan bisa membunuh, Hinata pasti sudah mati dengan kata-kata yang di keluarkan oleh laki-laki itu di pertemuan pertama mereka beberapa tahun silam.
Dia tak menyangka bahwa makhluk tampan namun bermulut tajam itu lahir dari seorang Mikoto Uchiha. Wanita lemah lembut, baik hati, tidak sombong dan kebaikan-kebaikan lain yang melekat di sosok penuh kasih sayang itu. Masih tertulis jelas dalam ingatannya bagaimana perkataan si Uchiha bungsu membuat kepercayaan dirinya yang memang sudah rendah menjadi lebih rendah lagi. seandainya ada bilangan yang lebih kecil dari nol, mungkin di situlah Hinata berada saat itu.
Padahal Hinata tak ada niat sedikitpun untuk mendapatkan hati si bungsu Uchiha saat dia datang ke Mansion Uchiha atas undangan bibi Mikoto. Hahh dia bahkan sama sekali tidak tahu bahwa ada kongkalikong antara ayahnya dan bibi Mikoto untuk menjodohkannya dengan putra bungsunya itu. Namun malang tak dapat terhindar sepertinya dari Hinata, karena saat bibi Mikoto mengenalkannya pada si putra bungsu ,kemudian pergi untuk memberikan waktu bagi mereka agar saling mengenal. Dan jederrr! Kata-kata yang keluar dari mulut manis Sasuke Uchiha berhasil membuat Hinata langsung sakit hati dengan kata-kata berbisa hasil dari mulut sang Uchiha muda. Sejak saat itu dia tak pernah mau lagi menemui lelaki bermulut tajam itu.
Hah... dan sekarang melihat wajahnya seperti membuka kembali moment itu. Untung saja, Hinata yang sekarang lebih bisa mengendalikan dirinya. Yah.. berkat usaha kerasnya selama ini tentu saja.
Jika dulu ada orang yang mendengar namanya pasti selalu terkait dengan, kutu buku, freak, si gadis berlensa tebal, tidak modis dan penggugup sehingga kadang-kadang dia akan tergagap saat bicara. Namun sekarang penampilannya..hmm cukup menarik. Dia tak lagi memakai kaca mata, kecuali jika sedang membaca, itupun jenis kaca mata dengan lensa yang tipis dengan frame yang cantik. Pakaiannya pun lebih modis, tak lagi memakai baju-baju yang sizenya setingkat lebih besar, meskipun dia tetap memakai pakaian yang lebih banyak menutupi kulitnya karena memang dia tak menyukai pakaian-pakaian yang kekurangan bahan, seperti kebanyakan gadis-gadis muda sepertinya. Kawat giginya juga sudah di buka. Bicaranya juga tidak gagap lagi dan wawasannya yang luas sehingga selalu bisa di ajak bicara masalah apapun menjadi daya tarik untuk orang-orang merasa nyaman jika bersama dirinya. Jangan lupakan cara bicara dan tindak tanduknya yang sopan membuat dirinya pantas di kagumi orang banyak, terutama kaum yang dari salah satu rusuknya wanita diciptakan.
Hinata tersadar dari nostalgianya saat ada seseorang yang menepuk pelan bahunya. Ternyata pasangannya untuk datang ke pesta ini. Matanya melirik sesaat ke arah Sasuke yang sedang mengobrol dengan Naruto. Wanita bersurai panjang itu hanya berharap semoga dia tak akan lagi berurusan dengan seorang Uchiha Sasuke. Kali ini dia bisa menahan diri untuk tidak berteriak dan menunjuk-nunjuk wajah pria itu atas apa yang pernah di lakukannya pada dirinya. Tapi lain kali dia tak bisa menjanjikan apapun.
.
.
.
.
"Hei teme kau kenapa? Apa Hinata-chan sudah memeriksamu?" Naruto kebingungan melihat sahabatnya itu yang tetap terdiam, tak menanggapi pertanyaannya "Hei Teme.. kau kerasukan ya?" Naruto mengguncang-guncang tubuh Sasuke berkali-kali "Teme...teme..teme.. roh siapapun itu, jangan masuk kedalam tubuh sahabatku, tolonglah. Dia memang berengsek tapi bagaimanapun dia tetap sahabatku. Jadi roh terhormat keluarlah secepatnya dari tubuh ini" lanjut Naruto sambil mengguncang-guncang tubuh Sasuke
"Diamlah dobe! Aku sedang berfikir" Sasuke tiba-tiba menyentakkan tangan sahabatnya
"Syukurlah akhirnya kau sadar juga"
"Hn.." jargon andalan Sasuke "hei Naruto! apa kau sudah lama mengenal Hinata?"
"Hmm lumayan, dia salah satu anak didik Sakura di Universitas Konoha saat tunanganku itu menjadi dosen. Kata Sakura-chan, Hinata adalah murid genius, dia menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari pada temen-teman seangkatannya. Padahal anak itu masuk di umur 17 Tahun. Err dulu dia tak seperti itu, kau tahu dandanannya semasa kuliah sangat freak. Dengan kaca mata super tebal dan gigi berbehel belum lagi bajunya yang sperti kelebhan bahan, longgar di sana-sini. Ugh aku saja sampai pangling melihat Hinata-chan yang sekarang. Kalau aku tahu dia secantk itu mungkin aku akan menaksirnya... heheh" Naruto cengengesan
"Eeh...kenapa kau bertanya tentang Hinata?" Naruto tersadar dengan ke anehan Sasuke. Tak biasanya sahabatnya itu bertanya tentang seorang gadis padanya.
"Teme jangan bilang kau menyukai Hinata?" Naruto menatap Sasuke horor. Jangan-jangan benar kalau Sasuke kerasukan jin penunggu gedung ini.
"Bisakah kau diam dobe. Kau mengganggu konsentrasiku" Sasuke mencoba mengingat-ingat pertemuannya dengan beberapa wanita yang pernah di kenalkan oleh ibunya. Rata-rata wanita-wanita itu berdandan menor ala pengantin dengan parfum menyengat yang membakar hidung. Oh pernah satu kalii dia di kenalkan dengan seorang gadis dengan kaca mata tebal dengan gigi yang memakai behel berwarna hitam. Gadis itu memakai apron yang sudah kotor dengan tepung yang menempel di sana sini. Satu-satunya gadis yang di kenalkan oleh ibunya di kediaman mereka. Biasanya Sasuke hanya akan menemui gadis-gadis yang di kenalkan padanya di sebuah restaurant.
Sasuke ingat satu hal. Saat menemui gadis tersebut, sasuke langsung mendecih tidak suka. Apa yang di fikirkan ibunya saat itu. dengan gadis-gadis yang berdandan dan wangi saja Sasuke tak pernah mau, apalagi seorang gadis yang freak dan berbau tepung dan telur. Maka saat itu Sasuke langsung mengatakan hal yang cukup kejam terhadap gadis itu saat ibunya pergi setelah memperkenalkan gadis itu padanya.
"Kau tidak sadar sedang berhadapan dengan siapa nona? Ibarat pepatah, kau seperti punduk yang sedang merindukan bulan. Lihat penampilanmu yang sangat menjijikan itu. kau fikir aku akan tertarik padamu? Kau bukan tipeku. Hah bahkan dalam mimpiku pun aku tak akan sudi bersanding denganmu. Jadi sebelum kau di permalukan lebih jauh. Menyerah dan menyingkirlah dari hadapanku!"
Kira-kira paragraf itulah yang dia katakan sebelum gadis itu pergi dari hadapannya dengan mata berkaca-kaca. Dia mulai ingat satu hal penting, nama gadis itu adalah Hinata Hyuga...
Oh Shitttt!
Yuhuu! I'm comming with new story... sebenarnya nie cerita sudah di tulis sejak lama, namun belum pede buat publis. tapi berhubung author belum dapet mood buat nulis cerita author yang lain jadilah yang ini di publish.. maaf kalo ceritanya pasaran. ide author ini memang selalu pasaran kok. ceritanya author pengen buat fic yang lebih ringan nih, tapi gak tahu bakal pada suka ato enggak.
So lanjut atau stop? kasih reviewnya ya ! sankyu..jaa nee
