Naruto : The Return of Kiiroi Senko.
Disclaimer: I don't own anything from Naruto manga. But this fic is mine.
Rate: M
Pair: Mystery
Warning : Typo, Alur Pasaran, OC, OOC, GodLike.
Summary : Bukan sebuah amanat bukan pula sebuah permintaan, namun ini adalah kesempatan kedua, sekaligus tugas untuk menjaga seorang anak. Dia, sang legenda kembali ketanah Shinobi, dan akan memulai sebuah cerita baru disana. OOC, OC, Typo.
WARNING : Don't Like, Don't Read.
Chapter 1 : Kembali.
Someone POV.
Putih, semuanya putih, dan hanya putih yang dapat aku lihat selain tubuhku ini sendiri. Entah apa yang terjadi padaku kali ini, bahkan untuk mengingat hal terakhir yang terjadi pun otak Namikaze yang aku miliki ini sendiri telah tak berfungsi sama sekali. Sedikitpun aku tak ingat, selain salah satu Bijju berekor sembilan yang menghunuskan kuku tajamnya padaku dan Istriku saat aku melindungi seorang bayi yang baru saja mengeluarkan suara tangis pertamanya.
Decihan adalah suara yang keluar pertama kali dari mulutku ini. Kesal sudah pasti, aku gagal menjadi seorang Ayah yang melihat perkembangan putraku menuju kedewasaan. Aku berfikir, seperti apakah dia nanti saat sudah dewasa? Apa dia akan secerdas ayahnya ? Ataukah dia akan segarang ibunya. Ah, aku jadi teringat Kushina, dimana dia sekarang ? Ck, apa seperti ini rasanya berada diperut Shinigami ?
Ya, aku mulai ingat. Aku menyegel Kyuubi kedalam tubuh putraku sendiri dengan Shiki Fujjin. Sial, aku pasti tak akan pernah bertemu Kushina lagi diSurga sana, Shinigami sialan!
"Apa seperti itu fikiranmu setelah aku berniat baik padamu, Namikaze Minato!" Suara mengerikan apa yang baru saja aku dengar ini ? Bahkan aku telah berputar sebanyak dua kali untuk mencari dimana asal suara itu berada, tapi hanya warna putih lagi yang dapat aku lihat. Tapi, apa itu ? Samar samar mataku ini melihat bayangan hitam yang lama kelamaan semakin mendekat, apa itu kotoran Shinigami?
"Berani beraninya kau berfikir seperti itu Minato, kau fikir aku kotoran!" Bah, terkejut pasti dan aku mulai sedikit menggerakkan kakiku kebelakang. Dia dapat membaca fikiranku, sial. Sial otakku seperti konslet saja! Dia semakin mendekat dan mulai menunjukkan wujud aslinya, dia ? Bertudung hitam, membawa sebilah celurit panjang, wajahnya! Tengkorak sama dengan tangannya yang hanya tulang. Gah! Persetan dengan klan Namikaze aku mau lari!
Someone POV End.
Dan seperti itulah pertemuan pertama antara Namikaze Minato dan sang dewa kematian. Dia kini nampak berlari dengan sekuat tenaganya, mungkin dia berfikir apakah dia akan mati untuk kedua kalinya atau inilah takdir setelah dia memanggil Shinigami untuk menyegel Kyuubi Ying pada tubuh anaknya, tapi lari Minato hanya seperti berlari ditempat.
"Kau mau kemana manusia sialan, berani beraninya kau berfikir jika aku adalah segumpal kotoran. Akan kubuat kau mati untuk kedua kalinya!" Tak ada keringat. Tak ada kaki yang melemas, bahkan kini kecepatan lari Hokage keempat ini semakin cepat. Gerakan kakinya seperti tak terlihat, dan dia tahu Hiraishin tak berguna disini.
Tetapi, hal itu sia sia belaka. Sosok dibelakangnya tersebut kini telah berdiri dengan Sycte hitam legam dia acungkan dengan ujung yang mengarah tepat dikepala Minato. Namun...
"Berhenti disitu, Shinigami." Suara yang terdengar berwibawa tadi sukses menghentikan gerakan Sycte Shinigami barusan. Dia memutar badannya setelah menatap Minato yang masih berdiri tegak dengan mata yang nampak terpejam. Dibelakangnya berdiri seorang laki laki dengan jubah putih dan sembilan Megatama yang berjajar tiga tiga dibalakang punggungnya.
"Apa kau lupa tujuan kita membawanya ketempat ini, Shinigami." Dengan suara yang terdengar santai laki laki tadi menatap kearah Shinigami dan berucap sedemikian rupa padanya. Shinigami hanya tertawa mendengar ucapan laki laki yang entah Minato ketahui siapa. Setelah tawa sang dewa kematian tadi terhenti dia mulai berucap.
"Tenanglah kakek tua, aku hanya ingin bermain main dengan Shinobi tercepat diElemental Nation itu, hahaha." Minato mulai memberanikan diri memutar tubuhnya, menatap kearah kedua makhluk yang hanya satu yang dia ketahui, nampak cukup jelas jika badan Minato sedikit bergetar tetapi hanya beberapa detik saja dan kini dia berdiri dengan tegap mengarah kekedua makhluk tadi.
"Kau tenanglah Namikaze Minato, kami sama sekali tak ada maksud buruk padamu." Kening sang Kiiroi Senkou sedikit mengerut saat mendengar penuturan barusan. Namun, beberapa saat kemudian kaki Minato mulai mundur beberapa langkah tatkala sang dewa kematian menatapnya dengan tengkorak mata yang menyala merah. Takut sudah tentu, mata itu seperti membawanya kedalam kegelapan saat menatapnya hii...
"A-apa maksud kalian be-berdua?" Dengan sedikit terbata Minato bertanya pada kedua sosok didepannya ini. Salah satunya hanya tersenyum menatap kearahnya, dia adalah laki laki dengan dua tanduk yang nampak seperti rambut didahinya ahh... ya itu kayanya itu. Dia mengangkat tongkat milihnya dan sedikit menghentakkannya kearah tempat berpijaknya mereka.
Dan akhirnya, sebuah keajaiban terjadi. Saat Minato mengedarkan pengelihatannya pada sekeliling tubuh mereka bertiga mereka melihat apa yang sangat sangat sangat membuat amarah sang Hokage keempat ini memuncak drastis. Ya, seorang bocah dengan ciri ciri yang serupa dengannya tengah menjadi bahan pemuas emosi para warga yang mereka ketahui berasal dari Konoha.
Rambut kuning cerah, mata biru shappire, dengan tiga guratan halus dikedua pipinya. Itulah ciri ciri bocah yang menjadi korban pemukulan saat ini. "Apa yang mereka lakukan pada anakku!" Minato berteriak keras dan berlari kearah dimana Naruto berada, namun saat dia berusaha menyarangkan pukulannya pada salah satu warga hal tersebut hanya menembus tubuhnya. Ya menembus tubuh warga itu.
"Kau tak akan dapat menyentuh tubuhnya Minato, kita hanya menyaksikan apa yang terjadi saat ini pada anakmu." Mata Minato sedikit melebar saat mendengar suara Shinigami yang ada dibelakang tubuhnya. Setetes air mata mulai membasahi matanya dan mulai meluncur kearah pipinya, dia menangis. Dan setiap detiknya tangis itu semakin terdengar lebih keras lagi dari sebelumnya.
"A-aku.. a-aku.. aku a-ayah yang gagal." Shinigami dan laki laki dibelakangnya hanya dia memandang Minato yang kini jatuh terduduk dengan tangan kanannya yang berulang ulang kali menghantam tempat dia berdiri saat ini. Suara tangisnya tertahan, namun tetesan air mata sudah sangat membasahi kedua pipinya. Laki laki bertongkat tadi berjalan kearah Minato, dan setelah sampai dia menepuk pundak Minato pelan.
"Kau tenanglah Minato, karena hal itulah aku dan Shinigami berada disini." Minato dengan perlahan memutar tubuhnya dan menatap kearah laki laki atau pria tua yang barusan menepuk pundaknya. Dengan mata yang memerah Minato berdiri setelah menghapus air mata yang tadinya menetes.
"Sejujurnya, aku tak tahu siapa anda, tapi tolong hilangkan pandangan ini. Demi dewa Shinobi aku sudah tak kuat melihatnya." Minato berucap dengan badan yang bergetar, kedua tangannya dia kepalkan dengan sangat sangat erat, bahkan kuku kukunya kini nampak memutih. Pria tua didepannya ini hanya tersenyum dan mengetukkan kembali tongkat miliknya.
"Namaku Hagoromo Ootsutsuki." Dan dengan tiga kata barusan Minato tersentak dengan mata yang sedikir membulat. Siapa yang menyangka jika kakek tua didepannya ini adalah Dewa para Shinobi yang tadi berada didalam sumpahnya. Minato membungkukkan badannya setelah beberapa langkah mundur dia lakukan.
"Maafkan aku Hagoromo-sama, aku bersumpah dengan julukanmu didalamnya." Hagoromo hanya tersenyum menanggapi permintaan maaf dari sang Kiiroi Senko barusan. Namun, dibelakang sang Rikudou Sennin, Shinigami mendecih dengan geraman yang menjadi suara penyusulnya. Rikudou memutar tubuhnya dan menatap Shinigami bersama dengan Minato.
"Kau meminta maaf pada kakek tua itu hanya karena didalam sumpahmu berada julukannya, dan kau tadi berfikir jika aku adalah kotoran, kau memang bangsat Minato!" Minato sedikit terkekeh mendengar ucapan dewa yang menurut para manusia disana sangatlah menakutkan. Tetapi setelahnya Minato membungkukkan badannya dan mulai meminta maaf pada sang dewa kematian barusan.
"Sudah cukup manusia, Hagoromo katakan apa tujuan kita membawanya ketempat ini." Hagoromo mengangguk kecil dan menatap kearah Minato yang kini mulai memasang wajah serius. Hagoromo sedikit menarik nafasnya pelan, dan menyerahkan sebuah kunai yang sangatlah Minato kenal. Kunai cabang tiga yang sama dengan miliknya dahulu.
"Aku dan Shinigami akan membawamu kembali kedunia Shinobi, bukan melahirkanmu kembali namun membuat tubuhmu menjadi seusia dengan anakmu sekarang, tujuanku dan Shinigami adalah agar kau dapat melindungi anakmu walau bukan sebagai ayahnya tapi sebagai seorang sahabat baginya." Minato nampak sedikit terkejut, namun diotaknya dia sama sekalo belum begitu mengerti maksud Hagoromo saat ini.
"Aku tahu kau belum begitu mengerti..." Hagoromo mengangkat tangan kanannya dan menyentuhnya kekepala Minato, ajaibnya sebuah cahaya yang cukup menyilaukan keluar dari tubuh Minato. Untuk beberapa saat cahaya tersebut masih ada dan beberapa detik setelahnya cahaya itu memudar, menunjukkan apa yang ada dibalik cahaya tersebut.
Seorang bocah dengan pakaian yang nampak sangat sangat kebesaran tengah berdiri disana. Ya, dia Minato saat berada ditubuh kecilnya sama dengan usia anaknya saat ini, tujuh tahun. Terkejut tentu sudah pasti, Minato menggerakkan kedua tangannya menatap apa yang terjadi saat ini.
"Aku mengerti sekarang, tapi..."
Ucapan Minato terhenti karena... "Tentu saja kami akan merubah ciri ciri tubuhmu Minato, hanya mata bukan rambut dan sebagainya karena kami juga akan memberikanmu sedikit kekuatan." Nampak senyum lebar muncul diwajah yang melihat Minato kembali tersenyum pun juga menunjukkan sedikit senyum diwajahnya. Tetapi...
"Namun semua hal pasti akan ada resikonya, Minato" Pandangan Minato teralih ketempat sang Dewa Shinobi berdiri, dia sedikit mendongakkan kepalanya hanya untuk menatap kearah Hagoromo. Minato sedikit meneguk ludahnya saat menunggu kata kata apa yang akan terlontar dari mulur Dewa Shinobi ini.
"Kau akan kembali kedalam umur tujuh tahun, dan hal tersebut berlaku pula dengan kekuatanmu." Bukannya terkejut, sebuah senyum lebarlah yang kini terpampang diwajah Minato, dan hal tersebut sedikit membuat kedua makhluk didepannya ini merasakan perasaan bingung. Kenapa ? Karena Shinigami tak memiliki ekspresi diwajahnya, You Know What I Mean.
"Apa maksud ekspresimu itu, Minato?" Minato kini malah tertawa dengan kedua tangan yang dia letakkan dikedua pinggangnya saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari sang dewa kematian ini. Hagoromo sedikit mengerutkan dahinya melihat tingkah bocah yang sudah berumur lebih dari dua puluh tahun ini...
"Hahaha, dengan kembalinya tubuhku keusia tujuh tahun aku dapat mempelajari lebih banyak lagi tehnik tehnik ninja yang ada, aku juga akan membuat tehnik Hiraishinku mencapai level maksimal!" Dengan nada semangat Minato menjawab pertanyaan dari Shinigami tadi. Dan hal tersebut membuat kedua makhluk tadi mengangguk mengerti.
"Baiklah, aku akan memberimu sedikit lagi kekuatan untukmu Minato, bukan hal yang terlalu kuat sejujurnya karena aku sudah percaya kau sudah lebih dari cukup untuk menjaga anakmu itu, tetapi ini akan membuatmu sedikit lebih baik dalam control chakra, walaupun kau memiliki chakra yang besar karena aku juga akan membuatmu memiliki hal tersebut." Minato tak kuasa untuk tak menyeringai sekarang ini.
Saat tengan kanan Hagoromo dia arahkan pada Minato setitik cahaya kecil muncul ditangannya, dan setelahnya cahaya berwarna biru tadi masuk kedalam kening Minato. Sedikit bergetar memang namun hal tersebut tak berlangsung lama. Setelah dirasa cukup Hagoromo kembali menurunkan tangan kanannya.
Minato menggerakkan badannya sebentar, merasakan apakah ditubuhnya ada sedikit rasa berbeda. Dan hal tersebut benar adanya.
"Aku merasa jika badanku lebih ringan." Dengan sedikit meloncat loncat kecil Minato kecil ini berucap. Hagoromo hanya diam dengan mata yang menatap kearah Minato. Begitu pula dengan sang Shinigami. Tetapi...
"Lalu, bagaimana dengan pakaianku?" Ah... itu memang hanya hal kecil yang sedari tadi kurang diperhatikan oleh mereka bertiga. Lihat saja Minato, dia sedari tadi hanya menutupi tubuh kecilnya dengan pakaian yang nampak sangatlah kebesaran, tentu saja Rompi Jounin, kaos hitam dengan lamban Uzumaki dikedua lengannya, dan celana standar Jounin. Jangan lupakan jubah Hokage Keempat yang sudah terjatuh sedari tadi.
"Khe, kau sudah tua ternyata Hagoromo." Hagoromo hanya sedikit menghembuskan nafasnya saat mendengar kata kata bernada mengejek dari sang Shinigami barusan. Shinigami menggerakkan tulang tangannya kearah Minato dan seketika itu juga celana panjang berwarna hitam kecoklatan Minato kenakan, sebuah jaket berwarna putih dengan garis hitam mulai dari kerah bajunya sampai ujung lengan pun juga tiba tiba muncul. (Baju Minato saat masih di Akademi.)
Minato yang melihat dandanannya saat ini pun teringat masa masa kecilnya, dia tahu jika tampilannya saat ini adalah tampilan yang sama saat dia berada di Akademi Konoha. Tetapi... "Lalu? Apanya yang berbeda dengan saat aku masih kecil, Hagoromo-sama, Shinigami-sama" Hagoromo dan Shinigami nampak mengerti maksud pertanyaan Minato barusan, dan secara ajaib sebuah kaca dari es muncul didepan Minato.
"Lihat dan perhatikan apakah ada yang berbeda dengan dirimu dahulu." Minato menatap dengan serius kearah tubuhnya sendiri, dia mulai meneliti dari ujung kaki sampai ujung rambut akan tubuhnya, untuk beberapa saat tak ada sampai...
"Mataku ? Kenapa berwarna coklat ? Apa ini maksudmu dengan merubah tampilanku, Hagoromo-sama ?" Hagoromo hanya memberi anggukan untuk pertanyaan Minato barusan. Minato pun mengerti, dia memberi senyuman kearah kedua makhluk didepannya ini.
"Baiklah, mungkin ini adalah hal yang akan membuat Konoha sedikit gempar." Ucapan Shinigami barusan sedikit membuat Minato mengerutkan dahinya bingung. Ditambah lagi saat Shinigami membuka mulutnya dan menarik sesuatu seperti cahaya berwarna putih, saat tangan kirinya melepas benda yang dia ambil barusan secara tiba tiba benda tersebut menyelimuti Sycte milik sang Dewa Kematian.
Dia mengangkat Sycte miliknya kearah kiri tubuhnya dan tak berselang lama setelah terdengar suara gumaman tak jelas, Shinigami mengibaskan Sycte miliknya kearah Minato dan...
.-.
At Konohagakure no Sato
BUUMMM
Suara ledakan keras terdengar hampir keseluruh penjuru Konoha, dan tempat asal dimana ledakan tadi terdengar adalah diMakam sang Hokage Keempat Konoha. Hampir seluruh Shinobi Konoha berbondong bondong datang kearah makam itu berada, dan saat beberapa Shinobi disana menggali makam tadi mereka sama sekali tak menemukan jazad sang Hokage Konoha itu.
Keributan tentu saja terjadi disana... Ribuan spekulasi akan hal yang terjadi barusan mulai terngiang diotak seluruh Shinobi disana.
.-.
Kembali lagi ketempat dimana Minato, Shinigami, dan Hagoromo Ootsutsuki berada...
Entah kenapa, hal yang dirasakan Minato saat ini sama sekali tak berbeda jauh dengan yang dia rasakan beberapa detik yang lalu. Semua sama saja, bahkan sedikit pun perubahan ditubuhnya tak ada selain apa yang diberikan sang Rikudou Sennin tadi. Sempat dirinya ingin melontarkan beberapa pertanyaan pada sang dewa kematian ini, tetapi hal tersebut dia urungkan tatkala...
"Aku telah menhidupkanmu kembali, Minato." Minato hanya dapat mengerutkan dahinya saat mendengar sebuah hal yang memang sangat ingin dia dengar saat ini, entah kenapa ada sedikit rasa terkejut dan kagum yang datang secara bersamaan. Dia berfikir, semudah itukah menghidupkan orang yang telah mati, hanya dengan sekali kibasan Sycte milik sang dewa kematian, dan WAALLLA seseorang telah kembali terlahir didunia.
"Sejujurnya, tidak semudah itu. Tetapi, karena rohmu dan waktu kehidupkanmu kau serahkan sepenuhnya padaku saat kau ingin menyegel Kyuubi dengan bantuanku hal tersebut mempermudahkanku untuk mengembalikanmu kedunia, karena seratus persen rohmu telah aku miliki seutuhnya tanpa ada campur tangan siapapun bahkan Kami-sama, tetapi saat waktu penghakiman tiba, Dia akan mengambil alih semua roh yang tersegel dalam perutku."
Cukup banyak rasa ngeri yang Minato rasakan saat mendengar jawaban barusan, dia berfikir jikalau sang Shinigami tengah dalam keadaan bosan dia akan dengan seenak jidatnya mengembalikan seseorang kedunia tempat asalnya. Dan jika itu Madara atau siapapun yang memiliki kekuatan hampir setara Dewa... dunia akan terguncang hebat.
Bukan hanya hal tersebut, mungkin dia akan dengan mudahnya bermain dengan roh roh yang dia telan...
"Itu resiko yang harus kalian tanggung jika berani berani berurusan dengan Dewa Kematian." Baiklah, mungkin setelah ini Minato tak akan berani lagi menggunakan segel terkutuk itu.
Dan setelah beberapa saat berbincang, Minato pun mulai dikirimkan oleh Shinigami guna memulai perjalanan barunya didunia yang dahulu sudah pernah dia injak. Sebuah portal kini terbuka disisi lain dari tempat mereka bertiga berdiri kala ini. Minato menatap kearah kedua Dewa tersebut, mereka mengangguk, tetapi nampak Rikudou seperti mengambil sesuatu dari balik jubah putih pucatnya.
"Bawa ini, kau pasti butuh untuk bertahan hidup disana." Minato menerima sekantung kecil benda yang mungkin berisi uang, tetapi saat Minato membukanya dia tersenyum kecil. Disana berisi sekitar tujuh koin emas. Minato membungkukkan badannya memberi hormat pada kedua dewa tadi.
"Terima kasih telah memberi saya bekal dan memberikan saya kesempatan sekali lagi untuk menginjakan diri didunia tersebut, Shinigami-sama, Rikudou-sama" Rikudou dan Shinigami hanya mengangguk guna menjawab ataupun memberikan respon dari ucapan terima kasih Minato barusan. Setelahnya, Minato berbalik dan mulai masuk kedalam portal buatan sang Shinigami.
Kedua dewa tadi hanya terdiam beberapa saat setelah kepergian Minato dan tertutupnya portal barusan. Tetapi...
"Semoga saja Minato dapat membimbing penyelamat Dunia ini." Hagoromo nampak menerawang keatas, dia pun sama, dia berharap Minato dapat melakukan hal tersebut. Membimbing sang penyelamat dunia Shinobi sebagai Sahabat.
"Aku percaya dengannya, semoga dengan datangnya dia sebagai sosok baru disana sedikit takdir yang dapat dirubah oleh mereka dapat benar benar berubah."
.-.
Konohagakure no Sato.
Disudut luar Konohagakure no Sato.
Tempat yang cukup sepi disalah satu bagian sebuah Desa besar di Elemental Nation ini tiba tiba saja memunculkan sebuah portal cukup besar. Cukup lama portal tersebut terbuka, beberapa hewan hewan kecil yang memang berada disana berlarian kesana kemari guna menjauhi kejadian asing yang tiba tiba saja terjadi disana.
Tak berapa lama seonggok tubuh manusia terjatuh atau tepatnya keluar dari dalam portal tadi. Tak ada goresan. Tak ada luka. Dia kini berdiri dengan menatap kearah Utara, tepatnya kearah sebuah dinding yang cukup besar berjarak hampir satu kilometer dari tempatnya berdiri saat ini. Dia nampak menyungging senyum kecil diwajahnya.
"Ck, aku lupa jika aku Jinchuriki Kyuubi pasti Kyuubi Yin akan merasakan chakra Kyuubi Yang didalam tubuhku." Kata kata yang pertama kali keluar saat dia kembali dari kematian adalah seperti tadi. Didalam tubuhnya pun Kyuubi tertawa dan hal tersebut dapat didengar Minato dengan mudahnya.
"Tenanglah Minato, kau bisa mengandalkanku disini." Ya, kalian pasti telah tahu jawabannya. Minato dan Kyuubi Yang telah berteman baik dari saat Minato masih berada didalam perut sang dewa kematian. Minato hanya tersenyum mendengar ucapan dari partnernya barusan. "Terima Kasih, Kyuubi."
Setelah percakapan singkat barusan Minato pun mulai melangkahkan kakinya menuju Konoha dengan santai dan tanpa ada sedikitpun rasa takut ataupun bimbang. Tak berapa lama dia pun telah sampai didepan gerbang utama Konoha, hal pertama yang dia lihat adalah Konoha yang masih sama seperti dahulu, seperti tujuh tahun yang lalu.
Minato tersenyum dan mengenang beberapa bagian hidupnya. Tak berlangsung lama, dia pun mulai kembali berjalan kearah pos penjaga yang berada disisi Barat gerbang. Dia tahu siapa yang berada disana, dua orang yang dahulu adalah Genin Konoha, Izumo dan Kotetsu. Saat keduanya melihat siapa yang datang Izumo dan Kotetsu mengerutkan dahinya.
"Oy! Naruto! Dari mana kau, kapan kau keluar desa hah!" Kotetsu berdiri dan menjitak kepala bocah pirang tadi. Dalam batinnya, Minato mengumpat kasar dia arahkan pada penjaga gerbang ini. Tetapi bukan Minato namanya jika dia tak dapat mengontol emosinya.
"Maaf, tetapi aku bukan anak bernama Naruto tuan Shinobi. Aku hanya bocah pengembara yang baru tiba di Desa ini." Mata Kotetsu dan Izumo sedikit membulat saat mendengar jawaban bocah berambut pirang yang author ketahui bernama Minato ini. Dan kini giliran Izumolah yang memukul kepala Kotetsu dengan cukup keras.
"Apa kau buta karena terlalu lama menjaga gerbang hah Kotetsu, Naruto memiliki tanda dikedua pipinya dan dia tidak!"
"Ck, kau juga tadi mengira dia Naruto bodoh!"
"Tapi aku tak melakukan hal gegabah sepertimu, sialan!"
"Jangan salahkan aku brengsek, Shinobi pun tak luput dari kesalahan!"
"Bilang saja matamu sudah rabun, sialan!"
Dan adu mulut tersebut kembali terus berlanjut sampai...
"Anoo... tuan tuan, bisakah kalian berhenti berkelahi." Ah.. mungkin Minato sudah terlalu lama pergi meninggalkan Konoha.
Ucapan yang Minato keluaran barusan sukses membuat perhatian dari kedua Shinobi berpangkat Chunnin barusan mengalihkan perhatian mereka kearah bocah pirang tersebut. Mereka berdua secara bersamaan melepaskan cengkraman dikerah musuh mereka ini dan mulai memberikan perhatiannya pada Minato yang masih berdiri dengan sebutir keringat mengalir dipelipisnya.
"Haahhh, maafkan kami bocah... jadi, siapa kau dan dari mana asalmu juga dengan siapa kau kemari?" Minato memberikan senyumnya kearah Izumo saat dia dapat kembai membuat perhatian kedua Shinobi tadi kembali kepadanya.
"Nama saya Namikaze Minato, saya bisa dibilang seorang pengembara bersama ayah saya yang berasal dari klan Namikaze, tetapi dia kini telah tiada karena sakit keras yang beliau derita, sebagai pesan terakhir saya diberitahukan bahwa beliau memiliki seorang adik laki laki bernama sama dengan saya yang berada di Konoha, dan beliau ingin jika saya pergi kedesa ini untuk menemuinya karena ayah saya tahu jika dia telah tak dapat lagi mengurus saya..."
"...Sejujurnya beliau baru saja meninggal lima hari yang lalu saat kami baru keluar dari Kirigakure, dan jika tuan tuan menanyakan prihal barang saya, semuanya telah dirampok oleh para bandit bandit yang ada disekiar Nami no Kuni." Penjelasan panjang lebar dari Minato yang 90% adalah sebuah kebohongan barusan sukses membuat kedua penjaga gerbang tadi membulatkan mata dengan setetes air mata mengalir dipipi mereka, terlebih lagi dengan senyum dari Minato yang masih terpampang jelas disana.
Kedua penjaga gerbang Konoha ini beberapa saat terdiam saat mendengar penjelasan panjang lebar dari bocah tujuh tahun didepan mereka ini. Tak berapa lama kemudian keduanya nampak gelagapan dan memberikan tawaran agar Minato mereka antarkan langsung kegedung Hokage. Dan tentu saja Minato tak menolak ajakan tersebut, hanya Kotetsu sajalah yang pergi mengantarkan Minato kegedung Hokage.
Akting yang dilakukan Minato benar benar sangatlah sempurna, bahkan secara dalam perjalanan Minato beberapa kali nampak berbicara dengan Kotetsu. Sesampainya digedung Hokage Kotetsu mengetuk pintu beberapa kali sampai dari dalam terdengar jawaban agar dirinya masuk kedalam.
"Selamat Pagi, Sandaime-sama" Kotetsu memberi sapaan setelah membuka pintu gedung, disana duduk seorang laki laki tua bersama dengan seorang pria berambut putih. Nampak mereka baru saja selesai berbincang bincang entah tentang hal apa. Sandaime Hokage, seorang laki laki tua nampak mengerutkan dahinya saat melihat siapa yang datang bersama dengan Chunnin penjaga gerbang tersebut. Terlebih lagi pria berambut putih tadi.
"Siapa yang bersamamu itu Kotetsu, aku seperti familiar dengannya?" Pertanyaan tersebut berasal dari pria berambut putih panjang yang sedang duduk disofa gedung Hokage. Matanya tak lepas dari bocah berambur pirang yang sedari tadi menebarkan senyum simpul kearah kedua pria didepannya ini.
"Perkenalkan, namaku Namikaze Minato." Jawaban dari Minato barusan sukses membuat kening kedua pria tadi mengerut, dan setelahnya kedua mata mereka berdua membulat saat mengetahui siapa nama bocah didepannya ini. Seketika keduanya berdiri cepat secara bersamaan.
"Namikaze Minato?!"
"Ya benar Jiraiya-sama, dia Namikaze Minato anak dari kakak Namikaze Minato-sama." Tatapan yang tadinya mereka berdua arahkan pada Kotetsu kini beralih kearah bocah berambut pirang ini. Mereka menatap dari atas sampai bawah kearah Minato kecil ini.
"Aku tak tahu jika Minato punya seorang adik?" Minato hanya tersenyum saat tahu gurunya dahulu ini masih ingat dengan asal usulnya, namun Minato sebagai seorang Prodigy yang dahulu digadang gadang tentu telah mempersiapkan segalanya.
"Tentu anda tidak tahu Jiraiya-sama, karena sedari kecil Otou-sama telah mengembara, dia memiliki seorang istri saat dirinya berada didesa besi, mereka menetap disana sampai aku lahir dan Okaa-san meninggal saat melahirkanku. Saat aku berumur empat tahun Otou-san dan aku kembali mengembara, namun beberapa bulan yang lalu Otou-san terserang penyakit keras saat berada diKirigakure, dan tepat lima hari yang lalu beliau meninggal..."
"...sebelum meninggal Otou-san berkata jika dia memiliki saudara kembar atau adik kembar yang berada diKonoha ini, beliau berpesan jika beliau telah tiada aku harus pergi kedesa ini untuk menemui pamanku." Jiraiya dan Sandaime sedikit berkaca saat mendengar cerita dari bocah didepannya ini. Bahkan Kotetsu beberapa kali mengusap air matanya.
"Lalu, siapa nama ayahmu itu Minato-kun?" Pertanyaan dari Sandaime Hokage yang bernama Hiruzen Sarutobi ini membuat Kotetsu dan Jiraiya mengangguk beberapa kali dengan maksud mendukung pertanyaan Hiruzen barusan. Minato tersenyum dan menjawab...
"Nama Otou-san adalah Namikaze Naruto, Sandaime-sama." Ketiga orang disana sedikit tersentak kaget mendengar jawaban Minato barusan. Mereka tahu siapa bocah yang bernama sama dengan nama ayah Minato barusan. Puluhan pertanyaan berputar dikepala Hiruzen dan Jiraiya saat ini. Entah kebetulan ataupun apa hal tersebut terjadi.
Disisi lain, Minato nampak tersenyum dalam bathin melihat reaksi yang muncul diwajah orang yang sudah dia anggap seperti ayah dan kakeknya sendiri. Namun, mungkin dia ingin segera tahu seperti apa reaksi mereka saat... "etto.. maaf Sandaime-sama, jadi dimana sekarang paman Minato berada ?" Wajah kedua orang penting diKonoha ini memucat, menekuk, menunduk. Kotetsu yang berada disampinga Minato pun memilih diam.
Mereka terdiam beberapa saat, cukup lama. Sampai...
"Minato-kun, sebelumnya aku minta maaf, pamanmu kini telah tidak ada disini dia telah tak ada, dia telah meninggal bahkan kemarin makam yang dia miliki meledak dan jazadnya tak ditemukan." Mata Minato membulat, akting yang sempurna terlebih lagi saag bulir bulir air mata mulai merembas keluar. Dia menunduk sama seperti semua orang yang ada diruangan tersebut.
"Jadi begitu, terima kasih kabarnya Sandaime-sama mungkin aku akan kembali mengembara lagi." Minato membalik badannya, dia tersenyum saat mengetahui seperti apa reaksi yang dikeluarkan kakek dan gurunya ini. Ditambah lagi dengan.. "Tu-tunggu Minato-kun." Minato tak kuasa untuk tak mengeluarkan senyum simpul diwajahnya.
Dia memutar tubuhnya dan menatap lurus kearah Hiruzen yang tengah menatap Minato dengan sedih. Minato yang melihat tatapan Hiruzen sedikit merasa bersalah, tentu saja bagaimana tidak, membuat orang lain sedih dengan sebuah kebohongan. "Maafkan aku Sandaime-jiji, maafkan aku telah berbohong" Sedikit ucapan dari batin Minato terdengar oleh author... ya terdengar -,-
"Ada apa Sandaime-sana" Minato berujar dengan nada yang terdengar sedih, dan nada itu terdengar sangat meyakinkan bagi mereka yang ada disana. Jiraiya, pria tua berambut putih berjalan beberapa langkah mendekat kearah Minato, dia berlutut dan menyentuh pundak bocah dewasa ini. Tatapannya menyiratkan kesedihan dan keterkejutan secara bersamaan.
"Minato, kau tak perlu bersedih. Walau pamanmu telah tiada, disini masih ada anak semata wayangnya, kau masih dapat bermain dan hidup bersama. Dia seusia denganmu." Minato sedikit menunjukkan wajah ketertarikan dan bahagia, dia tersenyum kecil. "Sungguh!? Etto.. Jiraiya-sama?" Jiraiya mengangguk mantab menjawab pertanyaan dari bocah tujuh tahun didepannya ini.
Namun, sedikit hal yang mengejutkan terjadi. Dibelakang Jiraiya, Hiruzen nampak merapalkan handsealnya. Walau tak ada satupun yang melihatnya merapalkan handsealnya, namun gejolak chakra yang dirasakan oleh Minato membuatnya sedikit mengerutkan dahinya. Kenapa ? Itulah yang ada difikiran Minato saat ini.
"Tetapi, kau harus ingat satu hal..." Minato nampak mempertajam pengelihatannya dan pendengarannya, disisi lain Hiruzen dan Kotetsu nampak mengerti akan apa yang akan dikatakan salah satu Sennin Legendaris dari Konoha ini. Jiraiya sedikit menarik nafasnya guna mengumpulkan beberapa keberanian untuk mengatakan hal tersebut.
"Jangan beritahu dia jika dia adalah anak Namikaze Minato, begitu pula dengan para Shinobi Konoha yang kurang terpercaya disini, begitu pula dengan para warga..."
"Kenapa Jiraiya-sama! Kenapa saudaraku tak boleh tahu asal usul siapa orang tuanya!?" Ucapan Jiraiya terpotong dengan teriakan dari Minato yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Jiraiya, Hiruzen, dan Kotetsu berusaha menenangkan Minato, namun hal yang mengejutkan terjadi. Ledakan chakra bersekala sedang menguar dari tubuh Minato. Walau memang bocah berumur tujuh tahun memang sudah dapat mengeluarkan chakra namun skala chakra yang keluar dari tubuh bocah ini berbeda.
Bisa dibilang ledakan chakra dari Minato bisa disetarakan dengan Low Genin bahkan Mid Chunnin. Jiraiya yang berada didekat Minato pun memeluknya, entah kenapa dia merasakan rasa yang sama saat dia bersama dengan mendiang Yondaime Hokage a.k.a Namikaze Minato.
"Dengarkan kami dahulu Minato, dengarkan kami." Nafas berat terdengar dari Minato yang kini tengah berusaha mengatur nafasnya. Setelah beberapa saat Minato mulai tenang walau memang tatapan matanya masih sama seperti sebelumnya. Dirasa kondisi telah kembali kondusif Jiraiya berniat memberitahukan apa maksud perkataannya tadi.
"Dengarkan aku Minato-kun, maksud kami menyembunyikan identitas aslinya adalah karena kami ingin melindunginya dari musuh Yondaime yang berasal dari Iwagakure. Dahulu, saat dia masih bujang(anjer-,-) dia pernah membantai hampir sepuluh ribu pasukan Iwa sendirian dan karena hal tersebutlah Yondaime dibenci oleh para Shinobi Iwa, kami hanya tak ingin anaknya mendapatkan akibat karena identitasnya yang tersebar."
Akting kembali Minato munculkan, kedua bola matanya membulat... "Pa-paman Minato adalah Yondaime Hokage?" Hiruzen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Minato masih sama seperti sebelumnya, dan lama kelamaan seulas senyum dia torehkan diwajahnya. "Aku tak menyangkanya..." Minato menggantung perkataannya dan terdiam beberapa saat.
"Jadi, siapa nama anak Yondaime Hokage itu Sandaime-sama ?" Hiruzen, Jiraiya, dan Kotetsu mengangguk bersamaan sampai mereka tersenyum pula secara bersamaan.
"Namanya, Uzumaki Naruto."
.
.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
Muehehehhe... entah kenapa saya tiba tiba memiliki ide sedemikian rupa dan walaupun berusaha untuk melupakannya hal tersebut sulit sekali. Jadi mau bagaimana lagi, saya pun akhirnya menulisnya hehehehe... oh ya sebagai pemberitahuan karena mungkin tulisan saya pada fic satu ini buruk, hal tersebut terjadi karena saya menulis Fic satu ini hanya menggunakan smartphone yang saya miliki, jadi tolong dimaklumi hal tersebut.
Walaupun begitu, saya akan sebisa mungkin membuat fic ini menjadi sedikit lebih baik lagi... Ah ya, chara utama ataupun pemeran utama fic ini kalian pasti sudah tahu, dan berkah yang diberikan Hagoromo Minato berupa pengendalian chakra yang lebih mudah dan.. masih ada satu hal lagi walau author belum beritahukan.. hehehe...
Cukup sedemikian saja, menerima kritik dan saran berupa review ataupun hubungi langsung salah satu author yang sering terlambat up atau sebagainya ini hehehehe...
.
.
.
.
~.~Searfont Graffity Out~.~