THE SWEETEST TROUBLEMAKER

.

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

And OCs

(OOC)

.

ChanBaek (GS)

Romance (little bit Humor)

.

DON'T LIKE DON'T READ!


Happy Reading!


.

.

.

"Ahjussi, kau tidak tahu siapa aku?"

Baekhyun, gadis itu bertanya dengan santai seakan pria dewasa yang berada di hadapannya bukanlah seorang polisi yang bisa saja memasukkannya ke dalam jeruji besi saat itu juga.

Ia bahkan melupakan fakta bahwa saat ini dirinya tengah berada di kantor polisi karena terlibat keributan dengan sekawanan gadis lainnya di sebuah Club elit ternama.

"Nam—

"Aku memang bukan selebriti, tapi kau tahu? Aku lebih terkenal dari mereka." Baekhyun tidak peduli dikatai tidak sopan karena menginterupsi ucapan orang lain, toh ia sudah biasa. Dengan santai Baekhyun mencondongkan tubuhnya, menumpukan kedua siku keatas meja, lalu menopang dagu dengan telapak tangannya. Mata nakalnya mulai menelisik pria dewasa di hadapannya "Hmm, tapi Ahjussi ini benar-benar tampan." Lanjutnya dengan nada sensual tanpa lupa menganugerahkan senyuman berkekuatan ribuan voltase yang biasanya akan mampu membuat lutut setiap kaum adam berubah menjadi agar-agar dalam waktu sekejap.

"Nama?"

Namun sepertinya Ahjussi yang menurutnya tampan itu tidak terkecoh sama sekali, pria dewasa itu terus mengulang pertanyaan yang sama sedari tadi, membuat Baekhyun mendengus sebal.

"Ahjussi, kau akan menyesal karena telah memperlakukanku seperti ini. Aku bukan sembarang orang yang bisa kau interogasi seenaknya." Baekhyun menghempas punggungnya ke sandaran kursi, dengan gerakan anggun sekaligus menggoda ia menyilangkan kedua kakinya, memamerkan paha mulus yang terbalut Mini Dress. "Ck, kau bahkan tak tahu siapa aku." Lanjutnya bergumam tenang seraya menelisik Nail-art yang sedikit rusak akibat perkelahiannya tadi.

"Nona!" Seorang wanita cantik namun terkesan boyish karena mengenakan stelan serba hitam dan membuatnya tampak seperti Bodyguard itu berjalan tergesa menghampiri Baekhyun.

"Akh, Eonni kemana saja?! Aku hampir mati bosan berada di sini." Gerutu Baekhyun sembari bangkit. "Cepat selesaikan , aku ingin pulang" Perintahnya kepada Tao, pengawal pribadinya. Gadis itu hendak melangkah dan berlalu, namun beberapa detik kemudian ia kembali berbalik. "Ahh, pastikan mereka semua mendapat hukuman setimpal karena telah membuat wajahku lecet." Ujarnya lagi seraya menunjuk beberapa gadis lain yang sejatinya kondisi mereka terlihat sangat mengenaskan dengan luka-luka lebam di wajah.

Tao mengernyit melihat keadaan sekawanan gadis yang ia yakini adalah korban tindakan radikal seorang Byun Baekhyun. Ia menghela nafas panjang, terkadang dirinya menyesal karena telah mengajarkan ilmu bela diri kepada nona mudanya tersebut.

Ia tidak pernah tahu bahwa di balik sifat anggun nan elegan seorang Byun Baekhyun tersembunyi sosok barbar yang mampu membuat setiap orang berubah menjadi seonggok daging yang dipenuhi luka lebam.

Wanita itu menelisik keadaan Baekhyun, terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, tunggu.. Apakah yang dimaksud Baekhyun dengan wajah lecet itu adalah luka kecil seukuran semut hitam yang bahkan tak akan terlihat jika tidak di telisik dari dekat?

Tao memijat pelipisnya pelan.

"Dimana pengacaraku?" Tanya Baekhyun kepada Tao.

"Dia tengah menuju kemari, nona." Sahut Tao.

"Bagus! Biarkan mereka semua tahu, bahwa aku adalah Byun Baekhyun! pewaris tunggal Byun Corp." Ujarnya bangga. Matanya mulai menatap tajam sekawanan gadis yang tampak memucat mendengar ucapanya tersebut. "Aku mempunyai pengacara hebat ternama! Jangan harap kalian bisa lolos!" Lanjutnya penuh penekanan.

Memangnya mereka siapa hingga berpikir akan hidup tenang setelah berurusan dengan seorang Byun Baekhyun? Tunggu sampai mereka tahu bahwa menggores luka sekecil apapun kepadanya sama dengan membuat masa depan mereka semua hancur dalam sekejap.

Hentakan Stiletto yang dikenakan Baekhyun menjadi satu-satunya suara yang terdengar di ruangan itu.

Bagaimana tidak?

Fakta bahwa Baekhyun adalah seorang pewaris tunggal Byun Corp yang terkenal reputasinya seantero negeri ginseng itu berhasil membuat mereka yang berada di ruangan itu bungkam.

Berbagai ekspresi terkejut pun terpatri di wajah mereka.

Bahkan sekawanan gadis yang terlibat perkelahian dengan Baekhyun tampak ketakutan, wajah mereka semakin pucat ketika menyadari bahwa mungkin saja selama beberapa tahun ke depan mereka akan mendekam di dalam sel jeruji besi.

Dan Byun Baekhyun, gadis itu bahkan tidak perlu repot-repot menjalani proses hukum.

Ya. Setidaknya itulah satu dari sejuta pengaruh yang dimiliki Byun Corp.

Sebuah perusahaan konglomerasi yang membawahi beberapa anak perusahaan yang bergerak hampir di segala bidang meliputi industri hiburan, perhotelan, property hingga pusat perbelanjaan dengan beberapa cabang Shopping mall yang terdapat di sejumlah kota besar di Korea Selatan. Tak lupa Byunhan Cancer Hospital yang bergerak di bidang medis dengan fasilitas dan berbagai peralatan yang canggih. Rumah Sakit itu bahkan memiliki sejumlah dokter terbaik yang sudah diakui oleh dunia.

.

Baekhyun melangkahkan kakinya keluar, berjalan layaknya puteri bangsawan dan mengundang decak kagum dari beberapa petugas kepolisian yang berpapasan denganya sebab bukan hanya cantik, gadis itu tampak terlihat menggoda dengan balutan Mini Dress berwarna merah menyala yang membuat tubuh indahnya tercetak sempurna. Ia masih berjalan sembari melempar tatapan genit ketika berpapasan dengan lelaki yang menurutnya tampan, namun ketika sampai di bibir pintu ia berjengit terkejut ketika dua orang polisi terlihat menggiring beberapa pemuda dan praktis membuat Baekhyun sedikit menggeser posisinya, memberi akses kepada mereka untuk masuk. Gadis itu memangku kedua tangannya di depan dada, memperhatikan satu persatu pemuda yang melempar tatapan nakal seolah ingin menelanjanginya di tempat.

Well, bukan Byun Baekhyun namanya jika tidak menjadi pusat perhatian.

Namun ada yang menarik. Oh ralat. Maksud Baekhyun, ia tidak tertarik pada lelaki dengan wajah yang dihiasi beberapa luka memar atau pun darah mengering di sudut bibirnya dan hanya mengenakan kaos putih dipadu jaket kulit berwana hitam serta celana denim dengan sobekan tak beraturan di bagian lutut, sungguh ia tidak terarik. Baekhyun hanya penasaran apakah lelaki tersebut tidak normal? Oh ayolah, disaat semua mata tertuju padanya dengan tatapan memuja, lelaki itu hanya meliriknya sekilas dengan sorot datar dan malah terkesan tidak berminat sama sekali.

Baekhyun mendecih seraya memperhatikan punggung si lelaki yang kian menjauh sebelum akhirnya menghilang di balik pintu masuk ruang interogasi.

Sial. lelaki itu berhasil membuat suasana hatinya bertambah buruk. Baekhyun mengusak rambutnya kasar, kemudian melanjutkan langkah sembari menghentakkan kakinya, kesal.


-The Sweetest Troublemaker-


.

.

Malam berganti pagi, dan sang mentari mulai menampakkan diri.

Sementara itu di sebuah rumah yang tak jauh dari keramaian kota, tepatnya sebuah keluarga sederhana tengah menikmati sarapan pagi. Di kursi utama tampak seorang lelaki paruh baya menyeruput secangkir kopi dengan asap yang masih mengepul, mata yang terbingkai kacamata itu tertuju pada surat kabar, sesekali matanya menyipit ketika mendapati tulisan-tulisan kecil yang membuatnya membetulkan posisi kacamatanya. Sementara di kursi sebelah kiri seorang lelaki yang lebih muda tengah sibuk mengunyah roti tanpa mengindahkan tatapan tajam kedua wanita yang berada di hadapannya, tepatnya duduk di kursi sebelah kanan.

Park Chanyeol. Mata mengantuknya sesekali mengerjap pelan, "Kalian bisa berhenti menatapaku seperti itu." Ucapnya datar, ia balas menatap kedua wanita yang sejatinya adalah ibu dan adiknya. "Hei boncel, habiskan sarapanmu!" Lanjut lelaki itu ketika netranya sepenuhnya teralih pada gadis muda yang mengenakan seragam sekolah menengah. Park Haru, adik semata wayangnya.

Haru menekan bibirnya menjadi satu garis lurus, matanya mendelik ketika kata tabu itu keluar dari mulut sang kakak. Hanya karena Chanyeol memiliki tubuh tinggi bak model profesional yang sering ia lihat di majalah fashion ternama milik temannya, bukan berarti lelaki itu bisa sesuka hati mengatainya 'boncel' bukan?

Haru itu tinggi, hanya saja untuk manusia tiang listrik macam Chanyeol, ya.. mungkin ia tidak lebih dari seorang kurcaci.

Huh! Jika bukan karena wajahnya yang tampan berlebihan, Haru akan berpikir dua kali sebelum menyamakan sang kakak dengan model seksi eropa.

"Oh ayolah!" Chanyeol mulai jengah ketika sang ibu masih saja menatapanya tajam seakan ia adalah seorang narapidana hanya karena semalam ia berakhir di kantor polisi, meskipun sudah berulang kali ia katakan bahwa ia hanya membela temannya dan tidak pernah berniat terlibat perkelahian.

"Kau! Jika sekali lagi berbuat seperti itu, Omma tidak akan mengampunimu!" Kecam Nyonya Park penuh penekanan.

Chanyeol bangkit dari kursinya,"Omma sudah mengatakannya lebih dari seratus kali." Sahutnya tenang sembari melenggang pergi meninggalkan ruang makan.

Nyonya Park hendak meneriaki putranya tersebut namun sang suami menyela dengan cepat.

"Sudahlah, tidak seperti kau mengenal putramu saja. Kenapa membuat keributan di meja makan sepagi ini?!" Tuan Park berdeham kemudian tanpa meninggalkan sifat wibawanya sebagai kepala keluarga. Sementara netranya masih menelusuri susunan kata yang tercetak di surat kabar.

"Eiiy Appa ini benar-benar," Celetuk Haru yang kemudian memberi jeda sejenak untuk meneguk segelas susu, "Tapi ada benarnya juga, Oppa selama ini tidak pernah terlibat skandal apapun." Lanjutnya.

"Skandal? Apa yang kau maksud skandal? Oppa-mu bahkan bukan seorang selebriti!" Gerutu Nyonya Park yang diakhiri dengusan.

Haru mengedikkan bahunya, gadis itu kemudian bangkit dari kursinya dan mencium pipi kedua orang tuanya, "Aku berangkat!" Pamitnya dengan nada ceria.

Nyonya Park menghela nafas pelan, sejujurnya ia sangat membenarkan ucapan Haru, meskipun terkadang ia merasa putranya memiliki tampang yang sedikit sangar dan penampilannya yang seperti preman namun Chanyeol bukanlah anak nakal yang bisa dengan mudah keluar masuk kantor polisi karena terlibat kasus.

Lantas apa yang salah dengan putranya kali ini?

Oh well, pertanyaan itu memang sedikit berlebihan, akan tetapi tetap saja ia merasa cemas. Hatinya teriris ketika melihat putranya duduk menghadap petugas kepolisian dan diinterogasi layaknya pelaku tindak kejahatan.

Nyonya Park bertekad dalam hati, ia harus melakukan sesuatu.

.

.

.

.

Sementara itu, di pagi hari yang sama namun di tempat yang berbeda. Tepatnya di kediaman keluarga Byun, teriakan Baekhyun yang menggelegar membuat seisi rumah terutama para pelayan dilanda panik, karena sungguh tidak ada yang lebih membuat mereka kalut selain dari menghadapi tingkah laku Baekhyun yang setiap harinya cukup membuat mereka semua terkena migrain secara serempak.

Tak terkecuali Tao.

Setengah berlari ia menaiki tangga menuju lantai dua, menuju kamar Byun Baekhyun. Ia takut terjadi seseuatu kepada majikannya tersebut. Wanita itu membuka pintu ganda kamar Baekhyun, menghampiri gadis yang masih mengenakan piyama dengan rambut sedikit berantakan dan tampak tengah sibuk mengamati wajahnya di sebuah cermin hias yang ia pegang.

"Apa yang terjadi, nona?" Tanya Tao tanpa mampu menyembunyikan kekhawatirannya.

Baekhyun mengalihkan atensinya pada Tao, memasang ekspresi sedih yang berlebihan. "Eonni, kau tidak lihat kantung mata menjijikan ini?" Katanya sembari menunjuk ke bawah matanya.

Tao sedikit terkejut ketika ya, ia dapat melihat garis hitam yang melingkar di bawah mata Baekhyun, meskipun terlihat samar. Namun,

"Bunuh saja aku, Eonni. Bunuh aku!" Ratap Baekhyun, masih mempertahankan ekspresi sedihnya.

"Jangan berbicara seperti itu, nona. Anda masih terlihat cantik—

"Apa katamu? Kantung mata sama dengan aib bagiku! Lebih baik aku mati saat ini juga!" Kata Baekhyun seraya meringis.

"Apa anda tidak tidur dengan nyenyak?"

Baekhyun mematung sejenak ketika Tao menanyakan hal tersebut. Karena sungguh, pertanyaan itu yang paling ia hindari hari ini.

Dengan sigap ia bangkit dari ranjangnya, "Tidurku nyenyak, sangat nyenyak." Sahutnya setengah berlari menuju kamar mandi.

Tao mengernyit melihat tingkah laku Baekhyun pagi ini, baru ia akan hendak menggerakan tangannya untuk merapikan ranjang, teriakan Baekhyun dari dalam kamar mandi menginterupsi,

"Sampai kapan kau akan memanggilku Nona? Panggil aku Baekhyun! Eonni kaku sekali!"

Tao tersenyum kecil ketika mendengar nada bicara Baekhyun yang diiringi gerutuan khasnya.

Well, ketika semua orang beranggapan bahwa Baekhyun gadis sombong dan angkuh serta kerap kali berbuat seenaknya, akan tetapi Tao tahu bahwa sebenarnya dia adalah gadis yang manis dan baik.

.

.

.

Baekhyun menginjak pedal gas, melajukan Ferrari nya dengan sangat kencang dan bahkan mengabaikan rambu lalu lintas yang sebenarnya mengharuskannya mengurangi kecepatan.

Oh, jika saja Tao bersamanya saat ini, mungkin wanita panda itu akan menceramahinya tanpa henti. Terakadang ia merasa jengah dengan sikap protective Tao yang sangat berlebihan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Tao bersikap demikian. Ya, jika bukan karena perilaku Byun Baekhyun yang bahkan siapapun akan mengira bahwa mungkin saja gadis itu adalah salah satu Death Eater yang diutus oleh Voldemort untuk memporak-porandakan bumi beserta isinya.

Baekhyun tertawa pelan, diam-diam ia merasa bersyukur karena kakek tua itu tidak menugaskan Tao untuk mengawalnya ke kampus.

Well, meskipun kala itu ia harus berpura-pura mogok makan demi mendapatkan kesepakatan tersebut.

Gadis licik.

Baekhyun menginjak pedal rem ketika lampu lalu lintas berwarna merah menyala, jemarinya mulai meraba isi tas, mencari Cushion kesayangannya. Kebiasaan yang sering ia lakukan ketika menunggu lampu merah berubah menjadi hijau yaitu memperbaiki riasan wajah atau setidaknya memastikan bahwa penampilannya masih sempurna.

Baekhyun nyaris terlonjat ketika kantung mata yang membuatnya menjerit histeris tadi pagi –dan bahkan berhasil membuat seisi rumahnya dilanda panik seakan tengah dikepung oleh ratusan ribu pasukan romawi— itu terpampang jelas di cermin Cushion yang ia genggam.

Seketika ia teringat akan apa yang membuat lingkaran hitam itu bersarang di bawah matanya.

Oh sebenarnya ini sangat melukai harga diri Byun Baekhyun, namun harus ia akui bahwa semalaman suntuk pikirannya berkecamuk hanya karena memikirkan lelaki yang ia temui di kantor polisi tadi malam.

Jangan salah paham! Sungguh, Baekhyun tidak tertarik pada lelaki berwajah datar itu hingga membuatnya bergulingan tak menentu di atas ranjang tanpa rasa kantuk sedikitpun. Hanya saja, selama eksistensinya yang selalu dapat membuat setiap lelaki bertekuk lutut memohon agar dapat berkencan dengannya, baru kali ini ada yang berani mengabaikannya seperti itu.

Baekhyun menggeram kesal. Gadis itu kembali menelisik lingkaran hitam di bawah matanya. Oh, ia merasa jelek saat ini.

Tidak! Seorang Byun Baekhyun yang sejatinya adalah panutan bagi para gadis remaja berseragam sekolah sebagai cerminan wanita idaman masa depan yang sesungguhnya tidak bisa diperlakukan seperti orang yang biasa-biasa saja. Dia adalah Byun Baekhyun!

Ini tidak bisa dibiarkan!

Oh, mendadak Baekhyun merasa pengap dan suhu tubuhnya mulai naik. Dengan cepat gadis itu membuka kaca mobil dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Namun pada saat yang sama, sebuah Ducati berwarna hitam berhenti tepat di samping mobilnya, Baekhyun melirik pada si pengendara motor yang tengah memperhatikan lampu merah sebelum akhirnya gadis itu tersentak dan nyaris melompat dari kursi mobilnya ketika si pengendara motor tersebut membuka kaca helm yang ia kenakan, bahkan lebih dari itu lelaki yang mengenakan outfit khas anak berandalan masa kini tersebut menoleh kearahnya.

Dan lagi-lagi hanya sekilas!

Sama seperti tadi malam, lelaki itu hanya melempar tatapan datar selama kurang dari lima detik sebelum akhirnya ia berpaling seraya menutup kaca helm dan kemudian melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi ketika akhirnya lampu merah berganti menjadi hijau.

Baekhyun mematung diam, mulutnya sedikit menganga dan matanya membola sempurna.

Demi Tuhan.

Baekhyun bukanlah seorang gadis yang dapat dengan mudah diabaikan oleh setiap orang terutama kaum lelaki, setidaknya mereka akan meneteskan air liur ketika melihat wajah cantik yang dipadu padankan dengan tubuh seksi nan mulus miliknya. Tapi apa?! Ada apa dengan lelaki itu? Dia sudah mengabaikan Baekhyun dua kali!

Baekhyun mulai menelisik penampilannya sendiri, ia rasa ia cukup menarik dan bahkan seksi meskipun hanya mengenakan Mini skirt dengan atas kemeja tipis yang sedikit menerawang tubuh langsingnya.

Oh tidak! Apa karena kantung mata sialan itu? Tidak, tidak! Tao bilang itu tidak akan terlihat dalam jarak pandang lebih dari satu meter.

Lantas apa yang salah dengan dirinya?

Baekhyun masih terhanyut dalam pikirannya sebelum akhirnya bunyi nyaring klakson yang saling bersahutan di belakangnya menyadarkan gadis itu.

Ia kembali menggeram kesal, dengan nafas memburu Baekhyun mulai melajukan kendaraannya.

Sungguh, ia tidak bisa membiarkan harga dirinya terluka lebih jauh. Gadis itu mulai mengejar sepeda motor yang berada jauh di depannya, ia bahkan menambah kecepatan agar tidak kehilangan jejak.

Dan lima belas menit kemudian, Baekhyun mengernyit ketika sepeda motor itu berbelok dan memasuki kawasan perguruan tinggi dan berhenti tepat di halaman gedung fakultas ekonomi.

Apakah dia mahasiswa disini juga? Pikir Baekhyun.

Gadis itu menepikan mobilnya di tempat yang sama. Tak butuh waktu lama bagi Baekhyun untuk keluar dari mobil setelah sebelumnya memastikan bahwa penampilannya sudah cukup untuk membius seisi kampus.

Oh lupakan soal itu.

Ada hal yang lebih penting yang harus ia lakukan saat ini, Baekhyun berjalan dengan langkah anggun, tentu saja! Tidak seorang pun yang boleh tahu bahwa sebenarnya gadis itu sangat ingin berlari menghampiri si pemilik Ducati yang berdiri tak jauh darinya, namun tetap saja, seorang Byun Baekhyun harus jaga image jika di tempat umum seperti itu.

Karena perlu diketahui bahwa, di dalam kamus Byun Baekhyun tidak ada yang namanya mengejar lelaki. Maka diberkatilah lelaki yang saat ini akan ia hampiri.

Karena dia yang pertama.

Well, meskipun tak menutup kemungkinan niat Baekhyun menghampirinya hanya untuk memaki lelaki tersebut karena sudah berani mempermalukannya.

Oh, berlebihan sekali.

Langkah Baekhyun semakin mendekat, dapat ia lihat lelaki itu tengah merapikan rambutnya setelah melepas helm.

Dan akhirnya gadis itu berdiri di depan si lelaki sembari memangku kedua tangannya di dada dan memasang wajah angkuh. Sesaat netranya terkunci, hatinya bertanya-tanya mengapa bisa lelaki itu terlihat sangat keren meskipun rambut berwarna merah gelapnya sedikit berantakan? Dan bahkan, bagaimana bisa ia terlihat sangat tampan ketika luka memar di wajah serta warna keunguan di sudut bibirnya masih terlihat jelas?

Oh. Astaga. Apa yang kau pikirkan, Byun Baekhyun?

Lihatlah penampilannya yang sangar dan membuatnya tampak seperti Debt Collector! Orang-orang bahkan tidak akan percaya bahwa lelaki itu adalah seorang mahasiswa. Pikir Baekhyun.

Okay, stay cool!

Gadis itu menggeleng kecil, mengusir pikirannya yang tak waras beberapa saat yang lalu serta menakankan dalam hati bahwa lelaki itu tidak memiliki daya tarik apapun.

Baekhyun masih berdiri di depan si lelaki yang tampak sibuk mendial nomor di layar ponselnya.

Entah lelaki itu berpura-pura atau memang tidak menyadari kehadiran Baekhyun di dekatnya.

"Hn. Aku sudah sampai."

Tubuh Baekhyun menegang ketika indera pendengarannya menangkap suara baritone itu, terlebih si pemilik suara kini menyadari kehadirannya. Sesaat mereka bertemu pandang, namun apa yang terjadi selanjutnya membuat Baekhyun terperangah, sungguh ia tak percaya, lelaki itu melenggang pergi begitu saja dari hadapannya tepat ketika Baekhyun hendak membuka mulutnya untuk berbicara.

Baekhyun berbalik dan menatap punggung si lelaki dengan mata yang membulat sempurna serta mulut yang sedikit terbuka.

Tidak ada yang lebih memalukan dari ini, wajah Baekhyun memerah sempurna saat beberapa teman satu kampusnya melihat kejadian tersebut. Namun tak ada yang berani mencela ketika bahkan mereka semua tak sanggup untuk menatap mata Baekhyun yang tengah menyipit tajam.

Marah. Gadis itu akhirnya memilih melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung fakultas, mungkin kedua temannya bisa membantu mendinginkan otaknya yang semakin memanas.

.

.


-The Sweetest Troublemaker-


.

Siang itu, nyonya Park tampak terlihat keluar dari sebuah rumah tua yang lokasinya berada di pinggiran kota. Wajah wanita paruh paya itu berseri-seri setelah menemui seorang cenayang di tempat tersebut.

Dengan hanya berbekal nama lengkap dan tanggal lahir yang ia berikan, sekarang ia bisa bernafas lega. Putranya, Park Chanyeol telah dilindungi oleh para dewa. Dan sudah pasti tidak akan berakhir di kantor polisi dengan luka memar di wajah seperti malam tadi.

Ya, setidaknya itu yang cenayang katakan kepadanya.

Awalnya ia sempat ragu, melihat betapa mudanya cenayang tersebut. ia bahkan bertanya-tanya apakah cenayang itu benar-benar mendapat panggilan dari para dewa?

Namun, nyonya Park adalah tipe orang yang mudah kagum akan sesuatu, karena ketika cenayang itu melakukan sedikit atraksi –seperti membengkokkan sendok— ia langsung percaya bahwa wanita muda itu benar-benar seorang cenayang.

Oh siapapun tolong ingatkan nyonya Park bahwa cenayang berbeda dengan pesulap!

Entahlah. Wanita paruh baya itu memiliki pemikiran yang sangat ketinggalan zaman, dimana ia masih mempercayai hal-hal seperti cenayang dan semacamnya serta lebih mempercayakan keselamatan putranya kepada hal-hal yang berbau mistis.

Sekalipun ia harus mengeluarkan uang yang tak sedikit hari ini.

Well, ia hanya berusaha membuat putranya terjauh dari bahaya bagaimana pun caranya. Tidak ada yang salah dengan itu bukan?

.

.

Sementara itu di tempat yang sama, tiga orang gadis yang berada dalam sebuah mobil tengah menelisik bangunan tua di depannya.

"Kau yakin ini tempatnya, Kyungsoo?" Tanya Baekhyun kepada salah satu temannya yang memiliki mata besar bak burung hantu.

Kyungsoo mengangguk, wajahnya menampakkan kesungguhan yang mendalam. "Namanya madam Zhang, dia sudah sangat terkenal di kalangan sosialita dan membantu memecahkan permasalahan mereka."

"Darimana kau tahu?" Tanya gadis lain yang sebenarnya lebih mirip jelmaan rusa, Luhan.

Kyungsoo memandang kedua temannya dengan tatapan datar, "Ibuku salah satu pelanggannya." Ucapnya kemudian dengan nada pahit. Oh, sungguh. Mempunyai seorang ibu yang kerap kali berkonsultasi dengan seorang cenayang sangat tidak keren sekali.

"Tapi, apa kau yakin madam itu bisa membantu permasalahanku yang rumit?" Tanya Baekhyun dengan nada meratap yang dibalas dengusan malas oleh kedua temannya.

Bagaimana tidak?

Permasalahan rumit yang Baekhyun maksud hanya karena ia merasa harga dirinya terluka akibat diabaikan oleh satu lelaki. Meskipun Luhan dan Kyungsoo tidak tahu siapa lelaki yang sebenarnya patut diberi penghargaan karena dia adalah orang pertama yang tidak tergiur akan pesona seorang Byun Baekhyun.

"Sudahlah, lebih baik kita masuk." Ajak Kyungsoo kepada kedua temannya.

Hal pertama yang membuat ketiga gadis itu berseru kagum ketika membuka pintu ruangan sang cenayang ialah,

"Saya tahu anda akan datang kesini, nona Baekhyun." Ujar seorang wanita yang tengah bersila kaki menghadap sebuah meja yang di penuhi oleh lembaran kertas berisikan nama-nama.

Baekhyun tak bisa lagi menahan kekagumannya, gadis itu segera duduk menghadap sang cenayang. Sementar Luhan dan Kyungsoo tampak menelisik ruangan yang mereka masuki, begitu banyak benda-benda aneh yang terdapat disana. Seperti beberapa dupa menyala yang tertancap pada setiap patung berukuran sedang ataupun bunga-bunga berbagai warna yang sebenarnya jarang mereka lihat diluaran sana. Aroma ruangan yang sedikit temaram itu pun sangat khas.

"Whoa, Eonni ini benar-benar hebat. Kau bahkan tahu namaku!" Ucap Baekhyun diiringi binar kagum di kedua matanya.

Cenayang itu berdeham, "Hmm, siapa yang kau panggil Eonni?" kembali ia berdeham, "Aku adalah madam Zhang, panggil aku madam!" Lanjutnya dengan nada memerintah, meninggalkan kesan formal saat ia menyapa Baekhyun pertama kali.

Sementara Baekhyun hanya mengangguk-anggukan kepalanya patuh.

"Baik, apakah kau memiliki masalah dengan lelaki?"

"WHOA!"

Kali ini bukan hanya Baekhyun, Luhan dan Kyungsoo pun ikut berseru kagum.

Mereka yakin wanita muda berdimple itu benar-benar seorang cenayang. Meskipun tetap saja mereka masih dibuat bingung dengan penampilan sang cenayang. Jubah merah gelap yang ia kenakan, riasan wajah yang cukup tebal di bagian mata, dan ikat kepala bertuliskan tulisan china yang malah lebih membuatnya terlihat seperti seorang pendekar pada zaman dinasti kuno.

"Betul, apa ada yang salah dengan diriku?" Tanya Baekhyun sejenak, "Maksudku, aku adalah Byun Baekhyun yang mampu membius setiap lelaki dengan pesona yang aku punya." Lanjutnya dengan nada bangga. "Tapi kemarin dan hari ini aku diabaikan oleh lelaki yang sama! Apa aku sudah tidak cantik? Apa yang salah dengan diriku?" Lanjutnya lagi seraya melempar tatapan meratap seolah ia adalah manusia paling menderita di muka bumi ini.

Sementara madam Zhang terlihat memangku kedua tangannya di dada, matanya terpejam seraya mengangguk-anggukan kepalanya paham ketika mendengar penjelasan Baekhyun. "Kau terkena kutukan." Ucapnya tenang -atau asal-, masih dengan mata terpejam.

"APA?!" teriak ketiga gadis itu serempak. Mereka memasang ekspresi terkejut yang berlebihan.

Madam Zhang membuka matanya seraya melempar tatapan tajam, "Kecilkan suara kalian! Anakku sedang tidur!" Perintahnya yang diakhiri dehaman.

Sementara ketiga gadis itu langsung bungkam dan menutup mulut mereka dengan kedua tangan sembari mengangguk kecil.

"Tapi, apakah Eonni sudah menikah?" Tanya Baekhyun dengan raut wajah polos dan kembali memanggil wanita di hadapannya dengan sebutan 'Eonni'. sementara kedua temannya memasang ekspresi antusias menunggu jawaban sang cenayang.

Madam Zhang berdeham untuk menutupi keterkejutannya, seharusnya ia tidak berbicara mengenai anaknya. Akan tetapi ia tidak perlu khawatir mengenai hal itu, karena sepertinya ketiga gadis di hadapannya itu bodoh dan tidak tahu bahwa sesungguhnya seorang cenayang asli tidak diperbolehkan untuk menikah. "Sshh, seorang pelanggan tidak diperbolehkan bertanya mengenai hal pribadi sang cenayang! Apa kalian tidak tahu? Jangan membuat para dewa murka!" Desisnya dengan nada marah yang meyakinkan.

Kembali ketiga gadis itu terkejut dengan penuturan madam Zhang, dengan patuh mereka menganggukkan kepala.

"Kutukan itu berasal dari hantu mesum yang terus berada di sekitarmu!" Jelas madam Zhang.

Baekhyun sudah tak bisa lagi menahan keterkejutannya, gadis itu mulai takut mendengar penjelasan cenayang tersebut.

Sumpah. Ia tidak pernah tahu bahwa pesona yang ia miliki sangat kuat sampai hantu saja tertarik padanya.

Oh, sekarang ia merasa memiliki sebuah anugerah sekaligus musibah.

"B-benarkah itu?" Tanya Baakhyun dengan nada bergetar.

Madam Zhang mengangguk sembari mengusap dagu layaknya seorang kakek-kakek yang memiliki jenggot. Tingkahnya untuk meyakinkan setiap orang bahwa ia benar-benar seorang cenayang memang berlebihan. "Selama hantu itu masih berada di dekatmu, kau akan terus terkena sial. Daya tarikmu di mata para lelaki akan berkurang dan bahkan.." Ujar wanita itu dan memberi sedikit jeda.

"Bahkan apa? Katakan padaku!" Mohon Baekhyun.

"Hsshh, tunggu sebentar. Aku melihat sesuatu yang sangat kelam!" Kata madam Zhang menutup kedua matanya.

"Apa itu? katakan apa yang Eonni lihat?" Tanya Baekhyun tidak sabaran.

Madam Zhang membuka matanya kemudian, "Kau akan menjadi perawan tua jika hantu itu tidak di usir! Dan mungkin saja kau tidak akan memiliki pasangan hidup!"

Baekhyun menutup mulut dengan kedua tangannya, meredam teriakannya karena takut membangunkan anak sang cenayang yang sedang tidur. Wajah gadis itu tampak menampakan keterkejutan mendalam. "Eonni bahkan tahu bahwa aku masih perawan! Bagaimana ini? aku harus bagaimana?" terdengar nada meringis dari kalimat yang terlontar. Karena, meskipun selama ini ia kerap kali membuat hati para lelaki hancur berantakan dan tidak pernah tahu rasanya benar-benar menyukai seseorang, namun tak menutup kemungkinan jika suatu hari ia akan mengidamkan pasangan hidup yang akan menemani hingga akhir hayat.

Oh, mengapa Baekhyun mendadak melankoklis seperti itu?

Awalnya madam Zhang sempat bingung harus memberikan saran apa kepada gadis bodoh itu, namun ketika gadis itu berkata bahwa ia masih perawan, perlahan sudut bibir wanita itu terangkat. "Apakah kau tahu bahwa hantu mesum akan terus mengganggu manusia jika hasratnya belum terpenuhi?" Tanya kemudian, sorot matanya tertuju secara bergantian kepada ketiga gadis di hadapannya.

Baekhyun, Luhan dan Kyungsoo menggeleng secara serempak, tak mampu berkata-kata. Karena mendengar Baekhyun terkena kutukan saja sudah cukup membuat mereka terkejut, dan sekarang cenayang itu mengatakan hantu dan sebagainya. Oh andai ketiga gadis itu mengidap penyakit jantung, mungkin mereka sudah tewas di tempat.

"Apa kau akan melakukan apapun untuk mengusir hantu itu?" Kembali madam Zhang bertanya kepada Baekhyun.

"A-aku a-akan melakukan apapun! Tolong bantu aku, Eonni!" Sahut Baekhyun dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Madam Zhang kembali menganggukkan kepalanya. "Hmm, kau tahu? Informasi dariku sangat berharga dan—

"Aku akan membayarmu mahal untuk ini! berapapun yang Eonni minta akan aku berikan." Baekhyun menyela dengan cepat. Tidak peduli lagi soal biaya yang harus ia keluarkan, ada yang lebih penting untuknya saat ini. Harga diri dan reputasinya sebagai gadis yang paling diinginkan oleh setiap lelaki –kecuali lelaki berandal itu— sedang dipertaruhkan.

Sudut bibir madam Zhang kembali terangkat, kini ia mulai tergiur dengan penawaran Baekhyun. "Maka kau hanya harus melepas keperawananmu kepada seorang lelaki istimewa yang telah dipilih oleh dewa." Ujarnya dengan nada tenang.

Entah apa yang merasuki Baekhyun, karena mendadak pipi gadis itu merah merona ketika mendengar ia harus melakukan apa yang dikatakan oleh sang cenayang. Gadis itu menutup kedua sisi pipinya dengan punggung tangan dan kemudian mengipasinya pelan.

Mengapa pipinya mendadak memanas?

"Apa kau sedang memikirkan hal-hal jorok?" Tanya madam Zhang dengan tatapan datar.

Luhan dan Kyungsoo terkikik geli, mereka memang tahu bahwa Baekhyun adalah gadis yang kerap kali memikirkan sesuatu yang liar ketika menyangkut status keperawanannya.

"T-tidak, hmm" Baekhyun berdeham untuk menutupi kegugupannya. "Jadi, apakah dewa-nim sudah menentukan siapa lelaki beruntung yang akan merenggut keperawananku?" Tanya Baekhyun yang diakhiri kikikan pelan, gadis itu kembali menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Oh, bahkan sekarang Luhan dan Kyungsoo pun ikut merona karenanya.

Dan ketika mendengar pertanyaan yang di lontarkan Baekhyun, madam Zhang mulai panik. Ia bahkan tidak tahu harus menyebutkan nama apa saat ini, wanita itu sibuk memutar otaknya. Ia kini bahkan berpura-pura tengah berkomunikasi dengan para dewa, wanita itu mendongak seraya merentangkan kedua tangannya di udara, matanya setengah terpejam dan tubuhnya sengaja ia buat seolah terlihat bergetar.

Ia masih tidak menemukan ide, wanita itu kini menunduk menyembunyikan kegugupannya, namun pada saat yang sama netranya tertuju pada tumpukan kertas yang masing-masing tertulis sebuah nama dan tanggal lahir. Matanya menelisik tulisan yang tercetak pada kertas yang berada di urutan paling atas. Dan perlahan sudut bibirnya mulai naik.

이름 : 박찬열

생년월일 : 19921127

띠 : 원숭이띠

"Aku mendapatkan satu nama." Ucap Madam dengan nafas tersengal, seolah tenaganya telah habis terkuras.

"Siapa dia? Siapa lelaki beruntung itu? Apakah dia tampan?" Tanya Baekhyun, binar di matanya menunjukkan bahwa ia sangat antusias mendengar jawaban dari madam Zhang.

"Park Chanyeol." Sahut madam Zhang penuh keyakinan, dan untuk lebih meyakinkan ia menambahkan,"Kutukanmu akan lenyap dan hantu itu akan pergi jika kau menyerahkan keperawananmu kepada seorang lelaki bernama Park Chanyeol. Tetapi jangan sembarangan, lelaki yang memiliki nama tersebut harus ber-Shio monyet."

"Park Chanyeol?" Baekhyun, Kyungsoo dan Luhan berbicara serempak. Mereka saling melempar tatap satu sama lain.

Oh. Sepertinya Baekhyun harus bekerja keras untuk mencari lelaki tersebut. dan ia akan mendapatkannya. Baekhyun akan mendapatkan lelaki itu, merayunya, dan mengajaknya bercinta.

Baekhyun sudah bertekad, meskipun ia harus mencari satu dari puluhan juta penduduk Korea Selatan. Baekhyun harus menemukannya.

Karena hanya lelaki itu yang bisa melepas Baekhyun dari kutukan yang menjeratnya.

.

.

Zhang Yixing atau kerap kali di sebut madam Zhang itu masih terdiam dalam posisi duduk setelah ketiga gadis tadi meninggalkan tempatnya, namun tak berlangsung lama karena kemudian ekpresinya berubah senang, matanya berbinar ketika mendapati fakta bahwa saat ini ia tengah mengenggam sebuah amplop tebal yang ia dapatkan dari gadis bernama Byun Baekhyun.

Ia tertawa pelan ketika tangannya menelusuri bawah meja dan meraih sebuah Mobile Tab, perlahan jemari lentiknya membuka salah satu file yang berisi daftar nama anak-anak konglomerat Korea Selatan. Dan nama Byun Baekhyun berada dalam urutan paling atas, tentu saja ia tahu tentang gadis itu.

Yixing bahkan hafal dengan baik bagaimana wajah Baekhyun atau bahkan kelakuan gadis itu yang kerap kali memainkan laki-laki.

Oh, tabiatnya benar-benar tidak bisa dibanggakan. Pikir Yixing

Sebagai seorang cenayan palsu, ia telah melakukan riset termasuk mengumpulkan data orang-orang kaya yang akan ia kelabuhi. Baginya, mendapatkan informasi tidaklah sulit, mengingat ia mempunyai banyak pelanggan dari kalangan atas.

Terkutuklah hidup yang sulit ini sehingga membuatnya mencari uang dengan cara seperti itu, demi menghidupi putra semata wayangnya.

Yixing menghela nafas pelan. Sebenarnya ada yang mengganggu pikirannya sedari tadi.

Byun Baekhyun.

Park Chanyeol.

Mengapa ia merasakan energi yang kuat pada kedua nama itu?

Well, mungkin Yixing adalah cenayang palsu dan memanfaatkan profesi tersebut serta mengatakan berbagai omong kosong untuk medapatkan uang, namun tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya ia mempunyai sedikit kemampuan dalam hal itu.

Dan hari ini Yixing merasakannya.

Ia merasa bahwa di masa depan kedua nama itu akan saling terhubung satu sama lain.

.

.

.

TBC

.

.

AN:
Oh hai~ kkk

Raisa bawa yang baru niihh :V

Sebelumnya Raisa udah melakukan voting di Instagram tentang dua fanfict baru yang mau dipublish, berhubung banyak yang pengen The Sweetest Troublemaker dulu, so yeah… Semoga Readers-nim pada suka ya.

Baekhyun? Sudah saatnya dia bangkit dari keterpurukan/? Haha gak apa-apa lah ya dibikin Bitchy gitu :D dan jujur Raisa antusias bgt sama karakter dia di sini :V

Chanyeol? Tetep ya, Raisa gak bisa move on dari karakter dia yang cuek ganteng gitu meskipun di chapter awal ini porsi dia gak banyak. Tapi tenang, next chapt dia akan bersinar, eaakkk :V (Oh ya, Chan disini sama kayak di exo monster comeback stage, babak belur ganteng gitu) haha

Panda gak apa-apa ya dituain dikit hehehe

Kuy ah review :*

Saran dan kritik dengan Bahasa yang baik ya sayang :)