a/n : Yuhuuu JN is on the roof yo... hehe sperti biasa ijinkan JN membalas review teman2 disini

Yikyung: ha? Punya siapa yang kurang panjang? Punya Jaejoong apa punya Yunho? Hahahah :D

Donat Keju: ish tega ah si keju... JN bukan babo tapi baka :D abis kalo si Yunho ga ketiduran si JJ nya ga bisa pergi dong hahahahah

Youleebitha: hahahah u knowlah.. JN paling senang kalo Yunho tarik gas gitu. Ga pake proposal langsung ujian skripsi wkwkwkkwkwkk :D

: iya tuh sih Yunho, masa calon istri kabur ga dikejar. Mau calonnya aku ambil? :p Yunho sudah pakai baju kok, tuh lihat di suratnya JJ

ccsyaoran01: hahahah iya tuh si Yunho keenakan, eh malah bangun kebingungan si yayang sudah ilang :p

RPuspitasary21: yayyyyyyyy ada lagi yang suka Iya sih emang cepat alurnya soalnya awalnya JN mau buat oneshot hanya aja entah kenapa JN malah terbawa arus trus jadinya malah sampe 5 chapter gini :D

Guest1: hahahhaha si Yunho memang suka bikin kejutan... tapi ayolah, spa jga yang tidak ketiduran selama itu kalo sudah kurang tidur selama 4 hari plus dapat pelayanan khusus di hari terakhir.. hahahahhaah :D Okelah kita pake Jun Jihyun, sekalipun munculnya yaaaaaa gitu deh

namnam: kkkk maunya sih manis, tapi ga lah.. menurut pengalaman JN sih asih :D wkwkwkwkwk tenang saja itu bagian dari keseruannya makanya Yunho mesti ketiduran :p

Nony: hahahha nanti di baca saja ya Non, Jjnya ilang kemana. tapi yang pasti Yunho tidak akan nyerah sebegitu mudah

Guest2: heheh maaf JN mampunya buat yang pendek2 gitu. Pan awalya JN ga niat buat crita berseri eh malah jadi panjang gini :D YunJae enaknya pisah ga yaaaaa? *pose mikir* hehheeh dibaca sj ya, ini juga chapter trakhir ko

ilma: iya ini JN lagi usaha supaya bisa update cepat, soalnya JN juga sudah ga sabar dngan endingnya :D sudah ada dikepala Cuma belum dituangkan dalam kalimat makanya JN gregetan sendiri. Wkwkwkwkkw :D

pid: hehehe mian yg ini telat karna masih buat soal buat UTS :D

LittleOoh: iya iya heheh ini udah lanjut skalian tamat :D wkwkwkwk

all: JN nothing without you, so thank u so much chingudeul.. saranghaeeeeeee neomu neomu neomu saranghaeyo... andddd so sorrryyy kalau ceritanya kurang panjang. Beginilah JN apa adanya #jiah

Finally, semoga chapter terakhir ini tidak mengecewakan.

Happy reading chingudeul

-Perhaps Love-

Chapter 5

"Tidak, ini tidak mungkin." Yunho terduduk di ruang itu sambil meramas keras rambutnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dan apa yang telah dia lakukan. Dia bertanya pada kepala pelayannya mengenai Jaejoong tapi jawaban yang dia dapat tidak sesuai yang dia harapkan.

"Tuan Jaejoong sejak pagi duduk di sini, tuan, lengkap dengan tas dan barang bawaanya. Dia terlihat cukup cemas dan sekali-kali melihat ke kamar tuan, tapi kami tidak berani bertanya apa yang membuat tuan Jaejoong seperti itu. Jadi saya pergi menyiapkan makan siang untuknya dan tuan. Tapi saat saya kembali untuk memberitahu, tuan Jaejoong sudah tak di sini lagi."

Jawaban yang membuat hati Yunho mencelos.

Merasa dia tidak akan mendapat apa-apa kalau dia tetap tinggal, Yunho segera kembali ke kamarnya untuk mengganti bajunya dan mengambil telpon genggamnya dan telpon genggam Jaejoong. Tanpa mempedulikan kepala pelayan yang menyarankan dia untuk makan terlebih dahulu, Yunho mengambil kunci mobilnya dan berjalan dengan terburu ke luar rumah menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan rumah.

'Halo, Yunho.'

"Jihyun ah, apa Jaejoong sekarang bersamamu?"

'Apa?'

"Jaejoong. Apa dia bersamamu sekarang?"

'Tidak. Tidak, Yunho apa yang terjadi? Jaejoong kema...'

"Sial." Yunho tidak lagi mendengar apa yang mantan istrinya itu katakan selanjutnya, dan langsung memutuskan sambungan telpon mereka secara sepihak.

Yunho mengendarai mobilnya dengan cepat menuju alamat apartemen yang pernah Jaejoong katakan padanya. Namun hasilnya tetap nihil, pemilik apartemen mengatakan Jaejoong memang sudah membayar uang muka apartemen tapi sampai saat pria itu belum juga datang mengambil kunci apartemennya. Jaejoong juga tidak memberi kabar apapun pada pemilik apartemen itu sejak waktu yang dia tentukan untuk masuk ke apartemen barunya.

Kepala Yunho semakin sakit, mencoba berpikir kemana lagi anak itu pergi.

Dia kemudian kembali ke dalam mobilnya dan mencoba menelpon beberapa nomer yang ada pada telpon genggam Jaejoong. Tapi diantara teman-temannya itu tidak ada satupun yang tahu tentang keberadaan Jaejoong, kebanyakan dari mereka hanya berhubungan dengannya jika ada tuga yang harus mereka kerjakan bersama. Selain dari itu Jaejoong tidak pernah berhubungan dengan mereka, karena itulah tak satupun dari mereka yang mengenal Jaejoong dengan baik untuk tahu ke mana dia pergi. Hingga Yunho menemukan sesuatu yang membuat jantungnya berdetak kencang dalam contact list telpon genggam Jaejoong.

Sweetheart.

Mencoba menenangkan dirinya dari amarah yang tiba-tiba muncul, Yunho menekan tombol panggil atas nama itu kemudian meletakkan telpon genggam itu ke telinganya.

Apa yang akan dia katakan apabila orang itu mengangkat telpon dan mengatakan Jaejoong sedang bersamanya?

Apa dia akan marah? Tapi apa haknya untuk marah.

Apa betul dia kekasih Jaejoong?

Apa...

Ditengah kacau balaunya pikiran Yunho, dia mendengar bunyi telpon berdering di sampingnya. Yunho segera mengambil telpon genggamnya, berharap ada seseorang yang menelponnya untuk memberitahukan keberadaan Jaejoong. Namun saat melihat nama orang yang menelponnya, Yunho tidak lagi tahu apa hatinya mampu menerima ini atau tidak.

My Joongie.

"Oh Tuhan... Apa yang terjadi pada kami?"

—YunJae—

Seharian itu Yunho berupaya mencari Jaejoong, dari sekolahnya hingga kampus yang akan dia tuju. Tapi tak satupun yang memberikan petunjuk kemana Jaejoong pergi. Yunho bahkan mencari Jaejoong ke apartemen ibunya, sekalipun Jihyun sudah memberitahu dia kalau Jaejoong tidak bersamanya. Yunho hanya berharap Jihyun berbohong dan Jaejoong sedang bersembunyi darinya. Tapi Jaejoong tak ada dimanapun.

Akhirnya ketika hari mulai gelap Yunho memutuskan untuk kembali ke rumahnya, mengisi perutnya kalau saja nafsu makannya muncul, beristirahat kalau matanya mau diajak untuk beristirahat, mandi dan mengumpulkan tenaga untuk mencari kembali Jaejoong esok harinya. Ya, itu sepertinya pilihan yang terbaik saat ini. Dia tidak mau terlihat kusut saat bertemu kembali dengan orang yang dia cintai. Dan dia percaya dia akan menemukan pria itu kemanapun dia pergi, sekalipun ke ujung dunia, dia akan menemukannya dan membawanya pulang.

Setibanya di rumah, Yunho di sambut oleh kepala pelayan yang terlihat sedih melihat keadaan tuannya. Kepala pelayan itu sudah mengikutinya sejak dia muda, dan bahkan menganggap Yunho seperti anaknya sendiri. Melihat Yunho terpuruk seperti ini membuatnya mau tidak mau turut merasakan apa yang dirasakan tuannya itu sekalipun Yunho tidak mengatakan apapun tentang masalah yang sedang dia alami. Anggap saja itu insting seorang ayah.

"Tuan, makan malam sudah siap."

"Baiklah, terimakasih pak Choi. Aku akan mandi dulu."

Ya, ada baiknya dia mulai dengan mandi dan mendinginkan kepalanya terlebih dahulu. Mungkin saja dengan begitu ada ide kemana dia harus mencari Jaejoong kembali. Selesai mandi dan memakai pakaian bersih, Yunho menuju ruang makan dan mulai mengisi perutnya dalam diam. Biasanya dia mendengar suara denting pelan sendok Jaejoong, tapi kali ini dia hanya mendengar suara piringnya sendiri membuat hatinya kembali sakit dan nafasnya sedikit sesak. Membuat keinginannya untuk makan hilang seketika, dan akhirnya Yunho meletakkan sendok dan garpunya dengan pelan dan bangun sambil mengangguk pelan pada pak Choi yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya tadi.

"Tuan, makanannya..."

"Aku sudah kenyang, pak Choi."

"Tapi tuan.."

Yunho tidak menjawab lagi namun hanya tersenyum lemah pada pak Choi yang tahu artinya tuannya itu sedang tidak ingin diganggu.

"Malam ini aku tidur di kamar Jaejoong."

"Baik, tuan." Pak Choi tahu tidak ada lagi yang bisa dia katakan pada Yunho. Perasaan pria itu sudah terlalu dalam, dan dia yakin ini adalah saat yang tepat untuk membiarkan tuannya itu melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Itulah mengapa setelah tahu Jaejoong pergi, pak Choi memerintah semua pelayan di rumah itu untuk tidak masuk dan menyentuh apapun yang berada dalam kamar Jaejoong. Sekalipun ini terlihat menyedihkan, tapi setidaknya hanya ini yang mampu dia lakukan untuk tuannya itu.

Setelah meninggalkan ruang makan, Yunho berjalan dengan pelan menaiki tangga menuju kamar Jaejoong yang berada di lantai dua. Sekalipun dia tahu dengan berada dalam kamar Jaejoong akan membuatnya semakin terpuruk dan merindukan pria muda itu. Tapi setidaknya dia akan merasa dekat dengan pemilik kamar itu untuk sementara, aroma Jaejoong mungkin dapat menenangkannya saat ini. Semakin mendekati kamar Jaejoong, langkah kaki Yunho semakin berat. Mungkin karena dia tahu orang yang dia cari tidak ada di sana dan Yunho tidak ingin mengingatkan dirinya tentang itu. Namun Yunho tetap berharap seandainya Jaejoong masih ada di kamarnya, ya seandainya.

"Ya, Tuhan bolehkah aku berharap?" Yunho mengusap kasar wajah lalu tersenyum sedih. Apa haknya berharap seperti itu?

—YunJae—

Tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain.

Saat Yunho membuka pintu kamar Jaejoong, Jaejoong yang mengira tidak akan ada yang mendatangi kamar itu dalam waktu dekat terkejut dan berdiri dengan tubuh yang menegang menatap pria yang berdiri di depannya dengan tatapan yang tidak jauh beda darinya.

"Jae?"

"Aku... Maafkan aku Yunho, aku tidak berniat tinggal terlalu lama di sini, aku.."

"Kau kah itu Jae?" Yunho yang seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat berjalan mendekati Jaejoong dengan sangat pelan. Seakan takut bayangan Jaejoong akan menghilang selamanya dari hadapannya.

"Aku tahu aku salah, kumohon beri aku waktu sebentar saja untuk menenangkan diri di sini. Aku tidak yakin bisa pergi dengan keadaan seperti ini..."

"Kau..."

Melihat reaksi Yunho yang sepertinya tidak menyangka akan melihatnya di tempat itu, membuat Jaejoong terpaksa mengambil tasnya yang dia buang di samping tempat tidur tadi kemudian memakai sepatu dengan terburu-buru tapi tangannya gemetar dan matanya mengabur karena air mata Jaejoong yang kembali jatuh. Air mata yang sudah dengan susah payah dia kendalikan saat tahu Yunho tidak kunjung keluar dari kamarnya hingga jam satu siang. Jaejoong masih berharap Yunho akan keluar dan menemuinya kemudian mereka bisa hidup bersama selamanya. Tapi orang yang dia harap tidak muncul juga, membuat Jaejoong kembali sadar akan keadaannya. Tidak mungkin Yunho mencintainya seperti dia mencintai pria itu. Yunho hanya membutuhkan pelampiasan dan dia kebetulan saja rela menjadi tempat pelampiasan Yunho. Mengingat hal itulah membuat jantung Jaejoong berdetak tidak karuan, nafasnya berat, matanya perih dan hatinya menjerit karena sakit yang tidak mampu dia ucapkan. Karena itulah saat tidak ada seorangpun yang melihatnya Jaejoong kembali ke kamarnya lengkap dengan sepatunya, agar tak seorang pun yang mengira dia masih berada di rumah itu.

Dan disinilah dia, tertangkap Yunho karena masih berada di rumahnya. Jaejoong tahu dia tidak seharusnya berada di tempat itu, karena Yunho tidak pernah menginginkannya. Melihat Yunho dalam situasi ini ternyata membuka kembali luka yang baru saja berhasil dia tutup.

"Jaejoong ah.."

Jarak mereka semakin dekat, membuat Jaejoong semakin tidak mampu untuk mengendalikan air matanya dan bangun berdiri untuk kembali menatap Yunho karena sekuat apapun dia berusaha, dia tidak punya kekuatan saat ini untuk pergi kemanapun kecuali tinggal di tempat itu dan menangis sepuas hati lalu pergi selamanya dari kehidupan "Yunho, kumohon. Aku... aku akan pergi setelah aku..." dan tak mampu lagi mengeluarkan kata-kata hingga Yunho menyentuh wajah Jaejoong dengan pelan dan tersenyum padanya.

"Kau..." Yunho menangkupkan kedua tangannya pada wajah Jaejoong kemudian menghapus air mata Jaejoong yang masih menatapnya dengan perasaan yang campur aduk, kemudian mendekatkan wajah mereka hingga kedua hidung mereka bersentuhan.

"Yun.." saat merasakan hembusan nafas Jaejoong pada wajahnya, jantung Yunho berdetak tidak karuan karena semangat yang menggebu dan perasaan bahagia yang tak terkatakan. Membuatnya tidak berkata apa-apa lagi namun langsung menutup jarak mereka dengan menempelkan bibirnya pada bibir Jaejoong kemudian mencium pria didepannya itu dengan kerinduan yang dalam. Merasa dia tak dapat berbuat apa-apa lagi Jaejoong pun menutup matanya dan menikmati cumbuan Yunho pada bibirnya dan pelukan tangan Yunho pada tubuhnya.

Semoga ini bukan mimpi.

Saat Yunho melepas ciuman mereka dan membuka matanya, dia menatap kedalam sepasang mata hitam yang masih memerah namun tetap indah. Membuatnya tersenyum dan kembali mencium pria muda itu, tidak lama namun manis sekedar untuk meyakinkan dirinya kalau benar pria yang berada dalam pelukannya itu adalah Kim Jaejoong.

"Aku mencintaimu juga."

"Yun.."

"Jangan pergi. Jangan pernah meninggalkanku, Jaejoong. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

"..." Jaejoong tahu inilah saat untuknya tersenyum dan membalas ciuman Yunho. Sehingga tanpa ragu dia menarik baju Yunho dan kembali menyatukan bibir mereka dalm ciuman yang lebih lama, panas dan mendalam.

Dan jangan salahkan Jaejoong jika saat itu juga Yunho kembali meminta 'hak'nya sebagai pasangan Jaejoong.

YunJae Happy Ending—

a/n: yayyyyyyyyy finally, sekali lagi makasih buat teman2 yang setia menunggu sambungan cerita gaje ini. JN minta maaf kalo seandainya tidak mengena di hati teman2, JN usahakan akan memperbaikinya di ff JN berikutnya

a/dn: Makasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ff JN ini

Review are always please.

Thanx