Disclaimer: Kimi no Na wa. belongs to Makoto Shinkai/CoMix Wave. I take nothing except pleasure from making this fic.
Note: TakiMitsuha, canon. Segala kesamaan kalimat, ide, dan plot hanya kebetulan semata. Silakan mendengarkan Kataware-doki RADWIMPS. Terima kasih dan selamat membaca.
Stellarium
a TakiMitsu fanfiction
Seperti kaleidoskop.
Warna biru menjalar secepat kedipan mata. Memancar, menerangi seluruh angkasa. Warna merah menyusul kemudian, memilin, mendampingi, terbang bersama kilau perak dan kuning. Hijau mengikuti, membelah hingga tercipta gelimang emas yang menyebar, terhampar, berpencar.
Lalu berhenti.
Seluruh warna tadi menyatu dan menghantam bumi tempatku berdiri.
.
.
.
Yang kuingat adalah senyumnya, cara dia bicara, suaranya, tulisannya pada tanganku yang berbunyi, "Aku menyukaimu."
Tapi ketika membuka mata, tersedak oleh tangisku sendiri, seluruh mimpi itu menghilang.
Dan air mata ini tidak pernah bisa berhenti.
Ada yang hilang, kan? Ada sesuatu yang kulupakan. Kenapa, bagaimana, siapa? Aku ingin bertemu, ingin menggenggam tangannya, ingin mendengar tawanya, ingin mencintainya sebanyak yang kubisa.
Aku ingin—
.
"Jagalah dengan baik, Mitsuha. Mimpi itu bisa lenyap kapan saja saat kau bangun."
.
Hujan meteor.
Sinar membutakan itu masih tergambar jelas, meteor yang terbelah delapan tahun lalu. Aku tak mungkin bisa melupakannya. Terjun dengan indah, berwarna biru terang dan merah, menciptakan lengkung sempurna di langit untuk memeluk bumi dengan kehancurannya. Seperti kaleidoskop.
Dan meski aku menyelamatkan banyak orang, aku tahu sejak malam itu sesuatu yang berharga telah hilang dicuri dariku.
Maka, aku menangis.
—semua karena hari ketika meteor jatuh itu.
Selama ini aku mencari seseorang.
Yang bodoh. Yang tidak tahu kalau aku menyukainya. Yang wajahnya pun aku lupa.
Siapa kau? Orang yang berharga bagiku. Orang yang tidak ingin dan tidak boleh kulupakan. Orang yang kucari seumur hidupku. Bahkan jika tidak mungkin, aku tidak peduli. Akan kucari di dunia mana pun kau berada.
Selama ini aku terus mencari ...
Apa mimpiku selamanya hanya akan hilang seperti dirinya?
.
.
.
"Apa aku pernah bertemu denganmu?"
Ini kau. Ini kau. Aku menemukanmu. Kau menemukanku. Dalam ruang dan waktu yang terpisah berjuta tahun cahaya, kita akhirnya bisa bertemu.
"Aku juga merasa begitu."
Aku menangis lagi. Lagi, lagi. Dan kau juga. Ini nyata. Ini nyata. Kau ada. Serpihan bintang itu, jengkal cahaya yang melapisi langit senjakala itu, hujan warna yang membawamu padaku. Bertemu, berpisah, lalu bertemu lagi.
Dan kau nyata.
"Siapa … namamu?"
.
Apa kau percaya bintang telah menganyam benang takdir kita?
(Apa kau percaya aku sudah mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu?)
.
"Taki."
"Mitsuha."
Lihat? Kita akhirnya bisa bertemu dalam ruang sejuta bintang.
.
a/n: sebenernya, kimi no na wa udah terlalu sempurna dan memuaskan untuk dijadikan fanfic. tapi senang sekali bisa memenuhi hasrat menulis di fandom ini. terima kasih telah membaca! \(´v`)/