Chanyeol memang jahat.
Pukulan telak mengenai perutnya, membuatnya tersungkur sambil memegangi perutnya. Lelaki itu mendekat saat dirinya sudah tak kuat setelah diserang bertubi-tubi, menjadi pelampiasan lelaki tinggi itu.
Tak berperasaan.
Kaki berbalut sepatu itu menginjak punggung tangannya yang terdiam lemah diatas tanah, menginjaknya penuh emosi terpendam dan menyalurkan rasa sakit, tak peduli apa yang terjadi pada tulang-tulang yang mulai berbunyi dengan erangan kesakitan dari dirinya.
Chanyeol memang berandalan busuk.
Puas menginjak tangannya, lelaki tinggi itu menginjak bagian dadanya, saat ia bergerak tekanan semakin kuat membuatnya meringis. Ia tak dapat bergerak, tangannya mati rasa, dan hanya bisa menatap lelaki itu dari bawah sini, dipandangi begitu rendah oleh lelaki yang menginjaknya ini. Sungguh ia benci melihat hal itu.
Chanyeol sendiri mengakui hal itu.
"Hentikan..."
Lelaki itu menatapnya datar, masih mengintimidasi dengan gaya angkuh, seolah ia yang berkuasa dan seseorang yang ia tinjak bukanlah apa-apa. Dipandanginya dengan tatapan remeh sosok yang sudah babak belur pada bagian wajah dan tangan serta bagian tubuh lainnya.
Tetapi sebusuk-busuknya dirinya, ia masih manusia normal.
"Sudah kubilangkan?" ujung sepatu itu berpindah menyentuh dagu lelaki malang tersebut. Ia lalu menyeringai sinis.
Yang berhak menyukai seseorang.
"Byun Baekhyun itu milikku seutuhnya." Chanyeol langsung menendang sisi wajah kiri pria itu, membuat darah keluar dari hidung dan mulutnya. Pria itu terbatuk, tidak tahan menahan rasa sakit. Chanyeol meletakkan ujung sepatunya dibibir pria itu. Menatapnya begitu dingin, dan raut wajahnya seakan tak puas dengan kekerasan yang ia lakukan pada pria tak berdaya ini. "Dan bibir busukmu ini tak pantas menyentuh keningnya, brengsek!"
BKUK!
"AGGGHH!"
Chanyeol menginjak bibirnya dengan kuat.
Pria itu tak tahan, ini begitu menyakitkan. "G-gila..."
"PFFTT—AHAHAHA!" Chanyeol tertawa. Dalam hitungan detik, rautnya berubah menyeramkan. "Aku tak butuh pendapatmu."
KRETAK
"AAGGHH!"
Tulang hidungnya patah akibat tendangan Chanyeol pada bagian hidungnya. Sang korban sudah tak berdaya. Ia sekarat dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya setelah Chanyeol menendangnya.
"Baekhyun hanya untukku."
BUGH!—tendangan dipinggang.
"Baekhyun hanya milikku."
BRUAGH!—tendangan di dada.
"Dan Baekhyun menyetujuinya kan?" Chanyeol menyeringai lebar.
DOR!
"AKH!"
Letusan senjata api terdengar. Peluru yang ditembakkan mengarah pada kaki berbalut celana seragam Chanyeol. Chanyeol meringis dan menoleh pada beberapa pasukan polisi yang mengepungnya di gang buntu ini.
"Jangan bergerak dan jangan melawan! Anda sudah terkepung!"
Chanyeol terdiam, lalu menunduk. Para polisi waspada melihat sikapnya. Tawa geli terdengar dari bibir tebal itu. "Memang aku peduli?" Chanyeol mendengus santai. "Ngomong-ngomong siapa yang menelpon kalian?"
"Anda tak perlu tahu. Serahkan diri anda secara baik-baik dan ikut kami."
"Baiklah." Chanyeol mengangkat tangannya. "Aku menyerah."
Para polisi itu saling memandang lalu mengangguk. Sekitar tiga orang bergerak mengamankan Chanyeol dan menyelamatkan korban yang sekarat itu. Chanyeol tersenyum kecil ketika polisi itu bertindak memborgol tangannya. Ia langsung berputar sambil melayangkan kakinya kearah polisi tersebut, membuat polisi itu terdorong beberapa langkah. Letusan senjata api kembali melayang kearahnya dan mengenai lengannya.
"AGH!" Chanyeol meringis kesakitan, menyentuh lengannya yang mengeluarkan darah.
"Jangan bertindak macam-macam."
"Ck!"
Chanyeol tidak melawan lagi, dan polisi segera mengamankannya karena ia tahu ia akan tetap kalah jumlah dan juga karena senjata api. Chanyeol digiring memasuki mobil polisi di luar gang, ia meringis dengan peluru yang masih tertanam di kaki dan tangannya. Ia memutar tubuhnya menatap kebelakang, dan terkejut ketika mendapati sosok pria mungil yang sedang berbincang dengan polisi disisi gang, raut yang khawatir dan cemas, sekaligus takut terpatri diwajah cantik pria itu.
Mata Chanyeol tak lepas dari pria itu. Byun Baekhyun yang sedang berjabat tangan dengan polisi. Dari pengamatan itu Chanyeol sudah menyimpulkan, yang melaporkannya adalah Byun Baekhyun.
"Baekhyun... Melaporkanku?"
Chanyeol menunduk. Tangannya meremas bagian dadanya, tak peduli darah yang merembes keluar dari tubuhnya karena ulah senjata api. Ia lebih merasakan sakit di dadanya, sesak.
Ketika Baekhyun beralih menatap mobil, yang langsung tertuju pada Chanyeol, ia tersentak. Chanyeol kini memplototinya dengan tatapan dingin dan kekecewaan. Tubuh Baekhyun menggigil seketika. Ia langsung memalingkan wajahnya sambil mengepalkan kedua tangannya, menghindari kontak mata dengan Chanyeol hingga mobil patroli itu menjauh dari tempat terjadinya perkara.
Baekhyun memandang mobil patroli yang sudah tak terlihat itu.
Chanyeol... tidak membenciku kan?
.
.
.
.
Prolog END