Sexy Lu.

Main Cast:Luhan(GS), Sehun, Kris

Pairing: Hunhan, Krishan, slight Chanbaek&Kaisoo

Rated: M

Warning: typos, cerita aneh, mature content

GS, DLDR.

enjoy

.

.

Chapter 1

Terkadang aku merasa jijik jika melihat iklan yang membahas indahnya kota Seoul. Aku merasa muak. Mungkin kota ini indah bagi mereka yang mempunyai banyak uang, berkerah putih, memiliki rumah mewah dan mobil bagus yang selalu berseliweran. Memainkan peran seolah mereka lah yang memiliki kartu terbaik di kota ini.

Dan aku? Aku hanya sampah ibu kota yang naas nya bergantung hidup pada si iblis berhidung belang. Aku menggantungkan hidup pendek ku yang tidak berguna kepada beberapa pria yang bahkan tak sepatutnya ku panggil manusia.

Diperlakukan seperti binatang, dan harus memberikan tubuh yang sudah dijaga hanya untuk memuaskan hawa nafsu mereka yang bergejolak untuk semalam demi beberapa lembar uang yang tetap saja akan habis.

Aku terlahir bukan dari keluarga yang berkecukupan dan tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk bekerja. Mungkin, mereka menyebutku si pemuas bodoh. Setiap kali aku ingin bekerja, yang mereka lihat adalah tubuhku dengan tatapan lapar. Bukan otak atau kemampuan ku yang setidaknya bisa ku gunakan.

Jadi jangan bilang aku pragmatis dan tidak pernah mencoba jalan lain. Jangan sok suci dan menganggap kalian mengerti posisi ini. Tidak. Kalian tidak mengerti.

Aku kabur dari rumah karena tidak sanggup dengan keadaan rumah yang selalu ada teriakan disana sini. Aku pergi, mencari tempat dimana aku bisa tenang dan bisa memulai kehidupan ku yang baru. Dan lebih baik.

Tapi, mimpi saja tidak selalu indah bukan? Apalagi kenyataan. Alih alih ketenangan. Ini lah yang aku dapat.

Dan satu lagi. Jangan pernah mengasihaniku. Aku tidak bisa hidup dari simpati kalian. Aku bisa hidup dari desahan dan geraman binatang binatang itu.

Aku tetap kuliah. Walaupun tidak memiliki nilai yang cukup bagus. Tapi setidaknya aku harus mendapatkan gelar dan mencari kerja yang jauh lebih baik dari ini kan? Jangan pernah kira, karena aku tidak menyesali situasi ini, aku nyaman berada dalam posisi ini. Tidak. Siapa sih yang mau jadi pemuas? Tentu aku ingin hidup yang lebih baik. Toh itu kan apa yang kuingin kan dari awal.

Aku memasuki kelasku dengan malas. Hari ini hari pertama semester baru. Aku duduk di bangku pojok paling belakang. Hari pertama di semester baru, dengan mata kuliah baru dan dosen baru. Semuanya serba baru. Sayang, yang kubutuhkan adalah hidup baru. Tak lama kemudian, seorang pria yang tak begitu jauh lebih tua dariku masuk ke kelas.

"Annyeong hasseo, perkenalkan saya Oh Sehun. Dosen yang akan mengajar mata kuliah ini." Wanita dikelasku menghela nafasnya. Kaget dengan dosen muda luar biasa tampan ini. Rahannya tajam, tatapan matanya dingin dengan ekspresi datar. Kulitnya juga putih, sepintas aku pikir dia bukan orang korea.

Tiba tiba mata nya menangkap tatapan ku yang dari tadi duduk malas dibelakang. Beberapa detik dia diam dan aku merasa ada sesuatu dalam pandangan itu. Entahlah aku juga tidak tau. Mungkin dia juga singa lapar yang sedang mencari rusa untuk dijadikan santapan.

ooo

Kelas berakhir, dan aku sedang berjalan menuju apartemenku karena hari ini aku tidak ada kelas lagi. Aku sudah biasa dengan pandangan anak anak lain, pandangan benci, jijik dan lapar mahasiswa mahasiswi lain yang seakan menganggapku sebagai najis besar di kampus ini. Aku sudah terbiasa dan aku tidak perduli. Aku tidak dibayar untuk menerima tatapan itu. Lalu buat apa aku pusing kan?

Aku tidak matrealistis. Aku hanya realistis dan mencari benefit di setiap aspek. Bahkan yang negatif sekalipun. Aku mungkin bodoh, tapi aku tidak naïf.

Tiba tiba aku merasakan seseorang mendekatiku dari belakang, dia mensejajarkan langkahnya denganku. "Luhan?" katanya. Aku menoleh. Itu dosenku tadi, Tuan Oh.

"ya? Anda tau nama saya?" kataku seadanya, ya aku memang tak suka berbelit belit apalagi aku sedang lelah sekarang. Panggilan semalam membuatku kurang tidur. "tentu saja tau. Saya seorang dosen. Saya bisa cari tau namamu."

"arraso. Kalau begitu, ada apa tuan Oh?" Tanya ku sambil berhenti berjalan dan menatap mata nya lekat lekat. Jika ia memang singa lapar, aku akan tau, dan aku akan mendapat uang lagi malam ini.

Dia memandangku lekat lekat. Lalu berkata pelan, "besok, kalau ke kelas saya, kenakan pakaian yang lebih sopan." Katanya sambil tersenyum lalu jalan mendahului ku dan menghilang masuk ke parkiran mobil.

Lebih sopan? Aku memakai baju yang sopan kok. Aku tentu tidak akan mengobral harta ku pada mahasiswa berdompet tipis yang hanya memanfaatkan situasi dengan mencuri pandang.

Ah masa bodo lah.

ooo

Hari hari berlalu begitu cepat. Sebenarnya pikiranku sedang diganggu beberapa hal akhir akhir ini. Nilai nilai ku tak begitu bagus. aku memang sering tertidur dikelas, yah mau bagaimana lagi. Pekerjaanku di waktu malam membuatku kurang istirahat.

Aku berjalan malas ke kelas. Harus ada yang di prioritaskan, tentu saja kuliah, tapi bagaimana aku bisa membiayai kuliah ku jika tidak begini? Aku mengambil sebatang rokok, lalu duduk di depan kelas dan mulai menghisap rokok ku. Persetan dengan himbauan dilarang merokok yang tertempel besar besar dikelas.

Aku memandangi asap yang keluar dari mulutku dan hilang begitu saja diudara. "kau tidak bisa baca ya?" kata seseorang yang aku kenal. Aku menoleh, itu Sehun yang baru saja duduk disampingku. Dia mengambil rokokku dan mematikannya. Aku memandangnnya kesal. Rokok itu aku beli dengan uang dari keringat ku sendiri.

Ralat. Uang dari keringat dan desahanku sendiri.

"kenapa? Kalau mau merokok, cari tempat lain." "peduli setan." Kataku pelan. Sehun hanya tersenyum kecil. "sebenarnya apa mau mu? Apa aku menyakiti perasaanmu dengan ucapanku?"

"tidak. Bukan itu." "lalu?" aku diam.

Tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut kita berdua. Merasa percakapan ini hanya buang buang waktu, aku lalu masuk ke kelas ku. Tapi tidak bisa ku bohongi, aku masih bingung dan terus saja memikirkan apa sebenarnya yang diinginkan Sehun dari ku.

Beberapa bulan berlalu, dan aku harus mencari uang untuk membayar kuliah karena sebenetar lagi ujian, dan banyak tagihan yang harus ku bayar. Beberapa waktu belakangan ini aku lebih banyak menghabiskan malam ku untuk belajar dan memperbaiki nilai. Sekarang, uangku menipis dan aku harus berburu singa lapar.

.

.

Hari ini ada 1 panggilan tidak jauh dari kampus ku, aku bersiap. Aku meninggalkan semua harga diriku, keputus asaan dan penyesalanku, lalu mulai menatap nanar kedepan.

Sesampainya di depan kamar apartemen si singa ini, aku mengetuk dan menunggu, saat dibuka aku bisa melihat kelaparan di matanya, dia masih muda, berbadan bagus dan cukup tampan dengan tinggi menjulang. Aku sedikit bersyukur kali ini bukan kakek kakek yang ditinggal istrinya atau politikus yang hanya ingin bermain main dengan gadis yang membutuhkan uang.

Aku masuk dengan genit ke kamar nya, baru saja beberapa langkah, ia sudah mendorongku ke ranjang. Melucuti baju nya yang membuatku dapat melihat lebih jelas otot otot dibadannya. Dia mendekatkan dirinya padaku, sesaat aku berfikir dia akan menciumku panas, namun aku salah. Dia menghantam mulutku dengan tinjunya yang keras. Aku bisa merasakan bibirku yang robek.

Masih belum cukup, ia menjambak rambutku dan membentur kan nya ke dinding. Aku masih berdiri lemas, merintih kesakitan, ia lalu membenamkan wajahnya di tengkuk ku dan mulai menciumiku disitu, sadar akan apa yang terjadi berikutnya, aku menendang aset berharganya.

Saat dia mengerang kesakitan, aku mengambil kunci dan segera pergi dari situ. Aku berlari tidak perduli orang orang yang melihatku sambil mencemooh. Setelah cukup jauh, aku berjalan lemas. Aku menahan tangisku yang toh keluar juga. Aku mengabaikan mobil mobil yang berhenti dan menggoda ku

Aku tidak perduli. Aku lelah.

Lalu tidak beberapa lama kemudian, aku mendengar suara yang kukenal.

"Luhan?" katanya. Aku menoleh, itu Sehun dari dalam mobil nya yang berhenti disampingku. Ia menatapku bingung. Aku sangat tidak mengharapkan dia ada disini, dan melihat kondisiku yang seperti ini.

"kau mau kemana?" katanya heran sambil memandangku lekat. Aku bergeming. "saya antar pulang ya?"

Aku menimbang nimbang tawarannya dan memandangnya ragu. "Luhan, ini sudah malam." Katanya lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk mengiyakan tawarannya, lalu segera masuk ke mobil.

Sehun memandangiku. Aku tau apa yang di benak nya. Sedang apa seorang mahasiswi nya sedang berada di jalan jam 1 pagi dengan baju dan wajah yang seperti ini.

ooo

Aku menunjukan jalan menuju apartemen ku. Sesampainya disana aku berterimakasih padanya dan segera masuk kedalam. Tiba tiba Sehun menarik tanganku.

"boleh saya masuk sebentar? Ada yang saya ingin bicarakan padamu."

"apakah etis seorang dosen bicara pada mahasiswi nya selarut ini dan di apartemen? Apa tidak bisa menunggu besok?" kataku sambil mengangkat sebelah alisku. Aku bukannya mau pura pura sok suci, aku hanya ingin tau kenapa si Sehun ini selalu saja muncul.

"saya tak bisa menunggu lebih lama. Dan saya pikir, sekarang situasinya lebih tepat. Karena kalau di kampus, saya rasa akan jauh lebih tidak etis." O oh. Aku bisa mengerti apa maksud pria ini.

Aku melihat nya lagi. Apa dia hanya ingin memanfaatkan ketidak berdayaanku malam ini? Tapi ku rasa, mungkin secangkir teh bisa sedikit membalas kebaikannya. Setidaknya dia telah mengantarku pulang.

Dia duduk di sofa reyot ku, aku permisi sebentar untuk mandi.

Setelah selesai, aku menemuinya lagi sambil membawa secangkir teh hangat. Aku duduk tepat dihadapannya. Menunggu apa yang ingin dia katakan.

"apa yang kau lakukan selarut ini Luhan? Mengapa wajahmu lebam?" tanya nya sambil melipat tangannya di depan dada. Wajahnya masih menunjukan raut datar yang sama. Apa dia sedang berpura pura bodoh atau memang pria ini suci seputih kulitnya?

"bekerja" sahutku singkat. Sehun tersenyum remeh. "begitukah?"

"kau tau, bantuanku tidak gratis" katanya lagi. aku menatapnya tajam. Ha! Tentu saja dia akan memanfaatkan situasi ini.

"kau harus melakukan sesuatu untukku." Sehun pun tersenyum licik.

Oh tuhan, aku yakin sekali apa yang dia inginkan

.

.

End/TBC?

A/N:

Heeee aku nongol bawa hunhan Rated M. duh pasti pada yang nanya author suka bawa cerita abal baru erus, ff yang maren maren gimana? Jujur aja ini diotakku lagi banyak banget ide baru. Tapi tenang aja, ff yang sebelumnya masih terus di proses kok.

Gimana nih menurut kalian? Btw Luhan disini jadi binal. Maap oppa:")

cerita nya terkesan mainstream (yah. emang mainstream sih) tapi ini bukan plagiat dan aku bakal bikin aga sedikit berbeda. tapi kalau kalian ngerasa menemukan cerita yang aga mirip.. itu hanya kebetulan chingu, mengingat author didunia ini sangat banyak.

jadi Mohon review nya ya Chingudeul! yehet!

-Moza:*