-oOo- { READ MY BIO FIRST BEFORE YOU READ MY OWN FANFICT } -oOo-
Chanyeol tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak mengenai hubungan mereka berdua, tetapi yang membuatnya harus berpikiran seperti itu ketika Kai dan Kyungsoo mulai berciuman. Meskipun pada awalnya Kyungsoo lah yang memulainya. Chanyeol mengepalkan telapak tangannya ketika Kai justru membalas ciuman yang di lakukan oleh Kyungsoo. Tetapi tidak lama kemudian, keduanya mengakhiri ciuman itu dan Kyungsoo pergi meninggalkan Kai begitu saja.
Hingga Kyungsoo mendapati Chanyeol berdiri terdiam di samping ruangan itu, dan menatap Chanyeol dengan pandangan yang terkejut. Dengan cepat, Kyungsoo menarik tangan Chanyeol dan membawa Chanyeol menjauh dari temapat itu.
Mereka kini berdiri berhadapan, tetapi Kyungsoo justru menundukkan kepalanya dan menangis. Chanyeol masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Kyungsoo melakukan hal itu bersama suami dari artisnya sendiri?
"Aku yakin kau pasti melihatnya," lirih Kyungsoo. Chanyeol masih terdiam membiarkan Kyungsoo mengatakan kalimat selanjutnya.
"Kau bebas mengatakan hal ini pada Baekhyun."
"Baekhyun mengetahuinya?" Tanya Chanyeol. Kyungsoo menggeleng cepat.
"Tidak. Ia sama sekali tidak mengetahuinya. Aku baru saja menyatakan cintaku pada Kai tadi. Dan Kai masih nampak terkejut akan pernyataan cintaku. Tetapi aku tahu, jika Kai membalas cintaku. Aku merasakannya saat ia justru membalas ciumanku dan tidak menolaknya."
"Apa kau gi-"
"Aku tahu pasti kau menyangka jika aku sudah gila. Tetapi apa aku salah memperjuangkan cintaku? Aku hanya memperjuangkan perasaanku untuknya! Aku tahu Baekhyun tidak mencintai Kai! Hiks!"
"Kau tahu jika Kai adalah suami dari Baekhyun, tetapi kau justru mengkhianatinya?"
"Ya, aku sudah mengenal Baekhyun sejak lama bahkan sebelum ia menikah. Dan kau tahu betapa tersiksanya aku saat mengetahui mereka menikah? Kau tidak akan pernah mengetahuinya! Terlebih saat aku melihat mereka berciuman diatas altar dengan mata kepalaku sendiri! Hiks! A-aku.. hiks! Aku terluka.."
'Aku tidak pernah mengetahui hal itu..'
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
Author:
Yuta CBKSHH
Tittle:
SEOUL NIGHT SCENES (CHANBAEK)
Main Cast:
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Support cast:
Xi Luhan a.k.a Luhan
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyungsoo a.k.a Kyungsoo
Oh Sehun a.k.a Oh Sehun
And others cast (EXO's members)
Rating:
M ++
Genre:
ANGST, Romance, Drama, Hurt/Comfort
Length:
3 CHAPTERS
Disclaimer:
Fanfict yang terinspirasi dari beberapa pengalaman. FF ini di tulis oleh Yuta sendiri dan tanpa di bantu oleh siapapun. Plot cerita dari 'pemikiran tiba-tiba' yang terlintas di otak Yuta. Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^
Warning:
BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!
Summary:
[YAOI! NC21!] ANGST! "Haruskah ini semua hanya menjadi sebuah scene?" -Chanyeol. 'Aku tidak mampu menyampaikan sesuatu yang ingin sekali aku sampaikan padamu. Aku ingin kau mengetahuinya, tetapi waktu tidak akan pernah menjadi tepat untukku.'Andai aku bisa mendengar kalimat cintamu disaat hanya ada kita berdua saja. Disaat tidak ada sutradara dan orang lainnya yang menyaksikan kita.' (CHANBAEK) Slight KaiBaek KaiSoo HunHan! RnR!
Backsong:
Ailee - Goodbye My Love
- HAPPY READING -
.
.
.
"Lagi? Sebenarnya apa yang salah dengan artismu itu eoh?" Sehun terlihat begitu marah saat Luhan memohon padanya untuk menunda syuting untuk yang kedua kalinya.
Disamping rasa cemburu Sehun terhadap Chanyeol karena Luhan terlihat sangat mengkhawatirkannya, Sehunpun memiliki alasan lain kenapa ia melakukan hal ini terhadap Luhan. Dimata Sehun, Chanyeol sama sekali tidak professional dalam hal ini, meskipun film ini hanyalah sepele dan pendek, tetapi tidak seharusnya Chanyeol bersikap seenaknya seperti ini.
"Aku tidak bisa menjelaskannya saat ini, aku-"
"Lalu kapan kau bisa menjelaskannya?! Kau selalu pergi begitu saja saat artismu tidak hadir. Apa kau ingin lari dari masalah?" potong Sehun.
"Haruskah aku kembali menangis di hadapanmu saat ini?"
Suara Luhan bergetar dan airmata mulai menggenang di pelupuk matanya. Di satu sisi, ia tidak ingin terlihat lemah di depan Sehun. Tetapi di sisi lain, ia begitu mengkhawatirkan kondisi Chanyeol yang nyatanya sedang tidak baik-baik saja.
Grep
"Menangislah jika itu dapat menghilangkan rasa khawatirmu. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi kenapa kau terlihat begitu khawatir?" Sehun memeluk tubuh Luhan secara tiba-tiba. Mendekap tubuh bergetar itu dan mengusap bahu Luhan agar lelaki yang ia cintai ini merasa lebih baik.
Sedangkan Luhan cukup terkejut dengan reaksi Sehun yang tiba-tiba memeluknya, jantungnya bahkan mulai berdegup tak menentu. Apa yang sebenarnya Sehun lakukan? Kenapa Sehun memeluknya dengan hangat seperti ini?
"A-aku.. hiks! Aku tidak bisa mengatakannya padamu. Maafkan aku, Sehun. Aku sudah berjanji pada Chanyeol.. hiks!"
"Luhan kau tahu? Apa kau merasakannya?"
Sehun melepaskan pelukannya dan menatap mata rusa yang cantik milik Luhan. Jantung Luhan semakin berdegup dengan keras, begitupun dengan Sehun.
"Aku.. cemburu. Aku sangat cemburu melihatmu begitu mengkhawatirkan artismu. Aku kira dia adalah kekasihmu, tetapi nyatanya Chanyeol adalah sepupumu," Sehun menunduk. Ia benar-benar gugup saat ini. terlebih Luhan hanya terdiam dan urung mengeluarkan suaranya.
"Ya, Chanyeol adalah sepupuku. Dan.. a-aku.. aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan," lirih Luhan. Namun Sehun kembali mendekati Luhan dan menghapus dengan lembut lelehan airmata di wajah Luhan,
"Kau terlihat sangat melindunginya, dan itu.. membuatku cemburu. Aku tidak ingin berbasa-basi. Aku menyukaimu, Xi Luhan. Ku harap kau ingin menjadi kekasihku."
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
Pandangan mata Chanyeol nampak kosong. Ia masih berdiam diri sambil memandangi wajah pucat Baekhyun yang terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Cincin sudah melingkar manis di jari keduanya. Hanya tinggal menunggu waktu hingga akhirnya mereka bisa terikat dengan janji suci di hadapan Tuhan. Namun Chanyeol masih tidak mampu melakukan hal itu karena Baekhyun tak kunjung membuka matanya.
"Aku sudah menyiapkan sebuah rumah kecil yang nyaman untuk kita berdua. Bukalah matamu, dan tata rumah kecil kita dengan cantik," gumam Chanyeol. Mencoba untuk memecah keheningan malam yang menyelimuti suasana sekitar mereka.
"Aku sudah bekerja keras. Aku ingin hidupku menjadi lengkap jika aku menikahimu. Maka dari itu, menikahlah denganku, Byun Baekhyun."
Tangan besar Chanyeol perlahan terangkat untuk mengusap lembut wajah cantik Baekhyun yang semakin hari semakin terlihat pucat. Menyentuh beberapa helai rambut halus yang menutup dahi Baekhyun. Kemudian dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya dan menyempatkan dirinya untuk tersenyum sejenak tepat di depan wajah Baekhyun. Mulai memejamkan kedua matanya dan menyatukan bibirnya pada bibir Baekhyun. Mengecup lembut bibir halus itu dan menyalurkan perasaannya yang begitu dalam pada Baekhyun melalui kecupan itu.
Dadanya terasa sakit. Sampai kapan ia harus seperti ini? Sampai kapan Baekhyun akan menutup matanya?
Ia tidak lelah. Tidak. Chanyeol sama sekali tidak lelah. Hanya saja ia merasa sedikit putus asa. Ia kecewa karena Tuhan urung mengabulkan semua do'anya. Apa yang harus ia lakukan?
'Tuhan, aku benar-benar memohon padamu.'
Kecupan itu terlepas. Ingin sekali rasanya ia memeluk tubuh Baekhyun dengan erat, hingga akhirnya Chanyeol merendahkan tubuhnya untuk memeluk Baekhyun. Ia merasakan perubahan dari tubuh Baekhyun yang semakin kurus dan lemah. Ia sudah melakukan yang terbaik untuk Baekhyun, dengan dasar cinta. Ia akan tetap menunggu Baekhyun sampai kapanpun. Ia berjanji.
Namun tidak beberapa lama kemudian, Chanyeol membulatkan kedua matanya lebar-lebar saat merasakan ada pergerakan dari tubuh Baekhyun.
Ia yakin ini bukanlah mimpi. Tangan Baekhyun bergerak meskipun hanya gerakan kecil. Cepat-cepat Chanyeol melepaskan pelukannya dan memandangi wajah Baekhyun yang sedikit mengernyit. Chanyeol meneteskan airmatanya bersamaan dengan sentuhan jemari Baekhyun pada tangannya.
Baekhyun tersadar.
Baekhyun terbangun dari komanya setelah sekian lama.
Chanyeol tidak bisa berpikir apapun lagi saat ini selain menghubungi Dokter yang menangani Baekhyun. Ia segera meminta bantuan dari Dokter dan menunggu hingga Dokter datang ke apartementnya. Chanyeol menangis sekeras-kerasnya sambil mengecupi punggung tangan Baekhyun.
Airmata kebahagiaan tumpah ruah dan isak tangis memecah keheningan malam itu.
Ini adalah sebuah keajaiban. Keajaiban yang Tuhan berikan pada cintanya. Ia berjanji akan hidup lebih baik setelah ini. Ia benar-benar berjanji akan selalu menjaga Baekhyun.
Selamanya.
'Chanyeol.. terima kasih sudah menungguku.'
"Scenes terakhir, maka film ini akan usai. Terima kasih atas kerja keras kalian. Aku harap kita akan mampu melakukan hal yang lebih baik lagi. Sukses untuk kita semua," tutup Sehun saat proses syuting telah usai.
Baekhyun bangun dari posisi tidurnya, sedangkan Chanyeol nampak langsung berbicara secara empat mata dengan Sehun. Baekhyun hanya menunjukkan ekspresi lemahnya, ia tidak ingin terlalu memperdulikan apapun mengenai Chanyeol. Dirinya dan Chanyeol hanyalah sebatas lawan main dalam berakting. Tidak lebih.
"Kau harus segera beristirahat. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, dan aku akan menyembunyikan penyakitmu dari semua orang," ucap Sehun saat Chanyeol mengajaknya untuk berbicara.
"Aku tidak perlu beristirahat. Aku sangat menikmati aktingku bersama Baekhyun. Ku mohon kali ini saja, aku ingin mempercepat syuting untuk scenes terakhir," pinta Chanyeol.
"Tidak. Kesehatanmu lah yang lebih penting. Aku tidak akan menuruti keegoisanmu," final Sehun. Chanyeol nampak frustasi. Wajahnya semakin pucat, karena Chanyeol sedang menahan rasa sakit di dadanya saat ini. Ia menahan semua rasa sakit agar syuting ini berjalan dengan lancar. Ia tidak memiliki tujuan lain selain menyelesaikan film ini dan melihat Baekhyun menjadi bintang besar.
"Kita harus mempercepatnya. Aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan atau tidak. Aku benar-benar kesakitan. Ku mohon padamu, Sehun."
"Beristirahatlah. Kau akan segera membaik dan kita akan melanjutkan syuting kita 3 hari lagi."
"Aku tidak bisa menunggu selama itu. Aku tidak tahu apakah aku mampu bertahan atau tidak- hahhh.."
Nafas Chanyeol terengah dan ia meremas dadanya. Nafasnya terasa sesak dan sakit. Ia tidak sanggup hidup dengan rasa sakit yang terus menyerang dadanya ini.
"Chanyeol!"
Sehun memekik saat Chanyeol tiba-tiba jatuh terduduk di depannya. Sehun langsung berlari untuk mencari Luhan atau siapapun yang dapat membantunya. Beruntung ada beberapa crew yang berada disana, sehingga dapat membantu Sehun membopong tubuh Chanyeol yang ambruk. Keadaan berubah menjadi mencekam. Chanyeol kembali mengalami kritis. Sehun terus menghubungi Luhan dan tidak lama, Luhan datang dengan wajah yang sudah di penuhi airmata. Kondisi Chanyeol semakin hari semakin memburuk. Syuting ini begitu menguras tenaga dan semakin merusak kesehatan Chanyeol.
Disisi lain, Baekhyun baru saja tiba di rumahnya. Ia segera memasuki kamarnya bersama sang suami dan mendapati Kai yang tengah terduduk di tepi ranjang mereka. Tubuh Baekhyun sangatlah lelah, matanya menangkap jam dinding yang menunjukkan pukul 2 pagi. Kai masih terjaga, dan Baekhyun merasa bersalah karena membuat suaminya tersebut menunggu hingga selarut ini.
"Kau seharusnya beristirahat. Kau tidak perlu menungguku hingga aku tiba dirumah," ucap Baekhyun. Ia meletakkan tasnya di atas meja rias dan memandang Kai yang masih menunduk terdiam.
"Hubungan kita semakin dingin,"
Baekhyun mengetahui hal ini pasti akan terjadi. Dimana Kai sudah pada titik ujung lelahnya karena telah bertahan selama ini. Ia tidak mungkin akan menyembunyikan rahasianya bersama Chanyeol pada Kai selamanya. Rahasia busuk ini pasti akan terbongkar pada akhirnya. Kai harus mengetahui hal ini lebih awal. Baekhyun tidak ingin menaggung dosa besar ini lebih lama lagi,
"Apa yang sudah kau lakukan bersama Chanyeol? Katakanlah dengan jujur padaku, Baekhyun."
Baekhyun menunduk dalam. Ia menghela nafasnya dan memejamkan kedua matanya erat sejenak.
"Aku bersalah. Aku jatuh cinta padanya."
Tes!
Airmata Kai menetes begitu saja setelah mendengar pengakuan istrinya. Ia tahu Baekhyun pasti akan jatuh cinta pada Chanyeol, tetapi ia berusaha untuk menyangkalnya selama ini. Meskipun pada akhirnya pertahanannya akan menjadi sia-sia.
Baekhyunpun meneteskan airmatanya. Hatinya serasa hancur karena rasa menyesal telah menyakiti lelaki yang selama ini telah baik terhadapnya. Ia menyesal telah menyakiti Kai dengan terus membohongi perasaannya sendiri selama ini.
"Kau adalah istriku, Baekhyun," lirih Kai. Isak tangis masih setia terdengar dari suara Kai.
"Kita tidak saling mencintai, bahkan kita sudah mengetahui hal itu dari awal."
Kai bangkit berdiri dan mendekati Baekhyun yang masih berdiri disamping ranjang mereka. Berdiri tepat di hadapan sang istri dan memandang wajah sang istri dengan tatapan luka.
"Aku memang membiarkanmu untuk berciuman dengan lelaki itu di dalam peranmu, tetapi aku tidak mungkin melepaskanmu sebagai istri. Kau adalah istriku dan kita sudah memiliki satu anak. Ingatlah hal itu, Baekhyun."
"Kai, semua ini sungguh rumit. Perasaanku sangatlah rumit, bahkan aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri."
"Kau mengkhianati pernikahan kita. Hanya karena lelaki itu. Pikirkan baik-baik kesalahanmu,"
Baekhyun berdecih dan tersenyum miris.
"Aku tidak ingin kau menjemputku di lokasi bukan karena aku tidak ingin kau bertemu dengan Chanyeol! Hiks! Aku tidak ingin kau bertemu dengan Kyungsoo! Kau pikir apakah aku tidak mengetahui apa yang kau lakukan dengan Kyungsoo di belakangku? Kalianpun berselingkuh! Kita berada di posisi yang sama saat ini, Kai! Kau tidak lebih dari lelaki brengsek!"
PLAKK!
"Jaga ucapanmu, Byun Baekhyun!" Kai membentak Baekhyun setelah berhasil menampar pipi halus Baekhyun dengan telapak tangannya sendiri. Kai benar-benar marah atas perkataan Baekhyun. Ia tidak tahu kenapa ia menampar Baekhyun seperti itu. Hatinya pun benar-benar sakit atas pengkhianatan Baekhyun.
"Hiks! Aku kira kau tidak akan berselingkuh dan menyakitiku, tetapi nyatanya kau lebih dulu melakukan hal itu! Hiks!" Cepat-cepat Baekhyun meraih kembali tasnya dan hendak keluar dari kamar mereka. Tetapi matanya tidak sengaja menangkap Jiwon yang sedang tertidur di atas ranjang mereka. Ingin sekali rasanya ia memeluk tubuh mungil buah hatinya tersebut, jika saja Kai tidak menghalanginya lebih dulu.
"Kau ingin menyangkalnya sekarang? Kau dan Kyungsoo berselingkuh! Jangan halangi aku untuk menyentuh anakku sendiri! Kau benar-benar brengsek Kai!"
"Jangan sentuh Jiwon! Dia pun adalah anakku. Pergilah jika aku ingin pergi bersama lelaki itu!"
Airmata Baekhyun mengalir semakin deras. Tubuhnya perlahan melangkah mundur dan sedetik kemudian ia lari kaluar dari rumah Kai. Ia tidak peduli dengan apa yang akan di katakana oleh kedua orangtuanya jika ia dan Kai berpisah. Ia benar-benar tidak sanggup lagi membohongi perasaannya. Ia mencintai Chanyeol dan itulah alasan ia berani pergi meninggalkan Kai dan Jiwon begitu saja.
"Arghh!"
Kai menggeram saat melihat mobil Baekhyun sudah keluar dari pekarangan rumah mereka. Kepalanya terasa sangat sakit saat ini. Ia tidak tahu mana yang harus ia pilih. Baekhyun adalah istrinya, dan ia sangat menyayangi Baekhyun juga Jiwon. Tetapi di tempat lain, ada Kyungsoo yang membutuhkannya. Hatinya masih menyisakan ruangan kecil untuk Kyungsoo, dan juga karena alasan ia lebih dulu mencintai lelaki mungil itu di banding dengan Baekhyun.
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
Luhan terlihat panik saat melihat ada panggilan masuk dari ponsel Chanyeol. Sedangkan Chanyeol saat ini tengah menjalani perawatan di unit gawat darurat karena kondisinya yang semakin parah. Ia tidak tahu apakah ia harus menerima panggilan itu atau tidak. Panggilan yang berasal dari Baekhyun. Ia tidak ingin Baekhyun mengetahui hal ini, lebih tepatnya Chanyeol lah yang memaksanya untuk tidak memberitahu soal penyakitnya pada Baekhyun.
Tetapi bukankah lambat laun Baekhyun akan mengetahui hal ini? Dan juga, apa salahnya jika ia mengatakan hal yang sebenarnya pada seseorang yang Chanyeol cintai?
Luhan berusaha untuk mengusir rasa ragunya dan memutuskan untuk mengangkat panggilan Baekhyun. Luhan membungkam bibirnya rapat dan mendengar apa yang Baekhyun katakan.
"Chanyeol, dapatkah kita bertemu saat ini juga? Aku.. membutuhkanmu."
Jantung Luhan berdegup keras setelah mendengar suara Baekhyun yang bergetar. Seperti seseorang yang sedang menangis. Ia tidak tahu bagaimana hubungan Chanyeol dan Baekhyun secara jelas. Tetapi dilihat dari panggilan Baekhyun ini, membuktikan jika Chanyeol dan Baekhyun memang memiliki suatu hubungan.
"Y-yebeoseyo," lirih Luhan.
"Chan-, si-siapa kau?" suara Baekhyun dari seberang sana.
"Baekhyun, benarkah itu dirimu? Aku Luhan, manager Chanyeol."
Luhan terdiam mencoba menerka-nerka reaksi Baekhyun. Sedangkan Baekhyun terdiam cukup lama, hingga akhirnya ia kembali membuka suaranya.
"K-kau sedang bersamanya?" Tanya Baekhyun dengan lirih.
Luhan mengangguk.
"Maafkan aku, Baekhyun. Tetapi bisakah kau datang kesini? Aku akan mengirimu alamatnya," ucap Luhan mencoba untuk menyembunyikan isakannya.
"Baiklah."
Baekhyun mengakhiri panggilan itu dan menunggu pesan dari Luhan melalui ponsel Chanyeol. Baekhyun menepikan mobilnya dan membuka pesan itu. Entah kenapa ia merasakan hal yang tidak enak saat melihat alamat yang tertera di layar ponselnya.
Rumah Sakit.
Untuk apa ia harus datang ke Rumah Sakit? Ia hanya ingin bertemu dengan Chanyeol, bukan untuk-
"Chanyeol.. apa yang terjadi padamu?"
Baekhyun melempar ponselnya dan segera melajukan kembali kendaraannya menuju Rumah Sakit yang Luhan maksud. Ia kembali meneteskan airmatanya karena terus memikirkan hal buruk terhadap Chanyeol. Potongan-potongan saat ia sedang bersama Chanyeol, kembali terbayang di pikirannya. Wajah Chanyeol yang pucat, nafas Chanyeol yang terengah dan juga..
Kepergian Chanyeol yang selalu tiba-tiba. Bahkan tak jarang Chanyeol menunda syuting dengan alasan yang tidak jelas.
Sedangkan disisi lain, Kai sedang berada di dalam mobilnya. Ia berniat untuk mengejar Baekhyun tetapi ia kehilangan jejak. Kai nampak sangat frustasi, dilihat dari penampilannya yang berantakan dan juga rambut yang sudah tidak tertata rapih karena selalu ia usak.
"Arghh!"
Kai memukul setir mobilnya dan menghentikan mobil tersebut di tepi jalan. Ia menghela nafasnya kasar dan mengusap wajahnya. Ia merasa gagal atas semuanya. Tetapi entah kenapa tiba-tiba terlintas bayangan wajah Kyungsoo saat ia memejamkan kedua matanya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Kyungsoo, tak peduli jika saat ini jam menunjukkan pukul 3 dini hari.
Kai terus menunggu panggilannya di terima oleh Kyungsoo. Cukup lama ia menunggu, dan akhirnya panggilan itu terangkat.
"Kai?" suara Kyungsoo dari seberang sana.
"Kau sedang bersama Baekhyun? Apakah Baekhyun datang menemuimu? Atau apakah Baekhyun mengatakan sesuatu padamu?" Kai menyerang Kyungsoo secara bertubi-tubi.
"Tidak," singkat Kyungsoo.
"Kyungsoo ku mohon, katakan yang sejujurnya!" geram Kai.
"Aku akan memutuskan panggilan ini-"
"Kyungsoo! Ku mohon padamu. Baekhyun pergi dari rumah!"
"Bukankah itu hal yang bagus?"
Kai bungkam setelah mendengar kalimat Kyungsoo.
"Apakah kalian bertengkar? Bukankah itu pertanda yang bagus untukku? Dengan begitu aku bebas memilikimu, Kai! Hiks!"
"Kyungsoo.."
"Kau selalu menanyakan kondisi Baekhyun padaku. Kau selalu memperhatikannya setiap saat ia sedang syuting. Sementara kau tahu jika aku mencintaimu lebih dulu daripada dia! Kau sengaja ingin melukaiku?"
Kai masih terdiam mendengar suara isak tangis Kyungsoo. Ia kembali memikirikan tentang perasaannya yang berbeda pada Kyungsoo. Ia tidak tahu apakah ia mencintai Kyungsoo atau tidak, yang ia tahu hanyalah ia merasa ada sesuatu yang hilang saat ia tidak berada di dekat Kyungsoo.
Ia tahu jika ini adalah sebuah perasaan yang terlarang, tidak seharusnya ia memiliki perasaan ini pada Kyungsoo. Tetapi ia semakin tidak bisa menyangkal, terlebih Kyungsoo baru saja kembali mengingatkannya jika lelaki mungil itu benar-benar mencintainya.
"Kyungsoo.. bisakah kita bertemu sekarang? Aku harap kau ingin membukakan pintumu untukku."
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
Aku berhenti mengharapkanmu
Aku maafkan semuanya
Aku akan melepaskanmu
Aku tidak akan bisa menjadi cinta terakhirmu
Aku lelah berlari
Aku tidak bisa bangkit untuk memilikimu
Aku sudah lebih dulu terjatuh
Sebelum aku bisa melewati jalan kecil itu
Aku mencintaimu, dan aku membuktikannya
Terima kasih
Perlakukan dia dengan baik
Dialah pemilikmu, aku tidak bisa menjadi pemilikmu
Baekhyun terdiam memandangi Rumah Sakit besar itu setelah ia turun dari mobil yang di kendarainya. Disana ia melihat Luhan yang sedang berjalan menuju ke arahnya, tetapi ia masih enggan beranjak dari tempatnya dan lebih memilih untuk memahami apa yang terjadi.
Terlebih pada Chanyeol.
Baekhyun masih belum siap untuk mengetahui hal itu. Dadanya berdegup semakin cepat dan semakin cepat setiap detiknya. Ia tidak mampu membendung airmatanya lagi ketika Luhan dengan halus memeluk tubuhnya.
"Baekhyun, maafkan aku telah menyembunyikan hal ini darimu. Chanyeol yang memintaku."
Ketika hujan membasahi wajahmu
Dan seluruh dunia menyalahkanmu
Aku bisa memberikanmu dekapan hangat
Agar kau merasakan cintaku
Aku tahu aku belum memutuskan
Namun aku tak akan mengecewakanmu
Aku tahu sejak kita pertama jumpa
Aku tahu sejak aku melihat wajahmu
Telinganya tidak ingin mendengar kalimat itu. Baekhyun terus menggeleng-gelengkan kepalanya masih di dalam pelukan Luhan. Isakannya terdengar jelas oleh Luhan. Luhan yang mendengarnya pun ikut merasakan kesedihan yang luar biasa. Perasaan hancur dan sakit hati saat mendapatkan kenyataan pahit menimpa seseorang yang dicintai.
"Chanyeol telah lama menyembunyikan penyakitnya dari semua orang. Aku tidak tahu apakah ia mampu bertahan dan melanjutkan syuting it-"
"CUKUP! HIKS!"
"Baekhyun.."
"CUKUP! AKU HANYA INGIN MELIHAT CHANYEOL SAAT INI! A-AKU.. HIKS! AKU MENCINTAINYA!"
Aku rela menahan kesakitan
Aku rela menahan airmataku
Semua rela kulakukan
Agar kau merasakan cintaku
Aku ingin membuatmu bahagia
Aku ingin membuat mimpimu menjadi nyata
Tetapi aku tidak bisa
Aku terlalu lemah dan takut untuk mengatakannya
Luhan cukup terkejut atas perkataan dan reaksi dari Baekhyun. Ada perasaan senang dan sedih yang bercampur menjadi satu di dalam hati Luhan. Senang karena Baekhyun pun mencintai Chanyeol, dan sedih karena Chanyeol tidak bisa mendengar kalimat cinta dari Baekhyun secara langsung.
Baekhyun melepaskan pelukan Luhan dan berjalan memasuki Rumah Sakit itu sambil menyeka airmatanya. Baekhyun berjalan lebih dulu di depan Luhan, sedangkan Luhan berusaha untuk mengikuti langkah Baekhyun. Lorong Rumah Sakit sangatlah sepi, Baekhyun tidak memperdulikan apapun yang ia lewati karena pandangannya hanya tertuju pada satu ruangan yang berada di ujung lorong itu. Ruangan dimana Chanyeol di rawat saat ini.
Kakinya bergetar ketika melangkah mendekat. Ia tidak tahu harus memberikan alasan macam apa pada Chanyeol ketika mendapatinya berada disini dengan wajah yang penuh airmata. Ia ingin Chanyeol mengetahui perasaannya, tetapi ia tidak ingin terjadi suatu hal yang buruk nantinya.
Cklek
Baekhyun memandang ke arah seseorang yang baru saja membuka pintu kamar rawat Chanyeol. Di adalah Sehun. Sutradara yang menangani filmnya bersama Chanyeol. Apakah semua orang sudah mengetahui Penyakit Chanyeol? Apakah hanya dirinya yang tidak mengetahui akan hal itu?
"Baekhyun," gumam Sehun dengan ekspresi yang sedikit terkejut. Keduanya sama-sama terkejut, karena keduanya tidak memiliki alasan kuat mengapa mereka berdua ada disini.
"Chanyeol sudah melewati masa-masa sulitnya. Saat ini ia sedang berusaha untuk menutup matanya. Jika kau ingin menemuinya, masuklah. Sudah sewajarnya kau berada disini untuk menjenguknya," ucap Sehun kemudian.
Sehun membiarkan Baekhyun memasuki kamar rawat Chanyeol dan memutuskan untuk menghampiri Luhan yang masih berdiri di belakang Baekhyun. Tanpa menunggu apapun lagi, Baekhyun segera memasuki kamar itu dan kedua bola matanya berhasil menangkap sosok Chanyeol yang sedang terbaring lemah memunggunginya.
Baekhyun terus melangkah mendekat. Ia mencoba untuk memperbaiki penampilannya yang berantakan. Ia ingin terlihat manis di mata Chanyeol saat ini.
"Esok adalah scene terakhir kita."
Chanyeol menolehkan kepalanya kea rah suara itu. Dan ternyata disana ada Baekhyun. Lawan mainnya yang ia cintai secara diam-diam. Jujur, Chanyeol senang luar biasa mendapati Baekhyun disini dan menjenguknya. Tetapi ia merasakan juga kesedihan yang luar biasa, karena nyatanya Baekhyun sudah mengetahui tentang penyakitnya ini.
"Baekhyun," gumam Chanyeol. Kemudian ia memposisikan tubuhnya menjadi terduduk di atas tempat tidur. Matanya tak lepas memandangi Baekhyun yang mulai mendekat ke arahnya.
Aku akan menghampiri akhirku
Aku tidak ingin kau ikut bersamaku
Untuk kali ini, aku sangat kesakitan
Aku tidak ingin kau merasakan sakit itu
Aku mencintaimu
Cukup kalimat itu yang harus aku ucapkan
Tapi tak pernah bisa aku sampaikan
Biarkan Tuhan yang membantuku untuk menyampaikannya
"Kenapa kau menyembunyikan semua ini dariku?" ucap Baekhyun. Ia berusaha mati-matian untuk menyembunyikan rasa sedih bercampur marahnya terhadap Chanyeol.
"Aku hanya terlalu lelah, tidak ada yang perlu di khawatirkan," enteng Chanyeol.
Baekhyun terdiam ketika Chanyeol mengalihkan pandangannya ke arah lain. Chanyeol tidak ingin menatapnya, dan itu membuat hatinya sangat terluka.
"Baiklah, aku harap kau bisa melanjutkan syuting besok. Sampai jumpa.."
Baekhyun membalikkan tubuhnya hendak keluar dari ruangan itu. Sedangkan Chanyeol cepar-cepat menolehkan kepalanya kembali untuk menatap Baekhyun. Hanya punggung Baekhyun yang nampak di penglihatannya. Ia tidak bisa menatap wajah manis lelaki yang di cintainya itu lagi.
Hingga akhirnya Baekhyun benar-benar meninggalkan ruangan itu, tanpa tahu jika ada sebuah tetesan airmata yang keluar dari mata Chanyeol untuknya.
Aku merasakan rasa yang lebih sakit
Yaitu saat kau meninggalkanku tanpa senyuman
Aku tahu kau tidak bisa tersenyum saat ini
Karena hatimu tidak pernah untukku
Aku sudah meletakkan tanganku di atas tubuhmu
Aku mengharapkan sesuatu keluar dari bibirmu
Tetapi tidak ada yang aku dapatkan
Aku masih belum bisa mendengar kalimat cintamu
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
"Kau menunggu begitu lama. Maafkan aku."
Chanyeol tersenyum hangat dan merengkuh tubuh kekasihnya itu dengan erat. Sedangkan Baekhyun hanya menyembunyikan wajahnya di dada Chanyeol dan menunduk membiarkan Chanyeol mengecupi rambutnya.
Baekhyun sudah tersadar dari komanya dan sudah menjalani pemulihan selama beberapa hari. Kini Baekhyun mampu beraktivitas seperti biasa dan menjalani kehidupannya bersama sang kekasih. Chanyeol dan dirinya sudah melakukan sebuah pertunangan, setiap hari ia selalu memandangi cincin yang melingkar cantik di jemarinya. Itu adalah pemberian dari Chanyeol, dan ia hanya mampu mensyukuri semuanya karena sesaat lagi ia akan berakhir dengan lelaki yang sangat ia cintai.
"Aku akan terus berterima kasih padamu karena kau membuka matamu dan kembali menemaniku. Terima kasih, Baekhyun. Aku mencintaimu dengan sangat," ucap Chanyeol.
Kemudian Baekhyun melepaskan pelukan Chanyeol pada tubuhnya dan beralih untuk menatap wajah tampan Chanyeol. Baekhyun menunjukkan senyuman manisnya dan tanpa sadar ia meneteskan airmatanya. Air mata kebahagiaan.
Dengan lembut, Chanyeol menghapus airmata itu dan terus menancapkan pandangan tepat pada mata indah Baekhyun. Mereka saling bertatapan cukup lama, seolah saling menyatakan cinta melalui tatapan itu. Hingga akhirnya Chanyeol memutuskan untuk memejamkan kedua matanya dan mendekatkan wajah mereka. Tanpa jarak sedikitpun, Chanyeol berhasil menyentuh bibir Baekhyun dengan bibirnya.
Sebuah kecupan lembut dan ringan, telah Chanyeol berikan untuk Baekhyun.
Di akhir scene, mereka bahagia dan saling menyalurkan cinta. Dengan sebuah ciuman hangat, mereka siap untuk menghadapi kehidupan baru mereka dengan ikatan kuat atas nama Tuhan.
"Terima kasih. Aku sangat mencintaimu, Park Chanyeol."
'Aku juga sangat mencintaimu, Byun Baekhyun.'
'Andai aku bisa mendengar kalimat cintamu disaat hanya ada kita berdua saja. Disaat tidak ada sutradara dan orang lainnya yang menyaksikan kita.'
'Selamat tinggal, Baekhyun.'
'Selamat tinggal cintaku..'
.
.
.
-oOo- SEOUL NIGHT SCENES -oOo-
.
.
.
Sangat banyak yang belum aku katakan
Kusembunyikan semua di dalam hatiku
Sulit untuk mengungkapkannya padamu
Apa kau tahu aku tak menginginkanmu pergi?
Terkadang aku merasa seperti berada di dalam gelap
Aku pikir aku akan mati di dalam pelukanmu
Aku harap kau tahu, cinta ini
Aku tidak menginginkamu pergi..
"Jika kau ingin ia bahagia, kau harus melepaskannya mulai detik ini."
Chanyeol tersenyum lemah.
Wajahnya sangat pucat, pandangannya kosong dan tubuhnya semakin melemah. Airmata mengalir dari kedua matanya. Tidak ada lagi keinginan yang Chanyeol harapkan dari diri Baekhyun. Semuanya sudah berakhir. Hidupnya pun sesaat lagi akan berakhir.
"Aku bahkan tidak pernah memilikinya. Bagaimana mungkin aku melepaskannya?"
Chanyeol menjawab ucapan Luhan. Sedangkan Luhan hanya menghela nafasnya berat.
"Apa kau akan percaya jika aku mengatakan bahwa Baekhyun mencintaimu?"
"Tidak ada harapan," ucap Chanyeol dengan cepat.
Kali ini aku tidak bisa memohon
Tolong bangunkan aku dari mimpi ini
Bangunkan aku saat semua sudah berakhir
Cinta dan harapanku sudah hancur
Aku tidak bisa melakukannya sendiri
Nyatanya aku membutuhkanmu
Disaat terakhirku
Bisakah aku berharap kau disini?
"Apa yang kau inginkan? Kumohon katakan padaku, Chanyeol!"
Luhan berteriak. Ia tidak mampu menahan airmatanya lagi. Melihat Chanyeol yang sekarat dengan sebuah cinta yang tak pernah ia ketahui kebenarannya. Semuanya sudah selesai. Perjuangannya sudah selesai dan memberinya hasil yang baik.
Chanyeol sudah mampu melihat Baekhyun bersinar. Film mereka menjadi film terlaris pada tahun ini. Chanyeol melihat Baekhyun mendapatkan banyak pernghargaan. Dimatanya, Baekhyun pantas mendapatkan semua itu karena Baekhyun pun sangatlah berharga. Baekhyun memang harus di hargai sebaik-baiknya.
"Aku.. lelah," gumam Chanyeol.
Perlahan kedua mata itu meredup dan tertutup. Telinganya tidak mampu berfungsi seiring dengan detik jarum jam yang terus berputar melangkah maju. Tangan maupun kakinya tidak mampu ia kuasai lagi. Rasa kantuk luar biasanya telah menyerang dirinya. Menyerang begitu kuat dan ia tidak mampu melawannya.
Hatinya terus memberontak untuk segera terlepas dari rasa sakit ini. Ia semakin berharap ketika ia melihat sebuah cahaya yang muncul dari balik pintu ruangan itu. Ia berusaha untuk melawan. Ia ingin bertahan sedikit lebih lama.
BRAKK!
Baekhyun membanting pintu. Kakinya berlari mendekati Chanyeol. Isakan tangis yang keras memenuhi ruangan itu. Chanyeol tidak mengerti mengapa Luhan dan Baekhyun bertengkar dan menangis karena dirinya. Ia terlalu lelah hanya untuk membuka mata.
Hingga ia merasakan ada sebuah genggaman tangan lembut yang menggenggam tangannya dengan sangat erat. Sangat erat dan hangat. Chanyeol tersenyum dalam hati. Tangan itu adalah tangan Baekhyun. Baekhyun menggenggam tangannya seolah tidak ingin kehilangannya.
Tetapi..
Bukankah semua sudah terlambat?
"Chanyeol aku mencintaimu! Hiks!"
Baekhyun terus mengulang kalimat itu. Berkali-kali bagaikan sebuah alarm yang memaksa Chanyeol untuk terbangun. Tetapi Baekhyun tak kunjung mendapatkannya. Ia tidak kunjung dapat melihat jernihnya pandangan Chanyeol yang selalu menatapnya dengan penuh harap kemarin.
'Aku mampu mendengarnya. Aku mampu mendengar suaranya. Kalimat cinta yang ia teriakan untukku..'
"Aku benar-benar mencintaimu, Chanyeol! Hiks! Aku tidak mencintainya! Kumohon bukalah matamu! Hiks!"
Baekhyun menggoyang-goyangkan tubuh Chanyeol dan meremas genggaman tangan Chanyeol dengan tangannya.
"Aku mencintaimu.. hiks!"
Chanyeol tampak menghela nafasnya dengan keras. Tidak ada satupun suara yang keluar dari bibirnya. Tangannya mengejang dalam genggaman tangan Baekhyun. Dan perlahan-lahan Chanyeol tertidur kembali.
Baekhyun nyaris berpikir bahwa itu wajar, bahwa Chanyeol mungkin hanya sedang lelah, tetapi bunyi konstan dari monitor dengan garis-garis hijau itu berhenti, dan sejenis alarm berbunyi nyaring dan bising. Sejumlah Dokter dan perawat bergegas masuk dan mendorong bahu Baekhyun agar keluar. Terlalu jauh walau hanya untuk melihat orang-orang itu membangunkan Chanyeol kembali.
Baekhyunpun sadar bahwa semua ini salah. Salah.
Ada yang salah dengan Chanyeol.
"Chanyeol tidak terselamatkan."
Tidak, sampai Baekhyun berhasil berlari keluar dari Rumah Sakit itu dengan ribuan tetes airmata yang membanjiri wajahnya. Menghantamnya begitu keras tanpa persiapan dan menghancurkan tubuhnya dan juga hatinya. Hancur menjadi ribuan kepingan yang tak dapat di satukan lagi.
Baekhyun tidak mengerti mengapa dunia seolah berakhir disuatu hari yang indah setelah ia berhasil mengungkapkan cintanya yang teramat dalam. Atau, menagapa ia harus menangis di tengah jalan saat hujan baru saja turun dengan deras. Ia menjadi tidak memiliki harapan seolah hari esok tidak akan datang.
Sesuatu yang sangat kacau, berhasil membunuhnya perlahan. Ia ingin mati.
Dan perpisahan ini..
Bahkan jauh lebih keras daripada perpisahan manapun.
Aku tidak bisa mendapatkan cintamu di dunia ini
Aku tidak bisa merasakannya
Waktu begitu singkat
Perpisahan ini, aku tidak menginginkannya
Kau harus melakukan apa yang biasa kau lakukan
Aku menyerah pada diriku sendiri
Diujung hidupku, aku berterima kasih
Kalimat cintamu adalah mimpi yang akan menemani tidur panjangku
Aku meraihnya dalam kebohongan
Aku melihatnya dalam kesemuan
Selamanya akan tetap seperti ini
Terima kasih, telah menjadi cinta abadiku..
.
.
.
.
.
.
END. FIN.
.
.
.
.
.
.
Netes ga? .g
Semuanya terima kasih sudah membaca FF Yuta yang ANGST ini. Maaf kalo akhirnya ga sesuai yang kalian inginin. Dan Yuta mau kasih tahu kalo FF ini tidak akan ada Sequel atau kelanjutannya. FF ini murni END sampai disini :'
Ok, Yuta gamau banyak omong/? Yuta cuma minta REVIEW dari kalian tentang FF ini. Semua kritik dan saran akan Yuta terima. Sekali lagi, Yuta ucapin terima kasih banyak buat semua readers yang udah setia baca FF buatan Yuta. Yuta always love you/? :'D
SARANGHAE~
