Disclaimer : ngutang sama Masashi senpai
Warning : (Miss)Typo menjamur di mana-mana, EYD berantakan, AU, Ooc, Cerita sesuka gue, dan warning mengerikan lainnya.
Ada Warning, silakan tinggalkan kalau nggak suka.
Enjoy Read if you like it or you can push 'BACK' bottom
Char : (Daftar Char yang dicantumkan adalah milik Masashi senpai)
Sasuke Uchiha
Itachi Uchiha
Naruto Uzumaki
Minatao Namikaze
Kushina Uzumaki
SUPER SOLDIERS
Konoha termasuk sebagai negara besar yang terdiri dari berbagai klan. Karena banyaknya klan inilah yang menyebabkan persaingan antar klan diberbagai sektor. Tidak sedikit klan yang menggunakan jalan kekerasan, demi memenuhi ambisi mereka.
Diantara berbagai klan itu bisa dikategorikan dalam berbagai golongan. Pengkategorian ini bisa ditinjau dari pelbagai aspek, mulai pengaruhnya, cara bernegoisasi, harta, kekuatan maupun pengaruh bisnis.
Ada klan golongan atas, umumnya merek adalah pebisnis, pemegang perusahaan raksasa, atau memang disegani, karena faktor lain seperti beraliansi dengan klan yang berpengaruh.
Ada golongan menengah, mereka terdiri dari klan pedagang besar.
Ada golongan bawah, mereka adalah klan yang beranggotakan yang mayoritas pedagang kecil, petani atau buruh.
Diluar itu ada yang tidak terikat dengan klan tertentu,dan jumlah populasinya cukup banyak, mereka biasanya berasal dari sisa-sisa klan yang hampir puna karena kalah bersaing atau karena memang pemusnahan yang dilakukan oleh klan lain.
Ada juga para renegade, mereka adalah orang-orang yang diusir atau sengaja melarikan diri ataupun membelot dari klannya sehingga mereka bebas dan tidak terikat dengan klannya. Satu yang menjadi catatan, setiap anggota klan mempunyai pengenal berupa simbol klan yang mereka bawa kemana-mana sebagai anggota klan tertentu, bukan sebagai Renegade. Berbeda dengan para anggota yang masih terikat dengan klan masing-masing, para Renegade tidak mempunyai tanda keanggotaan, dan setiap orang yang tidak memiliki tanda keanggotaan, maka ia akan di cap sebagai Renegade dan seperti kesepakatan, para Renegade tidak diberi hak apapun dalam negara.
Para Renegade umumnya juga adalah pelaku kriminal di jalanan. Olehnya setiap negara memakai aturan yang tidak memberikan hak kepada para Renegade. Tapi banyak juga para Renegade yang hidup seperti menggelandang di tempat-tempat kumuh.
Semua negara memiliki atauran ini kecuali negara Iwa, makanya negara inilah yang terkenal sebagai negara paling sibuk mengatasi kekacauan, dibanding Konoha atau Suna. Karena negara ini adalah tempat pelarian para Renegade.
Guna meningkatkan pengaruh klan, ada klan yang membangun kerjasama dengan klan lain, contohnya Uciha, membangun kerjasama dengan Senju dan Hyuga.
Uciha yang unggul dalam kemampuan fisik dan strategi, Senju yang unggul dalam segi finansial, klan hyuuga yang unggul dalam hal analisis. Dengan kemampuan fisik yang Uciha miliki memungkinkan Senju dan Hyuga aman dari tindakan kekerasan fisik dari para pesaing yang ingin menggunakan kekerasan, mereka adalah klan yang tidak takut akan kematian.
Setiap klan mempunyai cara dan aturan tersendiri untuk meningkatkan existensi mereka. Uciha misalnya, dari usia delapan tahun, waktu bermain dikurangi, mereka harus menjalani latihan fisik, serta harus mulai belajar dengan giat, hal ini berlangsung sampai berusia duapuluh tahun sebagai batas maksimal, lewat dari itu mereka akan menjalani tes dan jika tidak bisa lulus mereka akan dikembalikan pada keluarganya sebagai golongam bawah. Ada juga yang selesai menjalani pelatihan di akademi kurang dari dua puluh tahun.
Jadi jangan heran jika laki-laki remaja umumnya pacaran, justru laki-laki para uciha sibuk berlatih dan belajar, makanya sangat jarang terdengar seorang gadis remaja berpacaran dengan remaja dari klan uciha, apa lagi kasus kenakalan remaja misalnya menghamili diluar nikah, ini adalah kejadian yang sangat langka melibatkan para Uchiha muda. Hal inilah yang membuat mereka kuat dan cerdas.
Setelah berusia dua puluh tahun setelah menjalani pengujian dan dinyatakan lulus, mereka baru bisa dikatakan memiliki waktu untuk sedikit bersantai. Dan banyak yang baru saja menikmati 'aroma kebebasan' mereka sudah dipertemukan dengan jodohnya.
Senju yang mempertahankan materialis mereka, tentu saja mereka menggembleng putra-putri mereka dalam hal bisnis. Sehinnga dalam bidang bisnis maupun industri, para senjulah rajanya. Tapi bukan berarti mereka tidak ahli dalam bela diri, mereka juga diajari beladiri meski tidak sehebat para Uciha. Para Senju sadar mereka tidak selamnya bergantung kepada Uciha. Mengingat Jumlah Senju lebih banyak dari pada para Uciha.
Hyuga, sedari kecil, mereka harus belajar dan berkutat dengan buku tentang analitik, baik pemasaran, bisnis, maupun militer. Mereka memproduksi buku yang banyak untuk mereka pelajari, yang sebelumnya sudah mereka buktikan hasil akurasi analisisnya. Makanya, karena kehebatan mereka dalam menganalisis, mereka bisa dikatakan mampu memprediksi masa depan apa yang akan terjadi.
Ditempat latihan / Akademi Uciha.
Tampaklah seorang remaja berparas sangat tampan, berambut raven yang mencuat pada bagian belakang. Dengan mata onix tajam, khas mata para Uciha, sedang bersiap menjalani ujian terakhir dan syarat kelulusan.
Terlihat ada seseorang selain pemuda itu sedang memegang sebuah alat. Di berbagai sudut ruang tersebut terdapat banyak alat seperti benda bermoncong meriam mengarah ke pemuda raven.
"Baiklah Sasuke, fokus dan siaplah menahan serangan yang akan datang" seru seseorang yang berada diluar ruangan tersebut. Dia terlihat agak mirip dengan pemuda yang dipanggil Sasuke, tapi memiliki rambut yang lebih panjang dikucir. Kalau diperhatikan, terdapat semburat garis tipis disamping hidungnya seperti keriput, yang justru menambah ketampanannya dan menjadi daya tarik tersendiri.
"Aku selalu siap, Itachi-nii" ucap Sasuke kearah pria yang diluar ruangan.
"Sebagai peringatan, alat akan menembakan secara acak, jadi kalau kau tidak sigap dan tangkas dalam menangkis dan menghindar kemungkinan bola-bola yang terlontar kearahmu itu akan mengenai bagian-bagian vital tubuhmu. Dan satu lagi, bola keras itu tidak hanya satu yang terlontarkan kepadamu, bisa dua atau tiga, itu minimal, apa kau siap?".
"Hn…" Sasuke hanya menggumam.
"Oh, iya. Ada lagi yang kulupa, kecepatan bola yang kearahmu itu melebihi kecepatan suara lho, dan itu artinya tumbukan momentum yang dihasilkan semakin besar dan bisa jadi mengancam nyawamu, maka….." yang di panggil Itachi masih ingin memberikan kuliah singkatnya.
"Iya aku sudah tahu cepat mulai" potong Sasuke yang kini telah memegang dua senjata yang berbeda, ia memegang katana di tangan kanan, dan pistol di tangan kiri.
"Baiklah mesinnya kunyalakan," ia menanggapi perkataan Sasuke sambi tersenyum.
" mulai"
DARR,,,DARR….DARR.. suara dari tiga mesin pelontar bola secara hampir bersamaan..
DORRR..SLAP! DORR
Dengan cepat Sasuke, mengayunkan katana untuk menghalau bola dan menembakan pistol kebola yang ditembakkan kearahnya, tujuannya adalah agar pengujian akurasi tembakannya tepat. Belum selesai sampai disitu, suara mesin kembali melontarkan peluru bolanya yang sebesar biji kelereng dan ada juga yang sebesar bola golf kearah Sasuke. Kali ini karena sangat banyak, ia dengan sigap melompat menghindar dari tempatnya.
Begitulah seterusnya, Sasuke melompat sambil mmengayunkan pedangnya, merebahkan diri sambil menembakkan pistolnya. Kombinasi gerakan tangan Sasuke sangat teratur dan seirama.
Kemanapun saat ia berlari atau menghindar selalu ada lontaran bola yang menujuh kearahnya, ternyata alat-alat itu dipasangi sensor agar selalu menembak kearah sasarannya, kelihatan seperti memiliki mata, seolah tak ada ruang untuk melarikan diri. Sekitar limabelas menit kemudian.
BUGH!
"Aakh…!"
Kali ini Sasuke terlambat menghindar atau menangkis dengan pedangnya, bisa jadi karena staminanya sudah terkuras dan konsentrasinya juga mulai menurun, sehingga satu peluru bola sebesar bola golf mengenai bahu kirinya.
BRANG…
Sasuke dengan cepat menggunakan katana untuk menangkis sebuah bola yang mengarah tepat kejantungnya.
TIIT… CKLIK!
Itachi mematikan mesin-mesin itu dengan pengontrol yang ada di tangannya. "Kau tidak apa-apa Sasuke?" ia berlari masuk keruangan menuju Sasuke, adiknya.
"Hn, aku tidak apa-apa"
"Tidak apa bagaimana? Lihatlah bahumu sudah memar tahu," Itachi kesal melihat sikap adiknya yang ia anggap sok kuat.
"Ini hanya luka kecil, lagi pula cuma memar kok." Sasuke tetap bersikeras.
"Aaaaaakh… apa yang kau lakukan! dasar bodoh!" bentak Sasuke, saat Itachi meremas bahunya.
"Makanya jangan sok!" Itachi membalas gertakan Sasuke."Tulang bahumu hampir mengalami keretakan, meski kemungkinan tidak parah tapi kau butuh istrahat untuk beberapa hari kedepan. Aku akan melaporkan hasil ujianmu pada kakek dan para tetua."
"Tsk"
"Ooooi… Temeeee… apa ujianmu sudah selesai?" Suara cempreng terdengar dari belakang mereka.
[FLASHBACK]
Di kediaman Minato
Seorang perempuan paruhbaya tapi masih kelihatan cantik, berambut merah bernama Kushina. Menghampiri pemuda pirang berambut jabrik, yang masih tidur dengan nyaman.
"Sampai kapan kau bermalas-malasan disini Naruto? Sudah bodoh, pemalas pula" teriaknya pada pemuda pirang berambut jabrik.
BLETAK
Suara kepala kena jitakan dari Kushina.
"Ittaii.. apa yang ibu lakukan?" Si pirang meringis sambil mengusap kealanya yang kena jitak.
BLETAK
Lagi-lagi Si Pirang yang di panggil Naruto kena jitakan dari wanita berambut merah yang dipanggilnya ibu.
"Jadi sekarang kamu berani meninggikan suaramu didepan ibu, hah?" ucapnya yang sempat melihat Naruto melotot kearahnya
"Ti..Ttidak, Bu" melihat tatapan sangar dari Sang Ibu, nyali Naruto menjadi ciut.
"Ooii Kushina, ada apa pagi-pagi begini ribut" seorang pria lain baru muncul didepan pintu kamar, Naruto. Pria yang baru muncul ini mirip dengan naruto hanya lebih tua. Dialah kepala keluarga, Minato.
"Apanya yang pagi-pagi, ini sudah jam sembilan! Dasar, ayah sama saja"
"kau tahu sifat pemalasmu yang menurun pada anak bodoh ini" tuding Kushina ke Naruto. "Heran kenapa Hinata yang dari keluarga elite Hyuuga mau dengan anak bodoh ini"
"Karena aku tampan, Bu!.. he…he.."
Cengiran yang membuat nyonya Namikaze tersebut makin jengkel. Dan.
BLETAK
BLETAK
Naruto hanya meringis kesakitan setelah mendapat dobel jitakan tersebut. Sementara Minato hanya diam melihat menu pembukanya dipagi hari ini. Sudah biasa.
"Tadi Ibu bilang pukul berapa?"
"Sembilan"
"Eeh.. aku lupa" ia berlari dan menyambar baju ganti. Ia berencana ganti pakaian di mobil.
"Hei mau kemana, anak bodoh!" teriak Kushina.
"Aku ingin melihat Sasuke menjalani ujian terakhirnya" teriak Naruto yang sudah menjauh.
Tinggallah Minato yang kini mendapat tatapan mata yang kesal dari sang isteri. Tidak ingin ia menjadi pelampiasan. Ia segera pamit buru-buru mandi.
[FLASHBACK END]
"Oh.. Naruto, sepertinya kau terlambat datang, baru saja selesai." Itachi kini menimpali, tetap dengan senyum khasnya.
"Haaa… Siaalll.. padahal aku ingin melihat ujian terakhir Sahabatku, yang konon mengancam nyawa itu."
"Cih…" decihan Sasuke terdengar.
"woi Temeee, ulangi lagi, aku ingin lihat." Rayu naruto sambil masang puppy eyes-nya.
"Lainkali saja, Dobe, kau tidak lihat aku mengalami kecelakaan tadi" ketus Sasuke.
"Yaah.. baiklah lain kali ya, kau sudah berjanji" nada kekecewaan Naruto yang tidak jadi melihat Ujian terakhir sahabatnya.
"Baiklah Sasuke, aku akan segera pergi dan melaporkan hasilmu" Itachi bersuara yang dari tadi hanya memperhatikan. "Lain kali kita akan menggunakan peluru sungguhan, sesuai permintaanmu. Sekarang aku akan meninggalkan kalian, jaa ne" Ia belalu dari situ.
"Oi Teme, apa yang terjadi dengan bola-bola ini. Apa benar semua bola yang berserakan disini semuanya telah ditembakkan kepadamu dan kau berhasil menahan atau menghindarinya?" Naruto mengamati bola sebesar biji kelereng yang berserakan satu per satu.
"Hn"
"Dengan apa?"
"Dasar Dobe?" kesal karena menurutnya Naruto tak perlu lagi mempertanyakannya lagi.
"Aha..ha..ha..." Jawab naruto sambil cengir-cengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar-benar reaksi yang sangat hebat" tambahnya.
"Bola-bola ini kan sangat keras, kok kacanya tidak pecah? Belum lagi kalau kena kan bisa sangat sakit?" bingung juga dia.
"Kaca itu anti peluru, bodoh" Sasuke mentautkan alisnya melihat kebodohan sahabatnya ini. "apa kau fikir ini tidak sakit bodoh" sambil memperlihatkan bahunya yang memar.
"Ck.. dasar teme,, lalu bagaimana dengan alat penembak itu, bukankah tidak menutup kemungkinan akan ada pelurumu tadi yang nyasar dan mengenai alat itu, itu kan pasti rusak, dan kurasa ujianmu pasti gagal."
Sasuke benar-benar ingin memukul wajah pirang jabrik yang ada di depannya ini
"Dasar bodoh, alat-alat itu terbuat dari material khusus, jadi kalau cuma peluru pistol tidak akan rusak. Dan lagi pula tidak ada peluruku yang meleset"
"Benarkah." Naruto sarkastik
"kau lihat saja sendiri"
"Cara mengetahuinya gimana kalau, gak ada tembakanmu yang meleset?" tanya Naruto sarkastik.
"Kau ini kapan pintarnya sih!" makin kesal." Kau bisa menghitung jumlah bola yang terkena peluru itu, dengan jumlah isi peluru magasin pistol ini. Jumlah isi per magasin ada 15, tadi aku ganti magasine sebanyak 10 kali, karena aku menghabiskan semua peluru jadi kau bisa hitung sendiri bola-bola yang terkena peluru pasti berjumlah…"
"150, iya kan?" Naruto memotong. "Akan ku hitung"
"149" jawab Sasuke.
"bwaha…ha..ha..ha.. Ternyata kau bodoh menghitung, Teme. Seharusnya 150, baka…"
DORR!
"Sisanya yang itu" kata Sasuke, tetap datar. Naruto mengejap-ngejapkan matanya kaget mendengar desingan peluru yang lewat disamping telinganya
"Brengsek kau, Temeee… Kalau kena gimana, bodoh?" jantungnya benar-benar serasa copot.
"Yang bergerak saja tidak meleset, bagaimana kalau melesetkan peluru?" Sasuke menanggapi dengan kalem.
"Oh, iya." Setelah sukses menenangkan dirinya. "Kalau latihannya cuma begini kan tinggal menghindar dan berpindah dari tempat semula kan?" Naruto mengamati sekitarnya.
Sasuke menggeram mendengar komentar sahabatnya yang terdengar seperti meremehkan. Naruto hanya memandang Sasuke dengan dengan wajah tanpa dosa, tapi mengesalkan bagi Sasuke.
"Dasar bodoh, alat itu dilengkapi dengan sensor pendeteksi, alat itu diprogram dengan menembak mengikuti kearah sasarannya kemanapun bergerak, yang sebelumnya para kader harus melewati scan dan pengkodean yang ada didepan pintu masuk, agar bisa sinkron dengan sensor pendeteksi." Sasuke menunjuk kedepan pintu.
"Dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara. Lagi pula selalunya ada dua atau lebih alat yang menembak secara bersamaan secara acak. Kau kira bisa menghindar dengan mudah tanpa latihan panjang, kau benar-benar bodoh kalau kau bilang iya" Sasuke kembali menambahkan. Kesal.
"Apa memang bisa menghindar jika seperti itu" Naruto mulai mengerti.
"Aa, makanya inilah ujian terakhir uciha, dan yang terberat tentunya."
"Hmm, apakah dari para kader ini ada yang gagal?"
"Tentu saja banyak yang gagal diujian ini bahkan ada yang mengalami kamatian, karena organ vital mereka mengalami cedera terkena bola keras yang berkecepatan tinggi" Sasuke menjelaskan.
"Oooh, pantas saja populasi kaum Uciha tidak berkembang pesat seperti, Senju atau Hyuuga, rupanya mereka selesai disini. Lalu bagaimana dengan kader yang gagal tapi masih selamat itu, apa mereka dibuang, dan menjadi renegade"
"Tentu saja tidak, kami akan mengembalikan ke keluarga mereka, tapi dengan status golongan bawah" suara sasuke meninggi semakin jengkel. "biar bagaimana pun mereka adalah Uciha, mereka tetap bagian dari kami. Tapi tetap diberi pilihan, mau menjadi bagian kami, tapi menjadi golongan bawah, atau menjadi Renegade"
"Beruntunglah aku tidak terlahir sebagai Uciha, he…he..he.." menunjukan cengirannya "Ooh, lalu bagaimana denganmu, bukankah kau kena juga, apa kau bisa dikatakan gagal?"
"Disini hannya wajib bertahan lima menit, adapun aku tadi, aku terkena di menit 15, jadi secara aturan saya sudah lulus"
"Oooh.. oh ya, tadi apa maksud Itachi dengan latihan menggunakan peluru sungguhan? Jangan-jangan…. Kau akan…" Naruto membayangkan kejadian jika Sasuke melakukan tindakan nekat yang bisa di pastikan mencabut nyawanya.
"Hn!" jawaban singkat sebgai pembenaran atas pertanyaan Naruto.
"Whatt… tapi kenapa kau lakukan itu, bodoh! Kan bisa fatal" Naruto kesal dan bingung dengan apa yang dikatakan sahabatnya barusan.
"Aku hanya ingin menyamai atau melampaui Kakakku" ucap Sasuke agak perlahan.
Naruto yang memang mengenal sasuke, tentu tahu tentang sahabatnya ini. Naruto tahu kalau Sasuke sangat terobsesi kepada kakaknya, baginya, kakaknya adalah panutan yang harus di samai. Dia selalu menjadikan kakaknya sebagai standar kemampuannya.
Ingin rasanya Naruto menonjok wajah sahabatnya itu. Hanya karena alasan yang baginya konyol, Sasuke rela mejalani latihan menentang maut. Tapi sebagai sahabat Sasuke, Naruto sudah tahu tentang Sasuke, Sasuke tidak pernah mengambil keputusan yang salah, Sasuke juga adalah lulusan terbaik Uchiha. Setidaknya itulah informasi yang ia dapat dari Itachi beberapa hari yang lalu. Dan Naruto mempercayai hal itu. Dan hanya itu yang Naruto bisa lakukan, setidaknya Itachi juga mendukung, itu artinya, semua pasti akan baik-baik saja.
Naruto juga menyadari kalau sahabatnya ini telah terbentuk menjadi salah satu dari para Prajurit Super dari Uchiha.
"Rekor terlama yang mampu bertahan berapa lama?" anatara ingin mempercayai atau mungkin tidak mampu lagi membayangkan hal tadi, Naruto mengalihkan ketopik lain.
"Sejauh ini yang kutahu dari kakek dan ayah, baru dua orang. Itachi-nii dan Sishui-nii, sekitar 20 menit, kalau ayah dan paman Kagami hanya sekitar 10 dan 8 menit"
"Pantas" Naruto benar-benar mengerti dengan tindakan Sasuke. "Tapi bukankah kau sudah melewati ayahmu?"
"….."
Naruto merutuki dirinya, tentu saja ayahnya memang bukan prioritas Sasuke.
"ayo, kita keluar, jalan-jalan sudah lama kau sejak kau ikut 'wajib militer'mu ini, kau tidak pernah bersamaku dalam waktu yang lama" sahutnya kemudian dan menarik Sasuke beranjak dari tempat itu.
"Aku tidak akan ikut denganmu" Sasuke tahu sifat buruk sahabatnya ini. Playboy payah yang gemar mencari 'lubang' dari para wanita klan minor atau klan golongan bawah atau dari para renegade.
"Hey..dasar kau teme, ayolah, sangat mubazzir dengan ketampananmu yang selangit itu, jika kau tidak manfaatkan" teriaknya sambil menarik tangan sahabatnya
"Kubilang tidak, Naruto Dobe" meski Sasuke berusaha meronta, tapi pegangan Naruto masih kuat
Sepasang mata onix milik Itachi sedari tadi mengawasi mereka. Ia tersenyum simpul melihat adik dan sahabatnya itu. Ia bisa melihat jika adiknya itu akan 'menelurkan' banyak kosakata jika bersama pirang jabrik itu. Mengingat ia sangat kaku atau terkesan dingin pada orang lain termasuk kedua orangtua mereka. Kecuali dirinya sendiri dan si pirang itu.
TO BE CONTINUE