THAT BOSS

MainCast: Luhan, Sehun, Kris, Exo

Pairing: Hunhan and Others

Rated: T++

Warning: typo bertebaran

Boys love, yaoi, DLDR

enjoy

.

.

Chapter 1

Luhan sedang berputar putar di kursi kantornya. Membosankan sekali. Biasanya jika sedang bosan dia akan bermain dengan adiknya, Kris. Bermain dalam kamus Luhan adalah memiting satu sama lain. Adiknya lebih tinggi dari dia, tapi otaknya benar benar moron. Mengerjainya adalah hobi Luhan setelah bernyanyi.

Tapi si tinggi idiot itu sedang kuliah di Korea. Bentuk hukuman ayahnya karena di China dia terlalu suka foya foya. Orang tua Luhan merupakan pebisinis entertainment di China. Hidupnya dikelilingi oleh artis artis. Kadang ayahnya malah suka menjodoh jodohkan nya dengan salah satu artis mereka.

Sedang seru serunya berputar sambil meluncur berkeliling ruangan layaknya anak kecil bermain, tiba tiba telfon kantornya berdering. Luhan menghampiri mejanya (masih sambil meluncur).

"ya?" katanya malas.

"Tuan muda Xi. Tuan Besar dan Nyonya menunggu anda diruang rapat"

"loh? Memang nya hari ini ada jadwal rapat?

"Tidak Tuan Xi. Tetapi sekertaris tuan besar baru menghubungi saya, katanya ini darurat"

"Oke. Terimakasih nona Chang."

Sebenarnya Luhan ingin meluncur dengan kursinya ke Ruang rapat. Tapi kalau ayahnya sampai tau, bisa bisa ia digantung. Luhan bangkit dari kursinya. Merapihkan jas nya, dan mengacak sedikit rambutnya. Biar kelihatan lebih manly, pikirnya

"kau tampan Xi Luhan" katanya penuh percaya diri pada pantulan dirinya di dinding kaca lengkap dengan smirk andalannya.

Luhan berjalan ke ruang rapat, orang orang yang lalu lalang membungkuk hormat. Sesampainya ia diruang megah itu, tampak Ayah dan Ibunya sedang duduk. Tidak terlihat seperti ada rapat. Ayahnya duduk minum kopi sambil baca Koran sementara ibunya sedang membenahi lipstick merahnya. Luhan tak pernah mengerti kenapa wanita suka memakai lipstick merah. Di benaknya hal itu jauh dari kata sexy, malah terlihat seperti habis makan orang.

"Pagi." Sapanya sambil mendekati mereka,

"oh sayang, kau sudah datang" kata Nyonya Xi. "Tentu saja sudah. Kalau belum siapa yang menyapa mu barusan" Batin luhan. Ia menghampiri ibunya , memeluk dan mengecup pipi sang ibu. Luhan mengelak saat sang ibu ingin menciumnya kembali. Ia menunjuk bibirnya saat melihat tatapan bingung ibunya. Sadar maksud Luhan apa, Nyonya Xi hanya tersenyum maklum. Luhan tak pernah mau dicium. Apalagi dengan lipstick merah itu. Bisa bisa berbekas di pipinya.

Tuan Xi melipat korannya, menyeruput kopinya sebelum menyapa anak sulungnya itu.

"Bagaimana keadaanmu?"

"baik ayah. How was Japan?" kata Luhan sambil duduk dikursi dekat Ayahnya

"seperti yang kau tau. Respond nya sungguh positif." Luhan mengangguk angguk. Artis dibawah naungan ayahnya baru saja debut di Jepang. Girlband yang leadernya sempat dicomblangkan dengannya. Tapi Nyonya Xi tak setuju, katanya, jika dilihat, Luhan malah jauh lebih manis ketimbang wanita itu.

"aku ada tugas untukmu." Kata sang Ayah. Luhan mendengarkan dengan seksama. Baguslah dia diberi tugas, dia aga bosan juga di China.

"pergilah ke Korea. Kau akan mewakiliku untuk kerjasama dengan manajemen disana. Temui perwakilan tuan Lee, namanya tuan Kim Young Woon. Dia yang akan menjelaskan lebih detail disana. Secara garis besar aku hanya bisa mengatakan bahwa Tuan lee ingin bekerja sama dan mengirim group nya untuk debut di China. Tapi belum tau yang mana. Kau tau kan, perusahaan kita dan dia berencana untuk bergabung"

"kau boleh mengajak adikmu jika mau Luhan. Ku yakin kau rindu dengan nya" kata sang ibu. Oh Luhan rindu sekali. Tangannya sudah gatal untuk menyambit adiknya itu.

"baiklah.". Ayahnya mengernyit heran. Kok Luhan gampang sekali menerima. Dia pikir ia harus mengikat anaknya dikursi dan mengurungnya dulu untuk memaksa Luhan setuju.

"aku hanya bosan di China ayah. Jadi kapan aku berangkat?"

"besok. Semua berkas sudah diurus."

"hhh.. ayah ini suka sekali dadakan sih?"

"karena jika aku memberikan waktu lebih untukmu, kemungkinan kau akan kabur akan semakin besar. Hahahaha." kata Ayahnya dengan tawa penuh kemenangan. "tapi ternyata kau setuju. Strategi ku jadi sia sia" katanya kemudian. Berhenti tertawa seketika. Terima kasih tuhan, keanehan itu kau turunkan pada Kris. Bukan pada Luhan

"baiklah kalau begitu. Sampaikan salam ibu pada adikmu ya Lu." Kata nyonya Xi.

"tentu ibu. Akan aku sampaikan"

Dan.. berawal lah semua hal yang tak pernah Luhan kira sebelumnya.

ooo

Setelah beristirahat selama 2 hari di apartemennya di Korea, ia memutuskan untuk mengunjungi adiknya. Saat itu siang hari, setelah mendapatkan salinan jadwal kelas Kris, dan bertanya sana sini dimana adiknya berada, Luhan pun menuju sebuah café dekat kampus adiknya.

Sedang asik asiknya berjalan sambil menulis status di media social, seorang pria menubruknya sampai terjatuh dengan bokong mendarat duluan. Pria ini seperti dikejar orang orang. Wajahnya memakai masker dan kacamata hitam serta topi. Wah jangan jangan orang ini pencuri. Pria itu tampak kelabakan. Ia membuka masker dan kacamatanya. "maaf!" katanya singkat. Lalu segera mengambil asal barang barang yang terjatuh dan segera berlari pontang panting.

"KAU GILA?!" Teriak Luhan. Dan baru sadarlah ia kenapa si lelaki itu berlari. Segerombolan orang (yang mayoritas) perempuan mengejar lelaki itu dengan ganas. Luhan harus cepat cepat menyingkir kalau tidak mau diinjak. Ia melongo, apa yang pria itu curi sampai sampai dikejar banyak orang.

Luhan bangkit mengambil ponselnya yang terjatuh dan membenahkan bajunya. Kesal, ia memutuskan untuk buru buru pergi. Hilang sudah moodnya memposting status, ia lalu menjejalkan ponsel ke sakunya.

Ia melanjutkan langkahnya ke café dengan langkah besar besar. Sesampainya di café ia melihat sosok tinggi yang sangat ia kenal sedang berduaan dengan wanita. Jelas sekali dia sedang merayu orang itu.

Haha, waktu yang bagus untuk menyapa adiknya. Luhan menghampiri Kris, si pria itu tampaknya tak sadar.

"berani-berani nya kau berdua duaan dengan wanita lain? Kau tau istrimu sedang hamil dirumah? Ia memintaku untuk mencarimu!" kata Luhan dengan aktingnya yang luar biasa.

Kris tersentak. 'sialan. Kenapa dia disini.' Tapi mulut si bodoh itu tidak bisa berkata kata saking kagetnya. Wanita yang disamping Kris mengerutkan dahinya bingung. Luhan beralih kepada si wanita itu. "dengar ya cantik. Kau mungkin berpikir si bodoh ini tampan. Tapi jika boleh kusarankan, kau cari saja lelaki lain yang masih lajang. Jangan pria beristri yang sudah mau punya anak ini" katanya dengan nada menyebalkan sambil berkacak pinggang.

Jelas sekali wanita itu langsung tak berminat dengan Kris. Ia bangkit dari bangkunya sambil berkata, "jangan pernah menghubungiku lagi. Tuan Kris" lengkap dengan sebuah tamparan di pipinya. Kris masih melongo sambil memegangi pipinya yang panas. Luhan mati matian menahan agar tawanya tak menyembur keluar.

Setelah wanita itu tak terlihat lagi, Luhan tertawa sekencang kencangnya dan Kris menatapnya dengan tatapan membunuh. Setelah bebarapa orang memandangnya tajam, Luhan memutuskan untuk berhenti dan duduk di depan adiknya itu.

"hai adik kecil. Merindukanku kah?" katanya dengan nada mengejek

"apa yang kau lakukan disini bodoh?! Dan apa apaan itu tadi. Bagaimana kalau tadi pacarku dan dia memutuskan hubungannya denganku!" kata Kris kesal. Tamparannya masih berasa. Luhan meminum minuman di depan Kris tanpa izin. Dia sangat haus setelah tertawa terbahak bahak seperti tadi.

"ayah mengirimku kesini. Aku ada urusan dengan Tuan Lee dari rekanan di Korea. Hahaha jika tadi itu pacarmu malah bagus dong. Kau kan harus focus kuliah. Ingat Xi Yi Fan, kau masih dalam masa hukuman"

"ya ya ya" kata Kris memutar bola matanya malas

"ah iya, aku ingin mengabari ibu dulu." Kata Luhan sambil merogoh ponselnya. Ada yang aneh dengan ponselnya. Ia menyalakan ponselnya beberapa kali. Membuka lock nya dengan kode biasanya tapi tak bisa. Sesekali ia mencoba menaruh ponsel itu ditelinganya. Seperti mencoba untuk menelpon. Entah untuk apa.

Kok ponselnya aneh.

"Kris.. ponselku aneh" katanya

"hah? Aneh apanya?"

"sejak kapan ponselku.. screen savernya… seperti ini?" kata Luhan sambil menunjukan ponselnya. Kris melihat screen saver itu sekilas.

"hah? Ya mana kutau. Aku saja baru tau kau pecinta Boyband korea". Jawabnya tak peduli, sambil meminum minumannya.

"boyband korea? Screen saver ku bukan foto ini kok. Screen sav- OH ASTAGA!" kata Luhan. Kris tersentak kaget. Ya tuhan. Kenapa ia harus lahir dari Rahim yang sama dengan Luhan.

"Yak! Apalagi."

"tadi aku ditabrak seseorang saat dalam perjalanan kesini. Seorang pencuri yang dikejar kejar oleh orang. Jangan jangan ponselku tertukar?!"

"hah pencuri? Tertukar? Yasudah coba telpon ponselmu dengan ponselku."

"yah… aku tak hafal. Kan itu nomor Korea yang baru kubeli."

"astaga. Kau ceroboh sekali sih. Yasudah tunggu saja. Nanti juga yang punya ponsel itu menelfonmu." Kata Kris malas. Luhan ini. Selalu ceroboh.

Luhan memainkan ponsel itu. Nyala, mati, nyala, mati.

"yak. Jangan dimainkan. Batrenya lowbat kalau mati bagaimana?!". Tapi Luhan tak peduli. Ia ada janji dengan tuan Kim sebentar lagi. Dia butuh sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya dari kepanikan ini. Masih asik dengan ponselnya.. tiba tiba screen saver itu menangkap perhatiannya.

"KRIS! KRIS! Ini orang yang menabrakku tadi! Ini pencuri itu" kata Luhan sambil menepuk nepuk tangan Kris terlalu bersemangat. Ia memperlihatkan foto screen saver itu, menunjuk seorang pria putih diantara banyaknya pria lain. Kris membulatkan matanya

"Kau yakin?!"

"1000% aku yakin! Dia pencuri itu!"

"astaga Luhan. Kau ini bodoh atau apa. Masa kau tak mengenalinya. Apa sih tugasmu dikantor?!" damprat Kris. Luhan mengerjap ngerjapkan matanya. 'kok ga nyambung?' batinnya.

"apa maksudmu?"

"ini oh sehun. Anggota EXO"

Astaga

"Boyband yang dinaungi Management Tuan Lee. Rekanan ayah dari cabang Korea Lu!"

Astaga lagi. Kok Luhan tak tau. Luhan masih mengerjap ngerjapkan matanya. Lalu tiba tiba, ponsel si Sehun Sehun itu, mati. Lowbat. nice

"Tuh kan mati" Lapor Kris. Tak berguna sama sekali.

"aku harus bagaimana dong?"

"ya sudah kau ada janji dengan tuan Kim kan di gedung SM? Kesana saja. Nanti kau akan bertemu dengan nya pasti."

Luhan menyetujui itu. Ia mengambil kartu nama tuan Kim yang diberikan ayahnya tadi dari dompetnya. Kris tak bisa mengantar kakanya. Ia ada kelas. Luhan juga belum berani menyetir sendiri karena bisa bisa ia tersesat. Luhan pun memutuskan untuk naik taksi.

ooo

Sehun berjalan dengan nafas terengah engah. Ia masuk kedalam ruang latihan dimana para member sedang menunggunya.

"darimana saja kau?" suara nyaring Baekhyun menyapanya saat ia masuk kedalam ruang latihan. Lay sedang dalam dunianya sendiri. Xiumin dan Chen sedang mengobrol berdua, tampak mesra sekali. Kai sedang tiduran dengan kyungsoo yang memijit pinggangnya. Chanyeol dan Baekhyun yang sedang bercanda, kejar kejaran dengan Baekhyun. Dan Suho yang sedang merenungi nasibnya menjadi Leader.

"aku baru saja dikejar sasaeng fans tadi pas mau membeli bubble tea" katanya kelelahan. Ia menjatuhkan dirinya di sofa di samping Suho.

"kenapa kau tidak mengabari kami sebelum pergi?" kata Suho.

"aku kan hanya sebentar"

Sehun bangkit dan membaringkan dirinya disamping kai. "hyung. Gantian. Pijiti aku juga". Kai menoleh kearah Kyungsoo tak terima. Ia memberikan tatapan "jangan pijit si cadel itu" dan mempoutkan bibirnya

"tenang Kai. hanya memijit kok". Kata Kyungsoo santai

"iya Kai. aku kan adik kesayangan D.O hyung" sahut Sehun meledek sambil terkekeh.

"kami mencemaskanmu. Ponselmu tak bisa dihubungi." Celetuk Chanyeol yang sekarang sudah duduk sambil memangku Baekhyun.

"mungkin baterai nya habis" kata Sehun sambil merogoh ponselnya. Mengecek apakah ponselnya benar benar mati.

Tunggu dulu..

Kok ponselnya ada yang aneh. Kenapa screen savernya bukan foto groupnya. Melainkan foto pria yang sangat manis dengan gaya manly yang gagal. Sehun merasa familiar dengan pria di foto itu. Beberapa kali ia memasukan password tapi salah terus. Ia pehatikan ponsel itu dan kemudian..

"ANDWAEEEEEEE" teriaknya sambil bangun. Kyungsoo yang memijitnya langsung kaget dan membulatkan matanya. Tangannya masih menggantung di udara. Chen dan Xiumin menghentikan perbincangan intim mereka, Lay saja sampai kembali ke bumi dari dunianya sendiri. Chanyeol dan Baekhyun yang sedang berlovey dovey sampai menengok bingung kearah Sehun.

"yak Maknae, Kenapa kau?" Tanya Kai

"PONSELKU TERTUKAR!"

"MWO?"

"APA KATAMU?

"KOK BISA?"

Dan sehun pun menceritakan kejadian tabrakannya dengan orang asing itu.

"Astaga sehun. Kau harus mengambil ponselmu sekarang. Bagaimana jika data mu ada yang bocor." Kata Xiumin khawatir

"tapi kan aku lock"

"yak. Jaman sekarang sudah canggih. Bagaimana kalau di retas?" nah, Baekhyun sukses membuat Sehun makin panik.

"oh iya benar juga."

"kau harus menemukannya sebelum manager datang. Kau tau kan hari inikita ada pertemuan dengan produser China?" kata Kyungsoo super serius

"oh iya benar juga. Sebaiknya aku pergi sekarang. Kabari aku jika sudah mau waktunya berkumpul." Kata Sehun segera berlari keluar ruangan.

"YAK! BAGAIMANA KAMI MENGHUBUNGIMU?" teriak suho.

"telfon saja ponselnya." Celetuk Lay tanpa dosa. Sementara member lain hanya mendesah. Sudahlah.

ooo

Luhan baru saja sampai di SM entertainment. Ia sudah bersama tuan Kim sekarang.

"Tuan Xi. Silahkan tunggu sebentar. Kami akan meminta para manager untuk memanggil artis kami. Kedatanganmu sedikit lebih cepat. Mungkin mereka masih bersiap. Aku izin sebentar ya"

"oh. Haha. Maaf. Aku hanya terlalu bersemangat. Baiklah. Gunakan waktu sebanyak yang kau perlukan tuan Kim. Tapi, bolehkah kau menunjukanku dimana kamar mandinya?" kata Luhan. Di ruang tunggu sebenarnya ada kamar mandi. Tapi dia takut dengan ruangan asing super besar dan dia hanya sendiri.

Setelah memberi tau arahnya, tuan Kim izin pamit untuk bertemu para manager. Luhan melangkahkan kakinya, mencari letak kamar mandi. Kemampuan membaca aksara hangeulnya masih payah.

Sampai tiba tiba…

"YAK!" Luhan mendongak. Seorang pria tinggi dari arah berlawanan sedang berjalan terburu buru kearahnya. Pria itu mencengkram erat lengannya dan menariknya secara paksa

"HEY!" Teriak luhan. Namun si tinggi tak peduli dan masih menarik nya masuk kedalam kamar mandi. Luhan meronta.

"LEPASKAN!" si tinggi melepaskan lengan Luhan sambil mendorongnya sedikit.

"yak, kau gila? Baru aku lihat sasaeng fans sepertimu bisa menembus penjagaan gedung ini"

Hah? Apasih yang dia bilang. Luhan masih mencerna kata kata si bodoh ini. Eh tunggu. Kok mukanya seperti Luhan kenal. OH IYA. PRIA INI SI SEHUN SEHUN ITU

"KAU YANG GILA" semburnya.

"cepat kembalikan ponselku. Dasar pencuri" kata Sehun jutek, merasa paling benar. hah? Pencuri? Luhan menendang kaki Sehun sampai Sehun jatuh terjerembab. Pria itu mengaduh kesakitan. Ia mengambil ponsel Sehun dari sakunya dan melemparnya. Dia tak peduli jika ponsel itu rusak.

"ponsel kita tertukar karna kau menabrak ku bodoh. Kalau aku pencuri tak mungkin ponselku ada padamu. Mana. Cepat kembalikan ponselku" kata Luhan. Sehun mengambil ponselnya dan segera bangkit. Ia merogoh sakunya dimana ponsel Luhan ia taruh.

"nih ku kembalikan. Dasar anak kecil!" kata Sehun sambil menempelkan ponsel itu ke wajah Luhan. Seperti vampire yang ditempelkan kertas jimat. Luhan mengambil ponsel nya dengan gusar dan memandangi si pria dengan tatapan membunuh.

"yasudah. Aku pergi dulu. Sebaiknya kau pulang. Ibumu pasti mencarimu. Aku duluan ya. Daaah" kata sehun santai sambil pergi.

"KAU GILA! AKU BUKAN ANAK KECIL. AKU TAK SUDI MELIHATMU LAGI" teriak Luhan. Sehun yang sudah berjalan beberapa langkah, membalikkan badannya. "siapa bilang aku mau melihatmu lagi" katanya menyebalkan lalu kembali melangkah pergi.

Nafas Luhan memburu. Ia benar benar emosi. Setelah cuci muka , berharap emosinya akan reda, ia kembali ke ruang tunggu. Setengah jam kemudianTuan Kim datang

"semuanya sudah siap tuan. Kami menunggu anda di ruang yang sudah disiapkan." Luhan tersenyum lalu bangkit. Setidaknya semua sudah selesai dan dia bisa focus dengan pekerjaannya.

ooo

"yak Sehun. Cepat bersiap. Pertemuan dengan produser China dipercepat. Omong omong bagaimana ponselmu?" Tanya Chen. Sehun hanya diam sambil menunjukan ponselnya dengan santai

"wah daebak. Kok bisa?" Tanya Chanyeol heran.

"iya ternyata sasaeng fans itu sedang digedung ini juga. Aku melihatnya saat ia di koridor tadi."

"hah? Mana mungkin? Ko dia bisa masuk?" sekarang gantian Baekhyun yang heran

"entahlah aku tak peduli. Yang penting ponselku kembali." Katanya. Lalu ia pun buru buru bersiap.

ooo

Ruangan itu sudah ramai dengan beberapa artis lain dan managernya seperti Red Velvet, F(x) dan Lainnya. EXO masuk terakhir, terima kasih atas keterlambatan Sehun.

Pintu ruangan terbuka, beberapa petinggi perusahaan masuk lalu tuan Kim. Sehun saat itu sedang sibuk dengan tali sepatunya yang terlepas. Agak tak sopan memang. Tapi lebih baik ia perbaiki daripada tersandung di depan orang.

"selamat siang semuanya. Seperti yang sudah kami informasikan bahwa perusahaan SM akan merger dengan perusahaan rekanan di China. Kami juga akan mempersiapkan debut kalian ke sana. Untuk project ini, wakil petinggi rekanan kami dari China langsung yang akan memimpin. Mari kita sambut, Xi Luhan!" kata tuan Kim dan tepuk tangan pun menyambut kedatangan Luhan ke ruangan.

Luhan masuk dengan karisma nya, ia berdiri di depan para petinggi, menatap setiap artis dengan senyuman ramah. Sampai tiba tiba, seorang pria yang dari tadi sibuk dibalik meja, mendongak menatapnya. Pria yang baru saja ia temui tadi.

"APA?!/MWO?!" dan teriakan Luhan dan Sehun saat itu dihadiahi oleh tatapan bingung dari yang lainnya dan tatapan frustasi Suho. Keheningan pun menyelimuti ruangan itu.

'Sial.' Batin Sehun

TBC/END?

A/N:

hadir dengan ff HunHan Sebenernya ide ini muncul berbarengan dengan ide cerita forgotten love. Jadi aku coba aja bikin. Aku ga begitu paham sih dengan struktur kepemimpinan perusahaan entertainment. Hahahaha jadi ya sudahlah ya maap kalo ngarang ngarang. Aku chanbaek shipper garis keras btw (walaupun aku ship Hunhan juga sih) jadi maaf kalo menurutmu feel nya kurang dapet. Sebenernya aku ship semua official pairing di EXO sih wkwkwk. Jadi aku bakal bikin ff dengan tema setiap pasangan (yhaa pelan pelan tapinya)

Mohon reviewnya ya chingudeul, review mu penyemangatku :") muah.

-Moza