Another Dimension : Change Destiny.

Disclamer : Semua karakter dalam fict ini bukanlah milik saya, jika ada yang bilang ini milik saya jangan pernah percaya.

Pair : — ?

Rate : Maybe M? Untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba Author pengen masukin lime / lemon.

Genre : Fantasy, Adventure, Suprantural, and etc.

Warning : OOC, OC, Typo, Mainstrem, Human!Naru.

Summary :

Naruto bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai Kami-sama dan di tempat yang sama ia mendapatkan ramalan akan masa depan sahabat dan desanya. Berniat mengubah suratan takdir, ia pergi berlatih ke dimensi lain. Tapi siapa yang menyangka, masalah baru malah muncul dengan dirinya sebagai pusat dari semua masalah tersebut.

Chapter 7 : Pertarungan di bulan Part 2 (End)

"Kau hebat juga bisa bertahan sampai saat ini," Puji Sirzech.

Naruto yang mendengarnya tertawa kaku, "Sekarang aku tahu maksud ucapanmu tadi."

"Tadi?" Beo Sirzech bingung.

"Kekuatan di luar nalar manusia, eh?" Ujar Naruto.

Sirzech menganggukkan kepalanya mengerti, itu adalah perkataannya pada Naruto sebelum murid tingkat 1 itu memindahkan Agrori ke bulan. Semacam pesan peringatan agar menahannya selama mungkin sampai Sirzech datang, dan Naruto mengerjakannya dengan baik.

Pemuda bergelar overlord di samping Naruto mengatakan hal tersebut bukan tanpa alasan. Selama perang saudara underworld, Agrori adalah sosok yang tegas sekaligus dikagumi bawahannya. Ia bisa melawan ribuan iblis dunia bawah dan memenangkannya tanpa menerima luka fatal. Bukan hanya karena ia terlahir di garis keturunan murni yang notebenya memiliki power of destruction, kemampuannya dalam menggunakan sihir bawaan clan-nya lah yang menjadikan ia sosok yang di takuti.

"Dia ada di class yang sama sepertiku, Super devil."

"Hmmm,..." Naruto bersiap menyerang dengan sederet kunai terselip di celah jarinya, "Aku tidak paham dengan tingkatan yang kau maksud. Tapi ayo kalahkan dia."

"Ya!"

Bwuuuuuussssssshhh!

Sirzech dan Naruto berlari menutup jarak antara mereka berdua dan Agrori. Sedangkan Agrori yang tidak mau mengalah ikut berlari melawan. Ketiganya pun mulai melesatkan serangan kuat detik itu juga.

Agrori melepaskan sihirnya [Greate Wave] pada musuhnya, gelombang kejut dengan efek kebinasaan bergerak mengikis permukaan bulan. Tetapi Sirzech tidak tinggal diam, dia mengeluarkan kekuatan iblisnya untuk mengadunya dengan sihir Agrori.

Ketika dua kekuatan besar saling beradu satu sama lain. Kira-kira apa yang akan terjadi? Sebuah kehancuran!

Namun Sirzech memahami betul hal tersebut dan memberikan efek kebalikan dari power of destruction yang asli demi menetralkan sihir Agrori. Sirzech berhasil menahannya, memanfaatkan kesempatan yang ada Naruto melemparkan semua kunainya melewati Sirzech kepada Agrori.

"PERCUMA!"

Kembali kunai Naruto hancur di udara tanpa meninggalkan bekas. Agrori menyeringai akan hal tersebut, namun ia harus dibuat terkejut karena detik berikutnya Naruto sudah berada di depannya ...

[Senpo : Dokonjo Rasengan]

... dengan sebuah rasengan di tangan kanannya.

Buaghh!

"Kugh!"

Rasengan Naruto sukses mengenai perut Agrori. Namun iblis keturunan murni itu berhasil meredam efek serangan Naruto menggunakan miasmanya. Agrori bernafas lega karena pertahanannya sempat aktif sebelum ia sendiri menyadarinya.

"Kau pikir—"

Belum sempat Agrori menyelesaikan ucapannya. Ia harus dibuat kaget oleh hawa membunuh yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Tanpa perlu mengkonfirmasi dari siapa hawa tersebut berasal, Agrori segera menjaga jaraknya sejauh mungkin. Akan tetapi, dalang dari perasaan buruk tersebut tidak membiarkan iblis bermata tajam itu menjauh.

"Sialan kau!"

Dengan energi iblis sebagai atributnya, Sirzech melancarkan tendangan dan pukulan dengan kekuatan luar biasa. Ia berkali-kali melakukan pukulan tepat mengenai wajah atau pun perut Agrori, tetapi semua serangan tersebut bisa di baca oleh lawannya.

Menyadari keadaan yang semakin memburuk jika dilanjutkan, Agrori kembali menjaga jaraknya.

"Aku tidak akan membiarkanmu!" Sirzech mengangkat tangannya dengan gestur meremas suatu benda.

Settt...

Secepat hembusan angin, Agrori merasakan tubuhnya bagaikan di bakar dalam suhu yang terlewat tinggi. Ketika ia menyadarinya, power of destruction Sirzech sudah menerkamnya dalam rasa sakit yang teramat sangat.

Memanfaatkan kondisi Agrori yang terhenti, Naruto mempersiapkan serangannya. Tanpa perlu membuat bushin seperti pada saat di dunia shinobi, Naruto menciptakan sebuah rasen shuriken dengan panjang melebihi 1 meter.

"Horaaaaaah!"

Ngiiiiiiiinggg! BwoooooooooOOoom!

Agrori tidak mengelak, dia menerima rasen shuriken Naruto tanpa adanya pelindung yang berarti. Tubuhnya yang sepucat salju mengambang tepat di tengah rasen shuriken, dan jutaan cakra seukuran jarum menusuk seluruh bagian tubuhnya tanpa terkecuali.

"Yosh!"

Jangan senang dulu Naruto, Nasehat Kurama dari mindscape.

Memperhatikan dengan seksama akan serangan pemuda berambut pirang, Sirzech dibuatnya kagum. Serangannya memang tidak memiliki daya hancur tinggi seperti power of destruction, tetapi efek dari serangan tersebut tidak bisa di anggap remeh. Menggunakan energi yang terkompres ke dalam bentuk jarum, serangan tersebut bisa saja merusak susunan molekul sebuah makhluk hidup yang berujung pada kematian atau setidaknya kelumpuhan.

Dia punya potensi, tetapi ...

Naruto mengira serangan tersebut bisa mengakhiri riwayat Agrori, namun itu tidak benar. Alih-alih merasa sakit, Agrori justru menunjukkan sebuah seringai kemenangan di wajahnya. Ia menggerakkan tangannya di tengah hujaman jutaan jarum cakra mengarah persis pada Naruto.

Sirzech yang menyadari hal tersebut melebarkan matanya. Pemuda dengan gelar overlord itu segera saja memperingati Naruto.

"CEPAT BERLINDUNG!"

Naruto tidak sempat bertanya apa yang terjadi, tubuhnya secara reflek melakukan perlindungan diri dengan menggunakan kedua lengannya sebagai perisai. Ia ingin bertanya dengan memberikan isyarat melalui matanya. Tetapi sebuah gelombang kejut super keras malah menabrak Naruto hingga membuatnya terbang menjauh.

Bola mata Naruto membulat sempurna, sedikit darah keluar dari perutnya melalui mulut. Ia kemudian mendarat dengan menjadikan kedua kakinya sebagai tumpuan.

Bruk!

Naruto jatuh terlutut di tanah. Tangan kanannya memegang perut yang terasa seperti di koyak, dan tangan lainnya menahan darah yang keluar dari mulutnya. Ia tidak merasakan sakit karena berada di mode senjutsu, tetapi tubuhnya menerima sengatan listrik dari luka tersebut yang menandakan tubuhnya mengalami kerusakan.

Mengembalikan perhatiannya yang sempat teralihkan beberapa saat lalu, Naruto menatap Agrori dengan ekspresi yang sulit dipercaya.

Rasen Shuriken milik Naruto tidak berpengaruh pada Agrori.

"Bagaimana bisa?"

"Itu kemampuan bawaan pilar Eligos," Sahut Sirzech yang mendadak muncul di samping Naruto. "Counter-attack." Tambahnya kemudian.

x-x-x-x-x

"Grayfia-nee, sebenarnya ada hal yang membuatku penasaran." Selama beberapa saat kesunyian menyelimuti UKS, Rias terus saja memikirkan pemimpin musuh yang sangat membencinya. Kebencian yang Agrori tunjukkan bukanlah sesuatu yang akan muncul dalam satu atau dua hari saja, bisa saja itu tercipta beberapa tahun lalu sebelum ia sendiri bisa mengingatnya.

Gadis keturunan Lucifuge itu mengalihkan perhatiannya dari Sona yang dipenuhi perban kepada Rias yang tiduran di ranjang sebelahnya. "Jika bisa, aku akan menjawabnya."

"Apa pemimpin musuh, Agrori punya hubungan dengan Onii-sama di masa lalu?" Rias berhenti sesaat untuk melihat ekspresi dari kakak iparnya, "Dia kelihatannya sangat tidak menyukai keluarga Gremory, terutama Sirzech onii-sama." Kemudian melanjutkannya.

Grayfia memejamkan matanya setelah mendengar pertanyaan Rias, kemudian menjawabnya dengan sorot mata yang sulit di artikan, "Mereka berdua dulunya adalah sahabat." Jawabnya kembali memeriksa keadaan peerage Sona yang lain, "Keduanya sudah bersahabat sejak kecil. Karena Agrori berasal dari pilar yang hampir punah, keluarga Gremory merawatnya ketika menyadari hal tersebut. Berkat itu pula Sirzech dan Agrori menjadi teman dekat."

Sambil terus memeriksa keadaan yang lain, Grayfia melanjutkan ceritanya.

"Pertemanan mereka semakin erat ketika memasuki sekolah kebangsawanan kaum iblis. Mengingat Agrori merupakan pilar yang hampir punah, ia sering di bully oleh iblis lainn dan disaat itulah Sirzech datang menyelamatkannya. Mereka menjadi dekat dan lebih dekat lagi setiap harinya, melakukan segala hal bersama-sama, dan kadang kala bertengkar karena hal konyol. Itu hari-hari yang menyenangkan.

"Beberapa tahun berlalu, mereka berdua lulus dengan nilai menakjubkan bersama dengan iblis keturunan Astaroth, Ajuka-sama. Ketiganya kemudian eksis di dunia kemiliteran underworld dibawah perintah langsung dari sang Maou yang memerintah.

"Tetapi karena beberapa hal, pecahlah perang saudara antara Old satan dan anti-Old satan faction. Disana Agrori dan Sirzech ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi seluruh pasukan." Papar Grayfia, Ia kemudian membalut perban ke Momo yang terkulai lemas.

"Lalu kenapa sekarang berubah?" Sulit bagi Rias untuk mempercayai perkataan Grayfia. Membayangkan Onii-samanya pernah akrab dengan seseorang kini menjadi musuh itu bukanlah hal yang mudah.

Grayfia menghentikan aktifitasnya, "Kejadiannya adalah sehari setelah berakhirnya peperangan. Tanpa alasan yang jelas Agrori membunuh para tetua iblis dan mendeklarasikan keinginannya untuk menjadi Maou selanjutnya."

"Begitu `kah?"

"Begitu lah. Apa ada pertanyaan lain?"

Rias menggeleng pelan, sekarang ia mulai paham dengan situasi kakaknya dan orang yang merupakan pemimpin musuh, Agrori. Mendengarkan cerita dari Grayfia, Rias dapat menarik kesimpulan dimana Agrori adalah satu-satunya orang bersalah disini. Namun kendati demikian, anak bungsu keluarga Gremory itu juga sempat merasa aneh. Keluarganya bukanlah type iblis yang akan membiarkan sembarangan orang untuk tinggal di kediamannya, mereka bukan orang yang sebaik itu.

Dan jika memang hal itu terjadi seperti yang Grayfia ceritakan, maka satu-satunya petunjuk adalah ketika perang saudara underworld telah usai.

Hanyut dalam pemikirannya Rias tidak menyadari sekelompok iblis yang kini berdiri di depan pintu UKS. Mereka mengetuk pintu sopan dan masuk ke dalam atas izin dari Grayfia.

"Tolong rawat mereka sebaik mungkin."

"Ha'i Grayfia-sama." Balas seorang iblis formal dengan pakaian berbalut jubah putih khas seorang dokter.

Iblis-iblis tersebut adalah team medis yang Grayfia hubungi sebelumnya.

x-x-x-x-x

Bersamaan dengan aura mengerikan di sekujur tubuhnya, Sirzech melesat bagaikan meteor. Menghancurkan pijakan dan daerah sekitarnya dalam radius tertentu. Ia melepaskan kekutannya bersama dengan niat membunuh yang kuat. Sedangkan disisi berlainan, Agrori yang terselimuti rune-rune aneh menyeringai. Ia menyambut serangan Sirzech tanpa takut tubuhnya musnah.

Keduanya bertarung imbang dengan energi yang dahsyat.

Sebuah tendangan yang dipadukan dengan 'Power of Destruction' berayun. Kekuatan penghancurnya yang kelewat abnormal itu melahap daerah sekitar tanpa adanya celah, semuanya binasa dalam kehampaan.

Agrori yang menyadari bahaya dari serangan tersebut bermanuver ke tempat lain, namun karena besarnya energi penghancur yang terkumpul membuat daerah dimana Agrori menghindar ikut terkena imbasnya.

Wussssss! BoooOOOooom!

Sebuah ledakan tercipta. Tepat setelah Sirzech menyerang, Rasen Shuriken dengan ukuran yang fantastis terbang menuju ke tempat Agrori berada.

NGIIIIIIIIING! NGIIIING!

Buuuuuumm!

Kembali sebuah ledakan tercipta. Daya hancur yang bisa di setarakan dengan bijuudama normal itu seharusnya bisa memusnahkan apapun tanpa terkecuali. Tapi kedua pemuda yang mulai kehabisan nafas itu tidak bisa bersantai. Naruto yang tampak kelelahan menoleh pada Sirzech, matanya yang menyerupai pupil katak nampak gelisah dengan sebuah pertanyaan di kepalanya.

'Apakah berhasil?'

Bagaikan peluru yang melesat, Sirzech dan Naruto terlempar keras ke belakang. Menghancurkan bidang tanah karena berat tubuh yang mencium permukaan hingga menciptakan sebuah garis lurus disana. Tubuh letih mereka terasa remuk di ikuti rasa sakit yang menghampiri.

Ini sudah terulang lebih dari 10 kali.

Mereka terus melancarkan serangan demi serangan, bahkan tak jarang pula keduanya melepaskan serangan terkuatnya seperti tadi. Tapi semua itu tidak berpengaruh dan malah kembali pada mereka dengan efek 2x lipat.

"Hah ... hah ... hah ... kau bisa berdiri?"

"Ya ... tapi ini benar-benar merepotkan."

Mereka mencoba berdiri walau dengan darah yang mengalir dari luka sekujur tubuh. Keduanya tampak teguh dengan ekspresi tajam di wajah mereka.

Sirzech menoleh pada Naruto, "Sihir Counter-Attack, salah satu kemampuan khusus pilar Eligos. Setelah menerima serangan-serangan dalam jumlah tertentu, dia bisa melepaskan sebuah efek balasan dengan kekuatan yang berlipat ganda. Sebenarnya semua pilar Eligos memiliki kemampuan ini sebagai bawaan dari lahir. Tapi Agrori adalah pengecualian, dia merupakan sebuah keajaiban, sama seperti Maou yang sekarang memerintah."

"Keajaiban?"

"Jumlah serangan yang bisa di tampungnya ... mungkin tidak memiliki batas."

"EEEEEHH!? Kau pasti tidak serius kan? Jika seperti itu ..."

Ucapan Naruto memelan saat menyadari ekspresi suram di wajah Sirzech. Ia sangat mengakui kekuatan penghancur yang dimiliki Sirzech, tidak ada keraguan kalau kekuatannya sangatlah hebat. Tapi di sisi lain, kemampuan unik Agrori justru mematikan Sirzech. Menerima setiap serangan tanpa takut terluka dan mengembalikannya dengan kekuatan yang berlipat ganda.

Jika Naruto tidak salah mengira, musuh seperti ini adalah salah satu yang paling merepotkan. Semakin kita berusaha melawan, maka semakin keras kita terbentur.

Yah~ kalau mau di bayangkan. Rasanya seperti memukul dinding batu yang sangat padat. Bukan hanya dinding tersebut yang tidak retak, tangan kita juga merasakan sakitnya.

Membayangkan betapa menyusahkannya ini membuat Naruto teringat pada Nagato. Pemilik mata Rinnegan pertama yang ia hadapi. Kemampuannya sedikit mirip dengan Agrori, dimana ia bisa menyerap serangan yang ada dan melepaskannya dengan kekuatan yang lebih mengerikan.

Tunggu ... apa mungkin dia punya kelemahan yang sama?, Ucap Naruto dalam hati.

Kau baru menyadarinya? Padahal lumayan jelas.

Kurama?

Tepat di balik gelapnya Mind Scape Kurama menyeringai dengan mata tertutup. Karena kekuatannya yang sangat sedikit, ia tidak bisa mengandalkan cakranya seperti dulu lagi. Namun sebagai gantinya ia akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu inangnya dalam bentuk informasi.

Dia sebenarnya tidak mau membantu Naruto. Tapi akan merepotkan kalau bocah bersurai kuning itu mati. Jadi mau tidak mau Kurama melakukan apapun untuk menyelamatkan Naru— meningkatkan peluang hidupnya.

Apa maksudmu Kurama?

Hmmm, sebenarnya sulit untuk menyebut ini sebagai kelamahan. Tapi setelah melakukan sebuah counter-attack, pertahanannya akan menghilang selama beberapa detik. Persis seperti bocah rinnegan yang dulu kau lawan.

Semangat Naruto kemudian kembali, Kalau begitu kita hanya harus menunggunya menggunakan counter attack.

Bisa dibilang begitu. Tapi ...

Tapi kenapa?

Intervalnya sangat singkat, mungkin sekitar 2 detik.

Naruto tampak berpikir atas perkataan Kurama. Menggunakan kemampuan uniknya (Teleport) seharusnya bukan hal mustahil baginya melakukan serangan dalam dua detik. Apalagi dengan reflek yang telah di latihnya selama bertahun-tahun. Ini seharusnya bisa menjadi pekerjaan mudah bagi Naruto.

Masalahnya sekarang adalah serangan seperti apa yang harus ia berikan.

Aku pasti bisa melakukannya.

Kurama mengangguk pelan, jawaban Naruto adalah apa yang ia prediksikan.

Tapi ada masalah lain. Kurama menghela nafasnya, Seperti yang Sirzech katakan. Kemampuannya dalam menampung serangan mungkin saja tidak ada batasnya, yang berarti serangan sekuat apapun tidak akan bisa melukainya selama kita tidak dapat mengatasi counter attacknya. Jika kalian berdua menyerang bersamaan tanpa tahu kapan datangnya Counter-attack, kesempatan kalian untuk menang sangatlah tipis.

Tapi Kurama, melihat dari pola serangannya bukankah jelas kalau dia hanya menggunakan sihirnya setelah menerima serangan dengan tingkat kerusakan tinggi.

Kurama tidak setuju dengan pemikiran Naruto. Tidak, itu tidak sepenuhnya benar. Dalam 10x pelepasan counter attack, Agrori menggunakan 4x counter attack setelah serangan berskala 'medium'. Kau paham? 4x pelepasan dari 10x, bukankah itu terlalu banyak?

Kau benar . . . Jika berada di posisinya, aku pasti akan menyimpan semua serangan sebanyak mungkin kemudian melepaskannya setelah menerima serangan berdaya rusak tinggi.

Itu yang normalnya akan dilakukan semua orang.

Naruto mengacak rambutnya bingung, Lalu apa maksudnya? Kau sudah tahu sesuatu `kan? Beritahu aku Kurama!

Lengkungan lebar menyeramkan terbentuk di wajah rubah Kurama. Waktunya serangan balasan.

Sirzech bersiap kembali. Dikumpulannya miasma dalam kapasitas besar di sekujur tubuhnya. Walau tanpa rencana yang jelas ia harus tetap bangkit. Dirinya sudah berbeda dari yang dulu. Harga dirinya sebagai seorang Maou tidak memperbolehkannya untuk menyerah, bahkan jika itu menjadi kematiannya.

"Kali ini pasti berhasil." Sirzech berusaha meyakinkan dirinya.

Naruto berjalan mendekat dengan wajah serius, "Sirzech?"

Mendengar namanya di panggil, Sirzech beralih pada Naruto.

"Aku punya rencana ..." Ucap sang pemuda rubah.

x-x-x-x-x

Kraaaak!

Bunyi kerak tanah yang hancur menjadi permulaan dari serangan Agrori. Ia mengumpulkan miasma dalam kuantitas tertentu di tangannya dan ketika jarak antara dirinya dan kedua musuhnya semakin dekat. Sebuah ledakan keras tercipta dengan segera.

Agrori yang menjadi dalang dari serangan tersebut menyiapkan kembali miasmanya.

"Aku lelah menunggu, cepatlah mati Sirzech."

Wussssshh!

Dari kepulan debu bulan keluarlah Sirzech dan Naruto. Tubuh mereka penuh dengan debu, tapi tidak ada luka berat seperti yang seharusnya. Keduanya berhasil menghindar tepat sebelum serangannya datang.

Melihat jarak yang dekat antara ketiganya, pertarungan segera berlanjut.

Konsentrasi kuat yang ketiganya pertahankan selama beberapa waktu lalu kini menajam karena pertarungan jarak dekat yang tidak bisa di hindari.

Agrori melompat dengan segenap miasma yang terkumpul di kakinya. Ia mengayunkannya, menebas udara hampa dengan aura mengerikannya. Energi tak masuk akal itu bergerak menuju Sirzech dan Naruto. Tanah yang tidak sengaja bersentuhan dengan miasma tersebut menjadi hitam dan hancur layaknya arang yang terkikis udara.

Wissssssh!

[Futon : Rasengan]

Naruto melemparkan Rasengan dengan cakra angin tepat menuju miasma Agrori. Seandainya saja serangan tersebut berupa benda seperti halnya tanah atau air, serangannya tentu saja akan gagal. Namun dengan menggunakan element angin Naruto berhasil menahan miasma tersebut dalam balutan angin topan kecil.

"AKU DATANG!" Seru Naruto kuat.

Tanpa menunggu miasma tersebut menghilang, Naruto berlari memutar ke arah Agrori dengan dua buah rasengan berukuran besar di tangannya. Hal itu berhasil menarik perhatian Agrori. Ia melesat menuju Naruto dan menciptkan lingkaran sihir berdiameter sedang di lengannya.

Memanfaatkan moment tersebut, Sirzech juga bergerak maju. Ia membuat lingkaran sihir tepat di hadapannya dan melewati lingkaran tersebut dalam kecepatan tinggi. Tubuhnya yang terselimuti oleh energi penghancur dahsyat itu meratakan tanah pijaknya, dan dari setiap langkah yang ia ambil menciptakan kehancuran besar.

Bebatuan yang tersebar di permukaan bulan bergetar dan hancur seiring dengan power of destruction yang terlepas dari tubuh Sirzech. Tidak peduli kecil atau besar, semua benda dalam radius tertentu hancur tanpa bekas.

Kekuatan penghancur yang di gadang-gadang sebagai keajaiban underworld itu terlepas. Daya rusak yang bahkan bisa membuat bagian terbawah underworld hancur karena auranya itu kini secara perlahan mulai mengikis permukaan bulan.

Agrori yang merasakan kekuatan besar di balik punggungnya menegang sesaat. Ia berbalik untuk melihat sosok monster bertubuh manusia yang kini kian mendekat. Wujudnya memang masih seperti Sirzech Gremory yang ia kenal, tapi miasma dan niat membunuh yang besar ini adalah sesuatu yang baru ia rasakan.

Segelintir keringat dingin turun dari pelipisnya untuk menekankan betapa terintimidasi dirinya. Tapi detik berikutnya sebuah seringaian maniak bersemayam di wajah tampannya.

"Majulah, Aku sudah menunggunya."

Sirzech menggeram pelan dengan wajah yang mengeras, "AGROOOOOORIIII!"

Agrori berniat menghindar serangan Sirzech, namun karena jarak yang terlampau dekat membuatnya kehilangan kesempatan. Rune-rune aneh berwana ungu di tubuh Agrori bersinar terang seiring mendekatnya niat membunuh dari Sirzech.

Agrori dengan cepat bereaksi pada gerakan Sirzech. Ia menjadikan kedua kakinya sebagai tumpuan dan menahan serangan penghancur Sirzech dengan tubuhnya. Ledakan kembali terjadi, tanah di belakang Agrori hancur luluh lantah dan bertebaran di langit seperti ikan yang melayang di dalam air.

Debu bulan kembali tersebar ke udara layaknya asap. Agrori yang secara telak menerima serangan Sirzech kelihatan baik-baik saja, matanya yang seperti pupil kucing itu menajam dengan niat membunuh yang kuat.

"KAU TAHU INI TIDAK AKAN BERHASIL!"

"—kalau begitu cobalah ini."

"Ap"

[Saigo no Rasengan]

Swiiiiiiiiiing~!

DuuuuuuUUUAAAAAAAArrrrRRGGG!

Cahaya putih memancar terang dari serangan Naruto. Gelombang kejut yang menghantarkan pada kehancuran berskala besar menyebar ke udara dalam radius yang tidak bisa di tentukan. Ledakan yang meluluh lantahkan keadaan sekitar kembali terulang dengan daya yang sedikit lebih ringan.

Agrori yang kelabakan menerima serangan Naruto berhasil bertahan walau dengan rasa sakit di punggung. Rune-nya memang berhasil menyerap serangan barusan dengan sempurna, namun karena ketidak siapan dirinya dalam menerima serangan dari titik buta membuat Agrori mengerang kesakitan.

"Bajingan!"

Agrori mengibaskan tangannya pada Naruto bersama dengan miasma yang terkumpul. Mungkin saja karena sakit di punggungnya membuat kesabaran Agrori habis yang mengakibatkan serangannya dengan mudah dibaca oleh Naruto.

Menggunakan Grafitasi yang kelewat ringan di sekitarnya, Naruto memegang pinggang Agrori dan melemparkannya ke atas sebelum serangan tersebut berhasil dilancarkan.

Wuuunng~!

Serangannya hanya mengenai ruang kosong.

Kemudian, tanpa sempat memproses apa yang terjadi. Sebuah pukulan berlapis miasma bersarang di pelipis Agrori, membuatnya kembali terlembar dengan keras ke sisi yang berlainan dengan arah datangnya pukulan. Ia dengan cepat menyeimbangkan posisinya di udara hampa menggunakan sihirnya.

Mata Agrori menajam ketika dua musuhnya mendekat dengan kecepatan tinggi.

"Kalian!"

Agrori dengan perasaan kesal melesat maju, ia melakukan pukulan dan tendangan dengan kecepatan tinggi. Tapi kedua musuhnya berhasil mengimbangi. Menyadari hal ini mungkin saja akan berlangsung lama, mereka bertinga menyiapkan jurus masing-masing dalam jarak yang relatif dekat. Agrori dengan dua bulatan miasma berwarna hitam di tangannya, Sirzech dengan power of destruction yang terkompres di genggamannya, dan Naruto dengan rasengan yang memiliki 3 rasengan kecil di kelilingnya.

[Power of destruction]

[Wakusei Rasengan]

[Erase of will]

Tidak henti-hentinya ledakan terjadi di satelit alami bumi, bulan. Awalnya memang terlihat seperti sekumpulan molekul yang saling beradu di mata orang normal. Namun seiring waktu ledakan itu semakin besar hingga menarik perhatian orang-orang di permukaan bumi. Mereka saling menyimpulkan satu sama lain untuk mencari kebenarannya.

Bahkan sekarang, media masa mulai meliput kejadian yang disebut 'Fenomena kaguya' ini. ratusan orang memberikan pendapat akan hal tersebut. Tapi segera hal ini terbungkam ketika bentuk bulan yang seharusnya bulat sempurna menjadi terkikis sedikit demi sedikit.

Pihak peneliti di bumi berusaha mencari tahu alasan dibalik kejadian ini secepat mungkin, sedangkan dari pihak NASA sedang mengalami masalah dalam pengoperasian komputer. Sejak komputer mengindikasi adanya aktifitas mencurigakan di permukaan bulan, sejak itu pula komputer mereka mengalami masalah. Mulai dari layar yang selalu menjadi hitam, kemudian beralih pada screen lain yang tak kalah absurdnya.

Bukan hanya itu, beberapa detik setelah fenomena kaguya terjadi. Hampir di seluruh dunia, negara-negara yang memiliki akses atas satelit yang beroprasi di angkasa mengalami server down dan kehilangan akses selama waktu tersebut.

Manusia memang tidak memahami hal ini. Tetapi para mahkluk supranatural yang sudah terbiasa dengan kejadian 'Abnormal' mengetahuinya. Entah siapa dalang dari hancurnya sang rembulan, mereka paham betul kalau 'orang-orang' itu adalah monster.

x-x-x-x-x

Grayfia memandang cemas melalui jendela UKS. Matanya yang memancarkan kehangatan itu nampak gelisah memikirkan sang suami. Selama beberapa waktu lalu ia menjadi lebih khawatir ketika merasakan energi iblis dalam kapasitas besar yang memancar dari bulan. Itu adalah Sirzech, sang suami dan sahabat sejatinya (dulu), Agrori.

Sirzech yang sekarang tidaklah tanggung-tanggung, begitu pula dengan Agrori. Namun sedikit keanehan dapat Grayfia rasakan, yakni kekuatan lain yang tengah berbentrok dengan dua lainnya.

Mungkinkah ada pihak ketiga yang ikut dalam pertarungan tersebut? Adakah orang tersembunyi yang memiliki kekuatan sebesar ini? Siapa dia dan ada di pihak mana ia sekarang?

"Sirzech ..."

Tepat dibelakang Grayfia ada Akeno dan Rias yang tidak kalah khawatir. Mereka duduk di tepi ranjang Rias dirawat sambil berdo'a demi keselamatan sang Maou Lucifer.

"Onii-sama, menanglah."

"Sirzech-sama, berjuanglah . . ."

Di ruangazzzn itu hanya ada mereka bertiga, sedangkan anggota Osis yang ikut dalam pertarungan tadi sudah di bawa ke underworld untuk menerima penanganan lebih lanjut dari pihak rumah sakit iblis. Alasannya karena mereka mengalami luka serius. Sebenarnya keadaan Rias juga tidak lebih baik dari mereka, namun karena ia sudah mendapatkan pengobatan yang memadai dari Grayfia (yang hanya bawa satu vial air mata phenex) membuat dirinya hanya perlu di rawat biasa.

"Rias ... apa kau tahu siapa yang telah menyelamatkanmu sebelum Sirzech datang?"

Rias mendongak akan pertanyaan mendadak Grayfia, ia kemudian menggeleng. "Tidak, saat itu kesadaranku sudah hampir hilang. Semua yang kulihat terasa sangat samar sampai aku sendiri tidak tahu siapa musuh yang hampir memperkosaku . . . Kejadiannya begitu cepat, dan hanya sesuatu seperti bisikan yang bisa ku dengar. Satu-satunya hal yang ku tahu dari semua itu adalah ... dia laki-laki."

"Laki-laki?" Ulang Akeno.

Rias mengangguk, "Dia memakai seragam sekolah kita. Walau samar, aku yakin akan hal itu."

Akeno melipat lengannya di bawah dada, "Hmmm~"

"Apa kau tahu sesuatu Akeno?"

Akeno mengangguk akan pertanyaan Grayfia, ia kemudian menunjukkan gestur seolah dirinya adalah detektif. "Begini Grayfia-nee, sekolah ini kan sebelumnya hanya menerima murid perempuan saja selama beberapa generasi. Kemudian peraturan itu di ubah tahun ini agar Kiba-kun bisa masuk ke sekolah yang sama dengan Buchou."

"Lalu?"

Akeno menoleh pada Grayfia dengan tatapan serius, "Murid laki-laki di sekolah ini sangat sedikit karena peraturan sebelumnya. Hal ini juga membuat ketidak seimbang untuk komposisi kelas, perbandingan murid kelas satu antara laki-laki dan perempuan adalah 2 : 8, dan di sekolah ini hanya memiliki 6 ruangan untuk kelas 1."

Grayfia sepertinya mulai paham dengan arah pembicaraan Akeno, "Jadi maksudmu ..." Akeno membalasnya dengan sebuah anggukan.

"Tapi kupikir, siapapun dia. Pasti ada alasan kenapa selama ini ia sama sekali tidak menunjukkan dirinya."

Akeno beralih pada Rias, "Menurut Buchou begitu?"

Rias mengangguk, "Selama beberapa bulan ini kita selalu eksis dalam membasmi iblis liar yang ada di kota, entah itu yang baru muncul atau pun yang sudah memakan banyak korban, kita sudah membasmi mereka dalam jumlah yang tergolong banyak. Mustahil bagi orang tersebut untuk tidak mengetahui jati diri kita yang sebenarnya."

"Satu-satunya hal yang bisa kupikirkan adalah dia berusaha menutup diri akan eksistensinya dan bersembunyi dalam kalayak orang biasa," Lanjutnya.

Akeno dan Grayfia menatap lurus pada Rias. Alasan yang di paparkannya memang terdengar masuk akal. Namun seperti ada yang lain? Entahlah~ Grayfia dan Akeno tidak terlalu memikirkannya mengingat keadaan yang tidak cocok untuk membahas hal tersebut.

"Itu mungkin saja."

.

x-x-x-x-x

Di sebuah tempat yang tidak di ketahui. Duduk seseorang yang berbalut jas lab di depan belasan layar monitor dengan berbagai bahasa pemprograman yang tidak mungkin di pahami oleh orang awal (termasuk Author :p). Dia memperhatikan setiap monitor secara berkala dan terus melakukan pekerjaannya di sebuah keyboard dengan kecepatan tinggi.

Matanya secara bolak balik melirik ke segala arah untuk memastikan tidak ada satu pun yang terlewat. Namun di sela kegiatannya ia masih sempat berbicara dengan tenang.

"Kau sangat kejam! Apa kau tidak tahu yang namanya menahan diri? Meretas jutaan server pemerintah dalam beberapa menit itu gila, BODOH!"

Sosok di sebelahnya yang juga bekerja dengan sebuah keyboard membalasnya tanpa mengalihkan matanya dari monitor.

"Azzzz! Berhentilah mengeluh! Memangnya siapa juga yang mau melakukannya! Kalau sampai ketahuan kita berdua bakalan di penjara seumur hidup."

"LALU KENAPA KAU MENYURUHKU!"

"SUDAH DIAMLAH! Aku akan pergi, sampai aku selesai kau harus bisa menahan semuanya."

Pria dengan jas lab itu memprotes dengan keras, ia menoleh cepat pada sosok yang duduk di sampingnya. "WOI BAKA! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRIAN! KAU MAU MEMBUNUHKU!"

Tapi sayangnya sang 'teman' sudah hilang meninggalkan lemari pakaian yang kosong. Pria yang memakai jas lab bername tag Hajime itu melotot murka. pupilnyanya yang berbeda warna itu menatap garang pada sekumpulan kode yang terus saja bergerak dengan kecepatan tinggi di monitornya.

"AAAAAAARRRGG! Dasar sialan! Kau benar-benar ingin membunuhku!? Baik! Coba lakukan saja!"

Matanya yang memiliki pupil berwarna emas bersinar dengan konsentrasi yang berada di luar batas kewajaran. Seolah dia menjadi orang yang berbeda. Emosi yang sebelumnya terus meluap-luap itu perlahan menghilang seiring dengan gerakannya yang berubah menjadi lebih efisien. Bahkan kini ia kelihatan lebih mudah dalam mengontrol semua monitor di hadapannya.

"Kau akan ku kirim ke Merkurius setelah ini semua selesai, sialan."

Change Destiny : Another Dimension.

Swiiisssssh! BoooOOOOooom!

Angin kencang berkecambuk bersamaan dengan energi yang terlepas dari Agrori. Ia melesat di langit gelap menerjang Naruto dan Sirzech yang kini sudah kelelahan. Sekumpulan energi dengan kapasitas terbilang besar melapis kedua tangannya.

Bag! Bug! Bag! Bug! Seeet! Buuuug!

Naruto berusahan menghindari tiap pukulan yang terarah padanya, namun pada saat yang berlainan pertahanannya justru terbuka. Hal tersebut di manfaatkan oleh Agrori untuk mendaratkan sebuah tendangan super kuat di pinggang Naruto.

Kraaaaak!

"Akkkh!"

Sirzech mengerang kesakitan ketika tubuhnya secara spontan menjadi pengganti Naruto menerima serangan tersebut. Tulang di pinggangnya serasa patah menjadi bagian yang lebih kecil, dan dapat di rasakan ada pendarahan disana. Tetapi ia sama sekali tidak punya pilihan, satu-satunya cara agar dirinya menang adalah dengan memanfaatkan kekuatan Naruto.

"Kalian sangat keras kepala!"

Naruto mengatur nafasnya yang berat dengan cepat, "Kau tahu? Keras kepala adalah salah satu keistimewaanku."

"Ck, mungkin itu juga yang akan membuatmu mati."

Belum ...

Agrori melesatkan tinjunya lagi menuju wajah Naruto. Tetapi kali ini pukulanya tidak di hindari Naruto, melainkan tertahan oleh kedua tangannya.

"Kau!"

Belum ..

Agrori menggeram marah, ia mengeluarkan miasma di tangannya yang lain untuk melakukan pukulan lagi. Namun kembali pukulannya tidak mengenai target, kali ini ia ditahan oleh Sirzech menggunakan tangan berlapis miasma.

"Jangan melupakanku Agrori. Kau punya urusan yang lebih penting denganku."

"SIRZEEEEEEEEEECH!"

Belum.

Dengan sisa tenaganya Sirzech melepaskan kekuatan iblis yang mengambil bentuk bola bulat berwarna merah crimson ke perut Agrori. Serangan tersebut dengan telak mengenai Agrori tanpa bisa di hindari.

Tubuh pucat seputih boneka milik Agrori terlempar ke belakang dan mendarat di sebuah tanah lapang dari permukaan bulan yang tersisa. Tubrukan antara Agrori dan permukaan bulan menciptakan sebuah ledakan di susul dengan menyebarnya energi berwarna merah yang menghancurkan daerah sekitar.

Sirzech yang kehilangan kekuatannya langsung ambruk. Tubuhnya yang sudah babak belur itu nyaris saja jatuh (pergi?) ke angkasa jika saja Naruto tidak menahannya.

Sirzech mengangguk pada Naruto, 'Arigatou.'

"Hah ... hah ... hah ... Sekali lagi ..." Sirzech berusaha bangkit kembali.

"Kita akan menang ... hah ..." Begitu pula dengan Naruto.

Seet! Seet! Seet! Kraaak! Kraaak! WiiiiuuuuUUUUussshhh!

Energi iblis dengan kapasitas besar tercipta di tempat Agrori berdiri. Debu tebal yang mengelilingi area sekitar terbang menjauh ketika sosok Agrori muncul dengan sebuah bola berwarna merah crimson bercampur hitam menyerupai jilatan api terbentuk di tangannya. Aura yang terpancar dari Agrori begitu mengerikan, seolah semua kebencian di bumi terkumpul dalam bentuk bola hitam mutlak.

Agrori menajamkan matanya penuh intimidasi, "Malam ini aku akan melakukan pembalasanku padamu Sirzech, dan juga manusia kuning tidak tahu diri di sebelahmu."

Masih belum.

"Kenapa? Kenapa Agrori!? Sebenarnya apa yang kau lihat malam itu sampai dirimu berubah!?"

Agrori tertawa menanggapi, "Malam itu? Saat itu aku melihat kebenaran yang sesungguhnya, batas antara kemustahilan yang selalu aku impikan."

"Tidakkah kau sadar kalau semua ini salah?" Sirzech bangkit dan bergerak mendekat.

"Salah, eh. Betapa bodohnya. Di dunia ini tidak ada yang namanya benar atau salah. Semuanya di tentukan oleh yang kuat, sementara yang lemah hanya menerima. Bukankah itu arti sebenarnya dari perang? Membunuh musuh yang tidak sepaham dengan idealis kita dan memusnahkannya."

Sirzech menatap lurus Agrori, "KAU SALAH AGRORI!"

"TIDAK ADA YANG SALAH SELAMA AKU YANG MENANG! MUSNAHLAH KALIAN!"

[Ultimate Revenge]

MASIH BELUM!

Bola yang memiliki diameter lebih dari 5 meter itu melesat cepat menuju Sirzech beserta Naruto. Karena tubuh yang sudah berada pada batasnya, kedua pemuda itu tidak bisa mengelak lagi dari serangan Agrori.

Untuk kesekian kalinya sebuah ledakan maha dahsyat tercipta akibat serangan Agrori. Bola berwarna merah itu menyebar dalam radius yang melebihi 100 meter, dan daya kejut atas ledakan itu mengakibatkan bebatuan bulan yang tersebar di langit hancur lebur tanpa meninggalkan sebutir debu.

AAAAARRRGGHHHH! AAAAKKKKKHHHH!

Naruto dan Agrori yang berada di pusat ledakan itu mengerang kesakitan saat secara perlahan bagian tubuh mereka tersapu bagaikan debu. Lolongan penuh derita itu menggema samar di tengah kehancuran.

Agrori yang berada di luar jangkauan serangannya tersenyum lebar penuh kepuasan. Dengan daya hancur sihirnya yang dipadukan dengan power of destruction membuat level dari serangannya bisa membunuh beberapa dewa tanpa terkecuali. Mustahil ada yang bisa selamat.

"Hahahahaha hahaha ... aku melakukannya, aku membunuh Sirz-—"

Ngiiiiiiiiiiiiingggggg! WhuUUUUuuuuUUUuuuuUUUSSHH!

Sekarang!

Suara yang nyaring mendadak masuk ke ruang pendengaran Agrori, dengan keringat dingin yang mengalir dari pelipisnya ia menoleh ke belakang. Dimana berdiri sosok Sirzech dan Naruto dalam mode Rikudo. Mereka berdiri bersebalah dengan sebuah bola hitam berdiameter 15 meter sebagai penengah.

Bola hitam itu berputar dengan kecepatan yang sulit untuk dilihat dan di sekitar bola tersebut terbentuk baling-baling menyerupai shuriken yang memiliki warna merah crimson mengerikan. Tidak hanya itu, di sekeliling Naruto dan Sirzech tercipta sebuah aliran energi yang membungkus keduanya dalam momentum yang tak bisa di hentikan.

"""HOOOOOOOAAARRRRRGGGGHHHH!"""

[Senpo Bijuudama Rasenshuriken : Destruction of Sky]

Flashback.

Sirzech bersiap kembali. Dikumpulannya miasma dalam kapasitas besar di sekujur tubuhnya. Walau tanpa rencana yang jelas ia harus tetap bangkit. Dirinya sudah berbeda dari yang dulu. Harga dirinya sebagai seorang Maou tidak memperbolehkannya untuk menyerah, bahkan jika itu menjadi kematiannya.

"Kali ini pasti berhasil." Sirzech berusaha meyakinkan dirinya.

Naruto berjalan mendekat dengan wajah serius, "Sirzech?"

Mendengar namanya di panggil, Sirzech beralih pada Naruto.

"Aku punya rencana ..."

x-x-x-x-x

Sirzech menatap Naruto dengan sebuah ekspetasi, "Bagaimana?"

"Melihat dari bagaimana ia menyerang, aku mulai berfikir kalau dia adalah type yang sangat berhati-hati."

"Maksudmu?" Sirzech mengkerutkan dahinya bingung.

"Kau lihat bagaimana dia menggunakan sihir counter attacknya?" Sirzech mengangguk, "Dia selalu melakukannya ketika kita kelelahan akibat pelepasan jurus yang menguras banyak energi. Itu artinya dia hanya akan melakukan eksekusi ketika melihat kita tidak berdaya, dengan maksud lain ... tujuannya adalah untuk memberikan serangan final saat tubuh kita berada pada batasnya. Namun karena lamanya waktu yang telah terlewat dan sedikitnya informasi yang ia tahu mengenaiku, sejak pertarungan ini di mulai ia hanya memberikan tes untuk mengetahui batasan kita." Lanjut Naruto.

"Lalu rencanamu adalah memanfaatkan kewaspadaannya?" Naruto mengangguk.

"Tapi kita tidak tahu apa kelemahannya, lalu bagaimana mengalahkannya?"

"Dua detik."

Sirzech mengkerutkan keningnya, "Dua detik?"

"Ya, selama dua detik pertahanannya akan hilang dan sihir counter attacknya menjadi non-aktif. Saat itulah kita akan menyerangnya dengan kekuatan yang tersisa."

Sirzech tidak mengerti bagaimana pemuda di depannya bisa tahu mengenai interval yang bahkan dirinya sendiri tidak ketahui, mungkin saja dia mengobservasinya sedari pertarungan ini di mulai?

Itu bukan sesuatu yang akan pemula lakukan.

Sirzech merilekskan sejenak tubuhnya, "Jadi interval dari sihir counter attacknya adalah 2 detik. Itu waktu yang cukup singkat."

Naruto setuju, "Oleh karena itu ..."

Flashback End.

Mata Agrori membulat saat sebuah Rasen Shuriken berwarna hitam kelam melesat ke arahnya dalam seperekian detik, tubuhnya yang masih menerima beban atas serangan sebelumnya menjadi sulit di gerakkan. Ia bersiap menciptakan sebuah barrier untuk melindungi dirinya, namun bola energi itu memiliki kecepatan yang lebih baik.

"Si-SIALAAAN!"

KAAAAABOOOoooOOOOooOOOOM!

Ledakan yang lebih dahsyat dari sebelumnya tercipta. Rasen Shuriken yang di padukan dengan cakra biju dan kekuatan iblis Sirzech—power of destruction, menghantarkan gelombang kejut yang melontarkan apapun di sekitarnya tanpa pandang bulu.

Melihat gelombang yang kian mendekat, Naruto dan Sirzech menggunakan kekuatan yang tersisa untuk menciptakan pelindung.

Busssshhh!

Dalam waktu singkat sebuah pelindung berwarna orange trasnparan dengan bentuk menyerupai bola mengurung Naruto dan Sirzech di dalamnya. Walau demikian, daya dorong yang kuat akibat gelombang kejut tersebut tetap menekan mereka hingga puluhan meter ke belakang.

Kendati begitu, di tengah amukan rasengan gabungan itu mereka terus waspada dan memeperhatikan bagaimana Agrori merenggang nyawa. Mengingat seberapa merepotkannya jika sihir counter attack Agrori aktif, bukan hal yang berlebihan untuk menganggap pertarungan ini belum usai sampai mereka bisa memastikan dengan pasti kalau Agrori telah mati.

Sampai pada detik dimana ledakan itu usai, yang mereka lihat hanyalah kehampaan. Tidak ada mayat atau apapun yang menunjukkan Agrori masih hidup, mungkin tubuhnya juga ikut menghilang setelah menerima serangan dengan tingkat kehancuran tinggi.

Sirzech dan Naruto menghembuskan nafas lega, dengan begini maka bisa dipastikan kalau musuh mereka telah tiada dari dunia fana.

Memang menyakitkan jika menyebut ini adalah yang terbaik untuk Agrori dan Sirzech, tapi kemenangan tetaplah kemenangan.

"Trimakasih ... siapapun dirimu."

Naruto membalas dengan senyum tulus, "Aku melakukan apa yang harus kulakukan."

Mereka kemudian menuju ke sisa-sisa bulan yang tersisa. Mendudukkan diri dan merilekskan tubuh sambil menunggu energinya kembali adalah prioritas utama mereka saat ini.

Berkat pertempuran tadi pula Naruto dan Sirzech mengalami luka parah, keduanya memiliki memar di berbagai tempat, lecet di sana-sini, patah tulang di banyak bagian, dan luka menganga karena tertusuk batu yang terlempar ke segala arah. Tapi wajah mereka tidak menunjukkan kesakitan, hany raut letih dengan kulit yang memucat.

Mungkin kekurangan darah?

Sirzech Pov.

Cukup lama kami duduk dalam keadaan diam.

"Hei, namamu Sirzech bukan?" Tanya pemuda di sampingku memecah suasana.

Aku mengkerutkan dahi, bukan karena ia tidak menggunakan honorofik di namaku, Melainkan cara dia menyampaikannya. Sekilas memang terdengar ceria dan penuh antusias. Tapi disaat yang bersamaan aku merasakan udara dingin menggelitik tengkukku dan rasanya seperti ada es yang mengalir sampai ke tulang belakangku.

Aku tidak ingin berburuk sangka, tapi ini cukup menganggu.

"Benar." Jawabku pendek.

Pemuda itu menoleh padaku dengan mata yang penuh rasa penasaran, "Dan kau adalah kakaknya Rias-senpai?"

Ku anggukan kepalaku untuk menjawab pertanyaannya, dan kembali ia membalas dengan nada ceria. "Owh, pantas saja kalian sangat mirip."

Aku tertawa pelan, "Itu sudah ada di dalam gen kami. Tapi asal kau tahu saja, Rias adalah yang paling mirip dengan orang tua kami. Dia mewarisi wajah Okaa-sama dan rambut Otou-sama. Orang yang pertama kali melihat Rias pasti langsung berpikir kalau dia adalah anak bungsu dari keluarga Gremory. Jadi sangat normal jika Rias terkenal di kalangan para iblis." Jelasku dengan semangat yang datang entah darimana, membicarakan perihal adik perempuanku selalu membuatku senang. Karena sejak dulu, Rias adalah salah satu alasanku bisa bertahan menjadi pemimpin underworld. Tentunya setelah anak kebanggaanku.

"Heeehhh~! Tapi serius, aku tidak menyangka kalau Rias-senpai itu adalah iblis,"

Tawa kaku spontan keluar dari mulutku, Aku lebih tak menyangka ada manusia yang bisa menghancurkan bulan sampai begini parahnya.

Selama aku hidup sampai pada umur yang sudah tidak aku ingat lagi, belum ada satu manusia pun yang bisa menciptakan kehancuran sebesar ini. Bahkan jika mereka menggunakan teknologi modern untuk menciptakan sebuah bom nuklir, aku masih ragu mereka dapat melakukannya.

Hmmm . . . sepertinya aku punya sebuah pertanyaan sekarang.

"Jadi ... ini adalah pertama kalinya kau bertemu iblis?"

Pemuda pirang itu tersenyum jenaka padaku, "Sebenarnya beberapa kali aku bertemu dengan iblis sesat, mereka banyak menimbulkan masalah di tempatku tinggal. Jadi kuputuskan untuk menghabisi mereka sebelum korbannya bertambah. Tapi hanya sebatas itu, seumur hidup baru kali ini aku melihat yang asli."

Yah, iblis sesat memang kerap kali muncul di dunia manusia secara terang-terangan. Mereka akan melakukan apapun tanpa memikirkan sebab akibat dari perbuatannya. Di fikirannya hanya ada keinginan untuk membunuh dan memangsa, bahkan tak jarang pula ada stray devil yang menjadi buronan para manusia karena kegilaannya. Jadi wajar saja jika ada satu atau dua iblis yang muncul di kediaman pemuda ini, itu masih wajar ... mungkin?

Ada sesuatu yang janggal di ceritanya, "Kalau memang ini adalah kali pertama kau melihat yang asli ... lalu bagaimana caramu membedakan antara yang sesat dan asli?"

Jika ini adalah pertemuan pertamanya dengan iblis, bisa saja dia menyamakan keduanya tanpa pikir panjang. Lagipula, manusia itu makhluk yang terkadang berpikir pendek. Mereka tidak akan bisa membedakan mana hitam dan putih asalkan bisa menghilangkan segala ancaman yang menganggunya. Itu sifat naluriah, karena manusia adalah makhluk sosial paling egois yang tidak akan mau ikut campur jika ada masalah di dekatnya.

Benar, manusia itu selalu berusaha menghindari masalah. Padahal sejak awal mereka lah yang menciptakan masalah itu.

Tapi kesampingkan hal tersebut. Itu masalah lain di waktu yang lain.

Pemuda di sampingku memiringkan kepalanya dengan salah satu tangan menyentuh dagu, "Ini cerita lama, apa kau tidak keberatan mendengarkan?"

"Tidak masalah, kita punya banyak waktu sampai tenaga kita pulih."

Ia mengangguk pelan dengan seulas senyum ramah di wajahnya, "Waktu aku kecil ... kira-kira 6 tahun lalu. Aku pernah berniat menghabisi salah satu monster yang kerap kali memakan manusia di sekitar tempat tinggalku, dia membunuh beberapa orang hingga komplek tempatku tinggal ramai akan rumor-rumor aneh. Karena hal itu pula sekolahku sampai meliburkan murid sampai pembunuhnya ketemu. Itu adalah saat-saat yang sengat membosankan bagiku. Jadi kuputuskan untuk melawan mereka.

"Tapi pada saat itu muncul orang-orang yang dipanggil Exorcist, mereka bertarung dengan para iblis sesat dengan sangat sengit. Di penghujung pertarungan mereka banyak berbicara mengenai banyak hal, kau tahu lah~ semacam meminta penjelasan atas semua keributan yang ada. Dan disana pula mereka mulai menyinggung tentang iblis liar, iblis murni, iblis reinkarnasi, bahkan sampai sesuatu yang di sebut evil piece." Jelasnya.

Aku mengerti kalau beberapa orang bertarung dengan banyak dialog. Itu hebat dan terasa sangat menggairahkan tanpa alasan yang jelas. Tapi hei! "Mereka benar-benar membicarakan itu?"

Menjawab atas pertanyaanku, pemuda pirang itu mengangguk.

"Namun penjelasan mereka terasa ambigu dan itu membingungkanku, jadi kupikir ... jika ada iblis yang memiliki fisik seperti monster, maka ia adalah tersesat," Tutup ia pada akhirnya.

Dan kau melewatkan beberapa bagian pentingnya baka. Evil piece itu lebih dari sekedar nama, mereka bisa menciptakan pasukan loyal dengan kekuatan yang beragam. Di tengah menyusutnya jumlah iblis, Evil piece adalah salah satu penemuan hebat yang membuat para iblis bisa bertahan sampai sekarang. Tapi syukurlah kau tidak memperhatikannya.

"Yeah, kupikir kau punya banyak pengalaman dalam menangani iblis tersesat."

Pemuda pirang itu mengangguk, "Tentu, aku mulai memburu mereka sejak masuk SMP."

Aku menoleh dengan ekspresi rumit. Barusan aku tidak salah dengar `kan? Sejak SMP? Apa itu tidak terlalu muda untuk membunuh iblis sesat? Memang sih Rias memulai pemburuannya sejak berumur 6 tahun, tapi itu karena ia berasal dari keluarga Gremory. Pilar yang masih eksis di underworld dengan berbagai cerita tentang kekauatan penghancurnya. Lalu bagaiamana dengan seorang manusia? Bukankah mereka adalah individu dengan kemampuan fisik terbatas dan kekuatan sihir yang hampir nol.

Orang ini benar-benar membangkitkan minatku.

"Hei, apa kau mau membantu Rias? Dia punya beberapa masalah dalam latihannya dan kupikir ... jika ada seseorang sepertimu di sisinya, dia akan bisa berkembang lebih jauh lagi."

Bola mata shafirnya melebar, ia kelihatan terkejut dengan proposal yang ku ajukan secara mendadak. Sebenarnya ini sangat ceroboh untuk mempercayakan adik perempuanku pada orang yang baru ku kenal. Tapi entah kenapa ... aku merasa seperti bisa mempercayainya. Sebuah pertanda kah?

Ia kelihatan memikirkan hal ini dengan serius, itu terbukti dengan ekspresinya yang sedikit mengkerut dari sebelumnya. Bagus, pikirkanlah baik-baik dan beri sebuah jawaban memuaskan untukku.

Aku paham jika berada di dekat Rias itu sangat sulit. Dia cantik, berasal dari keluarga bangsawan, dan pintar. Jadi wajar saja jika kau merasa terkejut jika tiba-tiba di tawarkan untuk berada di sisinya. Fufufufu~ tapi tenang saja, aku akan berdoa agar suatu hari nanti kau memanggilku Onii-sama, Pirang-san. Itu pasti akan terdengar sangat bagus—

"Maaf, tapi aku harus menolaknya." Ujarnya sambil mengalihkan perhatiannya ke bumi.

Untuk beberapa saat aku terdiam akan jawabannya. Ini bukan berarti aku tidak memprediksi penolakannya, hanya saja ... orang yang sedang kita bicarakan ini adalah Rias. Sosok perfeksionis yang umumnya dapat membuat setiap kaum adam (manusia) terbengong-bengong akan kecantikannya. Jika dia manusia normal seharusnya ini menjadi kesempatan yang bagus bukan?

"Alasanmu?"

"Bukan hal yang spesial. Aku punya tujuan dan hanya ingin fokus untuk mencapainya." Ucapnya sambil berdiri dan membersihkan debu yang menempel di seragamnya, "Itu juga yang membawaku sampai sejauh ini."

Alasannya terdengar masuk akal, tapi aku tidak boleh menyerah begitu mudah.

"Apa kau tidak bisa membuat pengecualian?" Bujukku.

"Sirzech ... –san? Ku pikir kau tidak perlu berlebihan mengkhawatirkan Rias-senpai. Dia sudah dewasa, kau harus bisa lebih mempercayainya."

Aku benci mengakuinya, tapi perkataannya benar. Aku sangat mengkhawatirkan Rias, hal tersebut bukan tanpa alasan. Dibalik pemerintahan yang ku pimpin terdapat sisi gelap yang akan selalu mencoba untuk menjatuhkanku. Ketika menghadapiku secara langsung adalah sebuah kekalahan, cara licik merupakan sebuah alternatif.

Kali ini mungkin hanya Agrori, tapi bagaimana ke depannya?

Menghembuskan nafas berat memikirkan tantangan yang akan Rias hadapi sekaligus di tolaknya proposal 'pencalonan'nya, aku bertanya kembali, "Jika kejadian seperti ini terulang kembali, apa kau mau meminjamkan kekuatanmu untuk melindungi Rias?"

"Aku tidak bisa menjanjikannya. Tapi ketika temanku dalam bahaya, aku pasti akan menyelematkannya."

Jawabannya terkesan ambigu, antara ya dan tidak. Tapi kukira itulah yang terbaik untuk sekarang. Semoga ke depannya Rias bisa akrab dengan pemuda ini.

"Trimakasih." Balasku dengan senyum tulus.

Sirzech Pov End.

Memandang hamparan laut yang ternoda oleh sekumpulan pulau hijau berbalut putihnya uap air di udara, Naruto dan Sirzech menikmati waktu istirahatnya sambil memandang bumi. Menyesapi suasana angkasa dengan perasaan damai yang seharusnya menjadi kuburan mutlak bagi makhluk bumi tanpa perangkat pendukung.

Jika memungkinkan tidak ada bebatuan bulan dan sampah luar angkasa lainnya yang berserakan dimana-mana, pemandangan tersebut pasti bisa menghilangkan kelelahan dengan sangat cepat.

Namun apa mau dikata, mereka tidak mungkin mengeluhkannya mengingat semua kehancuran ini adalah perbuatan keduanya. Walau pun dimaksudkan agar bumi tidak mengalami kehancuran nahas seperti bulan, tapi tetap saja dampak dari runtuhnya sang satelit bumi akan menjadi kegemparan internasional, terutama di ranah manusia.

Naruto memikirkan hal ini sebelum pertarungan dimulai. Ia bisa saja memindahkan Agrori ke tempat yang tidak mungkin terjangkau oleh pengetahuan manusia. Tetapi energi yang dimilikinya sangat tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Apalagi jika setelah melakukan teleport Naruto mengalami miskalkulasi yang berakibat pada kematian sia-sia. Itu akan menjadi akhir yang sangat tragis.

Mati menyelamatkan bumi tanpa ada satu orang pun yang tahu!

Hell! Itu bukan yang Naruto inginkan!

Pemuda pemilik garis 3 pasang di wajahnya ini tidak bisa melakukannya. Ia mempunyai tujuan yang wajib di capai sejak kelahirannya ke dimensi aneh ini. Jika saja dia melakukan aksi gila tersebut tanpa adanya rencana terlebih dahulu, mungkin nantinya Naruto akan jadi arwah penasaran yang akan terus mencari keberadaan dari 'sosok berjubah hitam'.

Woah~!

Plak!

Naruto menampar wajahnya sendiri karena pikiran ngelanturnya.

Apa yang kupikirkan!? Aku tidak akan mati sebelum bisa mengubah takdir teman-temanku. Ini sudah kepalang tanggung, tidak ada pilihan selain meneruskannya.

"Kau tidak apa-apa?" Sirzech bertanya memastikan kondisi dari si pemuda rubah. Sedari tadi mereka tidak berkata apa-apa lagi semenjak percakapan sebelumnya. Tapi Naruto secara tiba-tiba malah menampar wajahnya sendiri. Apa mungkin ada sesuatu yang mengganggunya?

"Eh, ah, ya ... aku hanya sedikit melamun tadi." Jawab Naruto jujur.

"Apa kalian pernah mendengarnya? Bahwa ketika seseorang kelaparan, mereka cenderung berimaginasi mengenai banyak hal."

"Belum pernah dengar. Apa maksudmu aku sedang kelaparan?"

"Pertarungan tadi pasti menguras banyak energi, mungkin itu juga yang membuatmu kelaparan?" Tanya sebuah suara di sebelah Sirzech.

Pemuda pemegang gelar Maou Lucifer itu membalas tanpa menoleh ke sumber suara, "Sepertinya makanan tidak akan cocok disini."

"Hn."

"Huh!? Begitu kah?"

"Tentu saja, kita ini ada di tempat hampa udara dimana kandungan oksigennya adalah nol dengan gaya grafitasi yang sangat ringan. Menurutmu apa yang akan terjadi pada makanan jika menerima perlakuan tersebut? belum lagi dengan tekanan luar angkasa yang—"

Eh?

Naruto menoleh ke samping dimana suara tadi berasal.

"—Huh!? Kau siapa?"

Sirzech juga menyadarinya setelah mendengar pertanyaan Naruto, ia menoleh ke sampingnya sambil menjaga jarak sebisanya.

Disana, duduk 'seseorang' asing dengan santainya. Memakai setelan jas hitam berlapis kemeja putih lengkap dengan sepasang sarung tangan hitam 'aneh' di kedua tangannya. Rambutnya berwarna pirang lebih hitam dari milik Naruto, dan wajahnya tidak nampak karena tertutup masker gas full face.

Ia menatap Sirzech dan Naruto dari balik maskernya. Ekspresinya tidak dapat diketahui karena (masker)nya. Tetapi bukan penampilannya yang membuat kedua biang kehancuran bulan itu bingung. Melainkan aura yang terpancar dari orang di hadapannya.

Sosok yang tiba-tiba muncul itu sama sekali tidak memiliki hawa keberadaan / aura tetap. Ia seolah berkamuflase dengan suasana sekitar dan secara natural masuk ke dalam atmosfir pembicaraan (Naruto-Sirzech) tanpa ada yang sadar. Bahkan saat Sirzech mencoba merasakan aura yang terpancar dari sosok asing tersebut, hanya kekosongan yang bisa ia rasakan.

Lupakan tentang aura iblis ataupun da-tenshi, dia bahkan tak terasa seperti manusia.

Sementara Sirzech terhanyut dalam pikirannya, sosok itu berdiri dengan santainya, "Aku? Aku hanya manusia biasa yang kebetulan lewat." Balas sosok itu kelewat polos yang di respon dengan ekspresi heran di wajah lawan bicaranya.

Manusia? Di bulan? Kebetulan lewat?, batin Naruto sweadrop.

Tersadar dari lamunannya, kemudian Sirzech bertanya.

"Apa maumu?"

Bukannya menjawab pertanyaan Sirzech, sosok itu malah berjalan mendekat pada dua orang di hadapannya dengan tenang. "Aku kagum pada kekuatan kalian. Kemampuan untuk menghancurkan sebuah satelit kecil seperti bulan bukan sesuatu yang wajar dilakukan oleh manusia. Tapi hanya sebatas itu, jika kita bertarung sekarang ... bisa ku katakan kalian bisa kubunuh dengan mudah."

Naruto menatap tajam pria di hadapannya. Ia tidak suka menyombongkan kekuatannya di depan rekan dan teman-temannya. Tapi bukan berarti dia menyukai orang yang meremehkannya tanpa mengetahui semua yang ia lalui untuk sampai sejauh ini. Menurut Naruto ... itu sangat memuakkan.

"Aku tidak akan mati semudah itu." Balasnya.

Pria bermasker itu balik menatap Naruto, ia cukup lama terdiam untuk memperhatikan Naruto. Mulai dari luka-luka di sekujur tubuh, rambut acak-acakan, dan mata yang menatapnya tajam tanpa adanya rasa takut. "Kau orang yang menarik, aku menyukai sikap optimismu. Tapi pada kenyataannya ... aku bisa membunuhmu dengan mudah, percayalah."

"Jangan mengkhayal, selama ini aku sudah berlatih keras untuk melawan dia. Kau pikir bisa membunuhku dengan mudah!?" Naruto kembali membalasnya dengan suara yang lebih melengking dari sebelumnya.

...

...

...

..

.

Seeeeet ...

"Tentu." Dalam sekejap pria bermasker itu sudah berada di hadapan Naruto dengan sebuah pisau tertempel di leher si pemuda rubah.

Mata Naruto membulat karena keterkejutannya. Gerakan tadi bukanlah sesuatu yang spesial seperti Hiraishin atau pun shunshin. Apa yang Naruto lihat hanya sekedar gerakan normal dimana si pria bermasker berjalan dengan tenang dan tanpa suara menuju ke arahnya.

Sekali lagi Naruto harus menekankannya, sosok itu berjalan tanpa suara. Entah itu langkah kaki, gesekan antar kain ketika berjalan, deru nafas ketika menarik ataupun mengeluarkan udara, bahkan detak jantung yang menandakan seseorang masih hidup. Semua itu tidak terdengar oleh indra pendengaran super (Seorang Shinobi) milik Naruto. Tapi lebih dari yang lainnya, Naruto juga sempat dibuat kebingungan selama beberapa saat.

Sebelumnya ia sangat yakin kalau sosok itu ada 2 meter di depannya. Namun tiba-tiba hawa keberadaannya menghilang dan ketika Naruto sadar, sebuah pisau lipat sudah tertempel di lehernya.

Meskipun terlihat cepat. Tapi sebenarnya biasa.

"Kuhk!"

"Oh jangan khawatir, aku bukan pembunuh yang asal bunuh orang lain kok. Anggap saja sebagai souvenir dari pertemuan kita."

Naruto berusaha menjaga jaraknya, tapi dalam sekejap pisau tersebut menggores leher Naruto. Tidak terlalu dalam sih, tapi tetap mengeluarkan darah.

"Sebelum ini berlanjut ke hal yang lebih buruk." Sirzech berusaha menengahi keduanya, meskipun ia yakin kalau Naruto tidak akan memperpanjang ini kecuali jika sosok misterius itu adalah musuh. "Aku ingin tahu siapa kau dan apa tujuanmu kesini? Ini bukan tempat yang seharusnya di kunjungi manusia." Tanyanya.

"Code name-ku Shinigami dan tujuanku menemui kalian adalah untuk membuat kesepakatan."

Sebelah alis Naruto terangkat mendengar alasan Shinigami. "Kesepakatan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Naruto, sosok tersebut malah mengeluarkan sebuah smartphone dari jasnya. Ia menekan layar touchscreennya beberapa kali kemudian menunjukkannya pada Sirzech dan Naruto.

Kedua pemuda itu saling pandang, kemudian fokus pada smartphone yang ternyata tengah menunjukkan sebuah video berdurasi 5 menit. Kualitasnya tidak terlalu jernih, mungkin karena video ini direkam dari jarak yang lumayan jauh. Namun tetap saja hal tersebut tidak menghalangi seseorang untuk tahu apa yang terekam disana.

Terlihat permukaan putih layaknya salju yang kemudian hancur berkat sebuah laser berwarna merah dan hitam, tak beberapa lama muncul sebuah bola biru di antara keduanya yang kemudian melebar dan menghancurkan salju di sekelilingnya. Setelah tuburkan itu, tercipta gelombang kejut super besar lainnya yang kemudian menghantam daerah sekitarnya dan menjadikan tanahnya terlihat seperti jurang.

Well, itu saja. Mungkin semacam cuplikan dari sebuah film terbaru, atau kejadian alam yang di percepat pada batas tertentu. Memangnya apa hubungannya dengan pertarungan tadi? Itu adalah apa yang ada di pikiran Naruto.

Tapi ...

Tunggu!?

"I-ini kan ..."

Sosok itu mengangguk atas ucapan Sirzech. "Apa kalian pernah berpikir bagaimana reaksi manusia biasa jika melihat video ini? Bukan hanya keberadaan makhluk supranatural yang akan terekspose. Tapi teman-teman, keluarga, dan dirimu akan berada dalam bahaya."

Ia kemudian menoleh pada Naruto, "Terutama kau."

Cukup lama Sirzech dan Naruto untuk memahami situasinya. Tapi mengingat bagaimana keadaan bulan dan kuatnya kemampuan mereka, bisa saja pemerintah atau organisasi rahasia dunia mulai mencari dan memburu keduanya. Itu akan buruk dan menjadi semakin buruk jika mereka di nyatakan sebagai penjahat karena telah mengubah bentuk bulan yang seharusnya menyerupai bola.

"Aku mengerti." Balas Naruto, "Jadi kau menjadikan video itu sebagai alat untuk memeras kami?" Lanjutnya.

"Maaa ... maaa ... Jangan khawatir, kesepakatan yang ku ajukan akan menguntungkan kedua belah pihak. Sedangkan video itu hanya sebagai media agar kau menerima kesepakatannya."

"Intinya kau tidak memberikan kami pilihan selain menerimanya."

Shinigami tertawa pelan karena ucapan Sirzech, kemudian dia mengangguk. "Itu terlalu kasar. Tapi aku menyukai cara berpikirmu, Iblis."

Ekspresi Sirzech mengeras. Mempersiapkan energi iblis yang sudah ia kumpulkan sedari tadi, pemuda dengan surai merah crimson itu berniat membungkam Shinigami dengan kekerasan. Ia tidak menyukai kesepakatan yang menjurus pada pemerasan, karena biasanya kesepatan itu hanya akan menjadi keuntungan untuk satu pihak dan kerugaian bagi pihak lainnya.

Naruto yang menyadari tindakan Sirzech merentangkan sebelah tangannya bermaksud menahan sang Maou Lucifer.

"Jangan melawannya."

"Tapi ..."

"Energi kita belum sepenuhnya pulih dari pertarungan sebelumnya. Jika bertarung lagi, kemungkinan besar kita akan kalah. Apalagi—" Naruto melirik sekilas pada Shinigami, "—Dia bukan orang yang bisa dikalahkan dengan mudah."

Sirzech ingin membantah pernyataan pemuda di sampingnya. Tapi menilai dari kondisi yang ada, bertarung sekarang bukanlah pilihan yang tepat. Energinya memang sudah terisi semenjak tubuhnya beristirahat, tapi jumlahnya belum cukup untuk di gunakan dalam pertempuran (sengit).

Jadi yang Sirzech lakukan hanya menghembuskan desahan pasrah sambil merilekskan tubuhnya yang mendadak tegang karena tekanan dari Shinigami.

"Apa kesepakatannya?" Tanya Naruto.

"Hmmm ... itu baru namanya semangat." Shinigami berbalik arah dan mulai beranjak pergi, "Secepatnya aku akan menghubungi kalian berdua. Jadi bersabarlah~"

"Oh dan satu lagi," Sosok tertutup masker gas itu menoleh pada Sirzech, "Agrori masih hidup," Lanjutnya.

Butuh beberapa detik bagi Sirzech mencerna perkataan Shinigami. Otak cerdasnya berusaha memahami maksud dari ucapan tadi. Namun itu tak ayal membuat dirinya kebingungan.

"Apa maksudmu!?" Tanya Sirzech naik satu oktaf.

Naruto juga hendak menanyakan hal yang sama dengan Sirzech. Tapi sosok tersebut mengabaikannya dan berjalan pergi. Sirzech mengejar shinigami, namun ketika sebuah batu bulan melayang di angkasa melewati celah antara dirinya dan shinigami, sosok itu sudah menghilang.

"Kemana perginya?"

Iris mata Sirzech menerawang ke segala tempat yang diperkirakan menjadi tempat Shinigami bersembunyi. Tetapi hasilnya nihil, sosok tersebut sudah benar-benar menghilang bersamaan dengan hawa keberadaannya.

"Siapa sebenarnya dia?"

To Be Continue.

Profil Tokoh.

1. Nama : Rahasia.

Code Name : Shinigami (Diberikan sepihak oleh Nagumo)

2. Nama : Hajime Nagumo. (Arifureta)

Code Name : Predator (Diberikan sepihak oleh Shinigami).

Q&A

[Author, nanti Naruto bakalan jadi iblis gak?]

Jawaban saya adalah tidak. Naruto tidak akan menjadi iblis karena itu hanya akan menjadi pembatas baginya dalam melakukan sesuatu. Lagipula saya juga gak suka kalau Naruto harus jadi seorang bawahan, padahal kekuatan dia kan termasuk top class di dunia shinobi :3

[Perasaan gaya bertarung Naruto lebih banyak pake senjata deh, padahal di animenya Naruto itu termasuk ninja yang cerdik. Terutama saat melawan musuh-musuh yang lebih kuat darinya. Sengaja atau tidak thor?]

Penggunaan senjata hanya sebagai pengalihan saja. Coba tengok kembali anime Naruto, yakin deh kalau kunai / shuriken (milik Naruto) jarang dipake buat finishing attack. Kebanyakan hanya di lempar terus ketangkis ama musuhnya. Adapun adu sabetan pake kunai cuman buat saling nangkis aja. So, saya pikir senjata itu adalah unsur yang penting bagi shinobi, tapi disisi lain ini hanya sebagai jual beli serangan dan bukannya saling membunuh dalam maksud sebenarnya.

[Bukannya sangat berlebihan membuat Agrori dapat menahan rasengan Naruto dengan tangannya?]

Gak juga kok. Kalau lihat di anime / komiknya ada shinobi yang bisa nahan rasengan Naruto tanpa di sentuh malah (Pein). Dan ada pula shinobi yang gak tergores sedikit pun setelah menerima Rasenshuriken Naruto mode cakra bijuu, inget bapaknya raikage? :3

Jadi wajar aja menurut saya kalau Rasengan Odama Naruto ketahan ama Agrori, mengingat dia ada di tingkatan yang sama dengan Sirzech. ^_^)

Author Note.

Maaf sebelumnya karena telat update. Saya sebenarnya gak suka cari-cari alasan untuk nutupin kesalahan saya. Tapi apa mau dikata, mata saya sepertinya sudah agak error.

Waktu baca-baca sesuatu rasanya mata jadi sakit dan beberapa waktu lalu pandangan saya jadi agak buram. Mungkin tanda-tanda saya harus mulai pakai kacamata? Entahlah, yang pastinya hal ini menganggu proses penyuntingan chapter 8. Kalau hanya ngetik saya masih bisa, karena udah hafal tiap tombol di keyboard. Tapi kalau ada typo? Terpaksa harus baca lagi hingga berulang-ulang dan ini lah yang menjadi kendala terbesar saya.

Mungkin itu aja, sampai ketemu di chapter depan ^_^)

Bocoran, chapter depan kita santai-santai aja. Arc ini selesai dan siap2 buat masalah baru.

Shinigami adalah tokoh penting di Arc besok, bisa tebak siapa dia? :3