INI ADALAH FF YANG ADA DI WATTPAD AKU NAMUN SEDIKIT AKU UBAH BIAR GAK TERLALU KACAU SEPERTI YANG ASLINYA.

-CHOCOCHIMS-

Terlihat dua orang pria yang hanya berdua di dalam kelas mereka yaitu 12-2. Teman kelas mereka telah pergi meninggalkan kelas mereka setelah mendengar lonceng pulang.

Pria bersuarai orange dan yang satunya bersurai hitam pekat. Pria bersurai orange dengan nametag 'κΉ€νƒœν˜•' terlihat sedang membujuk pria bersurai hitam pekat.

Sekarang apa yang harus Taehyung lakukan? Sedari tadi kekasih kelincinya terus saja mendiaminya tanpa memberitahu apa kesalahan yang telah ia perbuat. Dengan cara apa lagi Taehyung harus membujuknya?

"Kookie~"

Kekasih kelincinya itu bahkan tak menengok sedikit pun saat dipanggil dan tetap asik menatap lantai keramik yang sama sekali tak menarik dibandingkan wajah tampan Taehyung.

"Jebaaaaallll~"

Akhirnya kekasih kelincinya itu atau bisa disebut Jungkook karena memang itu namanya mau merespon panggilan Taehyung.

Taehyung tiba-tiba saja merinding ketika Jungkook menatapnya dengan tajam. Jika seperti ini berarti Taehyung telah melakukan kesalahan besar. Tetapi apa? Ia bahkan merasa tak melakukan kesalahan apapun akhir-akhir ini.

"Hyung jahat!! Aku benci padamu hyung!!"

"Awww.. appooo..."

Jungkook berteriak dan mulai menjambak rambut Taehyung dengan tak berperikemanusiaan. Sepertinya akan mengalami kebotakan pada usia dini.

"Kookie~ Lepaskan. Ini sakit."

"Shireooo!"

Jungkook terus saja menyiksa Taehyung hingga Taehyung merasa pening. Jungkook yang masih memiliki hati seorang malaikat pun akhirnya berhenti menjambak rambut Taehyung.

Taehyung mengelus kepalanya dan kemudian menatap Jungkook tajam. Taehyung ingin memarahinya namun kemarahannya dalam seketika menghilang setelah melihat air mata yang siap jatuh pada sudut mata Jungkook.

"Waeyo Kookie?" Ucap Taehyung lembut sambil memeluk Jungkook dan mengusap punggungnya untuk membuat Jungkook sedikit tenang.

"Hyung hiks jahat!"

Jungkook memukul-mukul dada Taehyung tapi tak dengan kekuatannya sehingga Taehyung tak terlalu merasa kesakitan seperti yang terjadi pada kepalanya yang masih berdenyut hingga sekarang.

"Aku memang jahat. Tapi bisakah kau memberitahuku. Hal jahat apa yang telah aku lakukan, eoh?"

"Aku..."

FLASHBACK 2 BULAN YANG LALU.

"Hyung~ Bbuing Bbuing~"

Jungkook beraegyo ria di hadapan Taehyung yang sedang sibuk dengan smartphonenya hingga mengabaikan Jungkook begitu saja. Namun bukan Jungkook namanya jika mudah menyerah untuk mendapatkan perhatian kekasih aliennya ini.

Dengan cepat Jungkook yang tadi berada di samping Taehyung sudah berpindah tempat di atas paha Taehyung. Taehyung pasti hanya membiarkannya begitu saja jika tak memikirkan dimana mereka berada.

Heol. Mereka ini berada di taman dengan berbagai macam manusia kerdil yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Induk dari para manusia kerdil itu atau umumnya bisa dibilang anak-anak dan para orang tua.

Taehyung yang merasa risih dengan tatapan orang-orang disana berusaha untuk menyingkirkan tubuh Jungkook.

"Jungkook, kita sedang berada di taman asal kau tahu." Bisik Taehyung.

Jungkook menatap Taehyung tajam kemudian turun dari pangkuan Taehyung tanpa berbicara apapun dan melenggang pergi begitu saja.

Taehyung yang baru saja ingin memainkan smartphonenya kembali segera terkesiap begitu Jungkook sudah pergi meninggalkannya. Dengan cepat Taehyung mengejar Jungkook.

"Kenapa pergi begitu saja?" Tanya Taehyung namun tak ditanggapi oleh Jungkook.

"Marah lagi?" Tanya Taehyung sekali lagi dan sekali lagi Jungkook tak menanggapinya.

"Aku lelah jika kau terus begini, Jeon Jungkook."

Kali ini Jungkook merespon ucapan Taehyung dengan tatapan bingung.

"Akhir-akhir ini kau sering marah padaku tanpa sebab. Aku manusia biasa tak bisa terus menerus menerima perlakuanmu itu. Jika kau ingin hubungan kita berakhir, cukup katakan saja padaku. Jangan kau buat menjadi rumit seperti ini." Ucap Taehyung.

"Baiklah. Kita putus saja. Kau memang tak bisa mengerti aku. Jangan temui aku lagi."

Jungkook dengan emosinya segera berlari meninggalkan Taehyung. Ia semakin emosi ketika berbalik dan tak melihat Taehyung mengejarnya melainkan berjalan ke arah yang berlawanan.

Tak disangka air mata dengan mudahnya mengalir di pipi Jungkook. Dengan hati yang kacau ia berjalan kembali ke rumahnya atau bisa dibilang dan Taehyung. Mereka tinggal berdua dengan alasan ingin mandiri kepada orangtua mereka masing-masing.

Langit sudah mulai gelap dan Jungkook terus saja menangisi kejadian tadi. Sedangkan Taehyung belum juga pulang ke rumah sehingga membuat Jungkook semakin menangisi nasibnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu rumah mereka terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang tak kalah kacaunya dengan Jungkook. Pria tersebut menutup kembali pintu dan berjalan ke arah kamar dengan sempoyongan.

Jungkook yang berada di kamar saat itu langsung saja menghapus air matanya tanpa melihat siapa yang masuk karena ia tau itu pasti kekasihnya atau mungkin lebih tepatnya mantan kekasih.

Jungkook segera berbalik memunggungi pintu. Ia terlalu gengsi untuk menunjukan betapa menyesalnya ia membuat keputusan bodoh yang ia buat tanpa memikirkan sebab-akibat.

Namun Jungkook tak bisa mempungkiri ketika hidungnya mencium bau yang sangat ia tak sukai. Alkohol.

Dengan segera Jungkook bangkit berdiri dan menatap pria yang sedang berjalan ke arahnya. Jungkook sedikit meringis melihat penampilan pria dihadapannya ini.

"Sudah ku bilang jahhmmppp.."

Belum sempat Jungkook menyelesaikan omelannya, Taehyung sudah lebih dulu mempertemukan bibir mereka dan langsung masuk ke sesi ciuman panas.

"Ngghh.."

Taehyung melepaskan perang lidah mereka dan menatap Jungkook penuh nafsu namun masih sedikit terlihat oleh Jungkook kesedihan di mata Taehyung.

"Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku tak ingin putus. Silahkan marah aku sepuasnya namun jangan pernah akhiri hubungan kita." Ucap Taehyung sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Jungkook.

Jungkook pun mengelus sayang surai orange yang berada di bahunya itu sambil meneteskan air mata.

"Aku yang salah. Aku hanya ingin perhatianmu padaku bukan pada benda mati apalagi pada makhluk hidup. Maafkan aku." Ucap Jungkook.

"Bolehkah aku memilikimu malam ini?"

Jungkook bukanlah orang bodoh yang tak mengerti maksud dari pertanyaan Taehyung. Ini juga bukanlah yang pertama kali ia lakukan bersama Taehyung sehingga Jungkook hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk Taehyung.

Dan mereka pun melakukannya sepanjang malam hingga Jungkook pingsan. Taehyung dengan keadaan masih sedikit mabuk dan berada dalam libido nafsu bejatnya yang tinggi tak memperdulikan lawannya yang sudah tak berdaya ia terus melanjutkannya hingga ia terlelap tanpa mengeluarkan miliknya terlebih dahulu dari dalam lubang Jungkook.

FLASHBACK OFF.

"...Hamil."

Taehyung hanya bisa memasang wajah blank khas miliknya ketika mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Jungkook.

"K-kau hamil?" Tanya Taehyung ragu.

"Ne! Kenapa hyung terlihat seperti meragukannya? Hyung tak ingin bertanggungjawab, eoh? Yasudah! Aku masih punya Jimin hyung untuk menjadi suamiku nanti."

Taehyung segera mencium kasar bibir Jungkook setelah mendengar ucapan Jungkook. Setelah merasa puas akhirnya Taehyung melepaskannya.

"Jangan coba-coba melakukan hal itu atau aku akan membuat banyak anak bersamamu walaupun kau sudah menjadi milik Jimin yang sangat tak mungkin terjadi."

"Makanya segera nikahi aku! Aku tak mau menjadi seorang eomma -eh maksudku appa sebelum menikah!" Teriak Jungkook seakan-akan lawan bicaranya berada dalam jarak yang jauh.

"Kalau aku tak mau menikahimu bagaimana? Lagipula kau itu seharusnya menjadi eomma bukannya appa."

"Jadi hyung tak ingin menikahiku?"

Kini suara Jungkook mulai menurun dan terlihat Jungkook seperti akan menangis. Taehyung yang melihat itu langsung saja memeluk Jungkook.

"Aku bercanda, Kookie-ah. Tentu saja aku akan menikahimu tanpa kau suruh sekali pun. Tapi..."

"Tapi apa?"

"Bisakah aku mendapatkan service terbaik darimu?" Ucap Taehyung yang langsung saja dijambak oleh Jungkook

END.