Disclaimer
Naruto©Masashi Kishimoto
Kutukan Sang Kaisar©Green Maple
.
.
Genre : Alternatif Universe, Drama, Romance, Fantasy, Rate M.
Dont like dont read, please read and review.
.
.
Kutukan Sang Kaisar
Chapter 1 : Awal Mula
Selamat membaca
.
oOo
Beratus-ratus tahun yang lalu ada sebuah kisah legenda yang berkembang ditengah-tengah masyarakat yang menceritakan tentang kemurkaan sang mahadewa suci terhadap seorang anak manusia yang sombong akan kedudukan. Para penduduk mempercayai jika saat itu terjadi langit berubah menjadi gelap gulita, menyembunyikan sang matahari dengan gulungan-gulungan awan yang datang secara tiba-tiba. Kilat-kilat menyambar dengan koakan burung-burung yang beterbangan tak tentu arah, semua hewan di muka bumi menjadi gelisah, mereka bersembunyi di liang-liang persembunyian.
Hujan badai dengan kilatan yang menyambar terjadi selanjutnya, para penduduk merasa takut dan mengunci diri di dalam rumah. Berdoa di depan altar yang terdapat patung sosok lelaki berjubah dengan mahkota berbentuk matahari yang melingkari kepalanya, ia membawa sebuah pedang ditangan kanan dan perisai ditangan kiri. Ada lengkungan yang meliuk-liuk yang menggambarkan pendar-pendar cahaya yang keluar dari balik punggungnya. Para penduduk duduk bersimpuh, bersujud di depan altar sang dewa untuk memohon ampun agar kemarahan sang dewa mereda.
Mereka tidak tahu jika malam itu ada sebuah kutukan yang jatuh dari langit.
.
oOo
.
Uchiha Sasuke adalah seorang pangeran yang tumbuh di dalam istana yang penuh dengan kebusukan dan kemunafikan. Ayahnya kaisar Uchiha Fugaku adalah seorang kaisar ke 16 dari kekaisaran Uchiha yang sudah berdiri sejak 173 tahun yang lalu. Ayahnya memiliki watak yang keras dan kaku. Kaisar Fugaku mempersunting permaisuri Mikoto saat beliau berumur 30 tahun.
Permaisuri Mikoto adalah anak dari salah seorang bangsawan terpandang di daerah Kanto. Ia dibawa ke istana sebagai selir kaisar saat berusia 18 tahun. Dan disaat umurnya menginjak 20 tahun kaisar memilihnya untuk dijadikan sebagai permaisuri. Permaisuri Mikoto akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki setahun setelah pernikahannya dilangsungkan.
Sasuke terlahir disaat bulan bersinar penuh di atas langit yang gelap, tepat dititik tertingginya. Koakan burung-burung gagak menyambut kelahirannya disertai hawa dingin yang tiba-tiba datang menusuk malam itu. Tidak ada firasat apapun saat kelahiran sang pangeran kecil di tengah istana Jingu, istana yang diperuntukan oleh permaisuri. Tidak ada tanda keanehan yang didapat oleh tabib istana yang membantu proses kelahiran Sasuke.
Semua orang menyambut gembira akan kehidupan baru penerus kekaisaran Uchiha, mereka terus mengagung-agungkan nama kaisar.
Hingga suatu hari saat Sasuke berumur 15 tahun, kaisar dan permaisuri beserta sang pangeran yang hendak beribadah menuju kuil pemujaan dewa Amaterasu yang terbesar di kerajaan Uchiha, berada di kuil Shinto kaki bukit Kanto mengalami sebuah insiden penyerangan yang membuat kaisar dan permaisuri tewas bersimbah darah di depan mata sang pangeran.
.
oOo
.
13 tahun kemudian
Derap-derap langkah kaki kuda terdengar semakin jelas saat rombongan pasukan kaisar memasuki gerbang istana yang berdiri megah dua kilometer jauhnya dari pintu depan halaman istana. Mereka disambut dengan puluhan dayang dan seorang kepala dayang yang berdiri menunduk tepat di pintu masuk istana. Rombongan kaisar telah menyelesaikan satu peperangan lagi tahun ini.
Istana kekaisaran Uchiha terdiri dari lima bangunan utama. Saat memasuki gerbang istana yang berdiri kokoh dengan lambang kekaisaran di tengah gerbang terdapat halaman istana yang berlantaikan ubin berwarna abu membentang hingga dua kilometer jauhnya.
Terdapat undakan tangga lebar yang terbuat dari batu marmer pilihan di depan bangunan istana terdepan. Bendera-bendera dengan lambang kekaisaran berkibar disetiap sudut halaman dan terdapat patung raja Jimmu raja pertama kekaisaran Uchiha di depan istana. Istana Suizei adalah istana terdepan dengan pilar-pilar tinggi berukiran naga emas yang mengelilingi bangunan istana. Istana ini besar dan megah, diperuntukan untuk menyambut para tamu atau petinggi istana yang akan menghadap sang kaisar. Disinilah singgasana kaisar berada.
Di belakang istana Suizei ada hamparan taman luas yang diapit pondok-pondok bagi para prajurit yang bertugas menjaga keamanan pintu depan istana inti. Istana Jimmu adalah istana inti yang diperuntukan untuk peristirahatan kaisar. Semua kegiatan pribadi kaisar dihabiskan disini.
Di sebelah kanan istana Jimmu ada bangunan yang lebih kecil namun tak kalah megah yang bernama istana Jingu, seorang permaisuri yang tercatat sebagai kaisar wanita pertama sejak kekaisaran Uchiha berdiri. Sesuai namanya, istana ini diperuntukkan bagi permaisuri untuk beristirahat.
Para selir kaisar tinggal di istana Bulan yang berdiri kokoh di samping kiri istana Jimmu. Dan di belakang istana inti yang dipisahkan oleh halaman yang luas terdapat rumah bagi para prajurit dan para dayang yang juga dipisahkan oleh sebuah taman, tempat dimana para prajurit dan dayang beristirahat juga menyiapkan segala kebutuhan kaisar. Setiap bangunan dipisahkan dengan sebuah taman luas yang banyak ditanami oleh pohon sakura dengan sebuah jalan berlantai kayu yang membelah ditengah-tengahnya.
Sang kaisar turun dari pelanar kuda hitamnya yang gagah. Jubah zirah keemasannya berkilau saat diterpa cahaya matahari yang bersinar terik siang itu. Ia berjalan angkuh dengan sebuah katana bertahtakan batu safir merah pada sarung katananya yang tersampir dipinggang sebelah kiri. Kepala dayang Hiruzen membungkuk hormat dan segera mengikuti sang kaisar menuju ke dalam istana Jimmu. Jenderal Namikaze Naruto yang merupakan jenderal kepercayaan sang kaisar mengikuti di belakang bersama dengan kepala dayang Hiruzen.
Sesampainya sang kaisar di depan pintu berpelitur coklat dengan lambang matahari dengan ukiran emas yang memenuhi pintu, jenderal Namikaze membungkuk untuk mengundurkan diri. Sang kaisar yang sudah menginjakan kaki di dalam peraduannya langsung merentangkan kedua tangan, mengisyaratkan para dayang untuk melepas baju zirahnya. Kepala dayang Hiruzen yang sudah mengerti akan hal ini langsung bergegas meminta para dayang untuk melakukan tugasnya dan meyiapkan air hangat untuk sang kaisar membersihkan diri.
Kepala dayang Hiruzen merupakan penanggung jawab atas semua kebutuhan kaisar dan anggota keluarga kaisar. Ia sudah mengabdi pada kekaisaran Uchiha sebelum kaisar Fugaku menjabat sebagai raja ke 16 di istana ini. Saat sang kaisar sudah selesai membersihkan diri, para dayang dengan sigap membantu sang kaisar untuk mengenakan kimononya. Kimono kaisar berwarna biru tua dengan hakama besar dari bahan kain sutra terpilih yang lembut berwarna hitam dengan lambang Uchiha besar dipunggungnya. Para dayang segera beranjak undur diri setelah menyelesaikan tugasnya.
Kepala dayang Hiruzen membungkuk memberi hormat, bersuara tanpa berani menatap langsung kedua mata sang kaisar."Maaf Yang Mulia, hamba ingin memberitahukan bahwa perayaan musim semi akan berlangung besok lusa. Semua persiapan sudah dilaksanakan dan tidak ada hambatan untuk sejauh ini."
Tidak ada sahutan. Hening mencekam menyelimuti ruangan peraduan sang kaisar. Hanya lambang Uchiha yang terlihat dipunggung kaisar seolah-olah mengulitinya hidup-hidup. Dayang Hiruzen tiba-tiba saja merasakan hawa mencekik yang membuatnya berkeringat dingin. Ia masih membungkuk was-was menanti tanggapan dari sang kaisar. Kedua tangannya bertautan cemas dibalik seragam dayangnya. Ia hampir berjenggit kaget saat suara sang kaisar terdengar membelah keheningan.
"Lakukan saja, aku tidak perduli." Suaranya bengis dan dingin, membuat dayang Hiruzen meneguk ludah susah payah. Suasana hati baginda raja selalu buruk semenjak bertahun-tahun yang lalu. Mata sang kaisar selalu menyalang tajam dan mengeluarkan aura membunuh. Tidak ada yang berani menatap matanya jika tidak ingin mati berdiri.
Kaisar Sasuke sudah menjabat sebagai pemimpin tertinggi di kekaisaran Uchiha semenjak berumur 15 tahun. Kematian sang kaisar terdahulu membuatnya terpaksa mengemban jabatan ini terlalu dini saat ia masih remaja.
"Baik Yang Mulia, hamba akan melaksanakan titah Yang Mulia. Kalau begitu hamba mohon undur diri." Kepala dayang Hiruzen semakin membungkuk sebelum menarik diri dari peraduan sang kaisar.
Kaisar Sasuke masih berdiri di depan jendela yang terbuka saat telinganya mendengar suara pintu yang tertutup. Angin malam berhembus menerpa wajahnya yang terpahat sempurna, memainkan anak-anak rambut hingga membuatnya bergoyang-goyang. Mulutnya terkatup rapat, ia menatap hamparan langit yang berhiaskan bintang dan rembulan yang bersinar terang malam ini. Tidak ada ekspresi yang terbaca dari wajahnya. Ekspresinya datar dan dingin. Pikirannya menerawang jauh mereka ulang saat dimana semua ini bermula.
.
oOo
.
"Sakura?"
Seorang gadis dengan kimono merah jambu yang sewarna dengan surainya mendongak saat suara familiar terdengar menyeruak diantara rimbunnya tanaman kebun. Mata hijaunya menangkap siluet seorang wanita paruh baya dengan kimono putih kusam yang melambaikan tangan kearahnya, tak lupa senyuman terpatri diwajah tuanya.
Gadis yang dipanggil Sakura itu kemudian berdiri dan berlari kecil menyambut sang ibu dengan menenteng sebuah keranjang yang dipenuhi dengan sayuran. Tangannya yang putih menahan topi jerami yang melindungi rambutnya dari sengatan matahari. Sakura mengulas senyum saat melihat senyuman sang ibu yang masih menghiasi wajahnya. Haruno Mebuki mengelus surai merah jambu gadis kecilnya yang sekarang sudah menginjak remaja. Ia merangkul pundak sang anak dan menggiringnya menjauh dari ladang.
"Ada apa bu?" Sakura terheran dengan kedatangan ibunya ke kebun, hari masih belum beranjak sore dan ia masih belum menyelesaikan pekerjaannya di kebun. Mereka melangkah beriringan meninggalkan kebun dengan Mebuki yang mengamit lengan kanan sang anak. Saat itu matahari bersinar cukup terik di atas awan.
"Sayang, tahun ini kau sudah berumur 16 tahun dan ibu merasa hari demi hari suatu saat kau akan meninggalkan ibu." Mebuki menghela nafas, wajahnya tiba-tiba terlihat sendu. Sakura yang menyadari perubahan ekspresi wajah ibunya terheran-heran, ia bingung dengan pembicaraan ibunya yang tiba-tiba seperti ini.
"Apa maksud ibu?" Sakura menghentikan langkahnya, tangan kirinya yang bebas menggenggam punggung tangan ibunya yang mengamit lengan kanannya. Wajahnya menyiratkan kebingungan. Mebuki mencoba tersenyum walaupun senyumnya terlihat masam, ia semakin mempererat genggamannya dan menarik Sakura untuk melanjutkan langkah mereka.
"Kau ingat sayang? Besok lusa adalah perayaan musim semi. Semua gadis akan diboyong ke istana untuk diseleksi," Sejenak Mebuki menghela nafas sekali lagi, kepalanya menunduk menelusuri jalan setapak berbatu yang ia pijak,"Ibu selalu merasa khawatir jika saat itu tiba. Ibu takut tidak akan bisa bertemu denganmu lagi." Mimik wajah Mebuki berubah sedih, Sakura yang melihat ekspresi wajah ibunya ikut merasa sedih. Namun tiba-tiba wajahnya berubah, senyumnya merekah saat sebuah ide terlintas dipikirannya.
"Bagaimana kalau aku tidak ikut saja bu?" Mebuki yang mendengar lontaran kalimat anaknya yang menggebu mendadak menghentikan langkah. Tindakan Mebuki yang tiba-tiba ini membuat Sakura terhuyung ke belakang. Kakinya memaku diatas tanah berbatu, berkedip-kedip menanti reaksi sang ibu.
"Tidak, kita tidak boleh mengelabui kaisar. Jika kaisar sampai tahu, kita akan dihukum pancung." Sakura cemberut saat mendengar jawaban dari ibunya. Mereka berdua kemudian melanjutkan kembali perjalanannya hingga akhirnya sampai disebuah rumah sederhana dengan pintu geser berbahan dasar kayu dan kertas yang menutupi bagian dalam rumah.
Sakura hidup berdua dengan ibunya sejak ia berumur 10 tahun. Ayahnya meninggal karena sakit keras, mereka tidak sanggup membawa sang ayah untuk berobat ke tabib yang ada di seberang desa. Ia hanyalah anak dari petani miskin yang tinggal di sebuah desa terpencil di wilayah kekaisaran Uchiha.
"Ibu masih menyimpan beberapa baju terbaik ibu saat muda dulu. Mungkin ibu akan menjahitnya sedikit agar pas ditubuhmu." Senyumnya merekah, Walaupun rumahnya begitu sederhana dan sepi namun masih menguarkan kehangatan yang tersisa di atas tatami. Hanya ada sebuah meja dan lemari kecil disana yang menghiasi ruang depan rumahnya.
Mebuki berbelok mengarah ke salah satu kamar yang ada dirumah ini. Sakura beranjak ke belakang rumah, menyimpan hasil berkebunnya disebuah lemari kecil yang berada di dapur. Tak berselang lama Mebuki keluar dengan membawa sebuah kimono cantik berwarna hijau muda dengan corak bunga-bunga Sakura. Sakura terpana melihatnya, kimono itu benar-benar terlihat cantik dan halus.
"Ini adalah kimono yang diberikan ayahmu dulu saat kami menikah. Bahannya terbuat dari benang sutra," Mebuki tersenyum saat melihat ekspresi gadis kecilnya yang menatap tak berkedip pada kimono hijaunya,"Kau akan mengenakan ini saat perayaan musim semi besok. Ibu akan mendadanimu secantik mungkin."
Tiba-tiba sinar diwajah Sakura meredup saat ia teringat akan perkataan ibunya tempo lalu."Bu, haruskah aku ikut?" Dulu sewaktu ia masih kecil ia begitu menginginkan untuk cepat tumbuh besar supaya ia bisa mengikuti perayaan musim semi yang tiap tahun diadakan agar ia bisa masuk ke dalam istana. Namun, semua euforianya musnah saat dirinya mengingat ekspresi wajah ibunya.
Tangan Mebuki bergerak mengelus dengan kelembutan lengan anaknya yang tertutup kimono merah muda yang sudah kusut. Ia tersenyum hendak menyalurkan hal positif disetiap gerakan tangan yang ia lakukan."Sayang, tidak ada hal yang bisa memisahkan kita. Kau tetaplah Haruno Sakura gadis kecil ibu yang cantik. Ibu akan selalu berada disini untuk menunggumu. Kau dengar itu?" Kedua lengan Mebuki terbuka hendak memeluk badan dari gadis kecilnya. Mata Sakura berkaca-kaca menerima pelukan dari ibunya, ia kemudian membalas pelukan sang ibu. Meresapi kehangatan yang menguar dari wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya.
"Aku mencintaimu bu." Sakura tersenyum dibalik punggung ibunya. Pelukannya mengerat dan ia memiringkan kepalanya untuk menghirup aroma kayu yang keluar dari rambut ibunya. Namun dibalik punggung Sakura, Mebuki berusaha menahan air matanya yang mendesak dipelupuk mata. Ia tersenyum penuh ironi, mengelus surai merah jambu sang anak dan menyalurkan kasih sayangnya yang tak terbatas.
"Aku tahu itu sayang, ibu juga mencintaimu."
.
oOo
.
Kaisar Uchiha Sasuke sudah berhasil menaklukan hampir seperempat wilayah yang berada di muka bumi ini ketika umurnya menginjak 20 tahun. Ia adalah raja yang berdarah dingin dan kejam, kematian orangtuanya membuatnya seolah mati rasa. Ia bertekad akan menaklukkan seluruh jagad raya. Membuat semua orang bertekuk lutut dikakinya. Kekejamannya terdengar hingga ke belahan penjuru dunia, membuat banyak kerajaan tidak berani berurusan dengannya.
Hal ini lama-lama membuatnya tinggi hati, ia merasa dialah yang terkuat di bumi ini. Berperang dan membunuh adalah nama tengahnya. Katananya seolah meminta tumbal disetiap tahun dengan bermandikan darah dari lawan-lawannya.
Tidak ada yang bisa mengalahkannya, semua bersujud memohon ampun atas nyawa mereka satu-satunya. Ia adalah raja dari segala raja, penguasa jagad raya, junjungan para manusia dan ia tidak akan takluk pada siapapun. Termasuk Mahadewa Amaterasu, dewa dari segala dewa yang selalu ibunya agung-agungkan. Hingga suatu ketika sang Mahadewa murka karena kesombongannya dan menjatuhinya sebuah kutukan. Kutukan yang membuatnya tersiksa atas hasrat membunuh yang menguasai dirinya.
Kaisar Sasuke tidak bisa mengendalikan hasrat membunuhnya. Ia begitu tersiksa bertahun-tahun dengan kutukan ini. Rasanya seperti ingin mati. Pernah suatu ketika ia ingin mengakhiri hidupnya agar ia tidak tersiksa dengan kutukan ini. Namun ego dan harga diri menguasainya. Ia tidak ingin mati sebagai seorang pengecut.
Hanya ada satu cara untuk mematahkan kutukan itu. Kelak akan ada seorang anak perempuan yang terlahir dari reinkarnasi sang dewi musim semi yang telah tewas terbunuh beberapa tahun lalu. Sang Dewi lah yang bisa menyembuhkan kutukan itu dengan kekuatan penyembuhnya. Anak perempuan ini akan terlahir di awal musim semi saat puncuk pertama bunga sakura merekah.
Namun, anak perempuan ini akan terlahir tanpa ingatan akan jati dirinya dimasa lalu. Kekuatannya akan muncul disaat ia beranjak dewasa dan kepingan-kepingan masa lalunya berhasil menyatu dengan sempurna. Sang Kaisar harus selalu berada disisinya saat anak perempuan itu mengingat jati dirinya. Sebab benang takdir sudah mengikat sang dewi musim semi beribu-ribu tahun yang lalu bahwa disaat ia berusia 17 tahun akan ada seseorang yang berusaha merenggut serpihan kemurnian sang dewi.
Manusia fana memiliki nyawa yang memberikannya sebuah kehidupan, namun bagi para dewa serpihan kemurnian adalah pengganti dari sebuah nyawa.
Kaisar Sasuke terduduk bersimpuh saat mengetahui kenyataan ini. Wajahnya pucat pasi dan ia begitu menyedihkan. Mahadewa Amaterasu yang berdiri menjulang di depannya dengan pendar-pendar cahaya yang menyilaukan mata memberikan sebuah petunjuk kepada kaisar.
"Kau akan mengetahuinya saat pertama kali kau melihat mata musim semi, akan ada perasaan menggebu-gebu untuk memilikinya."
Atas dasar petunjuk dari Mahadewa itulah ia kemudian membuat suatu perayaan yang wajib diselenggarakan tiap tahun. Perayaan musim semi dimana perayaan ini diadakan pada minggu pertama musim semi tiba. Para penduduk desa diwajibkan memberikan sebuah persembahan bagi kaisar. Persembahan itu adalah seorang gadis yang genap berusia 16 tahun yang terlahir disaat musim semi. Gadis itu akan diboyong ke istana untuk dijadikan calon dayang bagi kaisar. Para penduduk diwajibkan untuk mendandani secantik mungkin gadis-gadis yang telah memenuhi persyaratan.
Bertahun-tahun sudah kaisar Sasuke mencari anak perempuan itu, bertahun-tahun lamanya ia tersiksa dengan kutukan ini. Rasanya ia ingin marah karena merasa dipermainkan oleh sang dewa dan putus asa mulai melanda batinnya. Ia harus berlomba-lomba dengan waktu. Tidak ingin membiarkan orang itu yang menemukan sang dewi pertama kali.
Sebab jika serpihan kemurnian sang dewi terambil, ia harus menunggu hingga reinkarnasi sang dewi terlahir kembali ke dunia.
.
Chapter 1 : Awal Mula – End
.
A/N :
Amaterasu dalam mitologi Jepang yang saya ketahui adalah seorang Dewi, namun disini saya menggambarkannya sebagai sosok dewa laki-laki.
Dan apakah Amaterasu adalah dewanya para dewa? Saya sendiri juga kurang paham, tapi disini Amaterasu saya deskripsikan kedudukannya seperti Zeus (mitologi Yunani) atau Ra (mitologi Mesir).
Karena Vampfic sudah banyak yang membawakan jadi saya mengambil tema kekaisaran Jepang.
Sekian, terimakasih.