One Piece © Eichiro Oda
SCARS © Michantous
Happy reading!
Xxx
Buliran-buliran air hangat itu terus mengalir...
Sanji sangat menikmatinya, ketika guyuran air hangat dari shower membasahi seluruh tubuhnya dari kepala sampai kaki. Diputarnya keran putih, dan semburan air pun berhenti. Satu tangannya terulur untuk mengambil handuk putih yang kemudian ia lilitkan dengan indah di pinggangnya. Sudah cukup lama Sanji berada di dalam sana, kini waktunya ia keluar dan merebahkan dirinya di kasur setelah seharian ini di ajak berkeliling oleh si Tamago. Namun... sepertinya, ia memiliki masalah lain, dimulai dari memutar kenop pintu kamar mandi sampai akhirnya ia menemukan sosok Niji, si putra kedua, sedang duduk di pinggir ranjang sembari melipat tangan dengan seringai tipis yang menghias wajah tampannya.
Sanji mundur selangkah, dan sempat menelan ludah gugup.
Kenapa Niji bisa ada disini? Aku ingat sekali kalau aku sudah mengunci pintunya...
Manik safir milik Sanji bergerak ke arah pintu, dimana ia memastikan tak mendapati pintu besar itu rusak karena didobrak atau yang lainnya. Dahinya berkerut dengan pikiran yang bertanya-tanya.
"Kau penasaran dengan bagaimana caraku masuk kemari?"
Sanji memutar kepalanya cepat ketika Niji mulai berbicara, membuat beberapa buliran bening yang sempat menggantung di rambut pirangnya mengalir indah ke leher, dada, sampai perutnya, dan akhirnya lenyap terserap oleh handuk yang masih melingkar di pinggang ramping nan menggoda itu.
Seringaian Niji menghilang seketika saat matanya menangkap pemandangan yang sangat menarik. Tidak bisa di pungkiri, Putra kedua itu sempat terhanyut dan ikut menelusuri segala lekuk tubuh Sanji yang tadi sempat di lintasi oleh buliran air. Bahkan ia sempat salah fokus pada kedua paha sekal yang juga masih basah di bawah sana.
"Niji... jangan bermain-main dengan ku, katakan saja apa yang kau inginkan"
Sanji menggeram kesal. Ucapannya tak di tanggapi oleh Niji yang malah berdiri dan menghampirinya sembari memutar-mutar sebuah kunci yang sangat familiar. Sanji tahu itu kunci kamarnya, si Niji brengsek itu pasti telah meminta duplikatnya pada Bege.
Sebelah sudut bibir pangeran kedua sedikit naik. Di tariknya dagu Sanji namun langsung di tepis oleh Sanji kala itu juga.
"Keluar kau!"
Tak mau mengindahkan bentakan Sanji, Niji kini mencengkram dagu pemuda di depannya.
"Aku kemari... hanya ingin bermain dengan mu, dan kau malah mengusirku begitu saja Sanji"
Seringai miring mulai menghias wajah putra kedua. Sanji sendiri tengah berusaha melepaskan cengkraman Niji dari dagunya. Si pangeran kedua itu lalu mendorong Sanji sampai menambrak dinding.
"Lihat keadaan mu sekarang... benar-benar seperti budak pemuas nafsu, haha"
Sanji membulatkan mata. Kakinya juga reflek melayangkan tendangan kuat yang sungguh disayangkan, berhasil ditangkap oleh Niji.
Bagus sekali.
Seringai Niji semakin naik. Dan nasib kakinya yang masih di pegang oleh Niji sekarang malah tersampir di pundak pria itu.
Sungguh, pemandangan yang luar biasa menggoda. Bahkan, Niji sendiri sampai meneguk ludah ketika melihat handuk putih yang masih melingkar di pinggang Sanji sedikit tersibak dan memperlihatkan paha bagian dalam yang terangkat dengan seksinya.
Masih dengan dagu yang dicengkram, Sanji berusaha menarik kakinya, namun nihil. Niji sangat kuat. Mungkin lebih kuat dari... errr... Zoro mungkin?
Membahas tentang pemuda bersurai lumut itu, Sanji benar-benar tak menyangka kalau isu yang beredar dia antara mereka berdua akan sampai pada telinga saudara-saudaranya. Walau separuh isu tidak benar, terutama tentang hubungan dirinya dengan Zoro yang sebenarnya bukan sepasang kekasih, melainkan hanyalah sex buddies. Yang sesungguhnya tak ada seorangpun yang tau kecuali mereka berdua. Tapi tetap saja, berkat isu tersebut, dirinya jadi mendapat masalah yang sebelumnya tidak pernah ia pikirkan.
Sanji merasa sedikit familiar ketika Niji dengan berani membelai lembut pahanya yang setengah terangkat. Rasanya seperti sentuhan Zoro, namun segera ditepis saat tangan nakal Niji mulai menjelajah lebih jauh kedalam handuk putihnya.
"Kau... geh! Jangan macam-macam Niji! Kita ini saudara! Apa yang kau pikiran?!"
Meski begitu, putra kedua itu tetap melanjutkan aksinya.
"Berisiki, kau cukup diam dan tidak melawan seperti dulu saja Sanji, biarkan aku menyiksamu—oh tidak, untuk kali ini, biarkan aku menikmatimu..."
Seranganpun dilancarkan. Sanji terbelalak saat Niji dengan spontan menggigitnya bahunya. Sakit sekali. Sanji bisa merasakan gigi-gigi rata milik Niji menancap dalam di kulitya. Dengan mengandalkan kedua tangan yang masih terbebas, Sanji berusaha menarik kepala putra kedua itu agar melepaskan gigitannya, namun, bukan malah lepas, yang ada Niji semakin menguatkan gigitannya sampai darah merembes keluar dari bahu Sanji.
"Bajingan... kau benar-benar biadab Niji, sangat menjijikan" geramnya.
Gigitan kuat itupun akhirnya terlepas. Niji menyeringai buas tepat di depan wajahnya. Dekat sekali. Sampai-sampai Sanji dapat merasakan deru nafas dari putra kedua yang menerpa bibirnya.
"Heheh... lebih menjijikan mana dibanding dirimu yang sebentar lagi akan menjadi 'toilet' umum kami?"
Sanji mengeraskan rahang. Lalu mendecih. "Hah! menyedihkan ya, orang kejam sepertimu tidak bisa mendapatkan seorang wanita dan akhirnya menggunakan aku yang dalam catatan adalah seorang pria untuk kau ajak bercumbu, dan terlebih lagi, pria itu adalah saudara kandungmu sendiri?" Sekarang giliran Sanji yang menyeringai, membuat Niji sedikit terkesiap dan menaikan alisnya.
"Hoo... berani juga, kau pikir kita akan bercumbu heh? Jangan terlalu percaya diri, aku disini untuk menyiksa mu, bukan untuk membuatmu merasa senang..." Niji menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Sanji. "Aku... akan... memperkosamu"
DEGH
Ujung rambut sampai ujung kuku Sanji serasa membeku. Ia bahkan hanya terdiam ketika Niji menjilati bekas darah yang ada di bahunya. Dalam hati, Sanji meneriakan nama kakak perempuannya. Berharap Reiju datang kemari dan menghentikan ulah si bodoh Niji.
"—NGHH... —hmph!"
Sanji buru-buru menahan lenguhannya ketika Niji dengan kurang ajar menekan dua bulatan merah muda sensitif di dadanya.
"Oh... apa itu? Barusan aku mendengar suara aneh yang menggelikan.. heheh" Niji menggunakan satu tangannya untuk meremas bokong Sanji dan merapatkan jarak mereka. Sanji sendiri sudah mati-matian menahan erangannya akibat ulah Niji, ia dapat merasakan benda keras nan besar yang bersentuhan dengan miliknya di bawah sana.
"Niji... minggir!"
Masih terus melawan, Sanji tak menyerah mencari cara agar satu kakinya yang tersampir di bahu Niji bisa terbebas.
"Tidak sampai aku selesai bermain"
Sanji mulai panik mendengar suara resleting terbuka. Ia meronta kuat, dari mulai menendang-nendang ke udara sampai mencoba memukul wajah Niji yang sama sekali tak berefek apapun.
Niji sendiri sudah mendengus senang, dan tanpa melakukan persiapan langsung menerobos pintu masuk kediaman Sanji yang sangat sensitif.
"AH—rgghhh... Ni..ji... kurang ajar... kau..."
Erangan kesakitan Sanji tak dipedulikan, Niji dengan entengnya memulai gerakan maju-mundurnya dengan tempo yang cepat. Seringai tipis masih setia menghias wajahnya.
"Wah, kau begitu sempit, tapi tenang saja, setelah aku selesai bermain, rasanya tidak akan sesempit ini lagi—"
BRUAAAKK
Tanpa diduga tubuh Niji terpental jauh. Sanji menghela nafas lega dan jatuh terduduk dengan kaki gemetaran akibat ulah Niji yang membuatnya harus menahan sakit di bagian selatannya.
"DASAR BODOH! BUKANKAH SUDAH KUBILANG JANGAN SENTUH DIA KALAU KAU TIDAK MAU DIANGGAP SEBAGAI PENGHIANAT?!"
Itu Reiju. Sanji hanya bisa menunduk malu. Tak berani menatap kakak perempuannya karena tertangkap basah sedang menyatukan diri dengan Niji. Ia juga sempat melihat dua siluet lainya yang masih berdiri di ambang pintu. Tidak salah lagi, itu pasti Ichiji dan Yonji.
Reiju membantu Sanji untuk berdiri dan menggiringnya sampai duduk di ranjang.
"Kalian berdua, seret Niji dan pergi duluan menemui ayah. Aku dan Sanji akan segera menyusul"
Beda dengan Yonji yang segera menyeret Niji keluar dari sana. Ichiji malah bergeming, matanya fokus memperhatikan tubuh Sanji yang sedikit berantakan dengan beberapa bulir peluh yang menggantung di lehernya.
"..."
Sebelah sudut bibirnya sedikit naik. Lalu pergi menyusul Yonji menemui ayah mereka untuk makan malam bersama.
.
.
.
Sanji hanya diam membiarkan kakak perempuannya memakaikannya baju dengan benar setelah selesai merawat luka-luka kecilnya. "Reiju... bagaimana kau..."
Sanji tak melanjutkan kata-katanya saat melihat Reiju tersenyum lembut. "Aku juga memiliki duplikat kunci kamarmu, Sanji, jangan khawatir" lalu mengecup kening Sanji untuk menenangkannya.
Melihat wajah Sanji yang masih saja murung, Reiju hanya dapat tersenyum pahit sembari meminta maaf pada Sanji karena sudah datang terlambat.
"Reiju... aku sedang tidak ingin makan malam bersama mereka..."
.
.
.
TobeContinue...
.
.
.
A/N : Halo! Maaf ya kalau michan nongol-nongol selalu bawa fic mecum :3 (peaceee) disini Luffynya belum bisa muncul ya, kira-kira masih lama deh, dan untuk ZoSan, mereka Cuma sekedar partner yang sering peduli walau sering bertengkar. Oiya, dan michan ucapin terimakasih pada readers yang udah bersedia memberikan review di fanfik aneh ini :D
Feedback review
The creator of the IGIRLS,, Hayooo ngapain mendownload yaoi hayoooo, tiati lho mbak, nanti kesurupan setan yaoi
.
hacker,, yes, Sanji will try it
.
Pii,, ya ampun Pii :"c ckckckck sumpah michan kaget dapet review dari kamu, uhuk... Santai aja, santai, nafas dulu kalo review aturan *ketawa gajelas* wkwkwkwk sama kita brati tosss... michan suka banget hub incest Sanji dan sodara-sodaranya, bahkan dari sebelum ichiji dan niji muncul, oh dan juga fic ini terinspirasi gara-gara Michan baca doujin mereka berempat di pixiv :D btw, soal 4some-an...wkwkwkwkwk bakalan terjadi kok. Sanji bakal di keroyok sama Ichiji Niji dan juga Yonji, tungguin aja. dan umh... uhuk... untuk LuSan Mpreg itu bakal Michan buat kalo fic multichap yang satu lagi tamat, maafkeun michan yang terlalu lama menggantungkan janji ini T.T
Donutsandcoffe,, iya ini udah lanjut kok :D
Yunna,, Aih... makasih udah bilang fic ini keren, michan seneng banget :D iya ini udah lanjut tapi maaf ya cuman dikit :'c wkwkwk Yunna fujo akut banget ya? tenang aja, Sanji bakalan disiksa habis-habisan disini :'3 sabar aja ya, ini baru permulaan...
Ok. See you next chap!