Sweet School

Disclaimer :

Naruto Mashashi Kishimoto Highschool DxD Ichie Shibumi

Rated : M

.

.

"Naruto" = bicara

'Naruto' = batin/pikiran

Naruto = lainnya

.

.

Sweet School

- Bagian 6 -

— [VI] —

"Kudengar ada kedai ramen enak yang baru buka di dekat Sekolah lo" Potong Samui cepat.

"Baiklah ayo pergi" Naruto berubah pikuran dengan cepat. Samui pun Sweetdrop melihat Naruto yang berubah pikiran dengan cepat. Dari dulu Naruto memang sangat suka dengan ramen, dia selalu mencoba setiap kedai ramen yang ia temui. Mendengar ada kedai ramen yang baru buka tentu saja Naruto tertarik untuk mencobanya.

Jarak antara apartemen dan Sekolah Mereka tidak jauh jauh amat, mereka berjalan kaki menuju kedai ramen itu.

"Darimana kau tau ada kedai ramen yang baru buka disana Samui?" Naruto memulai pembicaraan. "Dari Koneko, dia ju...ga suk..a-"

Bruk

"SAMUII, oi Samui kau kenapa?. Oi jangan bercanda Samui" Entah apa yang terjadi, Samui tiba tiba saja ambruk tak sadarkan diri. Untung saja Naruto berjalan berdekatan dengan Samui, sehingga bisa menangkapnya.

"Oi Samui, oh sial kenapa denganmu Samui"

Ujar Naruto panik

xxxXxxx

Di Apartemen Samui. Pukul 16:00

Samui POV

"enggh" Lenguhku pelan. Are apa yang kulakukan di tempat tidur, bukankah tadi aku sedang dalam perjalanan ke kedai ramen.

"Naruto?, apa yang dilakukannya, kenapa dia tidur disana, ohh manisnya" Ujarku sedikit bingung. Bagaimana tidak, Naruto yang judes itu mana mungkin mau tidur dirumahku. Kuajak keluar saja susahya minta ampun.

"Ahh, Samui akhirnya kau bangun juga. Bagaimana keadaanmu. Ini aku bawakan obat?" Ujar Mikoto-San kawatir. Dia adalah teman dekat ibuku yang tinggal di dekat apartemen, bisa dibilang Mikoto-san ini adalah tetanggaku, ah maksutku tetanggaku juga Naruto. Dia ini sangat baik pada kami berdua. Tapi apa yang dilakukan Makoto-san disini

"Ahh ano etto, aku memang agak kurang sehat tapi, dari mana Mikoto-san tau" Aku bertanya pada Mikoto-san dengan bingung.

"Ara, kau demam, tadi kau pingsan Samui" Kata Mikoto-san dengan senyum lembut. Ah jadi begitu aku memang kurang sehat dari pagi sih. "Ahh, kalau begitu terimakasih banyak telah merawat saya Mikoto-san"

"Tidak perlu berterima kasih kepadaku, seharusnya kau berterimakasih pada Naruto. Kau tau saat kau pingsan tadi, dia menggendongmu kemari lo"

"Benarkah?, mana mungkin Naruto bodoh itu mau menggendongku"

"Ara, kau tanya saja pada Naruto nanti. Sekarang istirahatlah, dan jangan lupa minum obatmu. Bibi pulang dulu ya jaa"

"Baik Mikoto-san, sekali lagi terimakasih" Ujarku berterimakasih. Mikoto-san pun tersenyum lalu pergi meninggalkan apartemenku. "Are, Naruto masih belum bangun, sebaiknya kubangunkan saja" Aku bangun dari ranjangku menuju sofa yang ada di pojokan kamarku tempat Naruto tidur.

Ohh, melihat wajah lucu nya yang sedang tidur membiatku tidak tega membangunkannya. "Ooi Naruto bangun, ini sudah sore lo" Aku menggoyang goyangkan tubuh Naruto pelan.

"Engh" Dia melenguh pelan, sambil mengerjap ngerjapkan matanya. "Kau sudah sadar Samui. Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya bangun dari tidur. "Hehe, aku sudah lebih baik Naruto. hehehe, senangnya melihat kau perhatian denganku" Ujarku menggodanya

"Siapa yang perhatian, aku hanya tanya saja" Katanya dengan mengalihkan tatapannya dariku. Hmm, jangan jangan Naruto ini memang tsundere, kyaa lucunya.

POV End

"Oh iya Naruto, Terimakasih ya telah menggendongku kemari. Oh romantisnya, kau pasti sangat mengkhawatirkan ku ya hihihi" Samui mencoba menggoda Naruto. Sepertinya Samui belum puas menggoda Naruto, lagian melihat Naruto yang seperti ini memang sangat jarang.

"S-siapa bilang aku menggendongmu, aku-"

"Mikoto-san yang bilang, katanya kau menggendongku sampai sini, oh so sweet" Samui memotong perkataan Naruto. "Aku hanya mengetes kemampuan tubuhku, untuk mengangkat yang berat-berat" Kata Naruto menyeringai.

"APA KAU BILANG!. Jadi maksudmu aku ini gendut begitu" Samui memprotes perkataan Naruto. Memang semua perempuan itu sangat sensitif dengan hal hal yang berkaitan dengan berat badan, jadi wajar saja Samui sedikit marah dengan perkataan Naruto.

"Aku tidak bilang begitu, kau sendiri kan yang bilang" Naruto menyeringai puas. "Ap-.. KEMARI KAU NARUTOOO" Samui mengambil tongkat baseball dan berlari kearah Naruto. "Tu-tunggu Samui, aku akan mati jika- Gyaaha" Naruto berlari keluar dari kamar samui, Samuipun mengejarnya dengan membawa tongkat baseball ditangannya.

"Tunggu Samui, aku akan mati jika terkena itu. Kau ini sedang sakit cepat tidur sana, lagian kau memang berat kok" Bukannya minta maaf Naruto malah mengatai Samui lagi. "APA!" Samui bertambah marah, dia mengejar Naruto lagi tapi tetap saja tidak kena. Mungkin karena Samui kurang sehat.

"Hah hah hah hah" Samui berkeringat banyak dengan nafas yang terengah engah. "Lihatkan kau sudah kelelahan. Kau ini sedang sakit cepat tidur sana hus hus" Usir naruto.

Samui terdiam, sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu. "Fufufu jadi begitu ya, cepat minta maaf padaku atau ku buat kau menyesal"

"Ogah banget, lagian kau juga tidak bisa apa apa" Naruto menjawab dengan cuek. "Baiklah, jangan menyesal ya" Samui menyeringai lalu ia membuka dua kancing bajunya bagian atas "A-apa yang mau kau lakukan ha!" Samui hanya tersenyum ke arah Naruto

"KYAAHN, AHN TUNGGU NARUTOH AHN-hmp"

BRUK

Tanpa diduga Samui malah mendesah dengan sedikit keras seakan ingin didengar seluruh orang. Tapi dengan cepat Naruto berlari kearah samui dan membekapnya. "Apa yang kau lakukan perempuan gila, kau ingin aku mati dipukuli orang orang karena dikira memperkosamu ha!" Ujar Naruto Kesal.

"Hmmp hmmp" Samui mencoba bicara, tetapi tidak bisa karena dibekap oleh tangan Naruto. Samui sedang terbaring dilantai dengan Naruto diatasnya sedang mengunci kedua tangan diatas kepala samui dengan tangan kanan, dan membekap mulut samui dengan tangan kiri. "Hmp hmp"

Naruto melepas tangan kirinya "AHN NARU-hmp" Naruto membekap mulut samui lagi "Hentikan Samuii. Baik baik aku minta maaf, kau tidak berat kok, jadi kumohon diamlah Samui" Ujar Naruto menyesali perkataannya. Bisa panjang urusannya jika sampai tetangga tetangga dengar.

"hmp hmp" Naruto melepas tangan kirinya lagi. "Fufufu, Sekarang kau tau siapa yang lebih berkuasa fufufu" Samui tertawa aneh dengan puas

Cklek

"Samui, kudengar dari Miko-" Seorang perempuan membuka pintu, dia menatap horror melihat mereka berdua. Naruto sedang menindih Samui dengan kedua tangan dikunci diatas kepalanya sedangkan Samui dengan kancing atas yang terbuka dan berkeringat sedang tersenyum. "A-ah maaf sepertinya aku salah tempat" Perempuan itu pergi begitu saja.

Mereka berdua mendadak memucat dan. "TUNGGU IBU" "TUNGGU BIBI" Ucap mereka berdua bersamaan. Merekapun mengejar perempuan yang ternyata adalah ibu dari Samui, untuk menjelaskan kesalah pahaman yang ada.

xxxXxxx

"Jadi begitu ya, kukira kalian sedang.. Ah sudahlah. Um kau tidak ingin memperkenalkan ibu dengan pacarmu Samui"

Blush

"Kami tidak pacaran ibu/bibi" Ucap mereka berdua kompak. Seberani beraninya Samui, dia tetap mempunyai rasa malu jika itu dengan ibunya. "Ibu, ini Naruto tetangga juga adik kelasku dan Naruto, ini ibuku Katerea"

"Ara, jadi Naruto-kun ya. Kalau begitu salam kenal Naruto-kun, dan terimakasih telah menjaga anakku selama ini" Ucap Katerea lembut pada Naruto. "I-ya Katerea-san, Salam kenal" Naruto berkata sedikit grogi. Mereka bertiga terus melanjutkan pembicaraan hingga larut.

Karena memang sudah larut malam Narutopun berpamitan Pada Samui dan ibunya. Sebenarnya Naruto disuruh menginap oleh Ibunya Samui tapi Naruto menolaknya dengan halus. Yah, sebenarnya ibunya samui juga harus pulang sih. Dia juga harus bekerja besok.

Naruto juga harus mempersiapkan diri, bagaimanapun juga dia itu pelajar. Jadi dia harus bersiap untuk menghadapi waktu sekolahnya, apalagi besok adalah hari senin..

.

.

xxxXxxx

.

.

Di Apartemen Naruto. 05:30

KRRRRIIIIIIING

Suara jam weker berdering keras membangunkan sesosok manusia yang sedang terlelap dibalik slimut hangatnya. Seakan tidak mau lepas dari kehangatan slimutnya, dia hanya mengeliarkan tangannya dari balik slimutnya untuk mematikan jam weker itu

Naruto POV

Ini adalah hari senin, awal baru untuk memulai hal hal yang melelahkan. Apa kalian tau, Senin adalah hari kedua dalam satupekan. Kata Senin atauIsnaindiambil daribahasa Arabyang berarti dua.

Nama lain lagi untuk hari ini adalahSoma, yang diambil daribahasa Sanskertadan berartibulan, mirip dengan pengertian dalam bahasa-bahasa diEropa.

Hari Senin adalah hari pertama masuk kerja. Senin juga merupakan hari pertama dalam minggu menurut ISO 8601. Dengan demikian menjadikan jumlah maksimum minggu dalam setahun adalah 54 minggu.

Dan jika kalian bertanya kenapa aku tau semua itu, jawabannya adalah karena aku sangat ingin mengetahui cara untuk membuat senin jadi lebih menyenangkan. Tentu saja mencarinya di internet dan menemukan artikel itu.

Dan apa kalian tau apa yang membuatku lebih sebal lagi. Hari senin ke minggu ada 6 hari sedangkan hari minggu ke senin cuma satu hari -_-. Mengesalkan bukan.

"Hoaam" Aku menggeliat di ranjangku untuk merenggangkan otot ototku yang kaku. "Are, tumben Samui tidak membangunkanku. Ah sudahlah, lebih baik aku mandi saja" aku berjalan kearah kamar mandi bersiap siap untuk sekolah. Bukannya aku menunggu Samui atau apa sih, aku malah senang jika ia tidak menggangu tidurku. Ini hanya terasa berbeda saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06:37. Lebih baik aku berangkat saja. Daripada terlambat dan malah diberi hukuman oleh seito kaichou yang tidak lain adalah Samui. Dia pasti melakukan hal yang aneh aneh.

xxxXxxx

Di Konoha High School

Aku berjalan dengan malas menuju pintu gerbang sekolahku, disana terlihat para murid yang berjalan memasuki gerbang besar Konoha High School dengan para anggota osis yang mengawasi para murid.

"Are, Samui tidak ada disana, apa mungkin dia sedang di toilet. Lebih baik kutanyakan saja" Aku mendekati seorang gadis berkacamata berambut panjang. DiaTsubaki Shinra, ia berkedudukan sebagai fuku kaichou.

"Ano.., Apa kaichou belum datang?" Dia menoleh kearahku, menatapku sebentar. Harus ku akui aku sedikit mengkhawatirkan Samui. Bagaimanapun juga dia itu tinggal sendirian di apartemennya, ditambah lagi kemarin dia sempat pingsan karena demam.

"Be-belum, dia belum datang. Mungkin dia tidak datang hari ini mengingat dia selalu datang paling pagi" Ucapnya grogi. Atau memang dia selalu begitu.

POV End

Naruto terdiam berkutat dengan pikirannya. Seakan sedang memencoba menentukan pilihan yang sulit untuk dipilih. "Owh bukankah itu Naru-chan, woah kau terlihat lebih imut daripada difoto" Seorang Gadis dengan rambut putih sedikit bergelombang, dengan ban osis yang di lengannya menyadarkan Naruto dari pikirannya.

"HAH, Naru- apa?. kau mengenalku" Naruto sedikit dikejutkan oleh gadis itu. 'Apa apaan dia itu, seenaknya memanggilku begitu memangnya aku apaan' Sewot Naruto dalam batin.

"Hihihi tidak juga. perkenalkan aku Momo Hanakai, aku tau kau dari kaichou"

"Hmm, jadi dia sering cerita yang aneh aneh tentangku begitu"

"Tidak juga, kami melihat foto fotomu di Handphone Kaichou dengan folder Naru-chan, hihihi"

"APA.. tunggu apa maksudmu dengan kami"

"Seluruh anggota osis juga sudah melihatnya. Bahkan ada foto saat kau hanya memakai celana super pendek juga lo hihihi"

Twitch

Alis Naruto berkedut kesal mendengarnya, ini benar benar memalukan untuknya. "Hahh, Terimakasih infonya fuku kaicho-san, aku pergi" Bukannya masuk ke sekolah Naruto justru berjalan ke arah sebaliknya dari gerbang sekolah.

Grep

"Tunggu, kau mau kemana" Momo memegang pergelangan tangan Naruto. "Aku ingin pulang, AHH fukuchou pingsan"

"hah fukucho-, HEI kembali kemari!" Dan dengan itu Naruto kabur dari sekolahnya.

.

.

xxxXxxx

Di apartemen Samui

Cklek

"Are pintunya tidak dikunci. Hoi Samui, apa kau didalam?" Hening tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Naruto menuju kamar samui "Samui"

"Na..ruto, apa yang kau lakukan disini, kau bolos sekolah, kau tidak boleh begitu naruto, sebagai kaichou yang baik aku harus mengingatkanmu" Ujar samui dengan pelan. Samui sedang berbaring diranjangnya dengan keadaan yang acak acakan seakan baru dari bangun tidurnya.

"Astaga Samui, kau masih sakit" Naruto mendekat ke arah samui dan menempelkan tangannya ke dahi. "Kau tidak hangat, apa kau pusing?"

"Tidak juga, aku baik baik saja kok"

"Lalu kenapa tidak ke sekolah, apa badanmu sakit?"

"Tidak juga, aku hanya malas saja ke sekolah. Jadi aku bolos saja hehehe"

"APA, jadi kau hanya bolos" Naruto berkata sedikit keras. Sepertinya Naruto sedikit kesal, yah tentu saja Naruto sudah bolak balik dari sekolah karena mengkhawatirkan Samui. Tapi ternyata Samui hanya bolos_- .

"Lalu apa maksudmu dengan *sebagai kaichou yang baik, aku harus mengingatkanmu* itu HA!" Ucap Naruto yang sudah sangat kesal.

"Ehehehe ano etto itu hanya-"

Duakh duakh duakh

"ITTAAIII, itu sakit Naruto, adududuh. kau ini kejam sekali sih" Samui mengelus elus kepalanya yang sakit karena dijitak Naruto. "Ehh, untuk apa tali itu Naruto. Oh aku tau kau ingin bermain S dan M denganku kan, Kyaa senangnya"

Naruto hanya diam tidak menanggapi candaan dari Samui, dia berjalan perlahan ke arah Samui dengan membawa sebuah tali ditangannya. "Err Naruto, kau mulai membuatku rakut tau... Na-naruto hentikan bercandamu itu tidak lucu"

Gdebruk buk

"Kyaah-hmp, Hmp" Tanpa babibu Naruto menerjang Samui dan mengikat kedua tangannya di ranjangnya dengan posisi terbaring. "Hhmmp hmmp" Mulutnya juga dibekap dengan sebuah kain kecil.

"fufufu, ini pelajaran untuk mu samui. Tenang saja aku hanya akan menggelitikmu kok, tidak akan sampai mati kok" Naruto menyeringai. Lalu dia mulai menggelitiki samui. "Hahmpp haahmmmp"

Samui hanya bisa menggeliat pasrah karena gelitikan maut Naruto "Hhhahmmppphap" Matanya mengeluarkan air karena tertawa dan menahan geli terlalu lama. Sepertinya Naruto sudah keterlaluan -_- .

"hehehe sekarang kau tau siapa bos nya. Hahh aku sudah puas bisa menyiksamu, tenang saja aku akan melepaskanmu kok" Naruto berniat melepaskan kain yang membekap Samui.

"hmpp" Samui sudah sangat lemas karena digelitiki tadi "Iya iya ini mau gue lepas cerewet-"

"aku datang menjengukmu Samu-" Tsubaki tiba tiba datang ke kamar Samui, dia terkejut melihat apa yang ada didepannya. Seperti Djavu, Naruto bersumpah pernah mengalami kejadian yang mirip seperti ini. Saat ini wajah Naruto sudah berubah menjadi pucat.

Berbeda dengan Samui yang saat ini sepertinya dia malah senang, dia menatap Naruto dengan tatapan yang seolah mengatakan 'mati kau Naruto'

Mundur, dengan perlahan Tsubaki mundur menjauh dari sana "Tunggu fuku kaichou, ini tidak seperti yang kau fikirkan-" Naruto perlahan turun dari ranjang dan mencoba mendekat ke Tsubaki untuk memberi penjelasan"

"Jangan mendekat" Teriak Tsubaki was was. Dari pagi tadi Tsubaki memang sudah was was pada Naruto. Bagaimana tidak baru beberapa hari yang lalu Naruto membuat seorang perempuan dilarikan kerumah sakit. Dan sekarang dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kaichou nya sedang diikat diranjang dengan mulut yang terbekap kain.

"Tunggu fuku kaichou ini benar benar hanya salah-" Naruto semakin mendekati kearah Tsubaki tapi Tsubaki semakin menjauh.

"Tidaaak" Tsubaki berlari. Naruto mengejarnya. Bisa gawat jika dia meluaskan kesalah pahaman ini. Yahh memang bukan sepenuhnya salah paham sih.

Grep Brukk

Mereka berdua terjatuh, Naruto berada di atas Tsubaki "itte, are ini empuk" Ucap Naruto. "Kumohon jangan, aku masih belum matang. Tunggulah sampai 2 tahun lagi, saat itu aku pasti sudah tumbuh dengan baik, kumohon" Tsubaki memohon dengan mata yang berkaca kaca.

"Gyaaha"

.

.

.

.

.

Bersambung

Read and Review

Yo halo ^_^, Sweet School Chapter 6 update. Semoga ceritanya nggak ngebosenin dan banyak yang memberi masukan buat Hiko, supaya hiko lebih rajin ngelanjutin ceritanya

Tolong review ya senpai Hiko tunggu di kolom review sekian terimakasih ^_^