Darah

[Kim Taehyung × Jeon Jungkook]

Fiksi | Nilai TM | Bangtan | VKook | MinYoon

Percintaan. Drama. Supranatural

.

.

.

Suara jerit kesakitan seorang wanita memecah keheningan pekatnya malam. Suaranya terdengar melengking penuh kesakitan. Bagaimana tidak? Coba membayangkan tasnya saat bekerja untuk menemukan dari dalam sadar. Tentu itu sangat menyakitkan, bukan ?.

"Jarimu sangat cantik, bagaimana kamu bisa melakukan ini?" Sang pelaku mengangkat lengan si wanita, mengusap jari-jemari sang wanita penuh kekaguman sambil nyatanya lengan itu telah terlepas dari tubuh sang wanita.

Tak ada jawaban, sang wanita tetap diam, terbaring dalam keputusasaan bawah kungkungan mahkluk bersayap kejam dengan mata merah itu. Air mata mengalir tanpa bisa ia tahan lagi.

"Ugh ... jangan menangis, sayang!" Sangenang memainkan peran, ia menampilkan wajah kasihan. "Apa begitu sakit?" Ia bertanya dengan raut terenyuh melihat kesakitan gadis itu, tetapi wanita itu tetap diam, tidak menjawab atau mengeluarkan suara sedikitpun. Mungkin ia tau bahwa ajal memang akan datang lagi dan perkuma saja ia melawan.

"Hah!" Lalu raut muka berubah, ia menampilkan tatapan bengis penuh kekejaman. "Jika itu sakit, berhentilah menjadi sok jago dengan menggangu urusanku!" Tangannya dengan kasar mencengkaram dagu si wanita.

"Yah, sekarang jadi sayang sekiggaran kamu harus berhasiin satu kali tangan berhargamu ?!" Kedua manik merah itu beralih dari tangan si gadis. Ia mengangkat tangan itu, menggoyang-goyangkannya di depan wajah gadis itu. "- Dan Kau Gelar tau siapa yang kamu usik sebelum terjadi hal yang seperti ini" Setelah mengatakan itu dia langsung berbicara si si wanita, membuangnya seperti sampah yang tidak bernilai walau nyatanya itu adalah lengan manusia. Lalu makhluk bersayap itu langsung bergerak di ketinggian dengan cepat.

Tidak bisa diketahui karena mereka hanya mencocokkannya dengan darah yang terus menetes dari luka yang menganga.

"Katakan pada pemimpin mu! Jangan membuat ulah denganku atau seluruh tikusnya akan bernasip sama sepertimu!"

"Kau harus mengatakan pesan ini, jika tidak ingin teman-temanmu mati satu-persatu ditanganku" setelah mengatakan itu ia langsung menukik turun.

Sekitar ketinggian tiga puluh meter dari atas tanah, ia menyebabkan tubuh wanita di persimpangan jalan saat ada mobil yang tengah melaju.

Tubuh wanita itu jatuh tepat di depan mobil, tertabrak keras, lalu terguling di atas aspal tak berdaya. Ia sekarat.


Hari berganti.

matahari pagi penyambut jungkook dengan sinarnya. Mengusik kamar tidur Jungkook yang sangat suggidur semalam. Kelopak matanya mengerjap, hampir terbuka tapi ia menutupnya lagi karena silau. Akhirnya Jungkook berguling kesamping membelakangi sinar matahari.

"Selamat pagi, Tuan malas"

Jungkook terkejut mendengarkan suara itu, ia langsung membuka kelopakapasan.

"Kau!" Maniknya membeliak, Ia tak percaya melihat Taehyung sepagi ini di kamar. "Apa yang kau lakukan di kamarku?".

"Menunggumu bangun. Apa lagi?"

"Kamu bisa menungguku bangun di luar!". Belum sedetik dia selesai dengan kata-kata protes Jungkook ble makin membeliak. Ia langsung memilih ke arah pintu kamar. Kunci-kunci tambahan yang terpasang di pintu masih terhubung, pastikan tidak akan terbuka jika bukan sendiri yang membukanya.

"Kau!" Jungkook mengarahkan telunjuknya pada Taehyung, geram, tidak percaya. "Bagaimana kau bisa masuk kemari?". Tiba-tiba saja tiba berdetak cepat, ia langsung menyibak selimutnya dan turun dari atas tempat tidur. Sedikit jump tergesa ke arah cermin memeriksa kondisi tubuh.

Melihat Tanda Merah di sekitar lehernya tidak masuk membuat Jungkook menghembuskan nafas, lega.

Jungkook memutar tubuh menghadap Taehyung lagi, tetapi pria itu tidak ada di tempat ia menggunakan tadi. Lagi-lagi ia dibuat terkejut. Kelopak mata Jungkook membesar. "Dimana dia?". Jungkook melangkah tergesa sekitar tempat dimana Taehyung berdiri.

"Taehyung?" Matanya menyipit mencari kebaradaan pria itu di sekitar malam.

"Taehyung?" Jungkook memanggilnya lagi konfirmasi. Tetap tak ada sahutan, Dirimu itu pun sama sekali tak nampak di sekitaran bersih.

Apa ?! Apa ini halusinasiku saja? "Jungkook bertanya dalam hati.

"Ahhh ..." Jungkook menarik rambut legamnya, "-aku sudah gila, sampai-sampai harus berhalusinasi Taehyung masuk ke kamarku".

.

.
.


Sementara diluar kamar Jungkook, sang ibu. Nyonya besar pemilik rumah itu tengah gusar. Saerin belum kembali dari tiga hari yang lalu, lebih jelas sejak dia berpamitan ingin pergi pesta di sini.

"Apa yang terjadi pada anak itu?" Nyonya Jeon berjalan mondar-mandir di ruang keluarga. "Kemana sebenarnya dia? Kenapa tidak pulang juga?" Nyonya Jeon terus bertanya-tanya dengan cemas. Pikiran-pikiran negatif terus berkeliaran di dalam dalam pikiran pun menambah beban pikiran wanita paruh baya ini.

Jemari lentiknya dengan cepat mengetik nomor penjaga yang ia tugaskan untuk mencari Saerin, ini sudah berapa kali ia menghubungi untuk mencari perkembangan tentang pencarian putrinya tetapi hasil yang bisa dapat juga memuaskan. Mereka belum juga menemukan Saerin.

"Ibu" Suara panggilan dari Jungkook menyanyikan nyonya fokus pada ponsel untuk Jungkook yang masih berada di dekat anak tangga. Sehelai sal rajut berwarna merah yang melingkar di leher Jungkook menarik perhatiannya.

"Selamat pagi, sayang" nyonya Jeon mendekat kearah putranya. Ia mengecup kening Jungkook sebelum posisi atensinya kembali pada syal merah Jungkook. "Apa kau akan pergi kekampus hari ini?". Tanya nyonya Jeon sembari jemarinya mengusap-usap rambut legam Jungkook.

"Ne" Jungkook mengangguk. "Apa Nunna belum juga Pulang?".

Sang ibu menganguk, tersenyum kecut mendapati pertanyaan Jungkook.

"Aku akan membantu mencari Nunna setelah mata kuliahku berakhir, pasti Nunna mengerjai ibu lagi"

"Ya, bantulah mencari Nunna mu, semoga kau bisa menemukan Uri Saerin". Nyonya Jeon mengatakan itu dengan mengawang, sorot menunjukkan kesedihan dan penuh khawatiran pada putri sulungnya. sementara Jungkook menatap klien dengan perasaan sedih.

"Nunna, benar-benar keterlaluan kali ini" geram Jungkook dalam hati.

"Ah .. Eomma, ayo kita sarapan! Eomma harus punya tenaga yang banyak untuk memarahi Nunna setelah dia pulang nanti. Kajja Eomma!" Jungkook setengah menarik yang tidak fokus ke ruang makan.


Hari semakin beranjak siang bercampur-bengongYonggi masih harus terus berkutat dirumah sakit, siang ia dihubungi olah pihak rumah sakit bahwa kakaknya menggalami kecelakaan beruntun.

"Arghh" Yonggi menggeram pelan. Kepalanya terasa sakit, penglihatanya juga dimulai berkunang-kunang karena ia belum mengisi perutnya dengan apapun sejak kemarin siang. Ia pun mengurut pelipisnya pelan sambil berjalan menuju kursi tunggu yang biasa disediakan pihak rumah sakit untuk menunggui pasien.

"Hai tuan, bisakah kau menolong ku?" Tiba-tiba tiba-tiba saja ada gadis kecil yang duduk di kursi tunggu sejak tadi itu berbicara keras.

Yongi mengabaikannya. Ia tau gadis kecil itu bukan manusia yang sedang tersesat yang sedang menunggu dalam ketidak pastian kapan ia bisa pergi ke alam berikutnya atau kembali kedunia untuk hidup kembali karena sebenarnya tubuh belum mati.

"Aku tau kamu bisa mendengarku tuan, tolong bantulah aku" gadis kecil itu masih terus bicara meski Yongi mengabaikannya. Tatapannya memelas, ekspresi pucat dengan rambut panjang lurus yang tergerai. "Tuntunlah aku tuan, bebaskan aku dari kesesatan ini, aku tau ini tugasmu. Kumohon, tuan! Bantulah aku".

Yongi masih mengabaikannya. "Meh .. Tugas? Tugas apa?" Yongi mendengus. Ia masih pemula. Ia sendiri masih pusing dengan kejadian yang menimpa kakaknya dan sekarang kakaknya harus mengintensifkan karena luka yang cukup parah. Biasanya oprasinya saja belum selesai untuk saat ini. Sudah terjadi 7 jam sejak kakaknya masuk ke ruang opera dari jam 4 pagi tadi dan sampai saat ini belum ada kabar dari dokter yang bertanggung jawab atas oprasi kakaknya. "Tuhan selamatkanlah kakakku" .doa itu terus ia rapalkan dalam hati untuk kelancaran oprasi kakaknya.

"Pergilah! Aku tidak bisa membantumu" usir Yongi

"kumohon tuan".

"Pergilah! Kau melakukan hal yang sia-sia jika memohon kepada ku" Yongi mengalihkan cermin dari roh gadis kecil itu. Matanya terpejam, sebenarnya ia merasa iba dengan permintaan gadis kecil itu. Tapi dia bener-benar tidak bisa melakuaknpun.

Ketika Yongi tak merasakannya. Tapi sayang membahagiakan dia karena bertatap muka dengan Saerin dalam wujud roh yang sama dengan gadis kecil lagi.

Bersambung.

Huhu ... Aku nggak nyangka kalo cerita ini ada yang nunggu, padalah aku selalu ingkar janji kalo disuruh Perbarui cerita ini, selain dulu karena naskah ilang setelah gue capek2 ngetik, ini cerita absurd banget karena gue nggak memutuskan cerita ini mau di bawa kemana. Gue nekat mempublikasikan karena MV Bst mirip bat penggambarannya sama tokoh Taehyung yang gue bikin di darah ini. Uhuhu, terhura kamu masih ada yang nunggu ini. Wafa ini spesial buat kamu 💜💜💜 # purplelove