Title: IT's Not a Reason|Meanie story|MPreg

Cast:

Kim minggyu

Wonwoo

All of member seventeen

And others

Genre: Romance,Family,little angst

WARNING! MPREG!NC! TYPO BERSERAKAN! EYD KACAU!

Chapter 15

(bagaimana? Kenapa lama sekali?apa ada masalah serius?) Jeonghan langsung menyerbu Hoshi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu dijawab Hoshi semua karena ia tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Jeonghan.

Hoshi jalan menjauhi Mingyu dan Dino "Wonwoo masih di UGD sedang di periksa hyung"

(UGD? APA YANG TERJADI?) Hoshi dapat menebak saat ini teriakan Jeonghan membuat seisi apartement heboh.

(YA! WONWOO KENAPA?!) Benarkan! Scoups langsung merampas ponsel milik Jeonghan.

"tadi wonwoo pingsan setelah muntah Hyung, tapi jangan khawatir. Dokter sedang menanganinya sekarang. Kita tunggu saja dan semoga tidak ada hal serius yang terjadi"

(kami sangat khawatir karena kalian belum juga kembali) Scoups masih mengambil alih ponsel Jeonghan. Jeonghan mengumpat Scoups dalam hati saat Scoups seenaknya saja merampas ponselnya.

"iya tadi kami sedang mengantri, banyak pasien hari ini Hyung. nanti kalau hasil pemeriksaan Wonwoo sudah keluar, kami akan segera pulang Hyung"

(hm hubungi aku kalau Wonwoo sudah sadar)

"iya hyung"

Setelah Scoups memutuskan layanan panggilan tersebut, Hoshi kembali duduk di antara Mingyu dan Dino.

"bagaimana ? apa sudah ada kabar?" tanya Hoshi kepada keduanya.

"belum hyung, tadi suster baru mengantar sample darah Wonwoo hyung ke Lab" Kata Mingyu berusaha untuk menjawab pertanyaan Hoshi dengan tenang.

Mereka bertiga hening. Bahkan mereka tidak mengajukan pertanyaan kepada suster yang masuk ke ruangan itu dengan membawa amplop yang mereka yakini itu adalah hasil pemeriksaan Wonwoo.

"apa penyakit Wonwoo hyung sangat parah hyung?" tanya Dino pada akhirnya.

"berpikirlah positif Dino-ya" Hoshi menepuk pundak sang magnae dengan lembut.

"tidak akan terjadi apa-apa" Mingyu menambahi.

Mereka bertiga serentak berdiri saat wanita berusia 40an tahun memaka seragam putih keluar dari UGD. "keluarga pasien, tuan Jeon Wonwoo ada disini?"

Ia adalah Dokter yang menangani Wonwoo di dalam. Han seomin, nama itu tertera di name tag yang tergantung di jas putih dokter itu.

"kami bertiga keluaga Wonwoo dok" jawab Hoshi

"Wonwoo hyung bagaimana dok?" tanya Mingyu to the point.

"Tuan Jeon sudah siuman dan sudah bisa di jenguk. Tapi apakah bisa salah satu dari kalian ikut ke ruangan saya?" tutur kata Dokter han itu sangat lembut dan terus tersenyum lembut saat bertanya, mencerminkan kalau ia adalah wanita yang lembut dan penuh kasih sayang.

Mingyu dan Hoshi saling tatap-tatapan "kau saja yang ikut dengan Dokter Gyu, biar aku dan Chanie menemaninya di dalam"

"t-tapi-

Hoshi lansung menyela Mingyu "lebih baik kau saja, bukankah kau sangat mencemaskan keadaan Wonwoo?"

Mingyu terlihat sedang berpikir, ia ingin menemui Wonwoo saat ini juga tapi ia juga penasaran tentang hasil pemeriksaan Wonwoo. keegoisan membuatnya ingin melakukan kedua-duanya.

"bagaimana?" tanya dokter itu lagi.

"baiklah, saya yang akan ikut dok"

"silahkan Ikuti saya"

Mingyu mengikuti dokter tersebut keruangannya. Setelah Mingyu dan Dokter itu sudah tidak terlihat lagi, Hoshi dan Dino langsung menemui Wonwoo. Hoshi membuka tirai yang menutupi daerah dimana Wonwoo berada. Wonwoo membuka matanya saat ia mendengar suara cincin tirai dan besinya bergesekan.

"maaf sudah membuat kalian khawatir" Wonwoo sungguh merasa bersalah kepada rekan-rekannya terutama kepada Dino karena dirinya yang tiba-tiba saja kehilangan kesadaran.

"kau memang membuat kami khwatir Wonwoo-ya" Hoshi menjawab permintamaafan Wonwoo. Wonwoo perlahan berusaha duduk diranjangnya dengan bantuan Hoshi.

GRAB!

Dino langsung memeluk Wonwoo erat.

"aku takut sekali Hyung"

Wonwoo mengelus kepala Dongsaeng terkecilnya ini "maafkan Hyung Dino-ya,sekarang hyung jauh lebih baik"

Dino melepas pelukannya terhadap Wonwoo. "kau mencari Mingyu hyung, hyung?"
Wonwoo tertawa lepas "aku tidak mencari anak itu"

"lihatlah kau bisa tertawa sekarang sementara satu jam yang lalu kau membuat kami keringat dingin" Hoshi ikut tertawa namun tertawa lega melihat wajah Wonwoo yang tidak sepucat tadi.

"apa Wonwoo hyung akan menginap disini ?" tanya Dino.

"Hyung akan ikut pulang bersama kalian dino-ya. Di sini malah membuat hyung tambah sakit"

"apa kau haus? Lapar? "

Wonwoo tertawa lagi "kau ini jangan sok baik kepada ku soonyoung-ah" canda Wonwoo di sela-sela tawanya.

"aku pikir tadi kita tidak bisa bertemu lagi" Hoshi menanggapi candaan Wonwoo dengan ekspresi sedih.

"kau ingin aku mati?" tanya Wonwoo setengah membentak.

"aku bercanda bung! Sensitif sekali kau ini" Hoshi meninju pelan lengan Wonwoo. Wonwoo men-deathglare Hoshi, ia sungguh mengira Hoshi berpikiran seperti itu tadi.

"kalian memalukan sekali hyung, ini rumah sakit dan bukan hanya kalian saja disini"

.

.

"bagaimana dok?" Mingyu langsung bertanya kepada Dokter Han, sesaat setelah duduk di depan dokter itu. yang membuat Mingyu lebih heran lagi, mengapa saat ini ia di bawa ke ruangan dokter kandungan? Mingyu mendapati nama Dokter itu terukir di papan nama kayu yang berada di atas meja di sisi kanannya saat ini. Apa Mingyu tidak melihat nama dokter Han juga tertera di depan pintu tadi?

"kalau boleh saya tahu, anda siapa nya tuan Jeon?" suara lembut dokter itu sungguh membuat telinga siapapun yang mendengar merasa nyaman.

"kami, 13 orang sudah tinggal bersama selama kurang lebih 4 tahun dok dan karena itu kami merasa kalau hubungan kami bukan hanya sekedar teman melainkan keluarga"

"tidak! Bukan itu, maksud saya... apa anda...maaf... apa anda kekasih tuan jeon?" dengan susah payah, dokter han berusaha mencairkan pertanyaan yang beku di dalam kepala agar dapat mengalir melalui mulutnya.

"eh?!" Mingyu terkejut bukan main mendengar pertanyaan dokter itu.

Dokter Han tertawa kemudian melanjutkan ke tujuan mereka saat ini.

"kalau anda keberatan menjawabnya tidak apa-apa tapi saya yakin anda juga ada kaitannya dengan kondisi Tuan Jeon saat ini"

"Kondisi Wonwoo hyung? Saya tidak mengerti dok" Mingyu memiringkan kepalanya tidak mengerti.

Dokter tersebut menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium milik Wonwoo dan selembar foto yang Mingyu tahu itu hasil USG. Mingyu sungguh semakin pusing dengan situasi tebak-tebak yang di buat oleh Dokter ini. Apa hubungannya hasil pemeriksaan Wonwoo dan Foto USG itu? tidak mungkin itu milik Wonwoo kan?

"setelah saya meriksa denyut nadi Tuan Jeon, saya menemukan ke janggalan. Untuk menjawab kejanggalan itu, kami tadi melakukan tes darah dan USG"

"saya sungguh tidak mengerti,ini milik Wonwoo? dan gumpalan di tengah ini...bukankah ini janin dok?"

Dokter itu tersenyum "iya tepat sekali! Tuan Jeon tengah mengandung dan usia kandungannya saat ini 10 minggu tepatnya memasuki bulan ke tiga kehamilannya"

Mingyu masih melongo mendengar perkataan Dokter itu. ia masih mencerna tiap kata yang ia dengar. Mingyu berkedip beberapa kali "m-maksud anda? Ba-bagaimana mungkin?Wonwoo hyung laki-laki Dok! Apa anda tidak salah periksa? Atau ini milik pasien anda sebelumnya yang tertukar" Mingyu masih berusaha mencari kelogisan dalam situasi saat ini.

"karena takut adanya kesalahan, kami mengulangi serangkaian pemeriksaan sebanyak 3 kali. Terakhir kami lakukan tes darah. Dan ternyata semua hasil pemeriksaan kami dan hasil dari tes darah itu sama. Tuan Jeon Positif hamil"

Otak Mingyu belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan yang ia dengar saat ini. Ia tidak memikirkan anak siapa yang dikandung Wonwoo melainkan ia sendiri masih tidak yakin dengan hasil, Wonwoo positif hamil. Terdengar lucu di telinganya hingga Mingyu ingin tertawa. Tapi! Sekarang ini ia harus serius!

"bagaimana ini bisa terjadi Dok? Selama ini Wonwoo hyung adalah lelaki normal" normal prilaku yang dimaksud Mingyu, sedangkan orientasi sexnya sama dengan miliknya sendiri.

Dokter itu jalan menuju rak buku di belakangnya,ia mengeluarkan buku tebal seperti ensiklopedia milik Wonwoo dirumah. Ia duduk kembali di kursinya, kemudian membuka buku itu dihalaman yang tentu sudah ia hapal dan menunjukkan kepada Mingyu sebuah hasil laporan dari penelitian Team Dokter han.

"di dunia ada 6 dari semua manusia yang masuk kedalam golongan hemaprodit, ini merupakan jumlah disaat kami masih melakukan penelitian. Sekarang sudah bertambah di berbagai negara. Termasuk Korea, saya sudah 7 kali menangani kasus seperti ini. Hemaprodit itu sendiri adalah suatu kondisi dimana manusia memiliki dua alat produksi didalam dirinya. Tetapi tidak semua alat produksi bekerja secara sempurna, jarang sekali dijumpai manusia yang merupakan hemaprodit sempurna" Mingyu mendengarkan dan memerhatikan penjelasan dokter itu secara seksama.

"satu kondisi dimana manusia tersebut terlahir dengan alat kelamin wanita namun di dalam organ reproduksi yang berkembang adalah organ reproduksi pria, dengan kata lain organ reproduksi wanitanya tidak bekerja secara sempurna bahkan ada yang tidak berkerja. Kondisi lainnya yaitu manusia yang lahir dengan alat kelamin pria namun memiliki organ reproduksi wanita di dalam baik itu secara lengkap maupun tidak, sedangkan alat reproduksi prianya tidak sepenuhnya bekerja bahkan ada yang tidak bekerja juga. semua itu ada yang mengganggu pertumbuhan manusia itu ada juga yang tidak. Awal penyebab munculnya hemaprodit ini bermula dari radiasi Nuklir yang mengakibatkan mutasi gen pada bayi yang sedang dikandung oleh para ibu. Dan ini yang terjadi pada ibu dari tuan Jeon. Menurut pemeriksaan saya, tuan jeon terlahir sebagai seorang lelaki normal, namun organ repsoduksi wanitanya lengkap sekali untuk mendukungnya sebagai seorang carrier"

"jadi maksud anda, alat reproduksi pria Wonwoo hyung tidak bekerja dengan baik?" Mingyu perlahan bisa menerima penjelasan Dokter Han.

"mengenai hal itu belum bisa diketahui sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap organ reproduksi tuan jeon" Mingyu mengangguk-angguk tanda paham.

"dan saya rasa Ibu dan Ayah dari Tuan Jeon sendiri sengaja tidak melakukan operasi pengangkatan organ reproduksi wanitanya"

"apa bisa di angkat dok?" Tanya Mingyu yang kembali penasaran.

"iya bisa, tapi itu kembali lagi kepada pihak keluarga. Ada juga yang mengembalikan semua keputusan kepada sang anak dengan menunggu anak tersebut dewasa karena orang tuanya merasa keputusan itu pasti berpengaruh dengan kehidupan anak mereka di masadepan. Namun jika itu menghambat pertumbuhan sang anak, maka operasi adalah jalan satu-satunya"

"jadi... ini ?" Mingyu meraih hasil USG tersebut dan masih terpukau melihatnya. Tiba-tiba terlintas dibenaknya kalau ini adalah anaknya bersama Wonwoo. Mingyu tersenyum, ia sangat bahagia dan juga masih tidak percaya bahwa ia dan Wonwoo masih memiliki harapan untuk kembali seperti semula.

"itu mengapa saya bertanya tadi, apakah anda kekasih dari Tuan Jeon Wonwoo atau tidak karena ada hal penting yang harus saya sampaikan" ujar dokter itu sambil tertawa .

"kami sudah putus beberapa hari yang lalu dok. Maaf anda pasti jijik mengetahuinya " senyuman yang tadi terpatri di wajah Mingyu kini menghilang. Dokter itu mengelus punggung tangan Mingyu layaknya seorang ibu kepada anak lelakinya.

"jika tuhan sudah menganugrahkan cinta kepada setiap hambahnya, maka kita sebagai hamba yanng di berikan cinta harus bersyukur dapat mencintai. Ya.. kita dapat merasakan cinta dan kasih sayang. Kalian memiliki hubungan karena cinta bukan? Mengapa harus jijik dengan anugrah dari tuhan itu? kecuali kalian melakukan ini karena melampiaskan emosi atau kalian mencari pelarian dengan mencoba melakukan suatu hubungan itu"

Mingyu tertegun mendengar penuturan Dokter di depannya. "sungguh beruntung yang menjadi anak anda karena memiliki ibu seperti mu" Mingyu kembali tersenyum. Ia seolah-olah mendapatkan semangat dan dukungan untuk kembali kepada Wonwoo meskipun orangtuanya mengancamnya.

Dokter Han pun tersenyum, tersenyum sangat lebar hingga membuat orang yang melihatnya ikut merasakan keceriaan itu. "sayangnya, sampai saat ini tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki seorang anak dan tidak akan bisa" kata-kata yang menyakitkan keluar dari bibir wanita itu, meskipun menyakitkan, dokter ini tetap tersenyum. Senyuman yang mengartikan ia ikhlas menerima segala kehendak tuhan.

Mingyu terpaku di tempatnya, ia tidak bisa berkata apa-apa karena ia saat ini merasa sangat bersalah. Namun dokter itu tahu kalau Mingyu saat ini sedang merasa tidak enak kepadanya. "jangan merasa bersalah seperti itu Mingyu-ssi. Aku yakin tuhan punya rencana-Nya sendiri untuk keluarga kami"

"Anda sungguh wanita yang luar biasa dok"

Dokter itu memasang raut wajah seriusnya "lebih hebat lagi Tuan Jeon, bisa kita kembali ke topik pembahasan? Sepertinya kita sudah terlalu jauh mengobrol"

Mingyu mengerutkan dahinya "Wonwoo?"

"ini mengenai perkembangan janin yang dikandung Tuan Jeon"

"apa ada masalah dengan Janin kami dok?" Mingyu kembali gugup.

"perkembangan Janin Tuan Jeon termasuk lambat, apa selama ini ada keluhan dari Tuan Jeon seperti sakit perut misalnya"

"ada dok! Sering ia mengeluhkan sakit dibagian perutnya, kalau diperhatikan beberapa hari ini dia juga sering muntah"

"untuk kehamilan di trisemester pertama, mual atau morning sickness dan kram perut merupakan hal yang wajar. Kram perut beberapa kali akan terjadi karena rahim menyesuaikan kehadiran janin. Tapi, kalau kram perut sering terjadi, bisa jadi ada gangguan terhadap kehamilannya. Kandungan Tuan Jeon cukup kuat sampai saat ini, karena janinnya bertahan meskipun ia tidak mendapatkan asupan nutrisi yang semestinya terlebih kalian seorang idol pasti banyak melakukan aktivitas berat lainnya"

Mingyu lagi-lagi dikejutkan dengan perkataan dokter itu mengenai siapa mereka sebenarnya, namun ia memilih untuk diam karena ada yang lebih penting dari pada memikirkan itu.

"karena kurangnya nutrisi, janin pun lambat berkembang dan saya tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Tuan Jeon masih berada dalam kondisi saat ini. Maka dari itu, bantu dia untuk memenuhi nutrisi bagi janin kalian, jangan membuatnya stress dan jangan sampai ia kelelahan. Penyebab ia pingsan bisa jadi kelelahan dan stress yang ia alami"

"Apa maksud Anda Wonwoo bisa saja keguguran?"

Dokter tersebut mengangguk pelan "aku akan memberikan resep vitamin untuk membantunya memenuhi nutrisi yang di butuhkan selama kehamilan dan obat untuk meredakan mual"sambi berbicara dokter itu menuliskan resep di kertas resepnya dan kemudian memberikan kepada Mingyu.

"bisa Anda tebus di bagian Farmasi" Mingyu masih memerhatikan gambar calon anak nya itu.

"dok, saya minta tolong kepada Anda untuk tidak memberitahu Wonwoo kalau saya sudah mengetahui kondisinya. Situasi di antara kami saat ini sangat rumit dan saya takut Wonwoo akan stress. Saya sendiri yang akan memberitahu berita kehamilannya"

"baiklah, jika itu demi kebaikan Tuan jeon akan saya lakukan"

.

.

.

Selesai mendiskusikan Kondisi Wonwoo, Mingyu dan Dokter itu kembali ke kamar Wonwoo. Dokter Han harus memeriksa kondisi Wonwoo saat ini, apakah sudah membaik atau belum. Mingyu yang sudah mengetahui kebenarannya tidak sabar ingin melihat mantan kekasihnya untuk ia peluk. Tapi tidak mungkin ia lakukan. Bisa-bisa Wonwoo akan marah besar kepadanya.

Mingyu mengikuti Dokter itu masuk ke ruangan.

"bagaimana keadaan anda sekarang Wonwoo-ssi?" tanya dokter itu sembari tersenyum. Hoshi dan Dino mundur kebelakang membiarkan Wonwoo di periksa oleh Dokter.

"mengapa lama sekali?" Hoshi berbisik kepada Mingyu. "kami terlalu asyik mengobrol di ruangan" Maaf kan Mingyu karena sudah berbohong Hoshi-ya.

Dokter mengeluarkan stetoskop dari kantongnya dan menempelkan ke dada Wonwoo hingga ke perutnya. Wonwoo mengigit bibir bawahnya, ia takut kalau dokter itu mengatakan kondisinya saat ini tengah mengandung. AH! apakah Mingyu sudah mengetahuinya? Sekilas Wonwoo melirik Mingyu secara diam-diam. Ia sangat takut dan cemas. Oiya! Bagaimana kondisi anaknya? Batin Wonwoo dalam hati.

Dokter kembali memasukan stetoskop kedalam kantongnya. "semuanya baik-baik saja dan Tuan Jeon bisa pulang hari ini"

"bisa kalian bertiga tinggalkan kami berdua?" permintaan Wonwoo yang secara tiba-tiba mengundaang pertanyaan untuk ketiga rekannya.

"ada yang ingin aku diskusi kan dengan Dokter dan ini ..err.. privasi" Wonwoo memaksakan senyumannya.

"kalau begitu aku akan ke bagian farmasi untuk menebus obat" Mingyu mulai curiga kepada Wonwoo kalau sebenarnya Wonwoo sendiri juga sudah menyadari kalau ia sedang hamil. 'Tapi bukankah itu bagus? Karena Wonwoo juga akan mengetahui bagaimana perkembangannya janin di dalam perutnya?' batin Mingyu. sifat naif Mingyu ternyata masih ada hingga pertanyaan mengapa Wonwoo menyembunyikan hal ini tidak terlintas di dalam benaknya.

"aku ikut" Hoshi ikut keluar menyusul Mingyu.

"aku akan menunggu di luar saja" ujar Dino yang terlihat sudah mulai jenuh di rumah sakit.

Kini tinggal mereka berdua yang tersisa.

"dokter ba-bagaimana dengan a-anak maksud saya..." dokter itu langsung menyela Wonwoo.

"saya baru ingin mengatakan itu" Dokter tersebut berusaha untuk akting sebaik mungkin dan berhati-hati untuk membantu Wonwoo dan Mingyu. jaga-jaga agar apa yang di katakan Mingyu tidak akan terjadi.

"sepertinya anda sudah mengetahui kalau anda mengandung. Apa anda sudah tahu kalau anda bisa mengandung sebelumnya?"

Wonwoo menggeleng ragu, ntah lah dia tidak ingin mengambil pusing tentang hal ini.

"apa sesuatu yang buruk terjadi dok?" tanya Wonwoo khawatir.

"janin anda sehat hanya saja perkembangannya lebih lambat dari janin pada umumnya"

"apa itu berbahaya?"

"kalau kondisi seperti ini berlanjut bisa membahayakan bayi anda dan bisa menyebabkan lahir prematur"

"ya ampun" Wonwoo merutuki dirinya sendiri karena dirinya yang tidak memperdulikan keadaannya beberapa waktu lalu.

"kita bisa melakukan USG kalau Anda mau" tawar dokter itu.

"bisakah?" tanya Wonwoo untuk meyakinkan.

"tentu saja" dokter itu tersenyum lembut kepada Wonwoo, kemudian ia membuka tirai yanng menutupi ranjang Wonwoo. ia berbicara kepada Suster untuk membawa alat USG.

Wonwoo hanya bisa memperhatikan Dokter tersebut mengotak atik panel kontrol pada USG. Wonwoo tersentak sedikit karena dokter mengoleskan gel ke permukaan perutnya yang menimbulkan sensai dingin pada kulit pucatnya itu.

"dingin ya" kata sang dokter dengan di akhiri tawa melihat Wonwoo terkejut. Wonwoo hanya tersenyum, tidak tahu harus menjawab apa. Karena dia sendiri merasa malu karena harus melakukan sesuatu yang seharunya perempuan lakukan. Dokterpun mulai menggerak transduser di atas perut Wonwoo, mencari posisi akurat sang janin.

"Lihatlah Wonwoo-ssi"

Wonwoo langsung mengarahkan pandangannya mengikuti arah pandang sang dokter, Wonwoo menyipitkan matanya, ia masih bingung apa yang harus dilihat.

"ini adalah janinmu Wonwoo-ssi, yang kecil ini. Lihat dia sudah memiliki kaki, tangan bahkan wajahnya mulai terbentuk"

"ke-kecil sekali" Mata Wonwoo berlinang air mata, ia terharu atas apa yang ia lihat. "a-pa anakku ba-baik saja dok?"

Ekspresi dokter itu kembali serius "janin anda sangat kecil untuk janin berusia 3 bulan, jika janin anda terus terusan tidak mendapatkan nutrisi yang di perlukan resiko cacat dan lahir prematur akan terjadi kepada janin anda"

Wonwoo membeku, bodohnya dia selama ini tidak menyadari bahwa ada satu kehidupan yang harus ia jaga. "astaga" wonwoo menutup mulutnya, ia tidak bisa berkata apapun. Yang jelas ia sangat takut.

"saya sudah menuliskan beberapa vitamin yang anda dan janin anda butuhkan selama kehamilan, dan karena ini kasus male pregnant, setiap sebulan sekali anda harus melakukan check up untuk mengetahui bagaimana perkembangan janin anda"

.

.

Wonwoo keluar dari ruangan UGD setelah pemeriksaan, tiba-tiba saja ia merasa kesal karena tidak ada satu orang pun yang menunggunya disini. "Hari ini terlalu buruk!" Wonwoo mendudukkan dirinya di kursi didepan UGD, ia mengeluarkan selembar foto yang ia dapatkan setelah melakukan USG tadi.

"maafkan Appa karena appa tidak peka terhadap kehadiranmu" matanya melihat foto itu namun tangan wonwoo mengelus lembut perutnya.

"apa Mingyu sudah tau kehadiranmu? Mengapa ia terlihat diam seakan tidak tahu apapun, pasti dokter sudah memberitahunya kan?"

"apa rencana tuhan untuk kita berdua sayang?" Wonwoo memejamkan matanya, dadanya kembali sesak memikirkan masalah yang ia hadapi semakin besar.

"bagaimana aku memberitahu pihak agensi..." wonwoo mengusap wajahnya dengan kasar.

Lima belas menit Wonwoo menunggu Hoshi,Dino dan Mingyu kembali, tetapi tidak juga kembali. Wonwoo berusaha menekan emosinya dan memutuskan untuk menyusul mereka bertiga.

"apa seperti ini mereka memperlakukan temannya yang baru saja pingsan" Wonwoo masih saja berceloteh sendiri. Belum lagi aroma rumah sakit kembali membuatnya mual, Wonwoo menutup hidungnya agar mengahalang aroma rumah sakit menganggu indra penciumannya sambil mengedarkan pandangannya mencari Dino, Hoshi dan Mingyu.

"Wonwoo hyung?" Mingyu memanggil wonwoo yang sedang kebingungan mencari dimana letak tertawa kecil melihat Wonwoo sibuk menolehkan kepalanya untuk membaca petunjuk arah rumah sakit.

"Apa yang sedang kau tertawakan Hyung?" tanya Dino pernasaran.

"itu lihatlah" Mingyu menunjuk kearah Wonwoo.

"astaga wonwoo hyung! kau ini tega sekali menertawakan Wonwoo hyung, dia kan habis pingsan hyung" Dino mendekati Wonwoo, meninggalkan Mingyu dan Hoshi yang sedang pergi ke toilet.

"Hyung!" Dino melambaikan tangan ke arah Wonwoo.

"ku pikir kalian sudah pulang meninggalkanku" Wonwoo menyindir Dino, tapi yang disindir malah tertawa.

"bagaimana bisa Mingyu-hyung meninggalkanmu hyung"

Wonwoo melirik Dino sinis "aku tidak sedang membicarakannya"

"aku hanya memberi informasi saja hyung, tadi yang membawamu ke UGD Mingyu-hyung dan dia sangat panik"

Wonwoo tidak berkomentar, dalam hati ia berterimakasih kepada mantan kekasihnya itu. dari jauh ia bisa melihat Mingyu yang sedang berdiri di depan mereka berdua bersama Hoshi meskipun tidak jelas karena Wonwoo tidak membaca kacamata nya.

"mukamu kenapa kusut gitu?" tanya Hoshi heran kepada Wonwoo.

"bagaimana bisa kalian meninggalkanku sendiri di UGD!"

"kau sendiri yang minta ditinggalkan?" Hoshi menjawab omelan Wonwoo dengan tenang.

"Setidaknya kalian menungguku didepan ruangan" saking kesalnya Wonwoo meninggalkan mereka bertiga yang saling bertatap-tatapan tanpa dosa.

"dia aneh sekali" Hoshi berjalan berusaha menyusul Wonwoo.

"Wonwoo hyung seperti singa hari ini" ujar Dino.

"ayo bergegas kalau tidak mau di cakar sama singa" Mingyu menyeret Dino dan menyusul Wonwoo ke luar.

Sampai didepan rumah sakit, Wonwoo dan Hoshi yang berada di belakang Wonwoo langsung di sambut oleh maneger mereka. "bagaimana hasil pemeriksaannya? Ku dengar dari Scoups Wonwooo kerumah sakit karena muntah-muntah kemarin. Bagaimana bisa kalian tidak memberitahuku"

Wonwoo memaksakan senyumnya, sangat tidak nyaman di lihat. "semuanya baik-baik saja hyung, asam lambungku naik jadi perutku terasa perih dan muntah-muntah"

"ada hasil laporan kesehatannya?"

"tidak ada hyung, penyakitku bukan penyakit mematikan" wonwoo keringat dingin, ia takut kalau Maneger mereka mengetahui kebenarannya. Dan semua tergantung Mingyu,apa Mingyu akan mengatakan kebenarannya atau tetap berpura pura tidak tahu sampai Wonwoo yang mengaku kepadanya.

"mana Mingyu dan Dino?"

"mereka sedang menuju ke sini hyung" Hoshi menjawab pertanyaan sang maneger.

Tak lama kemudian, Mingyu dan Dino pun muncul.

"ayo kita pulang"

Setelah maneger memberi instruksi, mereka berempat memasuki Van.

Wonwoo duduk di kursi tengah bersama Mingyu, dan Dino di belakang sendirian sedangkan Hoshi duduk di depan. Awalnya Wonwoo ingin duduk di belakang tetapi Mingyu melarangnya, Mingyu takut kalau goncangan di belakang akan membahayakan Wonwoo dan juga anak mereka. Wonwoo yang dari awal sudah malas berdebat sama Mingyu hanya mengikuti perkataan Mingyu saja.

"kalian sudah makan malam?" tanya sang maneger, sekilas melihat pantulan Mingyu di kaca pengemudi.

"belum hyung, kami tadi mengantri jadi tidak sempat makan. Hari ini rumah sakit ramai sekali" Ucap Mingyu menjawab pertanyaan maneger mereka.

"kalian ingin makan di luar? Member yang lain sudah selesai makan malam saat aku tiba di apartement"

"aku tidak nafsu makan hyung" Wonwoo menolak tawaran tersebut, ia melihat ke samping memerhatikan jalanan seoul di malam hari.

"kau harus makan Hyung, kalau tidak kau akan sakit lagi"

Mingyu mengelus punggung tangan Wonwoo dan di tepis oleh Wonwoo, wonwoo menatap Mingyu dengan sinisnya. Sayang Mingyu tidak menyadari tatapan tidak suka itu.

Wonwoo memerhatikan jalanan yang mereka lalui dari jendela mobi di sebelahnya, tatapannya seolah-olah ia sangat serius mengamati pemandangan namun pikirannya sedang kosong. Ia sengaja mengosongkan pikirannya agar terhindar dari semua massalah yang terus mengikutinya saat ini. Ia tidak menyesal sedikitpun meskipun hanya dirinya sendiri yang terkena asal bukan Mingyu.

Lamunannya terhenti setiap sang maneger mengerem mobil. Ia diam diam melirik Mingyu yang sedang menatap lurus ke depan, kemudian ia menarik nafas. Duduk di sebelah Mingyu bukan tidak menggoyahkan iman Wonwoo untuk bersandar kepada Mingyu, ia sangat ingin memeluk orang disebelahnya, sangat ingin. Ia juga ingin menunjukan foto janin mereka.

"haaah~" saking depresinya ia saat ini, wonwoo menghela nafas dengan suara yang lumayan kuat.

"ada apa Hyung?" tanya Mingyu yang langsung menoleh ke arah Wonwoo saat mendengar helaan Wonwoo.

"hah? Ada apa?" sang maneger ikut bertanya sambil melihat Wonwoo dari kaca pengemudi.

"apa kau baik-baik saja?" Tanya Hoshi menambahi daftar pertanyaan milik Wonwoo.

"aku tidak apa-apa hanya saja hari ini sangat melelahkan"

"kau yakin hyung?" Dino memajukan badannya, ikut memastikan bahwa Wonwoo sungguh baik-baik saja.

"sangat yakin! Kalian terlalu berlebihan mencemaskanku" ujar Wonwoo disertai tawa di akhir kalimatnya.

Jalanan sangat macet untuk ukuran Seoul di malam hari, dan karena terlalu lama melamun wonwoo menjadi sangat ngantuk. Mingyu jadi sangat mencemaskan Wonwoo dan ia selalu diam-diam melirik Wonwoo. Wonwoo yang sedang mengantuk sangat imut, ia mengerjapkan matanya tiap kali badannya hendak terjatuh ke pintu samping. Mingyu ingin tertawa melihat Wonwoo yang berkali kali ingin menjatuhkan kepalanya di kaca jendela mobil dan tersadar kembali dengan mengerjapkan mata sayunya. Disaat yang bersamaan Mingyu berkali-kali ingin menopang kepala Wonwoo agar tidak membentur kaca tersebut, tetapi di urungkan karena Wonwoo yang langsung tersadar.

Kali ini Wonwoo benar-benar tertidur dengan kepala yang miring bersandar pada sandar dekat jendela di sebelahnya. Dengkuran halus Wonwoo menjadi backsound mereka di dalam mobil malam ini. Setelah Mingyu memastikan Wonwoo benar-benar sudah terlelap, ia merapatkan dirinya pada Wonwoo, dengan perlahan Mingyu menelusupkan lengannya ke belakang leher Wonwoo dan mengubah posisi kepala Wonwoo agar bersandar pada lengannya. Merasa ada gangguan kecil, Wonwoo bergerak sedikit di lengan Mingyu. Mingyu mencoba untuk diam di tempat sembari menunggu Wonwoo menemukan titik kenyamanannya lagi. Hoshi menoleh kebelakang ketika ia tidak mendapati Mingyu di posisi awal ia duduk di dekat pintu.

"dia tertidur?" tanya Hoshi dengan suara yang ia kecilkan volumenya.

"kesehatannya belum sepenuhnya membaik hyung" mendengar jawaban Mingyu, Hoshi memanggut manggut saja, kemudian kembali melihat ke depan.

Mingyu mengelus kepala Wonwoo dan ia ikut memiringkan kepala hingga kepala Wonwoo dan kepalanya bertemu. Ia mengecup kepala Wonwoo dengan sangat hati-hati, hati-hati agar Wonwoo tidak terbangun dan juga agar tidak di lihat oleh sang maneger. Jika maneger seventeen itu melihat, apa yang akan dipikirkan olehnya nanti.

Posisi Wonwoo sangat ini sangat membuatnya nyaman, seperti ada yang sedang memeluknya dengan hangat dan sandarannya saat ini benar-benar membuatnya tidak ingin terbangun. Sudah beberapa hari Wonwoo tidak tidur senyaman ini sejak malam itu. ia bahkan ragu, apakah saat ini ia sedang bermimpi atau benar ada yang sedang mendekapnya ketika sedang tertidur. Tanpa sadar, tangan wonwoo menggenggam tangan Mingyu yang sedang mengelus perutnya dari balik sweater yang ia kenakan.

Mingyu hampir saja kena serangan jantung ketika Wonwoo tiba-tiba menggenggam tangannya, mata Mingyu membulat sepenuhnya. Saat ia melihat wajah Wonwoo, ternyata pria bermata rubah ini masih terjebak di alam mimpinya. Mingyu kembali mengelus pelan perut Wonwoo.

"aegya, apa eomma sudah mengetahui kehadiranmu? Jika sudah mengapa dia tidak memberitahuku, apa kau ikut mendukungnya bermain petak umpet aegya-ya? kau lebih memilih eomma dari pada appa? Lahirlah dengan selamat aegya-ya, appa akan menjaga kalian berdua" Mingyu dalam hati berbicara kepada sang janin, sungguh terlihat konyol ia saat ini karena beranggapan bahwa sang janin akan mendengarkan semua Percakapannya saat ini.

"Mingyu-ya..." lirih Wonwoo dalam tidurnya. Sepertinya ia sangat merindukan Mingyu nya hingga dalam tidurpun Wonwoo masih memikirkan Mingyu. Lagi-lagi Mingyu dikejutkan oleh Wonwoo yang memanggil namanya, setelah ia periksa ternyata Wonwoo hanya mengigau memanggil namanya. Perasaan senang menjalar ke seluruh tubuh Mingyu, itu artinya Wonwoo selama ini masih memikirkan dirinya.

Diam-diam sang manejer mengamati Mingyu dan Wonwoo di belakang, ia merasa aneh melihat cara Mingyu memperlakukan Wonwoo seperti kekasihnya. Maneger seventeen itu sebenarnya sudah tahu kalau Wonwoo dan Mingyu memang dekat sejak mereka masih Trainee tapi tidak mengetahui sedalam dan sejauh apa hubungan keduanya. Dino? Dino sedang terlayang memasuki mimpi indahnya di bangku paling belakang sendiri tanpa ada yang menganggu. Sedangkan Hoshi terhanyut dengan musik yang diputar dengan halus agar tidak menganggu Wonwoo.

"apa kita pulang saja Mingyu-ya? sepertinya Dino dan Wonwoo sangat lelah" ujar sang maneger.

"iya hyung, lebih baik kita pulang dan biarkan mereka berdua istirahat. Kalau masalah makan malam, aku bisa menyiapkan makan malam untuk kami berempat menggunakan bahan yang ada di dalam kulkas"

"yeaaah!Kim Mingyu!" Hoshi setengah bersorak, memang dapat di banggakan Visual Seventeen ini.

Perjalanan serasa singkat meskipun 15 menit yang lalu mereka terjebak macet bagi Mingyu, ternyata tadi ada kecelakaan yang lumayan parah hingga jalan raya tidak maksimal beroperasi. Ada perasaan menyesal di hati Mingyu karena mereka harus segera turun dan masuk ke Apartement. Sebelum turun Hoshi sempat menoleh kebelakang untuk mengecek Dino dan Wonwoo.

"mengapa tidak kau bangunkan Gyu?" tanya Hoshi pada Mingyu.

"aku akan menggendongnya saja hyung, kata dokter ia harus istirahat sehari"

Hoshi setuju dengan Mingyu "kalau gitu turun lah, biar aku yang menbangunkan Dino"

"tolong ya hyung"

Mingyu turun dengan Wonwoo digendongannya, ia menggendong Wonwoo di belakang dengan sangat hati-hati agar Wonwoo tidak terbangun. Di tengah perjalanan Wonwoo tiba-tiba terbangun, wonwoo mengerjapkan matanya berkali-kali. Meskipun belum sepenuhnya sadar, wonwoo tahu kalau saat ini ia tidak memijakkan kaki di lantai tetapi tubuhnya tetap bergerak maju.

"Mingyu?" wonwoo bergumam pelan nyaris tidak terdengar oleh Mingyu. Mingyu menoleh kesamping "O? Apa aku membangunkanmu hyung?" tanya Mingyu lembut, ia berusaha membuat suasana di antara mereka tidak keruh saat ini.

"turunkan aku Mingyu-ya, aku bisa berjalan sendiri" Wonwoo berontak di gendongan Mingyu, tentu Mingyu tidak kewalahan karena tenaga Mingyu saat ini jauh lebih besar dari Wonwoo. tapi jangan di saat kondisi Wonwoo sehat wal'afiat, Bisa-bisa Mingyu masuk rumah sakit karena dibanting oleh Wonwoo.

"jangan banyak gerak hyung,nanti kita terjatuh" Mingyu memperbaiki posisi Wonwoo di belakangnya yang sedikit merosot.

"kau tidak harus menggendongku" wonwoo mencoba untuk berontak lagi.

"kata dokter kau tidak boleh kelelahan, jadi diam lah dan jangan banyak bergerak atau kita akan benar-benar jatuh, aku tidak akan membiarkan kalian terluka lagi" tanpa sadar Mingyu mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak ia ucapkan.

"hah? Apa yang kau bicarakan tadi?" Wonwoo mengerutkan dahinya, sepertinya ia tidak salah dengar Mingyu mengatakan kata kalian tadi.

Mingyu mengutuk dirinya sendiri. Mengapa ia keceplosan seperti ini. Dengan bertindak seolah-olah tidak terjadi apapun, Mingyu menjawab pertanyaan Wonwoo dengan sangat tenang "kalian! Member seventeen, jika ada diantara kalian sakit aku akan sangat sakit"

Wonwoo menghela nafas lega "terserah", tidak lagi memberontak, Wonwoo membiarkan Mingyu menggendongnya.

"sejak kapan kau bertambah berat hyung? sudah lama sekali aku tidak mengengongmu" Mingyu mencoba untuk basa-basi.

"berat badanku bukan urusanmu Kim" dinginnya jawaban Wonwoo, Mingyu tersenyum kecut.

"tapi kurasa kau harus banyak makan dan naikkan sedikit lagi berat badanmu hyung" Mingyu tidak menyerah untuk mengajak Wonwoo berbicara.

"urusi saja urusanmu" Mingyu tertawa canggung mendengar jawaban Wonwoo yang tak kalah dingin dari sebelumnya. Sebenarnya, Wonwoo lebih untuk tidak terlalu menanggapi pertanyaan Mingyu atau dia akan terbawa perasaan dan semakin mengeratkan pelukannya pada Mingyu. Wonwoo menyandarkan kepalanya di pundak Mingyu.

"apa kepalamu pusing hyung?"

"berhentilah bertanya atau aku akan benar-benar membuat kita terjatuh disini"

"sepertinya tidak" Mingyu tertawa dengan kuat, Wonwoo sangat lucu jika moodnya jelek seperti ini.

"sampai!" Mingyu menekan Bel setelah dengan girangnya berteriak. Bahkan teriakannya bisa menjadi bel itu sendiri tanpa ia sadari. Wonwoo terlihat tenang di gendongan Mingyu, sangat nyaman. Aroma Mingyu yang ia rindukan.

Deokyeom dari dalam membuka Pintu dan menyambut kepulangan Mingyu dan Wonwoo.

"apa wonwoo hyung pingsan lagi?" tanya DK dengan polosnya.

"ya! hati-hati kalau berbicara" Mingyu langsung menyemprot DK dengan kata-kata.

"sibodoh ini bersikeras untuk menggendong ku" Wonwoo mengangkat kepalanya, wajahnya sangat lesu. Kentara sekali ia sangat lelah.

"oh! Ternyata Wonwoo hyung sangat sehat ya" ujar DK dengan tawanya khas miliknya. Sepertinya member SVT pun tahu, kalau Wonwoo bisa mengumpat Mingyu berarti ia berada dalam kondisi yang fit.

"lalu mana Hoshi hyung dan Dino?" Dk mengikuti Mingyu dari belakang.

"mereka masih di luar" jawab Mingyu sekenanya.

Kepulangan mereka di sambut Scoups dan yang lainnya. Mingyu langusng mendudukkan Wonwoo di sofa. Semua mata tertuju kepada mantan pasangan Seventeen ini. Pandangan mereka seolah-olah bertanya 'apa mereka balikan'

"lalu bagaimana?" tanya Scoups memecahkan keheningan yang terjadi.

"magh Wonwoo hyung kumat hyung dan kata dokter ia harus banyak istirahat"

"syukurlah tidak ada sesuatu yang serius terjadi" Jeonghan mengelus dadanya, mereka bisa bernafas lega sekarang. Tidak dengan wonwoo, ia terus menatap Mingyu. apa dokter tidak memberitahu keadaannya yang sebenarnya? apa Mingyu belum mengetahuinya? itulah arti pandangan Wonwoo.

"dokter bilang, asam lambungku tinggi" Wonwoo menambahkan jawaban Mingyu. Mingyu kembali menatap Wonwoo. 'mengapa kau menutupinya dari ku hyung?kau sudah mengetahuinya bukan?' tanya Mingyu yang hanya bisa ia sampaikan hanya pada dirinya sendiri.

"apa ku bilang hyung, pasti karena pola makannya tidak teratur makanya asam lambungnya meninggi dan ia muntah-muntah" Jun datang-datang langsung nimbrung dan duduk di sebelah Wonwoo.

"sekarang aku akan buatkan bubur untuk mu" Mingyu hendak pergi kedapur, namun tangan Wonwoo langsung menahan dengan itu, Hoshi ikut bergabung dengan dino yang terlihat sangat mengantuk jalan dibelakangnya.

"tidak perlu repot-repot, kau urusi saja urusanmu" ujar Wonwoo sangat dingin. DK dan seungkwan menggigit bibir bawah mereka saat melihat ekspresi wajah Wonwoo yang sangat dingin. Scoups datang menepuk pundak Mingyu.

"Mingyu-ya lebih baik kau mandi saja, biar Jeonghan yang menyiapkan makan malam untuk kalian, ya kan Jeonghan-ah?"

Awalnya Jeonghan melongo saat Scoups tiba-tiba saja melempar bom kepada dirinnya, namun saat ia ingin menolak, jisoo menyikut lengannya. Mau tidak mau ia meyetujui perkataan Scoups "oke! Kau mandi saja, akan ku masakan ramen untuk kalian"

"aku tidak makan ramen hyung"

Jeonghan menatap Wonwoo "tenang saja Wonwoo-ya, aku akan memasakkan bubur untukmu meskipun tidak seenak Mingyu"

"sekarang kalian lekaslah membersihkan diri" titah Scoups dan langsung dilaksanakan oleh Mingyu,Hoshi dan Dino. Wonwoo masih tiduran di sofa dengan kaki menekuk karena ada Jun disebelahnya.

"ingin ku ambilkan air minum hyung?" tanya Seungkwan lembut. Ia masih tidak berani bertanya kepada Wonwoo karena mood hyung nya ini kelihatannya sangat buruk.

"tidak seungkwan-ah, aku hanya ingin tidur"

Mendengar perkataan Wonwoo membuat Jun langsung pindah duduk menjadi di bawah. "tidak apa-apa jun, kau duduk di atas saja"

"sudah kau istirahat saja Wonwoo-ya, ingin ku pijat?"

Mata Wonwoo tebuka sebelah, ia mengintip Jun yang sedang bertanya kepadanya "kapan lagi aku mendapat pijatan cuma-cuma seperti ini", Jun menaikkan sebelah alisnya, ia menatap Wonwoo datar "special edisi Wonwoo hyung sakit, yeaah" Vernon menambahi perkataan Wonwoo.

"yeaah yeaaah orang ganteng selalu sabar" Jun mulai memijat kaki Wonwoo yang memang terasa pegal.

Jeonghan di dapur ditemani oleh Jisoo dan DK untuk menyiapkan ramen dan bubur untuk Wonwoo. sedangkan The8 sudah tidur terlebih dahulu di sebelah Woozi yang asyik melihat music video di ponselnya. Karena yang berada didapur merupakan member yang jarang sekali menginjakan kaki didepan kompor, bunyi panci yang beradu dengan spatula pun menjadi musik latar mereka saat ini. Kalau Mingyu dengar, pasti mereka sudah dapat omelan dari Mingyu.

"ribut sekali, astaga" benarkan, ternyata Mingyu mandi lebih cepat dari perkiraan mereka. kini Mingyu sudah berdiri di belakang mereka.

"sudah kau duduk saja" ujar Jeonghan yang ntah mengapa ia menjadi kesal dengan Mingyu.

"bagaimana bisa aku membiarkan kalian menghancurkan dapur lebih dari ini" Mingyu berdiri di antara Jisoo dan DK, ia mengambil alih panci berisikan bubur untuk Wonwoo dan membiarkan Jeonghan mengurus ramen. Ia tidak bisa membiarkan mereka bertiga memasukkan bahan-bahan yang tidak bagus bagi anaknya dan juga Wonwoo, ia sendiri yang harus memastikan bahwa yang dimakan Wonwoo adalah makanan bergizi mulai saat ini. Mingyu berjalan ke arah kulkas dan mengambil wortel dan daun seledri, kemudian ia potong dadu dengan ukuran kurang lebih rata-rata 0,5 cm. Setelah seledri dan wortel selesai di potong, Mingyu kembali mengecek buburnya dan mencicipi kadar garam bubur tersebut.

Menunggu mereka selesai masak membuat Wonwoo mengantuk, ditambah pijatan dari Jun membuatnya ingin memanjakan matanya. "aku jadi mengantuk HOAAAAM" ini sudah yang ke empat kalinya Wonwoo menguap.

"ramen sudah siap!" teriakan DK di dapur benar-benar menggelegar ke seluruh sudut ruangan. Bahkan The8 yang sedang tertidur pun merasa terganggu. DK membawa panci berisikan ramen dan Jisoo mebawa mangkok besar berisikan nasi, terakhir ada Mingyu yang datang menghampiri Wonwoo untuk menyerahkan bubur tersebut.

Belum lagi Wonwoo memakan bubur itu, ia sudah enek hanya dengan melihatnya saja. Perutnya kembali mual saat ia menyendokkan bubur tesebut. Mingyu masih mengawasi Wonwoo agar wonwoo memakan bubur tersebut. sudah dua menit Wonwoo hanya memainkan bubur itu dengan sendoknya, dan hal tersebut membuat Mingyu tidak sabar untuk menyuapi Wonwoo. sadar dirinya sedang di perhatikan, Wonwoo menatap Mingyu melas, berharap Mingyu membiarkan dirinya makan ramen saja dari pada bubur menjijikan ini. Namun Mingyu malah menatapnya tanpa ekspresi. Wonwoo menelan ludahnya susah payah saat melihat ekspresi Mingyu.

"apa perlu aku yang menyuapi mu hyung?" suara Mingyu menghentikan suara seruputan ramen dari mulut Hoshi.

"aku bisa sendiri" Wonwoo menyendokkan bubur ke dalam mulutnya sedikit demi sedikit meskipun berkali kali ia menahan diri untuk tidak memuntahkan bubur yang menurutnya menjijikan itu. Mingyu merasa kasihan melihat Wonwoo tapi ini demi ke baikan anak yang dikandung Wonwoo dan juga Wonwoo sendiri.

"aku sudah selesai" wonwoo tidak sanggup menghabiskan satu mangkok bubur, ia hanya memakan setengah mangkon. Apabila Mingyu memaksanya untuk menghabiskan bubur itu, Wonwoo akan langsung memuntahkan bubur itu di depan Mingyu saat itu juga.

Karena ia duluan yang selesai, Wonwoo berjalan kedapur untuk mencuci mangkok bekas makannya. Ia tidak ingin merepotkan para member lebih lama. Semua nya lelah, dan membutuhkan istirahat yang cukup bukan malah mengurus dirinya saat ini. Wonwoo sepertinya mengingat sesuatu, "dimana vitamin yang dari dokter tadi?" Wonwoo bergumam sendiri. Jeonghan mengamati Wonwoo yang mondar-mandir mencari sesuatu.

"apa yang kau cari wonwoo-ya?" tanya Jeonghan penasaran.

"obat yang dari dokter tadi hyung"

"AH! aku letak di atas tempat tidurmu" kata Hohsi sambil cengingisan "aku lupa memberitahumu tadi"

"kalau begitu, aku juga akan langsung tidur, selamat malam semua"

Melihat Wonwoo masuk kekamar sendirian membuat Woozi yang sedari tadi diam bersuara. "apa kalian belum baikan juga gyu?" Mingyu mengangkat kepalanya dan mencari sumber suara.

"kurasa sulit untuk berbaikan hyung, wonwoo hyung sepertinya benar-benar tidak mencintaiku lagi" Mingyu mengecilkan volume suaranya saat menjawab pertanyaan Woozi. Hoshi ikut menyahuti perkataan Mingyu "kurasa bukan karena dia tidakmencintaimu, tapi karena dia sangat mencintaimu makanya dia menghindar dari mu"

Dahi Mingyu berkerut "apa maksudmu hyung?"

"wonwoo tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mu di masa depan karena hubungan kalian"

"ku kira kalian sudah berbaikan soalnya tadi aku lihat kau menggendong Wonwoo dan saat makan juga kalian berinteraksi melalui tatapan kalian" ujar Woozi lagi.

Mingyu tersenyum garing "aku harap aku bisa berbaikan dengannya"

T

B

C

Maaf sebelumnya, setahun ini saya benar-benar sibuk ff ini masih lanjut kok! Terimakasih untuk semua yang dukung sampai saat ini. Oiya aku gak jadi pindah ke wattpad. Mungkin ff ini akan aku selesaikan disini saja. Yang ff baru akan aku posting di WP kalau gak mager buat. Hehehe

Btw Ceritanya ini gaje banget loh, semua bahasa kesehatannya terlalu mengada-ada. But.. biarlah ya? namanya juga epep/?

Semoga suka ya kaliaan~

Mohon RnR yaaa