HUNT YOU DOWN

MainCast: Chanyeol, Baekhyun,Sehun, Dll

Pairing: Chanbaek/Hunhan/Chenmin/Taoris

Rated: M

Warnings: typo, cerita abal, istilah aneh.

Yaoi, boys love, DLDR

enjoy

.

.

Chapter 4

Suasana di cofee shop itu sangat ramai. Entah karena hari weekend atau memang karena musim dingin yang membuat para pengunjung membutuhkan kopi hangat racikan coffee shop terkenal tempat Baekhyun bekerja. Dua barista paling populer di tempat itu, Luhan dan Baekhyun, sampai harus kewalahan karena pesanan yang terus berdatangan.

Semuanya baik baik saja sampai seorang wanita bermantel bulu mencolok, menarik perhatian Baekhyun. "Victoria? Dia kemari lagi" batin Baekhyun, sambil sibuk meracik kopi pesanan. Mata Victoria langsung menatap Baekhyun penuh arti dari saat wanita itu melangkahkan kakinya masuk.

"pagi, selamat datang, pesan apa nona?" kata Luhan ramah sambil menyapa Victoria yang mendekat, ingin memesan.

"Lu, biar aku saja" serobot Baekhyun buru buru. Dia yakin sekali bukan kopi yang Victoria cari. Luhan yang sempat kaget hanya mengangguk mengerti lalu kembali ke belakang, menyiapkan pesanan.

"hallo, aku Baekhyun, bisa kubantu?" kata Baekhyun dengan senyum nya yang lebar, mencoba senormal mungkin meskipun ia tak bisa memungkiri bahwa detak jantungnya berdegup cepat. Victoria yang disaat kedatangannya ke Coffe shop pertama kali tampak bahagia, menyebalkan dan semacamnya, sangat berbeda dengan Victoria yang Baekhyun lihat sekarang. Wanita itu tampak terlihat banyak pikiran dengan raut serius.

"ya, aku ingin kopi hitam hangat tanpa gula. Tolong cepat ya." Kata Victoria dengan nada perintah yang sangat kentara. Intonasi yang hanya ia gunakan jika sedang rapat penting dengan para agen agen bawahannya. Oh tentu Baekhyun tahu itu, sesekali divisnya memang sering rapat dengan agen agen bawahan Victoria

"baik. Mohon tunggu sebentar." Sahut Baekhyun lalu segera menyiapkan kopi pesanan Victoria. Dahi pria itu berkerut. Ada yang aneh dengan pesanan Vic.

"kopi hitam? Tanpa gula pula. Victoria kan benci kopi pahit." Batinnya.

"…tolong cepat ya." suara Victoria barusan kembali berdengung di benaknya. Hitam. Black.

Diam diam aku melihat mantel bulu nyentrik yang Victoria kenakan. Ah.. sepintas mirip seperti bulu rubah. Black fox. Baekhyun tau kenapa alasan si nenek sihir itu menekuk wajahnya.

"ini Nona, kopi hitam tanpa gula." Kata Baekhyun sambil memberi kopi pesanan Victoria pada wanita yang sedang mengetuk ngetukan kakinya itu, tampak sedang buru buru. Vic meraih kopi itu lalu memberikan uang tip seperti biasa pada Baekhyun.

"terima kasih Nona." Dan Vic langsung membalikan badannya tanpa sepatah kata apapun lalu pergi dengan langkah terburu.

Ada yang tidak beres.

Baekhyun membuka uang tip-uang kumal sperti biasa-yang diberikan Victoria. Isinya hanya coretan tak karuan sampai akhirnya mata Baekhyun menangkap deretan nomor plat mobil yang tersembunyi,

Tanpa ba bi bu lagi, Baekhyun langsung berbalik ke ruang staff, mengemas barang barang, berganti baju secepat kilat lalu menyambar mantel hitam miliknya dan segera pergi keluar

"Lu, gantikan aku dulu. Aku ada urusan mendadak." Kata Baekhyun sambil lewat, tak perduli dengan tatapan bingung barista lain, dan captain-nya.

"eh tunggu, kau mau ke-" belum selesai luhan bicara, Baekhyun sudah menghilang dibalik pintu.

"tak biasanya dia begitu." Monolog Luhan dengan tatapan bingungnya.

.

.

Baekhyun keluar coffee shop dan mengedarkan pandangannya di siang hari itu. Banyak mobil yang terparkir tapi tak ada satupun yang memiliki plat nomor yang sama dengan nomor di uangnya.

Ia berjalan beberap ameter sampai akhirnya menemukan mobil sedan hitam diparkir agak tersembunyi. Setelah memastikan nomor plat nya sama dengan nomor di uang tip tadi, Baekhyun mengetuk kaca jendelenya. Begitu ia mendengar bunyi 'klik' tanda pintu tak dikunci, ia langsung masuk ke kursi belakang.

"ada apa?" Tanya Baekhyun bingung pada Victoria yang sedang duduk disebelahnya. Mobil pun langsung berjalan, dikendarai oleh 2 agen. 1 sebagai supir, satu sebagai navigasi. Bersiap jika anak buah yang mereka sebar di titik penjemputan Baekhyun menemukan ada gerak gerik mencurigakan.

"Soojung diserang." Sahut Victoria singkat dengan wajah tegangnya.

Baekhyun tersentak. Memangsih, ia tak begitu kenal dengan kelompok agen karena kelasnya berbeda dengan para divisi khusus. Tapi Soojung adalah salah satu ketua tim agen kelas A*. bukankah jika mendapatkan penyerangan itu hal biasa dalam bertugas. "lalu?"

"dia diserang oleh Red Dragon dan belum ditemukan sekarang. Dari kemarin Suyeon menggila. Ia terus mendesakku untuk mencari adiknya. Ia lupa aku bosnya?! Tanpa disuruh aku pasti sudah mencarinya!" kata Victoria ketus, ia lalu menyeruput kopinya lalu di detik berikutnya wanita itu berjengit. 'yuck' gumamnya. Baekhyun merogoh sakunya lalu mengeluarkan botol kecil berisi gula cair. Victoria yang melihat itu lalu membuka tutup cup kopinya,

"kau sudah menyuruh tim untuk mencarinya?" kata Baekhyun sambil menuang gula tersebut ke kopi Victoria. Baek yakin sekali kopi tadi tidak akan tersentuh. Victoria benci pahit. Dan ia tidak mau kopi yang ia susah susah buat berakhir di tempat sampah.

Victoria menggumam 'thanks' begitu Baekhyun selesai menuangkan gula. "sudah. Semua tewas, tapi kita tak menemukan tubuh Soojung dimanapun." Katanya sambil menyeruput kopi yang sudah manis.

"entah dia masih hidup atau sudah mati. Jika ia masih hidup, ku harap baik baik saja." Lanjut Victoria. Baekhyun terdiam. Jadi Red Dragon benar benar sedang menyerang mereka secara perlahan sekarang. Keduanya diam dengan asumsi asumsi yang memenuhi di kepala mereka.

Tiba tiba suara ponsel berdering mencuri perhatian keduanya, itu ponsel Baekhyun. Buru buru pria itu merogoh sakunya dan mendapati nama Chanyeol dilayar ponsel. Ia melihat Victoria dengan tatapan canggung. Sementara si wanita itu hanya tersenyum jahil dengan sebelah alis terangkat.

"lebih baik kumatikan saja." Kata Baekhyun kemudian, lalu menonaktifkan ponselnya.

"ternyata ada lelaki juga yang mau padamu." Sindir Victoria, smeentara Baekhyun hanya mendengus lalu memalingkan wajahnya. Menutupi pipinya yang memerah.

.

.

Chanyeol sedang berdiri memunggungi para anggota tim nya yang sedang duduk cukup jauh. Ia memandang ponsel ditangannya. Panggilan dari Chanyeol dimatikan oleh Baekhyun lalu nomer pria itu tiba tiba tidak aktif. Ketua tim Phoenix itu mengernyit. Apa batterai nya habis?

Tapi Chanyeol mencoba menyingkirkan perasaan khawatirnya. Ia sedang bertugas dan memimpin tim psikopat gila sekarang. Sudah sepantasnya ia tidak menunjukan emosi lemah.

"dia sudah bangun?" Tanya Chanyeol sambil membalikan badannya, menatap ke 4 anggota tim nya yang sedang duduk disofa, sibuk dengan urusan masing masing. Laki laki paling tinggi itu berjalan mendekat.

Kai hanya menggeleng sebagai jawabannya pada si ketua. Tak sopan memang, tapi memang Kai orangnya seperti itu. Jongdae terkekeh geli."apa yang kau lakukan padanya." Tanya nya sambil memukul bahu kai yang duduk disebelahnya.

"kau serius bertanya hal itu padaku." Jawab si pria berkulit tan sambil menyunggingkan smirk jahilnya

"kau gila! Hahaha Harusnya aku juga melakukan hal yang sama." Dan kalimat itupun keluar begitu saja dari mulut Jongdae, tak menyadari kekasihnya, Minseok sedang duduk disofa yang sama, ruangan yang sama, dan diwaktu yang sama dengannya.

"ah.. begitukah tuan Kim Jongdae." Kata Minseok santai sambil melipat tangannya. Seolah tersadar dengan suara Minseok-yang tadi ia lupa ada disana-Jongdae langsung membalikan badannya, menatap Minseok yang menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"tidak. Aku hanya bercanda." Katanya buru buru. Meskipun laki laki itu terdengar biasa saja mengucapkannya, tapi anggota lain tidak bodoh, mereka bisa menangkap intonasi kaget dan sedikit panic pada suaranya. Sehun tersenyum mengejek. Jadi si pria paling menyebalkan itu memiliki titik lemah juga.

"kau keterlaluan. Dia belum sadarkan diri sampai sekarang dari dua hari lalu. Kalau dia mati bagaiamana?" kata Sehun pada kai yang duduk di depannya. Kai Cuma cengar cengir, sementara Sehun mendengus geli lalu tersenyum kecil. Hubungannya dengan Kai mulai dekat. Di tim ini, Kai lah orang yang paling dekat dengannya setelah Minseok.

"kau perduli padanya?" sahut Jongdae ikut ikutan.

"hey bodoh. Perintah kita adalah membuatnya tetap hidup sampai mendapatkan informasi. Kalau dia mati sekarang, dia hanya membuang buang tenagaku." Balas Sehun. Raut Jongdae berubah kesal begitu mendengar disebut bodoh. Chanyeol yang sudah duduk disofa dekat dengan mereka akhirnya buka suara

"Sehun benar. Dia tak boleh mati. Belum saatnya." Dan semuanya kembali hening, tak ada yang berani membantah sang ketua.

Sedang sibuk sibuknya dengan urusan masing masing, tiba tiba seorang pria dengan seragam khas Red Dragon masuk keruangan. Tim Phoenix menoleh heran pada si pria tak diundang ini.

"mohon maaf tuan Chanyeol, Anda dipanggil tuan besar Kris keruangan sekarang." Kata pria itu sambil membungkuk hormat. Chanyeol lalu bangkit berdiri.

"kabari aku jika dia sudah bangun." Katanya sambil jalan. Lalu, pria itu berhenti didekat Kai yang sedang sibuk bermain game di ponselnya. "dan Kai, sudah cukup bersenang senangnya." Lanjut Chanyeol sambil tertawa kecil. Kai yang ditegur seperti itu hanya tersenyum, menunjukan senyum manis dari image pria bengis yang selalu ia tunjukan.

Sehun menatap mereka lekat lekat. Kai, adalah orang yang terlihat paling dekat dengan Chanyeol.

.

.

Chanyeol melangkahkan kakinya santai menuju ruangan Kris. Ruangan terpencil diujung koridor yang berpenjagaan ketat. Para penjaga yang berdiri di depan pintu segera membukakan pintunya untuk Chanyeol begitu melihat ketua tim Phoenix itu tiba. Kedatangannya sudah diharapkan.

"ah! Hallo sepupu!" kata Kris begitu Chanyeol masuk keruangan, bahkan sebelum pria itu membuka suara apa apa. Pandangan yang tersaji di depan matanya benar benar membuat Chanyeol jijik. Beberapa wanita nyaris telanjang sedang diikat dibangku dengan tubuh penuh luka dan mulut dibungkam. Mata mereka terpejam dengan kepala terkulai lemah. Entah pingsan atau mati, Chanyeol tak perduli

Sementara Kris sedang duduk dikursi besarnya, menyilangkan kaki lengkap dengan sebuah cambuk di tangan kanannya, dan tangan kirinya yang menyeruput secangkir kopi.

"ada perlu apa?" Tanya Chanyeol santai lalu duduk dikursi di depan Kris.

"ah… kau ketus sekali. aku hanya ingin mengajakmu bermain." Katanya dengan nada seperti anak kecil yang menyebalkan. Chanyeol mendengus.

"aku sudah punya mainan sendiri. Jadi, cepat katakan padaku ada apa."

"baiklah baiklah. Aku harus pergi ke Brazil. Urusan Bisnis, kau tau. Dan aku butuh kau untuk mendampingiku." Kata Kris sambil meletakan cangkir kopinya diatas meja,

"bersama Phoenix?" Tanya Chanyeol. memang jarang, ketua Red Dragon harus dikawal oleh tim elit jika berpergian. Karena sudah ada tim penjaga khusus, dan biasanya itu tanggung jawab Kai sebagai kepala divisi pertahanan, yang menanggung jawabi tim penjagaan utama untuk kepala organisasi.

Tapi, selalu ada hal lain jika Kris yang memimpin. Jadi tak menutup kemungkinan jika ia meminta hal yang aneh aneh kan.

"tidak. Hanya dirimu. Tim hoenix harus menjalani misi sendiri." Chanyeol mengangguk angguk mengerti. Jika Kris sampai memintanya untuk menemani ke Brazil, Chanyeol yakin urusan bisnis disana benar benar penting dan si sepupu kurang yakin bisa mengurusnya sendiri.

"jangan sampai penyerangan selanjutnya terlambat."lanjut Kris mengingatkan.

"berapa lama dan kapan kita akan berangkat?"

"untuk berapa lamanya aku belum tahu. Kita berangkat besok malam. Sudah kuurus semuanya" besok malam? Chanyeol hanya punya waktu berpamitan dengan baekhyun hari ini?

"baiklah. Kalau hanya itu yang ingin kau bicarakan, aku pergi" kata Chanyeol lalu segera berdiri.

Sesaat ia ingin membuka pintu ruangan, matanya menangkap sesosok wanita dengan pakaian sexy, seperti seorang yeoja malam yang dibeli Kris. Wanita itu mengkerut disudut ruanan dengan tangan terikat dan mata pandanya yang terus menerus menangis. Bibirnya sedikit bergetar. Jelas sekali sedang ketakutan.

"hey Kris." Kata Chanyeol sambil terus menatap wanita itu. "hmmm?"

"kurasa wanita ini tidak terlalu buruk." Kris menolehkan kepalanya, melihat siapa wanita yang Chanyeol maksud.

"begitukah. Sebenarnya aku juga berfikir hal yang sama sebelumnya" kata Kris sambil berjalan kearah wanita itu.

"baiklah, karena kau yang memilihkan, aku jadi semakin yakin," kata Kris sambil berkacak pinggang, menilai kembali wanita yang berjongkok di depannya. Sedetik kemudian, pria itu membalikan badannya lalu menjentikkan jari. Meminta anak buahnya menyingkirkan wanita yang tergolek lemah di kursi. Lalu Kris pun kembali ke bangkunya.

"puaskan dia diranjang atau kau akan bernasib sama seperti temanmu yang lain" kata Chanyeol pelan lalu segera keluar dari ruangan. Ia bukannya mau menyelamatkan wanita itu. Ia tak perduli malah. Tapi Chanyeol hanya muak jika harus melihat hal itu terus terusan. Bisa bisa Kris bertingkah seperti itu lagi di Brazil. Benar benar mengganggu.

.

.

Chanyeol kembali keruangan setelah pertemuan singkatnya dengan sepupunya yang gila. Ia mengernyit begitu mendapati seorang anggota nya absen, Kai.

"dimana Kai?"

"bersama gadis itu." Sahut Minseok santai sambil memakan keripik.

"dasar bocah, kapan dia akan mendengar omongan ketua" katanya bermonolog lalu segera kembali keluar, menuju ke sebuah ruangan dimana dongsaengnya sedang 'bermain'

ooo

"sudah puas tidurnya nona manis?" Tanya Kai yang sedang berdiri di depan Soojung dengan tangan dimasukan ke saku. Soojung tampak lebih menyedihkan dari sebelumnya, ruang tahanannya pun terlihat sangat berantakan, nyaris seperti gudang dengan potongan kayu-bekas kursi yang hancur-dimana mana, posisi meja yang tak karuan.

Soojung menundukan kepalanya dengan rambut menjuntai menutupi wajah, gadis itu memeluk lututnya, ia terus bergerak gerak ketakutan.

"hm… kau begitu kelelahan ya? Jadi.. apa ada yang ingin kau bicarakan?" kata Kai santai sambil merendahkan tubuhnya, agar bisa menatap wajah Soojung lebih jelas

"kau bajingan!" raungnya sambil meludahi wajah Kai. Kai sempat terdiam beberapa detik. Ia menghela nafasnya menahan nafas. "wow. Masih ada nyali juga rupanya." Pria itu mengusap wajahnya sambil tertawa dingin.

"kau.. menantangku?" lanjutnya dengan intonasi menyeramkan.

Flashback.

"kau yakin tak mau mengatakan padaku, nona Soojung?" lanjut pria itu kemudian. Mata Soojung terbelalak saat si pria mengetahui nama aslinya. Melihat respon itu, Kai tersenyum licik.

Dan sesi introgasi panjang yang menyeramkan itu pun dimulai.

Kai menyeret wanita itu lalu menyudutkannya disudut ruangan. Soojung yang dilempar begitu saja sempat menabrak dinding ruangan yang dingin dan berdebu. Ia bisa merasakan luka dibahunya kembali terbuka saat kemejanya mulai kembali basah dengan darah. Belum sempat bergerak, Kai sudah membalikkan badannya dan merapatkannya ke tembok.

"KATAKAN!" raungnya. Tapi Soojung malah diam. Kai yang kesal akhirnya menampar wanita itu berkali kali sampai ujung bibirnya robek. Sesekali ia bahkan menonjok perut rata wanita itu sampai Soojung jatuh berlutut dengan erangan kesakitan.

"Masih mau diam huh?" Kai yang emosi akhirnya menjambak rambut Soojung, memaksanya untuk berdiri.

"aakhh!" soojung memekik kesakitan, air matanya mengalir. "huh, agen cengeng seperti mu tak ada gunanya."

"bukan teriakan yang aku butuh. Cepat sebutkan nama anggota indigo!" Kai kembali menghempaskan soojung ke lantai, membuat wanita itu menabrak ujung meja yang berada tak jauh dari situ.

"sudah habis kesabaranku." Kata Kai dengan nafas memburu. Lalu dengan sigap, Kai menarik Soojung berdiri lalu menciuminya dengan ganas. Soojung meronta ronta namun badannya sakit semua. Tenaganya tidak cukup. Kepalanya pening dan sudut bibirnya semakin sakit saat kai melumatnya dengan lumatan menuntut, bahkan mengigit.

Kai mencengkram bahu Soojung, membuatnya wanita itu kembali berteriak kesakitan. Ciuman panas Kai menjalar kemana mana, ke pipi, ke leher, ke dada. Dan dengan gerakan sigap kai menarik baju Soojung hingga 3 kancing atasnya terlepas, menunjukan bra hitam yang menutupi gundukan indah Soojung.

Kai menciumi dada Soojung, menyesap nya, memainkan nipple wanita itu seolah tidak ada hari esok. Nafsu dan amarah yang meluap luap membuat gerakan Kai semakin kasar. Hanya isakan dari Soojung yang bisa ia dengar.

Kai tak mau mengambil resiko meminta Soojung untuk mengoral penisnya, karena kalau tidak, wanita itu bisa bisa melawan dan menggigit benda kesayangannya. Jadi, karena libido yang sudah naik, Kai akhirnya menggendong Soojung dan menjatuhkannya dengan keadaan terlentang diatas meja kayu. Dengan cepat, Kai menurunkan celana Soojung sampai underwarenya, lalu menurunkan celananya sendiri.

Dan tanpa persiapan apapun, Kai langsung menerobos lubang Soojung yang masih kering

"akkkh!" Soojung memekik kesakitan, namun Kai tampak tak perduli, ia terus saja membobol lubang Soojung tanpa ampun, begitu terus, seolah tak mendengar rintihan sakit Soojung.

"ah~ coba nikmati saja sayang" kata Kai sambil terus menggerak gerakkan pinggulnya. Membuat meja kayu itu bergerak gerak.

Setelah 15 menit penuh penyiksaan, Kai akhirnya sampai pada puncaknya dan menyemburkan spermanya begitu saja ke lubang Soojung. Tanpa bicara apa apa, ia melepaskan tautan itu lalu kembali memakai celananya.

"kau benar benar tidak seru. Masih untung Jason tak menembak kepalamu" sahut Kai santai lalu segera pergi keluar seolah tak terjadi apa apa.

Meninggalkan Soojung yang terkulai lemah. Wanita itu dengan susah payah bergerak, menaikan celananya kembali lalu merangkak turun dan duduk dipojokan ruangan. Ia memeluk lututnya lalu menangis terisak sampai matanya perih dan pandangannya menjadi gelap.

Flashback end

"Kenneth?" tiba tiba sebuah suara pintu terbuka dan sebuah suara yang ia kenal menginterupsi keduanya. Kai bangkit berdiri lalu membalikkan badannya.

"Clark." Sapanya sedikit kaget. seperti anak kecil yang tertangkap basah membolos oleh ayahnya. Chanyeol mendekat dengan wajah datarnya yang tak terbaca.

"aku hanya sedang memastikan ia sudah bangun atau belum" elak Kai. sementara Chanyeol hanya menatapnya dengan pandangan "kau kira aku bodoh, anak kecil?"

Beberapa detik berlalu dengan acara saling tatap.

"bisa beri aku waktu berdua dengannya." Kata Chanyeol kemudian. Dan tanpa bertele tele, Kai langsung membungkuk hormat lalu melangkahkan kakinya pergi. Chanyeol tetap diam sampai ia mendengar suara pintu kembali tertutup.

"baiklah, nona Soojung. Aku tak punya waktu. Jadi, mari kita selesaikan ini secepat mungkin." Kata Chanyeol sambil melipat tangan di dadanya tanpa perasaan iba sedikitpun pada Soojung. Meskipun hatinya sempat mencelos begitu ia membayangkan Baekhyun lah yang ada di posisi Soojung sekarang.

Namun pria itu buru buru mengusir pikirannya.

"siapa anggota Indigo yang kau tau?" lanjut Chanyeol. Soojung masih bergeming. Ia bahkan tak berani menatap Chanyeol dan hanya menundukkan kepalanya.

"kau tak mau bicara padaku? Baiklah. Apa harus kutarik juga kaka perempuanmu kesini?" mendengar kata kata Chanyeol terakhir, Soojung langsung mendongakkan kepalanya cepat sekali, reaksi kaget dan paniknya terlihat dari wajahnya yang mengintip dari rambut yang menutupi.

"ya Soojung, kau sudah dimata matai. Kami tau latar belakangmu sampai har terkecil. Makanan favorit, phobia, kapan kau masuk ke Black Fox. Mengetahui bahwa kau punya kaka perempuan bukanlah hal yang sulit." Lanjut Chanyeol dengan senyum iblisnya itu. Soojung menggerak gerakkan matanya panic, pikirannya berputar. Gadis itu masih bergeming meskipun ia panic sekali.

Oh tidak. Jangan eonnie.

"baiklah. Kalau begitu akan aku jemput kakakmu" kata Chanyeol santai, baru saja mau membalikan badan, suara Soojung menahan langkah pria itu.

"tolong! Jangan eonnie! Tolong" kata Soojung mengiba. Chanyeol hanya memandangnya dengan tatapan datar. "kau tau apa yang kau mau kan?"

"aku tidak tau apapun! kau mengerti?! Aku hanya seorang agen, Indigo level nya jauh diatasku! Orang orang penting! Aku tak kenal siapapun!" elak Soojung, berharap Chanyeol percaya. Meskipun ia tau-walaupun tidak begitu kenal dekat-siapa saja anggota kelompok indigo yang bertugas terakhir.

Chanyeol diam. Seperti menimbang nimbang omongan Soojung barusan

Pria itu kemudian mengedikkan bahunya. "baiklah. Akan kupikirkan" dan Chanyeol pun melangkah keluar, meninggalkan Soojung yang masih ketakutan diruang tahanan itu.

Tuhan, kumohon lindungi Suyeon eonnie.

ooo

Baekhyun sampai disebuah gedung di tempat yang cukup tersembunyi. Ia mengernyit, ia tak pernah kesini sebelumnya. para pria yang berjaga di depan gerbang mempersilahkan masuk begitu saja begitu melihat siapa agen yang sedang mengemudikan mobil.

Mobil berhenti di pintu utama, lalu Victoria dan Baekhyun pun turun dari mobil. Baekhyun masih menatap heran gedung di depannya, begitu pula saat mereka masuk, ia tak berhentinya celingak celinguk. Suasannya seperti sebuah kantor dengan orang orang lalu lalang, namun gedung itu lebih gelap dan tak sebersih gedung kantor.

Baekhyun tau sekali ini apa.

Ini markas Black Fox. Terlihat dari lambang seekor rubah hitam yang terpajang besar besar di dinding saat mereka masuk. Ini markas pusat, markas utama. Makanya terletak sangat terpencil dan terlihat paling sibuk. Semua kegiatan direncanakan di markas pusat.

Tapi… tempat ini berbeda dari markas sebelumnya.

"kita tentu tak bisa menggunakan markas lama kan." Celetuk Victoria saat melihat reaksi Baekhyun sambil memasang earphone ke telinganya.. Keduanya terus saja berjalan. Beberapa orang yang berpapasan membungkuk hormat. Mereka terus berjalan sampai akhirnya tiba disebuah pintu.

"masuklah." Kata Victoria mempersilahkan Baekhyun untuk membuka pintu dan masuk keruangan. Baekhyun membelalakan matanya kaget begitu menyadari orang orang yang sedang duduk diruangan itu.

"hallo pendeeek~" sapa Kyungsoo mengejek, diikuti tawa dari Suho, Lay dan Donghae yang sedang duduk disebuah meja bundar diruangan yang temaram itu.

"sial!" desis Baekhyun, menyadari si musuh bebuyutan sekaligus rekannya sudah kembali ke korea.

.

.

Di tempat lain

"aku harus pergi ke Brazil besok malam. Kita memiliki banyak tugas sekarang. Pertama, Minseok. Mungkin ini adalah tugas tersulit yang akan tim mu lakukan." Kata Chanyeol yang sedang rapat dadakan dengan anggotanya. Setiap orang memasang telinganya baik baik

"kalian harus mencari tau siapa saja petinggi organisasi Black Fox yang masih hidup sekarang." Kata Chanyeol begitu mengingat ngingat ucapan Soojung soal orang orang dengan level yang lebih tinggi dari dia. Mungkin hal itu ada kaitannya dengan informasi yang ia butuhkan.

"kedua. Jongdae, sebagai wakilku, kau yang akan menggantikanku mengawasi setiap penyerangan. Dan kau juga harus berhasil dengan misimu." Kata Chanyeol sambil menatap Jongdae, sementara si muka kotak itu hanya mengangguk mengerti

"lalu bagaimana dengan gadis itu?" Tanya Sehun yang dari tadi terdiam.

"kau tau harus apa." Dan dengan tatapan penuh arti Chanyeol, Sehun mengerti apa yang sang ketua inginkan.

.

.

Baekhyun mendengus sebal. "lihat siapa kerdil yang memanggilku pendek" kata nya lalu berjalan menghampiri meja, diikuti oleh Victoria. Wanita itu duduk disamping kanan Donghae, sementara Baekhyun duduk disamping kirinya, berhadap hadapan dengan si belo Kyungsoo.

"selalu saja terjadi." kata Lay sambil terkekeh melihat tingkah laku kedua rekannya.

"jadi kau benar benar menjadi barista?" Tanya Suho memastikan kabar yang sebelumnya ia dengar dari Donghae. "yeah begitulah" sahut baekhyun. Apa salahnya jadi barista? Toh uang nya masih menggunung di rekeningnya. "hei Lay. Bagaimana kabarmu?" Tanya Baekhyun pada pria yang sedang duduk disamping kirinya.

"baik meskipun sebenarnya minggu ini aku sedang sibuk sibuknya" jawab Lay sambil tersenyum, menunjukan dimple khas nya.

"kau hanya membuang buang tenagamu." Kata Baekhyun sambil terkekeh. Ayolah, Lay itu jenius, untuk apa repot repot mengambil magister? Baekhyun berani bertaruh Lay bisa menjawab soal soal tugas dengan sekali kedipan.

Tapi mau bagaimana lagi, menurut Lay cara ini adalah cara paling terlihat normal untuk melanjutkan hidupnya.

"jadi, ada apa memanggil kami kembali Vic?" kata Suho yang masih kebingungan sejak penerbangannya dari Singapur.

"iya. Mengirim agen dan menghina makananku? Beruntung tidak ku goreng kepalanya." Imbuh Kyungsoo kesal. Tidak ada yang pernah mencela makanannya.

"baiklah. Tapi sebelumnya, apa kau ingin bicara juga Baekhyun?" Victoria menolehkan pandangannya pada Baekhyun, mempersilahkannya jika ia ingin bicara

"apa? Apa yang dia ketahui lebih dulu?" Kyungsoo mengernyit bingung.

"Heechul tewas." Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Baekhyun. Victoria dan Donghae diam sementara Lay, Suho dan Kyungsoo tersentak tidak percaya. Baekhyun tertunduk, ia seperti kembali menerawang saat melihat foto Heechul yang berdarah darah.

Pria itu kemudian kembali menguasai dirinya.

"Soyu juga diserang, tapi ia selamat."

"dan baru baru ini Soojung. Ia diserang 2 hari yang lalu. Dan sampai sekarang kami tidak tau ia masih hidup atau tidak. Semua anggota timnya tewas." kata Victoria menambahkan.

"Suyeon mengatakan adiknya dijebak. Seseorang menyadap panggilan Soojung dan mengetahui bahwa ia akan melakukan pengiriman malam itu, mereka berpura pura menjadi client kita."

"dan siapa pelakunya?" Tanya Suho kebingungan.

"kau tau siapa kan." Kata Donghae yang dari tadi diam.

Suho mengernyit "Red Dragon? Itu tak masuk akal. Pertama, ciri khas Red Dragon tidak seperti ini. Ini terlalu ceroboh dan terlalu kentara untuk gaya penyerangan mereka. kedua, untuk apa dia menyerang kita? Dia sudah menang telak saat penyerbuan sebelumnya."

"itu juga yang sedang kupikirkan. Tapi jika dilihat lihat, sepertinya Red Dragon memang bermaksud untuk memancing kita."

"dan kenapa tidak langsung menyerbu? Kenapa menyerang satu persatu? Jika dilihat dari kekuatan mereka sekarang kurasa ia bisa melumpuhkan Black Fox dengan mudah." Tanya Kyungsoo dengan matanya yang membulat. Pria itu bingung, heran dan panik. Baekhyun bisa melihat itu jelas sekali.

Tidak bisa disalahkan sih, siapa juga orang yang tidak panik saat jelas jelas mengetahui sedang diburu.

"dan kenapa harus menunggu selama 2 tahun. Kenapa mereka baru menyerang sekarang?" lanjut Kyungsoo, seolah olah pertanyaan tidak ada habis habisnya di otak pria itu.

"karena bukan Black Fox yang mereka incar." Sahut Lay yang dari tadi diam, sibuk berfikir. Semua nya menoleh kesumber suara.

"kita lah yang mereka incar." Tegas Lay kemudian

"kita? Indigo?" desis Suho tidak percaya. Bagaimana mereka bisa mengincar sesuatu yang bahkan tidak jelas antara ada dan tidak ada.

"ya. Kelompok indigo yang mereka incar. Alasan mereka belum menyerbu sampai sekarang karena… mereka tidak tau siapa targetnya. Maksudku, kelompok indigo benar benar terselubung. Identitas kita masih menjadi misteri sampai sekarang. Kita hanyalah sebuah rumor. Yang mereka tau hanyalah kita pelindung utama organisasi, Red dragon menyerang satu persatu agen kita untuk memancing kelompok indigo keluar." Jelas Lay, dan semuanya pun menjadi terdengar masuk akal.

"apa yang mereka inginkan dari kita?" tanya Baekhyun yang dari tadi sibuk berfikir tentang hidup normalnya bersama Chanyeol yang terancam.

"entahlah. Yang itu aku tidak tau." Kata Lay sambil mengangkat bahu.

"dan sekarang apa rencanamu, Donghae?" kata Kyungsoo yang tampaknya sudah bisa menahan emosinya,

Donghae menghela nafasnya, ia menatap Victoria disampingnya, meminta masukan terakhir kali. Dan saat mendapat anggukan samar dari Victoria, Donghae pun membuka suara "membentuk kelompok indigo kembali. Kalian… akan kembali diaktifkan." Katanya, yang dihadiahi tatapan kaget oleh Lay, Suho dan Kyungsoo serta raut sendu dari Baekhyun yang tertunduk.

.

.

Mengetahu waktunya yang tersisa sedikit sebelum keberangkatan ke Brazil, Chanyeol memutuskan untuk kembali pulang lebih awal dari yang direncanakan dan bertemu Baekhyun. Pria itu bahkan ingin mengejutkan kekasihnya dengan menjemput Baekhyun di coffee shop tempat pria mungil itu bekerja.

Saat itu setengah jam lagi shift Baekhyun selesai, jadi Chanyeol bisa mengajak kekasihnya makan malam diluar sebelum melanjutkannya dengan kegiatan panas mereka diranjang. Chanyeol tersenyum saat membayangkan Baekhyun mendesah dibawahnya.

Karena tak sabar, buru buru Chanyeol masuk ke coffee shop itu. Cukup ramai namun masih ada beberapa tempat kosong.

"mau pesan apa tuan?" sapa Luhan saat Shanyeol mendekat ke stand barista, Chanyeol celingukan mencari Baekhyun, namun tidak menemukannya dimana mana.

"ah.. aku kesini mencari Baekhyun, apa dia ada?"

"oh begitu, sayang sekali Baekhyun pergi buru buru sekali dari tadi, padahal baru 20 menit menjalani shiftnya" kata Luhan sambil mengingat ngingat saat Baekhyun meninggalkannya begitu saja dilautan pengunjung. Captain mereka sampai membulatkan matanya tak percaya lalu membantu Luhan yang kewalahan.

Alis Chanyeol bertautan. "Begitukah? Apa dia mengatakan ia pergi kemana?"

"tidak. Ia hanya pergi begitu saja."

Chanyeol mengangguk angguk. "baiklah. Kalau begitu, tolong berikan 1 hot mochacino ukuran besar."katanya kemudian, rasanya tidak enak jika keluar coffee shop dengan tangan kosong.

"segera tuan." dan dengan senyum manisnya, luhan bergegas meracik pesanan chanyeol. meninggalkan chanyeol yang sedang berdiri sendirian. Ia mengambil ponselnya, mencoba menghubungi Baekhyun. Tapi nomernya masih saja tidak aktif.

Kau kemana Baek? Sebuah perasaan khawatir berdesir di dadanya.

.

.

"apa yang kau ucapkan barusan?" semprot Kyungsoo tak percaya. Memangnya membentuk kelompok indigo semudah membalikkan telapak tangan?!

"membentuk kelompok indigo kembali. Memangnya kau pikir kenapa aku memanggilmu?" sahut Donghae kekeuh.

"Dengar ya Donghae, kau sudah melanggar aturan terkait kelompok indigo. Pertama, kelompok indigo hanya bisa dibentuk oleh Alpha. Dan jika Alpha tumbang, seluruh kelompok juga dinonaktifkan. Kau harus merekrut tim baru. Dan yang kedua, kita kekurangan orang. Kita perlu 7 orang dilapangan, 2 orang memantau, dan Alpha. Sementara kita hanya ber empat sekarang. Kupikir kau memanggilku kembali karena ada hal lain" cerocos lay dengan penjabaran singkatnya yang sebenarnya tak perlu. Kawan, kita semua sudah tau itu.

"iya, sesuai standard. Kami bisa melatih indigo baru." Kata Suho menawarkan bantuan.

"terima kasih atas penjelasanmu tuan Zhang, tentu aku tau itu semua. Aku pemimpin Black Fox yang baru, kau ingat? Tapi tidak ada waktu untuk merekrut ulang. Apa kalian akan diam saja saat satu persatu agen dan tim kita tewas." Semuanya kembali diam, sibuk dengan pikiran masing masing, mencari cara lain yang bisa digunakan.

"aku tau semua kebijakan indigo. Alpha sebelumnya akan mengangkat alpha pengganti dan merekrut kelompok selanjutnya. Tapi jika mengikuti aturan itu, kita akan membuang banyak waktu." Lanjut Donghae.

"aku lah yang akan menunjuk Alpha sementara sampai keberadaan alpha baru ditemukan. Aku yakin mendiang tuan Kyuhyun-alpha kalian sebelumnya-punya rencana. Aku juga sudah memilih anggota baru yang bisa mengisi kekosongan saat ini"

Donghae kemudian mengedikan kepalanya pada Victoria, memberikan kode pada wanita itu yang dibalas dengan anggukan. Victoria pun membisikan sesuatu pada earphonenya. Tak lama pintu terbuka dan sesosok perempuan tampan masuk ke ruangan dengan gaya slenge-an nya itu.

"long time no see, people." Kata wanita itu sambil meletakan jari telunjuk dan tengahnya didahi, memberikan hormat singkat.

"AMBERRR!" pekik Baekhyun sumringah Sementara Kyungsoo memutar bola matanya malas. Bagus, si cerewet baekhyun bertemu kembali dengan salah satu teman dekatnya dalam perang dingin Baek-Soo. Kyungsoo juga butuh aliansi sepertinya.

"hey dude" sapa Amber singkat lalu duduk di sebuah bangku kosong dekat Lay.

"Amber akan menggantikan posisi Kangin sebelumnya." jelas Victoria saat mendapati raut bingung yang lain.

"dan aku sendiri akan menggantikan posisi Sulli."

"lalu siapa yang menggantikan posisi sisanya?" tanya Suho, masih mencoba menyesuaikan tradisi baru Black Fox yang asal rekrut.

"ah.. soal itu.. kami belum menemukan kandidat yang cocok. Jadi kupikir, untuk sementara tidak apa-apa."

Setelah semuanya sudah paham, Victoria memberikan kode pada para anggota untuk berdiri. Mereka pun bangkit, berdiri tegap layaknya dalam sebuah upacara. Donghae kemudian berdiri, membenarkan jasnya, lalu menatap satu persatu anggota didepan.

"kelompok Indigo, sebagai ketua Black Fox, dengan ini kalian kembali ku aktifkan."

Lalu Donghae menoleh kearah Baekhyun, menatap pria itu lekat lekat. "dan kau, tuan Byun Baekhyun, kau diangkat sebagai Alpha sementara. Pimpin tim mu dengan baik." Baekhyun tersentak kaget. Aa gelagapan.

"a-apa?"

"ayolah, kau sangat cocok dengan posisi itu, kau bossy, keras kepala, dan taka da yang menyaingimu dalam mengkritik atasan, apalagi Donghae." Celetuk Kyungsoo sambil menahan senyum

"ayolah, aku serius."

"Baek, sebelum kau menjadi kelompok Indigo, kau adalah kepala tim strategi. Ditambah, kau yang paling dekat dengan tuan Kyuhyun. Jadi kupikir, kau pilihan paling tepat." Kata Donghae meyakinkan. Baekhyun hanya menghela nafasnya pasrah.

"aku tau kalian semua punya hidup lain yang ingin kalian jalani. Bukan hidup seperti ini. tapi aku jamin, jika Red Dragon masih memburu kita, hidup yang seperti bagaimanapun tak akan bisa kalian dapatkan. Yang ada hanya kematian."

"jadi, lakukan ini, untuk hidup kalian." Lanjut Donghae dengan penuh penekanan.

Chanyeol.. akan aku lakukan ini demi hidup kita.

ooo

Saat itu sehun sedang berjalan dijalanan Seoul malam hari, ia ingin mencari makan dan angin segar. Ia tak perduli jika di markas banyak makanan, ia hanya butuh waktu sendiri sekarang.

Sedang sibuk sibuknya berjalan dengan pikiran kemana mana, tiba tiba ia melihat pria di depan baru saja menjatuhkan dompetnya dari saku tanpa sadar. Pria itu merogoh sakunya, mengambil ponsel dan sibuk menelfon sampai tak menyadari dompetnyaja jatuh.

Sehun yang melihat itu kemudian memungut dompet itu. "maaf, tuan!" panggil Sehun. Pria yang sedang berjalan itu menoleh, masih dengan ponsel menempel ditelingannya.

"…bibi nanti kutelfon lagi" kata si pria lalu menutup panggilannya. Sehun berjalan mendekati pria itu.

"dompetmu terjatuh." Kata si albino sambil menyerahkan dompet berwarna coklat muda itu pada pria asing di depannya. Pria itu mengerjap ngerjapkan matanya sebentar lalu meraih dompetnya.

"ah, terima kasih." Sahutnya sambil tersenyum manis.

"sama sama."

"hm.. boleh ku tau namamu?" tanya pria itu malu malu. Sehun yang ditanya seperti itu-lengkap dengan senyum manisnya- jadi kaget juga. ia tak menyangka akan ditanya nama.

"Sehun. Aku Sehun."

"aku Luhan. Baiklah Sehun, bagaimana kalau kau ku traktir sesuatu sebagai tanda terima kasih?" tawarnya dengan senyuman yang tak luntur.

"tidak usah. Tidak perlu Luhan-sshi. Itu bukan apa apa."

"benarkah?"

"iya lagipula aku sedang sedikit terburu sekarang." Sehun tidak bohong, pria itu juga harus kembali ke markas sebelum si muka kotak menghujaninya dengan pertanyaan tak penting. Mencari cari alasan mendamprat Sehun. Dan Jongdae pasti sangat leluasa karena semenjak Chanyeol tak ada, ia lah yang bertanggung jawab sekarang.

"begitu ya. Yasudah kalau begitu.. sekali lagi terima kasih Sehun-sshi." Kata Luhan sambil membungkuk

"sama sama. kalau begitu aku pergi dulu, permisi" sahut Sehun dan pria itu pun pergi.

"sampai jumpa." Kata Luhan pelan lebih terdengar menggumam. Tampan sekali..

.

.

Chanyeol duduk diapartemennya, meskipun pria itu terlihat diam dan tenang, sebenarnya pikiran laki laki itu berkecamuk dan sedang berfikir keras. Ia sangat khawatir. Dimana Baekhyun? Sampai selarut ini dan ponselnya belum aktif.

Tiba tiba, suara pintu apartemen terbuka, Chanyeol menolehkan wajahnya dan tersenyum saat melihat Baekhyun yang kaget atas keberadaannya.

"Chanyeol? kupikir kau masih dalam perjalanan kerja." Kata Baekhyun sambil buru buru melepaskan mantel dan menggantungnya.

"ah.. soal itu ternyata ada urusan mendadak." Bohong Chanyeol.

"maksudmu?" Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol dengan langkah buru buru. Ada perasaan tidak enak pada kekasihnya itu.

"ya.. aku akan pergi ke Brazil besok malam, dan aku meminta pada client ku untuk diberikan waktu sehari bersama kekasihku sebelum berangkat."

"kau harusnya menelfonku dulu! Aku bsa membelikanmu makanan atau setidaknya tidak membuatmu menunggu lebih lama." Kata Baekhyun yang sudah duduk disamping Chanyeol. pria itu memukul bahu Chanyeol pelan sambil mempoutkan bibirnya, tanda merajuk. Lucu sekali, harusnya kan Chanyeol yang merajuk.

"aku sudah menghubungimu sebenarnya tapi ponselmu mati."

Sial.. aku belum menyalakan ponsel daritadi. Baekhyun menggaruk kepalanya kikuk. "mian.. batreku habis."

."tak apa apa sayang. Kemarilah." Kata chanyeol sambil meminta baekhyun duduk dipangkuannya. Si mungil bergerak malu malu. Chanyeol tertawa melihat reaksi baekhyun.

"bagaimana harimu." Tanya Chanyeol sambil memeluk baekhyun dari belakang dan mencium tengkuknya, membuat Baekhyun bergerak geli beberapa saat.

"melelahkan Chanyeol. pelanggan berdatangan tak henti hentinya. Aku dan Luhan sampai kerepotan hingga customer terakhir." Senyum Chanyeol yang dari tadi merekah perlahan memudar.

"benarkah? Berapa pelanggan yang kau tangani?" tanya Chanyeol, mencoba menjaga intonasinya tetap terdengar normal.

"banyak! 50 lebih kurasa. Aku lelah sekali. coffee shop hari ini sangat ramai dari buka sampai shiftku selesai tadi." Chanyeol diam beberapa detik.

"baiklah sayangku, sekarang mandilah. aku akan membuatkan makanan untukmu, Selesai mandi kita akan makan malam bersama dan aku akan 'memijit' tubuhmu." Kata Chanyeol sambil menggelitik badan Baekhyun, membuat si mungil kegelian. Keduanya tertawa tawa, sampai akhirnya Baekhyun pun bangkit dan menuju ke kamar mandi.

.

.

Baekhyun mengguyur badannya dibawah pancuran, pertemuannya dengan kelompok indigo hari ini terulang di pikirannya. Rasa bersalah karena membohongi Chanyeol membuat Baekhyun menghela nafas nya berkali kali.

Maaf Chanyeol.. aku lakukan ini semua untukmu… keselamatanmu… untuk kita berdua.

.

.

Sementara Chanyeol yang sedang berdiri di pantry masih terngiang ngiang cerita Baekhyun barusan. Pandangan matanya tajam kedepan, genggaman gelas ditangannya menguat.

Kenapa… kau berbohong padaku, Baek?

.

.

.

TBC

A/N:

Hello. Maaf baru bisa update.

Untuk chingu Chaerinnieee makasih banyak untuk masukannya. Mian, aku belum bisa ngeuwujudin mau kamu karena akan mengubah keseluruhan cerita. Aku udah ada rencana untuk Krystal. Dan untuk adegan actionnya lagi nanti ada kok di chap chap di depan. Jadi tenang aja. Hehehe.

Duh, Krystal keceplozaaan. Hehe tadi slight aja kok. Tenang ya kaisoo shippers.

Untuk yang nanya Luhan mana, tuuuh udah ditongolin. Luhan dan cast yang lain baru aku keluarin sekarang karena emang nunggu momentnya pas. Dan disini mayoritas porsinya banyakan chanbaek, meskipun akan ngulas hunhan dan kaisoo juga sih.

Jadi sabar ya chingu, kita baru masuk ke inti cerita. Mulai saling serang dan bla bla bla.

Mohon maaf kurang sempurna, aku tunggu ya review dan masukannya. Yang follow dan fav jangan diem aja dund, qu kan jd sedih :"

Sekali lagi, terima kasih udah mau baca. Gomawo:*

-Moza