Chapter 2/?: "Halo Jihoon, semoga kamu betah sama aku."

nb: di percakapan sedikit tidak baku ya hehe) + Ada tambahan cast ya

"Halo." Terlalu singkat.

"Hai Jihoon, ehm, aku Seungcheol." Dia sudah pasti tau namaku!

"…" Nanti dikira sombong.

"Oh hai, kamu duduk disini?" Pastilah yang ke bangku itu duduk disana.

"Biasa aja, ini calon seatmate, kok, bukan soulmate," komentar Mingyu. Seungcheol dan Mingyu memang selalu menjadi dua orang pertama yang datang ke sekolah.

"Apa, Gyu? Seatmate? More like soulmate." Skandal.

"PAGI SEUNGCHEOL!," tiba-tiba seorang perempuan berambut panjang masuk dan duduk di belakang Seungcheol, "oh, ada Mingyu juga ternyata. Pagi!"

"Oh, hehe pagi, Jeonghan."

"Gitu ya, Jeonghan? Yang kelihatan Seungcheol doang," kata Mingyu.

"Maklum lah, calon. Ya, kan Cheol?"

Seungcheol yang tidak terlalu mendengarkan pembicaraan tapi asik sendiri dengan ponsel-pun bingung, "Hah? Calon apa Han?"

"Calon pacar!"

"CIEEEEE" – Mingyu

Skandal Part 2.

"Halo Ji, kamu udah berangkat?"

"Aku telat bangun," kata Jihoon sambil memakai sepatu dengan sebelah tangan. Tangan yang lain memegang ponselnya yang tersambung ke Wonwoo.

"15 menit lagi, Ji! Fast fast!"

Jihoon menggerutu dan cepat-cepat keluar rumah dan menutup pagar. Ia lari ke halte bus terdekat dan menunggu bus. Seongnam High School 1 minute. Please wait.

"10 menit lagi,, Jihoon!"

"Sabar! 1 menit lagi bus-nya datang dan aku pasti sampai di sekolah tepat waktu," kata Jihoon sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, "atau mungkin mepet."

Bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tanpa menunggu lama Jihoon lari masuk ke bus. Ia tidak melihat satu-pun kursi yang kosong. Dengan terpaksa Jihoon berdiri dekat pintu supaya keluar lebih cepat, pikirnya.

Setelah menempuh kurang lebih 8 menit di dalam bus, akhirnya Jihoon sampai di sekolah. 1 menit lagi! Jihoon lari menerobos orang-orang yang berlalu-lalang. Entah bagaimana keadaan rambutnya nanti atau apa kata orang tentangnya, ia tidak peduli. Yang penting sampai kelas dan tidak terlambat di pelajaran pertama—favoritnya, Musik.

Jihoon membuka pintu kelas dengan tergesa-gesa. Semuanya sudah duduk di bangku masing-masing. Jihoon terlihat lost, tidak tau harus duduk dimana, dengan siapa sampai akhirnya Wonwoo memberi sinyal 'Depanku!'

Jihoon cepat-cepat menuju bangkunya. Ia mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal setelah berhasil lari marathon dari halte bus sampai kelas. Satu hal lagi, karena terlalu lelah, ia tidak menyadari bahwa seatmate-nya sedari tadi menuggu saat yang tepat untuk..

"Halo Jihoon, semoga kamu betah sama aku."

Jihoon baru sadar kalau seatmate-nya itu Choi Seungcheol. Jihoon tidak langsung membalas perkataan atau salam sambutan dari Seungcheol. Ia masih mencerna perkataan Seungcheol yang ia anggap random ini. Seumur-umur baru pertama kali teman sebangku memberikan 'semoga kamu betah sama aku.'

"Maaf terlalu tiba-tiba, kan? Jangan dipikirkan."

"Halo juga Seungcheol."

"Kenapa denganmu, Cheol?" Jihoon menoleh ke belakang. Ah, Yoon Jeonghan, 1 dari entah berapa 'fans' dari Seungcheol. Tentu saja, semua juga tau kalau fans-fans Seungcheol itu hanya bercanda, tapi menurut Jihoon bisa saja Jeonghan benar-benar menyukai Seungcheol—she is too obvious.

"Kenapa apanya, Han?"

"Dulu sewaktu kita pernah duduk sebangku kamu tidak pernah memberiku welcome greeting." Nah kan, sudah Jihoon bilang—obvious.

"Oh, kita kan sudah lumayan berteman dekat. Kalau dengan Jihoon," Seungcheol menoleh ke Jihoon, "masih belum dekat."

"Masih belum," gumam Jihoon.

Merasa bosan, Jihoon akhirnya menoleh ke belakang dan ia disambut oleh Wonwoo yang sedang asyik mendengarkan musik dengan earphone.

"Wonwoo-ya," kata Jihoon sambil melepas paksa earphone Wonwoo, "gila! Tadi pagi aku hampir telat kalau saja kamu tidak telpon."

"I'm a good friend, Ji."

"Aku tau. Sudah telat, jalan ramai, bus penuh, sekarang pelajaran musik juga tidak ada guru. Aku sediiiiiiiiiiih."

"Jangan alay, Ji."

Tidak berhenti disini saja, Jihoon melanjutkan ceritanya. Entah masih tentang keterlambatannya, entah tentang drama yang tadi malam ia tonton, atau keinginannya membeli sesuatu. Wonwoo sebagai sahabat yang baik dengan sabar mendengarkan Jihoon.

Karena Jihoon asyik sendiri dengan Wonwoo, mau tidak mau Seungcheol tidak ada yang mengajak ngobrol dan pastinya mengobrol dengan Jeonghan. Seungcheol juga sebenarnya (sedikit) menguping pembicaraan Jihoon-Wonwoo.

"Wonwoo-ya, lapar~"

"Makan."

Jihoon memukul pelan kepala Wonwoo dengan buku yang ada di meja, "I know Wonwoo."

Jihoon kembali memutar badannya menghadap depan dan menidurkan kepalanya di meja dengan alas tangan.

"Kamu rame juga ya, ternyata."

Jihoon mengangkat kepalanya lagi dan menjawab dengan kikuk, "Oh, iya, kalau sudah dekat."

Seungcheol hanya terseyum. Tiba-tiba pintu kelas dibuka secara tergesa-gesa (seperti Jihoon tadi pagi).

"Maaf anak-anak, Saya tadi masih menghadiri rapat untuk malam pentas seni tahunan sekolah kita."

"Iya, seonsaengnim."

"Jadi anak-anak, seperti yang kalian tau setiap tahun sekolah kita mengadakan pentas seni dan bazaar. Tahun ini juga begitu acara yang diadakan sama persis. Hanya saja waktunya dipercepat."

"Seonsaengnim, jadi, kita harus bergerak lebih cepat untuk penampilannya? Kelas kita saja belum membagi kelompok untuk penampilannya."

"Nah karena itu, saja disini akan meminta tolong kepada kalian. Tahun ini juga seperti tahun lalu. Satu kelompok 4 orang akan menampilan performance entah apa. Lalu ada yang spesial untuk tahun ini yaitu drama musikal!"

"Apa semua kelas juga melakukan drama?"

"Hanya kelas kalian! Entah mengapa banyak guru yang mengusulkan kelas kalian karena dirasa banyak anak-anak yang berjiwa seni disini. Oke, jadi silahkan bagi kelompok dan diskusikan tentang drama musikalnya. Saya tinggal lagi untuk mengurus perizinan tempat. Terima kasih."

Jihoon sudah pasti satu kelompok dengan Wonwoo. Tanpa mereka saling bertanya-pun mereka berdua juga tau bahwa mereka akan sekelompok. Masalahnya tinggal mencari dua orangg lagi supaya kelompok mereka komplit.

"Mau sama siapa, Ji?"

"Terserah. Sama aja kok, sama siapa aja." Jihoon sebenarnya tidak mempermasalahkan dengan siapa saja, yang penting tampil di pentas seni.

"Ehm anu," Seungcheol tiba-tiba berbicara, "aku juga mencari dua orang lagi. Gimana kalau kamu dan Wonwoo masuk kelompokku?"

"Berdua sama siapa? Jeonghan?" Jihoon bertanya pada Seungcheol spontan.

"Eh bukan Ji, Mingyu."

"Oh," Jihoon bertanya kepada Wonwoo, "gimana? Mau?"

"Terserah, Ji."

"Oke, Cheol. Kita bareng ya."

"Bareng?"

"Maksudnya sekelompok." Muka Jihoon memerah.

Seungcheol hanya tersenyum, "Iya, iya."

Jihoon tidak menjawab lagi. Tiba-tiba ia teringat tentang kartu yang diramalkan Seungkwan dulu. 'Dia suka duluan' apa iya ya?

"Jadi Jihoon mulai kapan kita mulai bareng-nya?" tanya Seungcheol agak keras sehingga seisi kelas menoleh kepada mereka berdua.

Ah pasti nggak.

"Hah?"

"Aku ulang sekali lagi ya, kapan barengnya Lee Jihoon?"

Ah, pasti nggak.

.

.

Nggak salah.

"CIEEEEEEEE"

Skandal Part 3.

to be continue

NEXT CHAPTER | Chapter 3/? LOADING…

Note:

Halo! Akhirnya bisa update~ ini chapter dibuat cepet-cepet dengan harapan bisa cepet update dan belajar buat UTS haha.

Maaf kalo ceritanya tambah aneh, haha. Karena tiba-tiba aku bingung cerita ini mau dibuat gimana?

Tenang, ada Jeonghan tapi tetep Jicheol :)

Ini tanpa proses pengeditannya, nggak sempat sudah mau UTS.

Next update ditunggu selesai UTS ya :)

Thankyou! Last review, please?