Disclaimer : demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura
Warning : OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan
Pair : lihat sendiri aja deh, hahahahah
Don't Like Don't Read
.
~ Stay With A Murderer~
[ Prolog ]
.
.
.
Beberapa berkas lagi dan aku bisa pulang, ini sungguh melelahkan, beberapa hari aku harus lembur untuk mengecek setiap berkas di tempatku bekerja, seorang pegawai biasa yang bekerja di kantoran. Rumah, kantor, rumah, kantor, tidak perlu tempat lain, aku hanya ingin setelah pekerjaanku selesai, aku bisa pulang dan beristirahat dengan tenang.
"Berkasnya sudah ku selesaikan untuk minggu yang ini, pak." Ucapku pada direktur perusahaan tempat aku bekerja, orangnya baik dan sangat tegas, dia tidak ingin ada yang lalai dan masalah dalam pekerjaan. Hufff... cepatlah mengeceknya dan aku ingin segera pulang.
"Baiklah, kau boleh pulang." Ucapnya.
Akhirnya, aku bisa pulang cepat, tapi sebenarnya ini sudah sangat telat, sudah jam 9 malam, masih jauh lebih baik, kadang aku harus pulang jam 11 malam dan memilih untuk naik taksi pulang. Tinggal beberapa orang yang sedang lembur, aku pamit dan menutup pelan pintunya, aku ingin segera pulang, membereskan meja kerjaku dan pamit pada beberapa temanku yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Aku akan pulang sendirian menaiki bus. Jemputan? Jangan harap. Haruno Sakura, umur 25 tahun dan status single. Beberapa kali aku sudah di campakkan oleh pria-pria yang ku cintai, dan kenapa sekarang aku baru sadar, untuk apa mencintai orang-orang berengsek seperti mereka, untung saja masa-masa itu telah berakhir, untuk sekarang, aku tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan siapapun, aku harus lebih berhati-hati lagi, aku tidak akan tergoda lagi.
Suasana di perkotaan meskipun sudah jam segini , di bus masih ramai, aku tidak perlu khawatir untuk menaiki kendaraan umum. Setelah dari halte bus, berjalan beberapa meter lagi dan sampai. Tinggal sendirian di rumah milik pribadi, aku membeli rumah ini dengan usaha kerja kerasku, suasananya sangat bersahabat di lingkungan sekitar sini, sayangnya para tetangga yang notabenenya adalah para ibu-ibu yang suka mencampuri urusan pribadiku.
"Kapan kamu akan nikah?"
"Kau sudah mapan, umurmu juga sudah sangat cukup, kapan?"
"Kapan kamu akan punya pendamping?"
"Apa kau tidak bersama pacarmu?"
"Pacarmu di mana?"
Dan jika aku ladeni mereka, akan semakin panjang ceritanya. Aku belum siap untuk semua itu. Kehidupanku, malah mereka yang heboh, pernah sekali mereka membuat kencan buta dan oh, itu tak akan terulang lagi, sebanyak lima kali mereka merencanakan dengan orang-orang yang tidak abis ku pikir. Cukup! Aku tidak akan mengikuti rencana tetanggaku lagi. Jika mereka membuat rencana lagi aku akan menolaknya dengan halus.
Berdiri tepat di depan pagar rumahku. Suasananya gelap, iya, lampu akan nyala jika aku sudah berada di rumah, jam segini para tetangga itu tengah bersantai bersama dengan keluarga mereka, aku juga rindu keluargaku yang jauh dari sini, aku sudah memutuskan untuk hidup mandiri. Mengambil kunci dari dalam tas dan membuka pagar. Aku sudah merencanakan beberapa hal di dalam kepalaku jika sudah masuk, aku ingin berendam sambil meminum segelas teh bersoda dingin dan makan malam yang tidak terlalu berat, spageti saus tomat mungkin akan cocok. Berjalan santai ke arah pintu, memasukkan kunci dan memutarnya perlahan, pintu terbuka dan sangat gelap, meraba saklar dan menyalahkan lampu di ruang tamu. Rumah ini cukup nyaman dan lumayan besar untuk seorang diri, tapi aku tidak peduli, aku akan bersantai sekarang, berjalan naik ke lantai dua, masuk ke kamar mandi, aku harus menyiapkan air rendamanku dulu, menyalakan beberapa lilin aroma terapi dan menambahkan produk relaksasi untuk air rendaman, tunggu dulu, aku lupa teh bersodaku di kulkas, turun ke lantai bawah dan berjalan ke dapur.
Di kamar mandi, lilin aroma terapi, siap, minuman, siap dan akhirnya, bersantai setelah sibuk bekerja adalah imbalan yang setimpal. Sepertinya aku selalu melakukan hal ini tapi, tidak pernah membuatku bosan, aku tidak ingin mendatangkan siapa pun ke rumahku untuk membantuku, aku bisa melakukan semuanya sendirian.
Beberapa menit berlalu aku segera mengakhiri acara berendam ini dan akan membuat makan malam.
Ting...tongg...
sudah jam 10 lewat dan siapa yang masih bertamu di jam segini. Aku segera mengenakan pakaian dan melap sedikit rambutku yang masih basah. Berjalan perlahan-lahan menuruni tangga dan membuka pintu.
"Maaf mengganggumu di jam segini, Sakura." Ucap seorang wanita tua yang ku kenal. Namanya nenek Chiyo dan dia adalah salah satu tetangga ku. Dia tinggal bersama anak dan menantunya, keluarga yang besar dan sangat ramah. Cucunya masih kecil-kecil dan kadang bermain di rumahku, aku tidak keberatan, mereka tidak nakal dan sangat teratur jika bermain.
"Eh, tidak apa-apa." Ucapku, aku tidak bisa marah padanya meskipun dia mengganggu waktu istirahatku, dia sudah ku anggap seperti nenekku sendiri.
"Apa baru pulang?" Tanyanya. Aku rasa ini sekedar basa-basi, aku bisa melihatnya membawa rantang makanan.
"Iya, baru saja." Ucapku dan tersenyum.
"Ini untukmu, aku tadi membuat spageti saus tomat, tapi agak banyak jadi aku membawakannya untukmu." Ucapnya dan menyodorkan rantang itu.
"Terima kasih." Ucapku senang, dia seperti seorang penyihir, hahahah hanya pemikiran ku saja, baru saja aku berpikiran untuk makan malam spageti dan dia sudah membawakannya untukku.
"Baiklah, selamat malam." Ucapnya dan pergi.
"Selamat malam." Ucapku. Melambaikan tangan dengan senyum lebar yang terpampang di wajahku, aku tidak perlu menunggu waktu lagi untuk membuat makan malam, makanan itu sudah datang dengan sendiri.
Makan malam berakhir dan aku harus tidur, mungkin saat liburan aku akan menyempatkan diri untuk nonton. Tapi tidak untuk hari ini. waktu tidurku hanya sebentar. Jam 9 pagi aku harus berangkat lagi ke kantor. Pegawai kantoran itu melelahkan dan sangat monoton, hanya itu itu saja yang akan kau kerjakan, kehidupan yang berwarnaku mulai padam, aku mulai merasa bosan untuk terus-terusan bekerja, berpikir untuk mencari pekerjaan lain, tapi akan sangat sulit menemukan pekerjaan lain di kota besar. Ahk, berhentilah berpikir Sakura dan segeralah tidur. Menarik selimutku dan menutup mata, besok akan ku jalani dengan santai, anggap saja seperti air yang tengah mengalir.
.
.
.
.
Pagi terasa cepat, aku masih butuh beberapa jam lagi untuk tidur, tapi jika aku hanya tidur terus, aku akan terlambat untuk bersiap. Sudah jam 8 pagi dan aku harus membuat sarapan. Berjalan malas ke dalam dapur, mengambil bungkusan roti tawar dan selai coklat, membuka susu dalam kemasan botol kaca dan meneguknya beberapa kali. Aku tidak boleh melewatkan untuk menonton berita pagi.
Harap berhati-hati kepada pemilik rumah, jangan lupa mengunci pintu dan jendela rumah anda jika sedang berpergian, kami memberitakan beberapa kali telah terjadi pencurian rumah kosong, saat pemiliknya pulang, barang-barang berharga mereka sudah lenyap...
"Lagi-lagi berita pencurian, aku harus lebih waspada lagi." Ucapku, melirik sekeliling ruangan rumahku, jendelanya sudah ku beri rang besi dan selalu terkunci saat aku pergi, tetangga ku akan ramai di sekitaran rumah dan para tetanggaku sangat baik, mereka selalu mengawasi rumahku jika aku lembur, aku bersyukur punya tetangga seperti mereka, meskipun aku tetap tidak senang dengan yang namanya perjodohan secara sepihak ala mereka.
Sedikit terkejut dengan jam yang hampir menunjukkan jam 9, aku harus cepat untuk siap-siap ke kantor. Beberapa menit berlalu, memastikan rumah sudah aman dan aku harus segera pergi.
Oh tidak lagi, di luar rumah para tetangga sedang bergosip, mereka pasti menggosipkan pasangan artis yang tengah bermasalah.
"Eh, selama pagi Sakura." Ucap serempak para ibu-ibu saat melihatku keluar dari pagar.
"Selamat pagi." Ucapku dengan ramah dan tersenyum semanis mungkin. Sejujurnya aku ingin segera mengambil langkah seribu dari mereka.
"Aduh, Sakura, kau ini masih muda, apa tidak ada yang tertarik padamu?" Ucap salah satu ibu-ibu.
"Hehehe, maaf, aku sudah terlambat, maaf, permisi." Ucapku dan segera berjalan cepat, walaupun aku masih mendengar ocehan mereka tentang nasibku yang akan sebagai perawan tua jika tidak segera mendapat calon pendamping hidup, aku tetap mempercepat langkahku.
Kota yang teratur dan tidak ada kemacetan sama sekali, aku tiba di kantor tepat jam 9 pagi, naik ke lantai 4 dan menuju meja kerjaku, seperti biasa meja ku akan di tumpuk lagi dengan berkas-berkas dan selembar kertas catatan yang menyuruhku harus segera di periksa dan di data ke dalam komputer kantor, lagi-lagi pekerjaan yang sangat melelahkan. Melirik sejenak ke arah ruangan direkturku dan dia sudah ada di sana dan sibuk, sebentar lagi dia akan memanggilku dan menambah pekerjaanku.
"Haruno Sakura, ke ruanganku segera." Ucap sebuah suara dari telpon yang sedang ku pegang.
Berdiri dari meja kerjaku dan berjalan ke arah ruangannya, sebelum masuk, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, mengetuk pintu beberapa kali hingga di persilahkan masuk. Dia tengah memeriksa beberapa berkas. Lihatlah dia terlihat sangat serius, sepertinya umur kami tidak terlalu jauh, namanya Yahiko, bahkan untuk tanggal lahir tidak ada satu pun pegawainya yang mengetahuinya, tapi dari wajahnya, dia terlihat tidak terlalu tua, mungkin dua atau tiga tahun lebih tua dariku, mungkin saja.
"Kerjakan ini, sepertinya ada yang salah mencantumkan data pemasukan." Ucapnya dan sedikit memijat pelan pelipisnya.
"Baik, akan aku perbaiki." Ucapku. Tidak ingin berlama-lama aku segera pamit dan mulai mengerjakan tugas-tugasku yang bertambah lagi.
Berjalan perlahan ke arah meja kerjaku dan menumpuk map berkas lagi. Mungkin segelas kopi di pagi hari akan lebih baik. Memanggil seorang cleaning servis untuk membuatkanku kopi jika tugas bersih-bersihnya sudah selesai.
Map berkas di mejaku mulai berkurang dan ini sudah cangkir kopi ke tiga, jika berpikir aku akan tidak bisa tidur saat malam hari, itu salah besar, kopi ini untuk menahan kantuk dan bosanku melihat semua berkas ini, jika sudah tiba di rumah aku bisa tidur nyenyak.
"Kopi lagi?" Tanya cleaning servis itu.
"Ahk, satu lagi." Ucapku. Menyandarkan punggungku yang mulai keram dan meregangkan otot tanganku, melirik sejenak ke arah jam, tanpa terasa sudah jam 8 malam. Sedikit lagi aku akan bisa pulang cepat.
Setelah secangkir kopiku yang ke lima atau enam, ahk sudahlah, aku juga tidak ingat, tinggal satu map lagi.
"Tolong selesaikan ini juga dan kau bisa pulang." Ucap seorang wanita, tidak perlu melihatnya lagi, namanya Konan, dia adalah sekertaris pak Yahiko dan dia membawakan lima map lagi. Gosipnya, Konan itu pacar pak Yahiko, yaa, aku tidak tahu kebenarannya, soalnya jika mereka berada di kantor, mereka sangat profesional, aku rasa hubungan mereka hanya sekedar gosip semata, mungkin. Membaringkan kepalaku di atas meja kerjaku, ini akan membuatku terlambat pulang lagi.
Pukul 22 : 59
Ya ampun, jam segini baru kelar. Aku sudah gelisah ingin cepat pulang dan pak Yahiko masih memeriksa pekerjaanku.
"Ada apa?" Tanyanya padaku, sepertinya dia bisa membaca keadaanku.
"Ti-tidak ada." Ucapku, berusaha menutupinya.
"Pulanglah, aku percaya kau menyelesaikan semua ini dengan benar dan sangat hati-hati." Ucap Yahiko.
Rasanya aku akan memeluknya dan mengatakan kau adalah pria yang paling pengertian. Tapi itu hanya imajinasiku, aku pamit sedikit canggung, walaupun yang di katakannya memang benar, aku tidak pernah membuat kesalahan dan selalu teliti untuk mengerjakan setiap berkas. Aku akan memeriksanya sendiri hingga benar-benar tidak ada kesalahan dan baru menyerahkannya pada pak Yahiko.
Bus masih ramai, aku tidak perlu was-was, berjalan seperti biasa, suasana di sepanjang jalan menuju rumahku seperti biasa sunyi jika sudah jam segini, membuka kunci pagar dan menguncinya kembali, membuka pintu rumah dan mencari saklar.
"Hmm...!"
Tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan aku tidak bisa bersuara, bahkan dia mengunci pergerakanku. Siapa? Siapa yang ada di dalam rumahku, mataku melebar dan tidak bisa melihat apa-apa, orang itu berada di belakangku, napasku mulai sedikit sesak.
"Jika kau teriak aku akan membunuhmu." Ucap seseorang yang entah dari mana bisa ada di dalam rumahku.
Syok, ucapannya membuatku sangat ketakutan, baru kali ini ada yang lolos dan bisa masuk ke dalam rumahku. Apa yang harus aku lakukan? Aku hanya tinggal sendiri dan dia sudah mengancamku untuk tidak berteriak, aku makin tidak bisa bernapas, pergerakanku yang tadinya ingin memberontak menjadi melemah, jika dia tidak segera melepaskan tangannya dari mulutku, aku akan benar-benar mati. Apa yang sedang di lakukannya? dia hanya bergerak sedikit, apa sedang mencari saklar juga, apa dia pencuri? Berbagai macam pertanyaan muncul dalam kepalaku, jika dia ingin mencuri, segeralah ambil barang berhargaku yang ada di rumah dan pergi, tidak perlu sampai menahanku seperti itu.
Ceklek
Lampu ruang tamu menyala dan tiba-tiba dia membuangku di atas lantai. Oh syukurlah, aku segera menarik napasku dalam-dalam, akhirnya aku bisa bernapas lagi. Aku sudah tidak peduli jika dia ingin mengambil uang atau benda yang berharga atau yang bisa di jadikan uang untuknya, tidak masalah, asal dia segera pergi. Aku mencoba membuka mataku dan melirik ke lantai, kaki seorang pria dengan celana jeans, aku mulai mengangkat wajahku dan melihat siapa orang jahat ini.
Mataku melebar dan menatap seorang pria, dengan wajah putih pucatnya tengah menodongkan senjata tepat ke arah wajahku.
.
.
TBC
.
.
.
Halo, sasuke fans disini, kembali membuat fic, hahahaha, berasa kayak udah lama nggk pernah buat fic lagi XD. oh iya, tentang fic ini, dulu pernah membaca novel yang seperti ini, tapi sebenarnya author hanya membaca sinopsisnya saja dan tidak pernah membaca keseluruhan isi novel itu, bahkan sudah lupa dan hanya teringat sedikit inti cerita novel itu, saat mengingatnya membuat author penasaran untuk menulisnya ke dalam fic dengan chara favorit author. Semoga fic ini akan di sukai oleh para reader.
dan tolong jika ada yang tidak suka dengan fic author, tidak usah di baca dan tidak usah meninggalkan komentar jahat dan menyakitkan, author hanya merasa bingung kepada beberapa reader yang tidak bisa membaca tulisan 'Don't Like Don't Read" . jika ada saran dan kritik yang membangun author bakalan terima dan menjadikannya pembelajaran. okey, sudah yaah terlalu banyak curhatan, hahahahahah...
Silahkan tinggalkan review jika penasaran dengan kelanjutannya, hehehehe...