Warning: Tenang. Ini bukan PWP. Tapi seperti biasa saya ngewarning buat yang gasuka kalau Soonyoung Jihoon nya saya nistakan sedemikian rupa, close tab aja ya.
.
.
Step
.
.
~Hunaxx present~
.
.
This is YAOI. Don't like? Don't read. No bash and no plagiat ofc. Okay?
.
.
ENJOY!
.
.
.
Soonyoung. Siswa tampan berusia 17 tahun. Jomblo. Yang sampai sekarang menjadi misteri mengapa dia masih menjadi jomblo, yang untungnya tidak ngenes. Padahal disekolahnya banyak wanita yang mengantri untuk sekedar one night stand dengan dirinya.
Soonyoung suka mengambil foto, awalnya dia hanya iseng, tapi semakin lama malah menjadi hobi. Hasil fotonya sering diikut sertakan dalam lomba, dan hasilnya tidak mengecewakan, selalu mendapat peringkat tiga besar.
Soonyoung juga sering menjadi fotografer dadakan sekolah. Apabila disekolahnya sedang ada acara, kau pasti akan melihat Soonyoung yang berkeliaran kesana kemari dengan canon 60D miliknya, yang sibuk mengabadikan setiap momen yang ada.
Soonyoung paling suka memfoto model, alasannya simpel—
"bukankah menyenangkan ketika kau memfoto seorang gadis seksi yang mempunyai dada besar?"
—dan setelah berkata seperti itu, teman-temannya langsung menyorakinya,
"Dasar jomblo"
Miris.
Soonyoung itu tampan.
Tapi Jomblo kelas atas.
.
Soonyoung suka memfoto model. Dia begitu semangat jika memfoto seorang gadis yang berdandan sedemikian rupa untuk diabadikan di dalam kameranya. Apalagi jika gadis itu merupakan gadis-gadis idola sekolah.
Tapi akhir-akhir ini Soonyoung mendapatkan objek baru.
Objek yang begitu menarik, sampai-sampai Soonyoung tidak bisa berhenti memotret objek tersebut dengan kameranya. Soonyoung selalu memotretnya, tidak peduli dimanapun, kapanpun. Saat dia melihat objek tersebut, dia akan langsung mengeluarkan kameranya dan memotretnya.
PD senior high school, tempat Soonyoung menuntut ilmu mengadakan acara tahunan. Pentas seni. Dimana seluruh panitia disibukkan dengan persiapan acara. Soonyoung juga merupakan panitia, tapi dia hanya bertugas di outdoor. Seperti biasa, sebagai seorang fotografer dadakan. Hanya memfoto saja, Soonyoung tidak mau direpotkan lebih dari itu.
Jepret
Jepret
Jepret
Jepr—
"Soonyoung! Foto yang bagian sini dong, jangan Jihoon yang difoto terus!" Soonyoung mendengus sebal, tapi wajahnya menahan malu. Kan jadi ketahuan dia memfoto objek itu terus.
Soonyoung kesal setengah mati. Padahal tadi Soonyoung sedang asik memotret objek baru nya. Nampak indah sekali. Baru kali ini dia melihat objek tersebut dan sepertinya cameranya tidak dapat berhenti membidik keindahan dari objek tersebut. Sayang sekali ada saja yang mengusik kesenangannya.
Soonyoung berjalan ke pinggir panggung yang sudah disiapkan untuk acara. Dia duduk lalu melihat ke sekitar, banyak panitia yang berlalu lalang menegerjakan ini itu. Tugas Soonyoung hanya sebagai bagian dokumentasi, jadi dia hanya akan memotret apabila ada momen yang bagus.
Soonyoung mengarahkan camera ke arah panitia yang sedang mengatur untuk beberapa stan saat dirasanya pundaknya ditepuk pelan oleh seseorang—
"eum misi. Kau tau dimana Seungcheol hyung berada?"
—Soonyoung menoleh, dan saat itu dunianya seperti berporos pada pria berambut sewarna caramel yang sekarang sedang menatapnya.
"Jihoon-ie?" Soonyoung berucap tanpa sadar. Pria mungil yang ada di hadapannya mengernyitkan dahinya.
"Aku tidak ingat kita pernah bertemu sebelumnya. Bagaimana kau tahu namaku?"
Mendengar kata kita, entah kenapa Soonyoung jadi baper. Ya emang dasar jomblo gampang baper.
"Tentu saja aku tahu—
Soonyoung berdehem ganteng,
—kau imut sekali. Aku cium boleh ya?" lalu mengedipkan sebelah matanya.
Sementara Jihoon, dia langsung berbalik meninggalkan Soonyoung. Melangkahkan kakinya lebar-lebar.
Wajahnya memerah hingga ke telinga.
.
Soonyoung sedang membuka laptopnya. Tersenyum lebar ketika membuka salah satu foldernya. Folder paling berharga.
Jihoonieku.
Iya. Itu nama foldernya. Alay 'kan? Yah tapi mau bagaimana lagi. Sudah kepalang cinta. Sayang Soonyoung tidak punya nyali untuk mendekati Jihoon lebih jauh lagi.
Dari nama foldernya saja sudah jelas-jelas Jihoon. Jadi jika kau membuka folder itu, akan nampak foto Jihoon yang tidak terhitung jumlahnya. Dari mulai foto Jihoon bersama teman-temannya. Sampai foto candidnya. Tapi lebih banyak foto candid sih. Jelas saja, Soonyoung kan seringnya memfoto Jihoon tanpa diketahui si pria mungil nan manis itu.
Ada foto Jihoon yang sedang tertawa lebar hingga matanya nyaris menghilang. Soonyoung rasa orang lain akan iri karena dia mempunyai potret salah satu malaikat Tuhan yang sangat indah. Iya Soonyoung memang berlebihan. Tapi memang Jihoon yang sedang tertawa sangatlah manis seperti permen kapas yang sering dibeli oleh sepupu Soonyoung.
Ada juga foto Jihoon yang sedang mengerucutkan bibirnya. Bajunya basah di bagian depannya. Dan setelah diusut, ternyata ada adik kelas yang tidak sengaja menabrak Jihoon yang sedang meminum jus. Akhirnya jus tersebut tumpah ruah ke baju Jihoon. Soonyoung waktu itu ingin datang membantu, tapi terlambat. Seungcheol, kakak tingkatnya yang merupakan idola sekolah sudah datang lebih dulu dan membantu Jihoon.
Kala itu Soonyoung sangat lah kesal. Niatnya untuk mendekati Jihoon jadi gagal. Tidak sadar, dia menendang kaleng yang ada didepannya dan mengenai salah satu guru yang sedang lewat. Setelahnya dia dihukum membersihkat toilet hingga sore.
Nah, kalau yang ini foto ketika acara ulangtahun sekolah. Jihoon diberi kesempatan untuk tampil dengan menyanyikan sebuah lagu. Manis sekali. Soonyoung baru tahu jika Jihoon mempunyai suara yang sangat indah. Benar-benar sempurna untuk menjadi pendamping hidup Soonyoung nanti.
Ehem.
Tidak apa. Berkhayal sedikit tidak dosa, kan.
Iyain aja buat Soonyoung.
Lalu foto yang ini—
"B-bokong Jihoonie?!"
—sebentar. Soonyoung membulatkan matanya. Matanya tidak berkedip menatap layar laptopnya.
Soonyoung lupa, bahkan tidak ingat dia pernah memfoto itu. Iya, masih foto Jihoon. Jihoon sedang menunduk seperti membenarkan tali sepatunya. Foto itu diambil dari belakang. Dan entah Soonyoung sedang beruntung atau bagaimana, bokong Jihoon jadi sangat menjeplak hingga belahan bokongnya. Mungkin celana sekolahnya terlalu ketat, atau apa Soonyoung tidak perduli.
Soonyoung menelan susah salivanya. Walaupun hanya sebuah foto, tapi tetap saja potret bokong bulat milik Jihoon nampak begitu menggoda baginya. Soonyoung jadi membayangkan bagaimana kalau—
"Anghh Soonyoungie—ohh"
"Jihoonie ahh kau nikmat sekali sayanghh—mhh"
"Soonyoungie ahh lebih dalam ahhh"
"Kau indah sekali sayang—
—apa apaan.
Soonyoung menggeleng-gelengkan kepalanya bisa dia tiba-tiba membayangkan sedang menusuk lubang Jihoon hanya karena melihat foto bokong bulatnya.
Soonyoung meringis. Dia menatap ke arah selangkangannya yang sudah menggembung.
"Jihoonie suatu saat kau akan bertanggung jawab karena sudah membuat adik kecilku bangun" lalu Soonyoung beranjak menuju kamar mandi, ada urusan.
Oh sepertinya ada yang menyebutkan nama Jihoonie di dalam kamar mandi.
.
"Soonyoung"
"Hm"
"Lihat itu, bukankah Jieqiong sangatlah cantik?"
Soonyoung mengalihkan pandangannya ke luar kelas. Terdapat seorang gadis berambut hitam panjang bergelombang yang sedang bercengkerama dengan beberapa teman sekelasnya. Soonyoung tahu dia siapa, Jieqiong. Berada satu tingkat dibawahnya. Parasnya sangat cantik, baik hati juga. Hingga banyak pria yang mengerjarnya.
Tapi Soonyoung tidak mengabaikannya. Lalu lanjut memainkan game di ponselnya.
Di matanya tetap Jihoon yang bersinar. Asik.
Tidak mendapat respon, pria disebelah Soonyoung menepuk keras pundaknya, "ya! Kau ini gimana mau taken kalau cuek banget kayak gitu. Jangan cuman fotoin gadis-gadis berdada besar, cobalah dekati mereka"
Itu suara Jun. Lengkapnya Wen Junhui. Pria asal china yang tinggal di korea. Teman sekelas Soonyoung yang menurutnya sangatlah berisik. Soonyoung terkadang tidak sadar diri.
"Terlalu malas" balas Soonyoung cuek. Jun mendengus.
"Ya diotakmu kan cuma ada Jihoon Jihoon itu"
"Itu tau"
"Kenapa tidak mendekatinya? Memangnya tidak capek terus menjadistalkernya? Memotretnya terus tanpa diketahuinya"
Soonyoung terdiam. Tidak ada niatan untuk membalas perkatan temannya tersebut.
"Kau tahu tidak? Katanya Seungcheol sunbae juga naksir Jihoon loh. Mereka juga sudah dekat dari kecil. Katanya juga Seungcheol sunbae ingin menyatakan cintanya pada—
Brak.
Soonyoung menggebrak meja. Seisi kelas langsung memerhatikannya. Jun tidak melanjutkan bicaranya. Setelahnya Soonyoung langsung berlalu begitu saja.
.
"Soonyoung"
"Ya kenap—uhuk" Soonyoung tersedak roti yang sedang dimakannya.
Bagaimana tidak, dia tadi sedang menikmati makanannya ketika seseorang memanggilnya. Dan ketika dia menoleh, terdapat Wonwoo. Teman sekelasnya yang mempunyai wajah sedatar lantai kantin. Tidak, tidak ada yang salah dari Wonwoo hingga membuatnya tersedak.
Tapi coba pandangannya dialihkan ke sebelah Wonwoo.
Terdapat seonggok—ehm maaf. Maksudnya seorang pria, berambut ungu dengan wajah imut nan manis. Kalau saja tidak ada Wonwoo disebelahnyadan seragam sma yang digunakannya, pria itu lebih mirip anak smp yang tersasar disini karena mencari kakaknya.
Pria berambut ungu itu menatap Soonyoung agak sebal. Dia jadi teringat kejadian berminggu-minggu yang lalu.
—kau imut sekali. Aku cium boleh ya?"
Mengingat itu Jihoon jadi kesal sendiri. Apa-apaan pria itu dengan seenaknya bilang ingin mencium dirinya. Dan kenapa pula Wonwoo kenal dengan pria yang sudah di capnya sebagai pria mesum ini?
"Kursi disebelahmu kosong 'kan. Aku dan Jihoon tidak dapat kursi. Penuh sekali" sebelum Soonyoung menjawabnya. Wonwoo sudah lebih dulu mengambil duduk disebelah Soonyoung.
"Eh Jihoon? Kenapa tidak duduk? Tadi katanya kau lapar" Jihoon mendengus. Sebenarnya dia malas duduk dekat dengan Soonyoung. Tapi apadaya. Dia lapar. Tidak mungkin dia makan sambil berdiri. Terpaksa dia mengambil duduk di kursi yang ada didepan Soonyoung.
Soonyoung tidak tahu ini dinamakan keberuntungan atau Tuhan yang terlalu sayang pada dirinya.
Tapi benar-benar, memerhatikan Jihoon yang sedang memakan ramen didepannya membuat Soonyoung jatuh lebih dalam padanya. Bagaimana tidak, pipi Jihoon yang mengembung karena dia memasukkan terlalu banyak gumpalan mi ke dalam mulutnya, sungguh lucu sekali. Belum lagi bibirnya yang sexy bergerak-gerak ketika mengunyah makanannya. Soonyoung jadi membayangkan bagaimana jika bibirnya menari-nari diatas bibir sewarna cherry tersebut.
Soonyoung benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya. Pemandangan dihadapannya terlalu indah jika dilewatkan.
Dan oh—
Apa tadi Soonyoung melihat Jihoon menjilat bibir atasnya sendiri? Apa-apaan. Soonyoung benar-benar sudah kenyang hanya karena melihat Jihoon yang sedang makan. Entah Jihoon sadar atau tidak jika dirinya sedang diincar oleh serigala buas.
"Ehm Soonyoung—
Wonwoo memanggil. Soonyoung tidak mendengarnya. Wonwoo menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti.
—kau mimisan?"
Soonyoung buru-buru mengelap bawah hidungnya. Oh dia mimisan.
Karena Jihoon.
Dengan cepat dia langsung berjalan menjauhi kantin. Jihoon hanya menatapnya sesaat, tapi kemudian kembali fokus lagi pada makanannya.
.
"Oh man—
Soonyoung memutar bola matanya malas. Ini pertama kalinya dia mengajak orang lain ke kamarnya selain Jun.
"Jadi apa yang dikatakan Jun itu benar? Kau naksir Jihoon"
"Hm"
"Bahkan kau sampai memajang foto-fotonya di kamarmu. Ini semua kau yang ambil? Wow"
"Berisik Wonwoo" Soonyoung melempar stik playstationnya pada pemuda berwajah emo yang sedang melihat-lihat sekeliling dinding kamarnya dengan pandangan takjub.
Bagaimana tidak, di dinding kamar Soonyoung, hampir semuanya dilapisi kertas karton besar warna hitam yang kemudian ditempeli puluhan, bahkan ratusan foto Jihoon yang dia potret sendiri. Dan jelas, hampir seluruh fotonya merupakan candid.
Wonwoo menyalakan playstation milik Soonyoung kemudian melirik sang empunya yang sedang terbari di kasur menghadap langit-langit kamar—
"tapi serius. Kau benar-benar stalker Jihoon ya. Tidak mau mendekati? Bisa dibantu loh"
—dan Soonyoung langsung merubah posisinya menjadi duduk lalu menatap Wonwoo tidak mengerti.
"Dekati Jihoon. Masa mau jadi stalkernya dia terus sampai lulus? Lagipula—
Wonwoo menjeda kalimatnya, wajahnya menjadi serius. Soonyoung merasa feelingnya tidak enak.
—banyak yang mendekati Jihoon. Aku dengar senior yang bernama Seungcheol juga ngecrush Jihoon. Ada juga yang dibawah tingkat kita naksir pada Jihoon. Siapa ya namanya Min Min siapa gitu. Lupa"
Diam-diam Soonyoung mengepalkan tangannya.
"Tapi aku tidak tahu bagai—
"Kalau kau mau dia jadi milikmu. Gercep dong" Wonwoo memotong kalimat Soonyoung. Soonyoung menghela nafas.
"Aish Wonwoo. Aku tidak tahu bagaimana cara mendekatinya. Aku terlalu gugup apabila melihat wajahnya."
Soonyoung memasang wajah sedihnya yang nampak alay.
Wonwoo melemparinya dengan stik playstation.
"Omong-omong, gercep tuh apasih?"
"Gerak cepet. Gitu aja gak tau. Bodoh banget. Pantes mau deketin Jihoon gak bisa mulu"
Soonyoung pundung di pojokan.
.
Soonyoung berjalan mengendap-endap di deretan loker siswa tingkat dua. Bukan, dia bukan ingin mencuri. Dia hanya sedang menjalankan misi.
Karena berdasarkan konferensi cara jitu mendekati Jihoon yang telah dia buat bersama Wonwoo, dan bonus Jun dan Seokmin. dengan alasan Wonwoo tidak bisa memberikan kalimat-kalimat romantis, maka mereka membutuhkan Jun. Kalo Seokmin? Jangan tanya. Dia hanya ikut-ikutan. Tidak berguna memang. Apalagi semenjak dia tahu Soonyoung naksir Jihoon, dia dideretan pertama yang ngebully Soonyoung. Sedangkan Wonwoo, dia hanya bisa membantu Soonyoung agar lebih bisa berinteraksi dengan Soonyoung
Ruangan tersebut nampak gelap. Bukan gelap seluruhnya, sih. Hanya terdapat satu lampu yang menerangi remang-remang. Seorang pria yang identitasnya masih disembunyikan, menatap tajam tiga pria pria lain yang ada di depannya.
"A-apaan sih—
"Saudara Soonyoung, sekarang anda uttaran kenapa bisa suka dengan Jihoon"
Pria yang satu berbicara. Yang lainnya mengernyit.
"Uttaran nama sinetron kan"
"Bego kok jadi uttaran. Utarakan yang bener Seokmin bloon"
Pria yang tadi berbicara menyengir, "oiya maap salah. Okede ulang—
—jadi, saudara Soonyoung. Sekarang anda utarakan kenapa bisa suka dengan Jihoon"
Soonyoung menghela nafas, "Saya tidak tahu. Dia begitu bersinar dimata saya. Wajahnya manis sekali—WOY ANJIR MATA GUA! SILAU WOY" Soonyoung sibuk menutupi matanya yang terkena sorot cahaya antah berantah darimana.
"Wonwoo hyung, ngapain nyenterin matanya Soonyoung hyung?" Seokmin bertanya.
Wonwoo mengerjap polos, mematikan senternya."Loh tadi Soonyoung bilang menyinari mata saya. Ya itu aku buat bersinar matanya pake senter."
Soonyoung menepuk dahinya. Benar-benar. Punya teman otaknya pada goyang semua.
Akhirnya setelah melewati gunung lompati lembah, mereka domba-domba tersesat dapat menemui titik terang bagaimana agar Soonyoung bisa lebih dekat bersama Jihoon.
Step 1. By Chinese boy, Wen Junhui.
Mereka bertiga nampak berfikir. Soonyoung walaupun nampak cool diluar, tapi benar-benar payah didalam. Benar-benar tidak punya pengalaman tentang cinta barang sedikitpun. Berbanding terbalik dengan Jun, seorang cassanova yang mantannya kalau dikumpulin di gedung aula sekolah mereka yang super besar pasti tidak cukup. Kalau Seokmin, jangan tanya. Ada yang mau dengan dirinya juga sudah syukur. Wonwoo? 404 not found.
Seokmin yang tumben-tumbennya sedang berfikir. Wonwoo ikut-ikut berfikir juga. Jun menatap sekeliling kamar Soonyoung sambil berfikir. Sampai dia menatap pada dinding kamar Soonyoung dan matanya berbinar.
Brak
Jun menggebrak meja. Soonyoung keselek choki-choki.
"Uh-uhuk apa-apaan—
"Soonyoung! Kau suka memotret Jihoon kan?" Jun bertanya antusias. Soonyoung mengangguk patah-patah.
Jun mengeluarkan smirknya yang dapat membuat gadis di sekolah mereka hamil seketika.
Jadi begitulah. Soonyoung mendapat pencerahan dari Jun. Dia berdiri didepan salah satu loker, yang entah ini hoki atau gimana, lokernya tidak terkunci. Soonyoung buru-buru membuka loker tersebut dan memasukkan amplop berwarna pink pastel dengan gambar emot-emot hati yang nampak unyu sekali. Kenapa harus berwarna pink? Tanyakan pada Wonwoo.
"Jihoon-ie itu suka hal-hal yang manis. Bukankah amplop pink ini nampak manis?"
Soonyoung menatapnya tidak percaya. Wonwoo ini benar-benar—
"Aku juga sudah mendesainnya dengan sedemikian rupa! Nah, Jihoon pasti suka!~"
—wajah boleh preman, tapi hati tetap hello kitty.
Setelah menaruh amplop pink itu, Soonyoung hanya bisa harap-harap cemas, dan berdoa. Semoga Jihoon melihatnya.
.
Seorang pria berambut ungu terlihat berjalan terburu-buru di koridor yang sudah nampak ramai karena lima menit lagi bel berbunyi. Setelah sampai pada tujuannya, pria tadi langsung membuka lokernya,
"Aish aku lupa mengunci loker lagi" dia mendengus. Menarik keluar buku sejarah tebal dan berbarengan dengan itu sebuah amplop terjatuh di lantai. Sadar ada sesuatu yang terjatuh, pria tadi mengambil amplop yang terjatuh saat dia menarik buku tadi. Sedikit mengernyit melihat tampilan amplop itu.
To : Jihoon-ie.
Oh. Berarti amplop ini memang untuknya. Karena penasaran, Jihoon membukanya. Dan membulatkan matanya melihat banyaknya lembar foto yang ditempeli stick notes kecil di setiap foto.
Foto pertama, foto Jihoon yang sedang fokus membaca tersebut diambil dari samping. Kalau Jihoon ingat-ingat sepertinya itu saat dia sedang sedang di perpustakaan. Ada novel yang sangat menarik baginya untuk dibaca. Di bagian bawah foto tersebut terdapat sticky notes kecil yang bertuliskan,
Your sweet eyes, I can only see you.
Jihoon terdiam. Walau perlahan rona merah mulai menghiasi wajahnya.
Foto kedua, Jihoon sedang tersenyum lebar hingga matanya menyipit. Jihoon tidak tahu kenapa orang ini bisa memotretnya dan dia tidak sadar.
You have the cutest makes me stuck on you.
Jihoon tidak tahan untuk tidak tersenyum. Sekarang kakinya mulai melangkah ke arah perpusatakaan. Dia baru ingat guru di jam pelajarannya kali ini tidak dapat hadir.
Foto ketiga, Jihoon sedang terdiam di—taman? Jihoon tidak percaya, orang ini bahkan mengikutinya sampai ke taman. Saat itu Jihoon sedang duduk sendiri, menunduk entah apa yang dipikirkannya. Jihoon ingat saat itu dia sedang ada sedikit masalah dan memilik untuk menyendiri di taman yang sepi.
I just wanna see you. Hold your hand, hug you and protect you till the sun dies.
Jihoon mengambil duduk di sudut perpustakaan dengan novel di meja. Jihoon tidak tahu siapa yang mengirimnya. Tapi sepertinya dia harus berterima kasih dengan semua fotonya.
Foto keempat, Jihoon agak bingung melihatnya. Foto itu terdiri dari beberapa foto yang disatukan dengan paperclip. Dan tetap ada sticky notes di bagian bawah salah satu fotonya.
In the drawer next to my bed, in my pocket. I want to fill you up.
Wajah Jihoon makin memerah. Dia tidak tahu siapa pengirimnya tapi Jihoon berfikir sang pengirim benar-benar penyair yang baik.
Foto selanjutnya—
Oh. Itu dia. Benar-benar Jihoon. Jihoon ingat itu foto kapan. Saat itu dia sedang menunduk membenarkan tali sepatunya yang lepas sehabis pemanasan lari keliling lapangan saat pelajaran olahraga. Foto itu diambil dari bokong Jihoon jadi sangat menjeplak. Jihoon memerah hingga ke telinga.
Oh, and your sexy butt. I really like it.
Jihoon menggebrak meja. Meremas-remas sesuatu di tangannya lalu melemparnya pada tempat sampah yang ada di perpustakaan.
Ralat bagian Jihoon tidak tahu siapa pengirimnya. Dia tahu sekarang. Menurut instingnya pengirimnya adalah seorang pria aneh (begitu Jihoon menyebutnya) yang bilang ingin mencium dirinya dan yang duduk didepannya saat dikantin. Yang sialnya merupakan teman sekelas Wonwoo, teman karibnya.
Jihoon dengan langkah lebar-lebar keluar perpustakaan.
Diam-diam, Soonyoung melihat itu semua, apalagi saat bagian Jihoon membuang sesuatu ke tempat sampah, yang terdeteksi amplop pink darinya.
"Soonyoung! Kau suka memotret Jihoon kan?" Jun bertanya antusias. Soonyoung mengangguk patah-patah.
"Iya, kenapa memang?" Soonyoung menatap Jun bingung.
"Kenapa kau tidak mengirimkan beberapa fotonya pada Jihoon lalu menyertakan kata-kata manis padanya? Jihoon pasti senang"
"Ah iya benar! Jihoonie kan suka hal yang manis"
Step 1 by Chinese boy, Wen Junhui ; FAILED.
Saat pulangnya, Soonyoung melempari Jun dengan kamus bahasa Inggris yang tebalnya tiga ratus halaman.
.
"Aku tidak percaya cara yang dariku tidak ampuh pada Jihoon"
"Jelas tidak ampuh. Soonyoung memasukkan foto bokong Jihoon pada amplopnya. Bodoh sih"
Soonyoung menatap malas pada Jun dan Wonwoo, "aku tidak tahu. Lagipula kupikir dia akan suka dengan kata-kata yang aku buat"
Wonwoo dan Jun mendengus. Sedangkan Seokmin nampak berfikir sesuatu.
"Kau berfikir lah sedikit Soonyoung. Masa gak tau mau deketin gebetan sendiri"
"Gak usah hyung. Soonyoung gak usah disuruh mikir. Ada ide nih gimana bikin Jihoon hyung terpesona sama Soonyoung"
Semua mata langsung tertuju pada Seokmin.
"Apasih liat-liat? Naksir ya?"
"Najis"
Kali ini, Seokmin yang pundung.
Step 2 by Soonyoung balabala bespren.
Seokmin menatap Soonyoung serius, "kau! Mau kan Jihoon hyung menganggapmu seperti seseorang yang pemberani?" Soonyoung mengangguk. Seokmin tersenyum lebar.
"Soonyoung beruntung mempunyai sahabat jenius sepertiku" Seokmin masih memertahankan senyum lebarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jadi Seokmin, apa rencanamu?"
TBC
Haiiiii aku balik lagi bawa soonhoon. Lagi kepincut banget sama couple ini apalagi pas liat fmv yang pake lagunya red velvet yang candy ugh suka banget /curhat. Omong-omong, tukeran ig yuk sama aku ig baru masih sepi hwhw follow ya appxlepie mari bertemaaaan ^-^ okede segitu aja cuap cuapnya
And then, mind to review?