Disclaimer: Harry Potter bukan milikku, tapi milik dari J.K Rowlings. Penulis tidak mengambil keuntungan material dalam penulisan fanfic ini

Warning: AU, Slash, OOC, OC, typo, etc

Rating: T

Genre: Adventure, General


THE LOST DRAGON

By

Sky


Keluarga Malfoy adalah satu dari beberapa keluarga penyihir berdarah murni yang masih mempertahankan nilai ketradisionalan penyihir di dunia ini, mereka adalah keluarga yang memegang teguh prinsip bahwa sihir yang murni adalah yang terbaik dan apabila ada campur tangan muggle maka semuanya pun akan berubah menjadi hal yang tak akan diketahui keberadaannya. Sebuah pemikiran kuno namun masih mengakar kuat dalam hati setiap Malfoy serta beberapa keluarga kuno penyihir yang telah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Sesungguhnya mereka tidak begitu membenci muggle seperti apa yang dirumorkan oleh beberapa orang, mereka hanya bersikap netral terhadap pendatang baru seperti yang Morgana Le Fay contohkan ketika Merlin mencoba mengenalkan sihir kepada dunia luar (yang tentu saja mengakibatkan beberapa muggle ketakutan dan menyebabkan perburuan penyihir pada abad pertengahan), mereka tidaklah bersimpati maupun antipati kepada muggle dan asalkan para muggle tidak mencampuri urusan keluarga Malfoy beserta tradisinya maka para anggota keluarga Malfoy akan meninggalkan mereka sendiri.

Politik darah murni, mungkin namanya yang menyeramkan itu memberikan sebuah gambaran akan politik dimana mereka begitu disiplin dan tidak menerima perubahan. Beberapa keluarga penyihir tua memiliki politik tersebut dalam keluarganya, dan karena keluarga Malfoy termasuk ke dalam anggota Sacred Twenty-Eight pada tatanan masyarakan penyihir yang ada di Inggris maka orang-orang cepat mengasumsikan bahwa keluarga Malfoy itu akan membenci muggle serta perubahan yang ada, bahkan motto yang tertera dalam lambang keluarga "Sanctimonia Vincet Semper" pun sama sekali tak mengganggu.

Pandangan kuno yang hanya dilihat melalui sebelah mata oleh masyarakat tersebut tentu langsung dihiraukan oleh mereka yang berdarah Malfoy sejak kekuasaan Raja William I di Inggris, bahkan Armand Malfoy yang merupakan Malfoy pertama dan satu-satunya yang menginjakkan kakinya di Inggris dari tanah Normand pun tak pernah menganggap guyonan masyarakat mengenai keluarganya yang memiliki pandangan terbelakang dan begitu fanatik itu menjadi hal yang serius.

Seribu tahun telah berlalu sejak pertama kali Armand Malfoy menginjakkan kakinya di Inggris, pada generasi terbaru ini keluarga Malfoy yang ada di Inggris pun berjumlah tidak lebih dari dua orang yang merupakan seorang kepala keluarga bernama Lucius Malfoy dan juga istrinya yang berasal dari keluarga Black, Narcissa Malfoy nee Black. Namun, jumlah yang begitu sedikit untuk sebuah keluarga besar dengan kekayaan yang tak bisa dihitung tersebut akan berganti malam ini, sebuah kelahiran akan terjadi malam ini dan karena itu kita bisa melihat bagaimana Lucius Malfoy yang terkenal begitu dingin serta luar biasa tegas itu terlihat seperti orang panik.

Laki-laki itu tidak seperti biasanya, bahkan penampilan yang biasanya terkesan begitu elegan namun kaku tersebut kini terlihat begitu berbeda. Lucius Malfoy hanya mengenakan piyama tidurnya saja yang dibalut oleh jubah tidur, dan dengan tongkat berjalannya itu dirinya berjalan mondar-mandir di depan sebuah pintu besar dengan ekspresi yang gelisah. Andaikata Severus Snape yang merupakan kawan lama Lucius tidak mengenalnya sejak bertahun-tahun yang lalu, pasti Severus akan mengatakan orang yang tengah berjalan mondar-mandir ini adalah seorang impostor yang mencoba menyamar menjadi Lucius namun gagal total. Berbeda dengan Lucius yang terlihat panik, Severus terlihat begitu tenang layaknya tak ada apapun yang terjadi, bahkan ia pun terlihat tengah menikmati secangkir minuman hangat bersama dengan Bellatrix dan suaminya yang duduk tidak jauh dari tempat Lucius berjalan mondar-mandir tersebut.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak boleh masuk ke dalam?" Rancau Lucius. "Apa mereka tidak tahu kalau aku juga khawatir dengan Cissa? Aku ingin masuk ke dalam namun si bodoh itu tak mengijinkanku untuk masuk, padahal Cissa sedang berjuang di dalam sendirian antara hidup dan mati."

Baik Severus dan Bellatrix menatap sosok Lucius Malfoy untuk beberapa saat lamanya sebelum dua orang penyihir mantan anak asrama Slytherin tersebut menghela nafas berat. Mereka sangat maklum mengapa Lucius terlihat begitu berbeda hari itu, sebab hari tersebut adalah hari yang sangat besar dimana keluarga Malfoy yang awalnya hanya berjumlah tidak lebih dari lima orang tersebut kini mendapatkan seorang anggota lagi. Ya, putra pertama dari pasangan Lucius dan Narcissa Malfoy akan lahir ke dunia ini. Tak heran bila Lucius terlihat begitu khawatir sebab ini adalah pengalamannya yang pertama. Di publik ia bisa terlihat seperti seorang pria tak berperasaan dan hanya mencintai istrinya layaknya tropi keluarga saja, namun sesungguhnya di balik awak media yang menyebarkan gosip tak jelas itu Lucius sangat mencintai Narcissa lebih dari apapun.

Sebuah teriakan dari dalam kamar yang tengah dipandang Lucius dengan ganas tersebut tiba-tiba terdengar, sebuah teriakan yang sangat keras, teriakan kesakitan dari Narcissa dan itu sudah cukup untuk membuat Lucius mengeluarkan tongkat sihirnya dari dalam tongkat yang ia gunakan untuk berjalan, ia bersiap-siap untuk masuk ke dalam dengan paksa setelah menjebil sihir pertahanan yang dipasang oleh mediwitch yang menolong Narcissa bersalin.

Lucius tentu akan berhasil masuk ke dalam bila bukan karena Severus dan Rabastan segera menahannya untuk tidak melakukan tindakan yang bodoh.

"Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu, Lucius? Memaksa masuk ke dalam ruangan bersalin ketika istrimu ada di dalamnya adalah sebuah tindakan bodoh yang seharusnya tidak kau lakukan!" Desis Severus, ia menahan lengan kiri Severus yang mencoba untuk memberontak dan melarikan diri tersebut. "Bahkan orang dungu pun tahu akan hal itu. Larangan untuk suami ketika sang istri tengah melahirkan, dari zaman dulu pun peraturan itu sudah diterapkan di keluarga bangsawan. Dan kau termasuk salah satunya, Lucius."

"Dengar apa yang Severus katakan, Lucius. Narcissa ada dalam penanganan yang terbaik. Adikku itu adalah seorang petarung," imbuh Bellatrix dengan senyuman lebar terkembang di wajahnya. Wanita berambut bergelombang itu menyandarkan tubuhnya pada bahu Rodolphus yang hanya menyesap segelas wine dengan tenang. "Berhentilah bertindak konyol atau aku akan melemparkan kutukan padamu!"

Mendengar dirinya diceramahi oleh Severus serta diancam oleh kakak iparnya sendiri tentu membuat sang Lord Malfoy tidak terima, namun perasaan cemasnya terhadap nasib Narcissa dan calon bayi mereka langsung memadamkan api amarahnya. Mereka berdua benar, ia tak boleh bertindak layaknya orang bodoh yang tak tahu apa itu kesabaran pada situasi seperti ini, oleh karena itu Lucius pun mengambil nafas panjang dan menghembuskannya lagi untuk menenangkan dirinya.

Menatap ke luar jendela, ia bisa melihat langit malam masih menitikkan hujan yang deras. Tiupan angin yang ada di luar itu membuat perasaan Lucius sedikit baikan meski hatinya masih tidak bisa tenang seratus persen banyaknya, isteri tercintanya ada di dalam ruangan itu dan tengah berjuang untuk membawa penerus keluarga Malfoy yang baru ke dunia ini. Anak itu pasti laki-laki, Lucius tersenyum ketika memikirkan jenis kelamin bayinya yang masih ada di dalam kandungan Narcissa. Ia tak perlu melihat jenis kelamin bayinya ketika bidan penyihir memerikan kandungan Narcissa beberapa saat yang lalu untuk mengetahui apa jenis kelamin bayinya. Mereka yang terlahir di dalam keluarga Malfoy selalu terlahir sebagai laki-laki, hal itu sudah berada dalam setiap generasi keluarga Malfoy sejak pertama kali keluarga Malfoy terbentuk. Sangat jarang bayi perempuan lahir di dalam keluarga ini, menurut buku sejarah yang pernah Lucius baca hanya ada lima orang anak perempuan yang lahir dari keluarga Malfoy dan kelimanya tersebut tak pernah hidup lebih dari usia 12 tahun. Lucius tak terlalu tahu bagaimana detilnya, namun ia memiliki teori kalau semua itu adalah sebuah kutukan yang sudah diterima oleh keluarga Malfoy.

Aku tak sabar untuk menyambut putra kecilku di sini, pikir Lucius lagi. Ia membayangkan bagaimana dirinya bisa memeluk bayi kecilnya tersebut, lalu ketika sang bayi sudah berusia cukup untuk menerima pelajarannya itu baik dirinya dan Narcissa akan mengajarkan hal-hal yang baik serta sihir kepada anak mereka tersebut. Bayangan yang terlampau tinggi itu membuat seorang Lucius Malfoy tampak seperti orang bodoh, dan secara tak sadar membuat Bellatrix dan Severus saling berpandangan tak mengerti sebelum professor dalam bidang ilmu ramuan tersebut menawarkan diri untuk menyadarkan Lucius, dengan cara memukul kepala sang kepala keluarga Malfoy.

"Ouch..." Desis Lucius ketika ia merasakan sakit di kepalanya karena jitakan sang sahabat, ia langsung menoleh ke belakang dan menemukan Severus Snape menyeringai padanya. Lucius menghiraukan suara tawa yang Bellatrix dan Rodolphus berikan di sana. "Apa masalahmu, Sev?!"

Sang Professor menatap sosok Lucius dengan netral, namun sorot mata serta seringai yang terpatri di wajahnya itu menampakkan kalau dirinya sangat bangga akan apa yang ia lakukan tadi. Lucius patut menerimanya karena Severus sudah jengah melihat ekspresi bodoh di wajah temannya itu.

"Masalahku hanya satu, tingkahmu itu membuatku pusing dan aku tidak suka itu. Kami tahu kau hampir setengah gila karena menunggu proses persalinan Narcissa, namun bukan berarti kau bisa membuat kami semua ikut gila denganmu," Severus menyilangkan kedua lengannya di dada sebelum menggelengkan kepalanya. "Demi Morgana, Lucius, tenangkan dirimu! Duduk dan minumlah segelas wine untuk menenangkan dirimu, atau perlu aku memasukkan ramuan penenang ke dalam minumanmu agar kau bisa tenang?!"

Laki-laki berambut pirang platinum itu menggeleng kepalanya secara perlahan, mulai paham kalau Severus dan yang lainnya terganggu akan tingkahnya yang kelihatan konyol itu. Tidak seperti biasanya Lucius bertingkah seperti ini, namun dirinya tidak bisa membantu diri sendiri untuk tidak melakukannya melihat betapa cemasnya ia sekarang. Istrinya sedang berjuang sendirian di dalam, dan dalam proses kelahiran pasti banyak kemungkinan buruk yang bisa terjadi tanpa ia sadari terlebih dahulu, karena itulah Lucius merasa takut. Takut akan kehilangan Narcissa, dan juga takut akan kehilangan bayi mereka. Meski dirinya cemas, akan tidak baik juga bila dirinya terus-terusan bertingkah bodoh seperti ini, untuk itu Lucius pun kembali mencoba untuk mengendalikan diri serta emosinya, ia tak ingin terlalu terbuai oleh apa yang namanya rasa kecemasan. Andai saja Ibunya masih hidup, bisa saja Lucius akan mendapatkan ceramah yang lebih buruk dari apa yang Severus berikan padanya.

Ketika laki-laki itu mulai bisa menenangkan dirinya, konsentrasinya pun buyar lagi kala teriakan yang begitu nyaring dari dalam terdengar lagi. Narcissa berteriak penuh akan kesakitan yang mengakibatkan mereka semua merasa panik, bahkan mereka semua yang ada di sana tak mampu menahan Lucius untuk tidak masuk ke dalam sana. Sang kepala keluarga Malfoy langsung mendobrak pintu besar kamar bersalin tersebut dan berlari masuk ke dalam.

"Lord Malfoy, apa yang Anda lakukan di sini!" Salah seorang perawat terkejut atas kedatangan Lucius yang menerobos masuk ke dalam.

Pertanyaan yang terlontar dari bibir perawat itu tidak Lucius indahkan, ia terus berjalan cepat untuk menuju ke tempat istrinya berada. Bau anyir darah tercium di sana, namun sang kepala keluarga tersebut menghiraukannya begitu saja karena ia memiliki misi yang jauh lebih penting dari itu semua, ia ingin melihat istrinya. Kelambu yang menutupi tempat tidur besar yang ada di tengah pun ia sibak ke samping, dan di sanalah Lucius melihat sosok sang istri tengah berbaring dengan peluh membanjiri tubuhnya. Kelihatannya proses melahirkan yang Narcissa lakukan sudah selesai karena Lucius bisa melihat sosok istrinya tengah beristirahat meski dengan tubuh yang begitu kelelahan.

Tanpa mengucap sepatah kata apapun, Lucius berjalan menghampiri sosok Narcissa, ia pun duduk di tepi tempat tidur dan menatap sosok Narcissa yang perlahan-lahan membuka kedua matanya.

"Lucius," gumam wanita cantik itu, memanggil nama suaminya yang sekiranya sudah berada di sana. "Kenapa kau bisa ada di sini?"

Pertanyaan yang Narcissa lontarkan tersebut tidak langsung Lucius jawab sekarang juga, malahan ia terlihat begitu lega ketika menatap sosok cantik pendamping hidupnya sampai-sampai laki-laki itu langsung memegang tangan kiri Narcissa dan mendekapnya dengan lembut.

"Aku merasa khawatir padamu, tidak mungkin aku tidak masuk ke sini bila mendengarmu menjerit kesakitan dan berjuang untuk melahirkan anak kita ke dunia ini," jawab Lucius satu menit kemudian. Ia pun mendekatkan wajahnya pada sosok Narcissa yang tengah berbaring itu sebelum mengecup kening istrinya. "Di mana anak kita?"

Lucius baru menyadari kalau perut Narcissa sudah tidak sebesar tadi, dan juga wanita itu terlihat begitu damai dengan senyum kecil terkembang di wajahnya. Mungkin Narcissa menemukan kepanikan tak beralasan dari Lucius lucu, tapi wanita itu tak bisa menyalahkannya juga melihat ini adalah pengalaman pertama kali seorang Lucius Abraxas Malfoy menyaksikan kelahiran seperti ini. Jadi wajar kalau penyihir berdarah murni tersebut tak bisa mengendalikan dirinya seperti biasanya, hal yang wajar menurut Narcissa.

Perhatian Lucius pun teralihkan ketika ia merasakan tangan Narcissa menyentuh wajahnya, membuat tatapan Lucius yang beredar ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan bayi mungil yang baru saja dilahirkan oleh Narcissa kembali pada sosok ibu baru tersebut, istrinya.

"Seorang perawat tengah membersihkannya, ia baik-baik saja. Sebentar lagi mereka akan membawanya ke sini, kau tenang saja," ujar Narcissa dengan lembut, mencoba untuk menenangkan Lucius yang kini sudah mulai terlihat tenang.

Wanita itu membiarkan Lucius memeluknya dengan erat untuk beberapa saat lamanya sebelum seorang wanita yang ia ketahui sebagai mediwitch masuk ke dalam ruangan itu dengan membawa seorang bayi yang diselimuti oleh kain tebal di dalam gendongannya, bayi itu adalah anak pertama dari pasangan Lucius dan Narcissa Malfoy.

"Putera Anda, Lord dan Lady Malfoy," ujar wanita itu dengan senyum kecil yang mereka di bibirnya. Ia pun menyerahkan bayi tersebut pada Narcissa.

Setelah melihat pasangan Malfoy itu mengerumuni bayi mungil tersebut dengan perhatian mereka, wanita yang telah membantu persalinan Narcissa itu memilih untuk pergi dan memberi mereka privasi.

Sepeninggal wanita itu, keduanya begitu tertarik pada sosok mungil yang berada dalam gendongan Narcissa. Bayi itu begitu tenang, sama sekali tidak mengeluarkan tangisan meski ia barusan dilahirkan dan memilih untuk tertidur di bawah tatapan Lucius Malfoy. Seorang bayi yang sedikit aneh dan tidak lazim seperti biasanya, Lucius terlihat sedikit khawatir karena puteranya itu tidak memberikan sebuah tangisan kecil kala dirinya menyentuh pipi mungil tersebut.

"Dia bayi yang tenang sekali, bahkan ketika aku melahirkannya beberapa menit yang lalu ia sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikit pun," kata Narcissa. Berbeda dengan Lucius, wanita itu tidak terlihat khawatir dengan keadaan bayi mungilnya tersebut.

Lucius pun memberikan istrinya sebuah tatapan ketika mendengar informasi tersebut. "Apa itu normal?"

"Sedikit tidak normal, sayang, karena pada umumnya bayi yang baru keluar dari rahim ibunya pasti akan menangis untuk menandakan mereka itu hidup. Hanya saja bayi kita sama sekali tidak mengeluarkan suara apapun sejak tadi," wanita itu menjawab pertanyaan Lucius, kedua mata biru cemerlangnya terlihat sedikit lelah namun berbinar pada saat yang sama. "Tapi kau tak perlu mengkhawatirkan hal itu, sebab kata dokter yang menanganiku bayi kita terlihat sangat sehat."

Meski Lucius masih terlihat tidak yakin akan perkataan Narcissa, namun dirinya tak mampu menampik kalau bayi mereka memang terlihat begitu sehat. Ketika sang kepala keluarga Malfoy tersebut menoleh ke arah putera mereka, dirinya merasa seperti terhipnotis kala ia menemukan bayi itu membuka kedua matanya dan langsung lurus menatapnya seolah-olah bayi itu tahu siapa dirinya. Tanpa sadar Lucius pun berdecak kagum, ia menganggap tatapan yang diberikan oleh bayinya tersebut terlalu kuat, terlalu menghipnotis seperti seekor naga yang tengah mengamati mangsanya.

"Draconis," gumam Lucius secara tiba-tiba, menarik perhatian Narcissa. "Namanya adalah Draconis Lucien Malfoy, penerus dari keluarga Malfoy selanjutnya."

Dan Narcissa pun tersenyum mendengar suaminya memberikan bayi mereka sebuah nama yang sangat kuat. "Draco secara singkatannya," ujar Narcissa seraya mencium kening bayinya dengan lembut. "Selamat datang di keluarga Malfoy, Draco, kami berdua adalah kedua orangtuamu."


AN: Terima kasih sudah mampir dan membaca, sampai bertemu lagi di chapter 2

Author: Sky