Akatsuki

Disclaimer: Semua yang menyangkut naruto dan hsdxd serta anime lain, punya pemiliknya masing masing

Warning: Aneh, labil, Eyd berantakan dll.

Ah aku ada kesalahan :v di chap 1 itu Sariel mati, tapi chap 4 ada Sariel, jadi, Sariel di chap 1 itu ganti namanya ya :v Jadi Akari :v Dan juga, awal chapter ini dimulai sebelum Alur Asli HSDXD dimulai :v membangun pondasi dulu cuy :v

Arc 1: Konoha

Part 1,2: Kudeta?

"Sebentar, katamu, pembuat racun tersebut mengetahui kelemahan mereka, Naruko-san." Naruko mengangguk sebagai perwakilan atas jawaban dari pertanyaan Shemhazai. Kemudian, Shemhazai menatap para Jendral dan Gubernur malaikat jatuh.

"Sariel, Azazel, Kokabiel, Baraqiel, apa kalian memikirkan satu hal?" Semua memandang bingung Shemhazai, kecuali Azazel tentunya, yang langsung paham apa yang ingin disampaikan Shemhazai.

"Kudeta oy Kudeta!" seru Shemhazai sembari menggebrak meja.

"Apa hubungannya… tunggu jangan-jangan…"

"Benar, Baraqiel, kemungkinan, ada pengkhianat di kubu para pemimpin Youkai. Kemungkinan lain pelakunya adalah para tetua dan mengkambinghitamkan para pemimpin Youkai dengan menyebarkan kelemahan para pemimpin yang membuat para penduduk Youkai berpikir bahwa ada pengkhianat di antara para pemimpin. Kemungkinan terakhir adalah beberapa tetua dan salah satu pemimpin bekerja sama. Jadi, bisa jadi Itachi yang merupakan ketua dari team yang dikirim oleh Shemhazai berpisah karena suatu hal yang berhubungan dengan kudeta ini."

Azazel mengemukakan pendapatnya tentang dugaan Shemhazai yang masuk akal serta pendapat dari Naruto yang membuat dugaan Shemhazai semakin kuat mendekati kebenaran. Namun, apapun dari tiga kemungkinan tersebut terjadi, pastinya menyebabkan politik di fraksi Youkai memanas, dan itu membuat Azazel menghela nafas, karna jika konflik tersebut memanas, maka fraksi yang dipimpinnya terseret. Namun, ada satu hal yang membuatnya penasaran.

Jika ketiga opsi itu membuat para pengkhianat dan atau para tetua hanya membocorkan informasi kelemahannya, siapakah yang menjalankan aksinya. Seberapa banyak informasi yang dibocorkan oleh sang dalang tersebut. Apapun informasi yang dibocorkan oleh sang dalang kepada pihak ketiga, tentunya akan berdampak buruk kedepannya.

Tiba-tiba gagak hitam masuk ke ruang rapat melalui jendela yang terbuka. Suara burung gagak membuat perhatian orang-orang yang berada di ruangan tersebut terfokus pada gagak tersebut.

"Gagak? Itachi kah?" gumam Azazel yang bisa didengar oleh para Jendral. Matanya tertuju pada sesuatu di kaki gagak itu, yang Azazel kira sebuah surat. Dia mengambil surat yang digulung dan diikat di kaki gagak tersebut dan membacanya. Raut wajahnya jadi serius.

"Heh, sepertinya kemungkinan kedua benar. Itachi memberikan sebuah info yang sangat menarik." Suasana ruangan rapat menjadi hening setelah mendengar perkataan Azazel. Suara jangkrik dan gagak menjadi alunan melodi di malam yang sepi.

.

.

.

Rapat telah berakhir. Para Jendral berserta Azazel dan Naruto membubarkan diri, dan pergi ke kediaman masing-masing, tepatnya ke markasnya masing-masing. Kini, Naruto berada di dalam kamarnya, memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

"Jadi, langkahmu selanjutnya apa, Naruto?" Suara Kurama muncul di pikiran Naruto. Mendengar pertanyaan itu, Naruto menutup matanya sejenak dan mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping dan memeluk guling dengan erat.

"Mungkin aku pergi ke Kyoto, tepatnya menemui Itachi. Mendengar jawaban Naruto, membuat Kurama menghela nafas.

"Jangan memaksakan diri, Naruto. " Kurama berkata demikian karena dia menduga bahwa Naruto akan terseret kedalam permasalahan Fraksi Youkai saat menemui Itachi. Yah, walaupun Kurama tahu, bahwa Naruto merupakan magnet dari masalah, dan tidak akan pernah terlepas dari masalah.

Mendengar ucapan Kurama yang nampaknya mengkhawatirkan dirinya, membuatnya ingin menjahili Kurama.

"Ohohoho, kau mengkhawatirkanku, Kurama?"

"Tentu saja tidak."

"Ah masa."

Dan perdebatan pun terjadi antara Naruto dan Kurama yang merupakan partner itu. Perdebatan tersebut berakhir dengan saling ejek. Setelah itu, Naruto memeluk kaki Kurama dan berkata, "Kurama, terima kasih telah mengkhawatirkanku. Tenang, aku tidak akan memaksakan diri lagi, dan membuat orang sekitarku sedih dan khawatir."

Mendengar itu Kurama tersenyum, tepatnya menyeringai. 'Kita liat apa kau bisa membuktikan perkataanmu, Naruto.'

Keesokan harinya

"Naruto, tidurmu nyenyak?" tanya Azazel sambil menyantap sarapan yang dibuat koki yang merupakan salah satu bawahannya, Ikan goreng, sayur mayur dan sepiring nasi. Kini Naruto dan Azazel sedang sarapan di ruang makan yang sangat luas dan di ruangan tersebut, berjejer beberapa meja panjang yang cukup untuk 15-20 orang untuk makan bersama. Di sekitar Azazel, terdapat beberapa malaikat jatuh yang sedang menyantap makanan. Sesekali mereka yang berpapasan dengan Azazel menyapa Azazel dan dibalas dengan anggukan.

"Nyenyak, terima kasih atas jamuannya." Naruto menjawab sembari memakan semangkuk ramen dengan pelan. Semua ini berkat tatakrama yang diajarkan oleh Hinata, karena Hyuuga sangat mengutamakan tatakrama. Dia pun mempelajari tatakrama karena menikah dengan Hyuuga, tepatnya Neji. Mengingat memori itu, membuatnya terkikik geli dalam hati, karena pada saat-saat itu, dia selalu kabur karena sebelum Hinata turun tangan, dia diajarkan oleh Hyuuga yang tidak ia kenali dan penjelasannya sangatlah rumit dan membosankan.

Setelah itu, suasana menjadi hening, karena mereka berdua makan dengan khidmat.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah menghabiskan makanan yang disajikan. Azazel menatap Naruto dengan serius, kemudian berkata, "Naruto, ayo pergi ke atap, ada yang ingin ku bahas."

Naruto mengangguk. Mereka berjalan ke tangga yang menuju atap yang kebetulan dekat dengan ruang makan. Jadi, hanya butuh beberapa menit, tepatnya satu menit, untuk sampai di atap. Angin sepoi-sepoi menyambut mereka berdua setelah sampai di atap.

"Naruto, apa kau masih ingat rapat kemarin?"

Naruto mengangguk."Ya. Hah, ternyata dimana-mana ada namanya konflik yang bisa mengibarkan bendera perang ." Pendapatnya sembari menatap Grigory dengan pandangan layaknya orang yang sudah melewati banyak konflik.

"Ya begitulah. Selama makhluk hidup punya yang namanya ambisi, mereka pasti tetap menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya."

Naruto setuju dengan pendapatnya Azazel. Dia sudah menyaksikan sendiri apa yang diucapkan Azazel. Tepatnya sang dalang sebenarnya perang dunia shinobi keempat yang ternyata adalah Zetsu, yang berambisi membangkitkan kembali sang dewi kelinci, yaitu Ootsutsuki Kaguya. Bahkan dia yakin, penyebab Ashura dan Indra bertarung adalah sosok Zetsu, yang berniat memecahbelahkan ikatan kakak-adik ini, karena merekalah yang membuat Kaguya tersegel. Bukan hanya itu saja, jika saja Zetsu tidak menghasut Madara, dia yakin, Obito tidak akan jadi suksesor rencana Mugen Tsukuyomi, karena di Akatsuki, hanya Tobi atau Obito dan Zetsu yang belum tumbang.

Begitupun dengan Azazel., dia berkata demikian bukan tanpa alasan. Dia sudah melihat sendiri bukti dari perkataannya. Pertama, mulai dari ambisi Azazel untuk mengintip Gabriel saat mandi, yang membuatnya jatuh. Kemudian, ambisi gubernur pertama malaikat jatuh, yang berambisi untuk mendapat tempat tinggal baru, bahkan harus jalur perang, yang berakibat terciptanya great war. Kemudian Vali, yang berambisi untuk membunuh Rizevim Lucifer karena suatu alasan, yang mengakibatkannya masuk organisasi Khaos Brigade yang akhir-akhir mulai meresahkan. Belum lagi aliansi fraksi yang dipimpinnya, fraksi Youkai, yang menjadi 'panas' karena ambisi seseorang yang merupakan dalang, dan pihak ketiga yang belum ia ketahui siapa dan apa ambisinya.

"Azazel, bisa kau antar aku ke dunia atas, tepatnya dunia manusia?" tanya Naruto, yang tersirat keinginan untuk pergi ke dunia manusia, tepatnya dunia atas.

"Kenapa kau ingin ke dunia manusia?" tanya Azazel bingung.

"Yah… Aku ingin berpetualang. Lagipula, aku tidak enak menetap disini terus-menerus, mengingat aku bukan bagian dari kalian hehehe." Naruto menjawab pertanyaan Azazel dengan cengiran lebar.

"Kalau begitu, kau mau apartemen?" tanya Azazel.

"Ya!" seru Naruto. Siapa yang tidak mau pemberian sebuah tempat tinggal. Apalagi jika kau merupakan orang baru di daerah tersebut. Begitupun dengan Naruto, yang tidak menolak atau jual mahal kayak orang kebanyakan.

"Apartemennya berada di Tokyo. Kau bisa mencari part time buat mengisi waktu luang. Kemudian satu hal lagi, jika kau bisa masak, disana ada stock bahan makanan untuk sebulan."

Naruto mengangguk mendengar penjelasan Azazel. Dia sudah bersyukur diberi apartemen. Ditambah lagi persedian stock bahan makanan untuk sebulan. Walaupun tidak diberi uang, dia tidak masalah. Dia bukan cewek manja yang harus diberi uang, dia lebih suka memegang uang hasil jerih payahnya sendiri. Lagipula, dia punya jurus seribu bayangan yang bisa membuatnya bekerja di banyak tempat dalam satu waktu. Jurus yang satu ini memang terbaik, selain cocok buat keroyokan, cocok buat jadi ladang mencari uang.

"Jadi, kapan berangkat?"

"Sekarang."

Setelah Azazel mengatakan hal tersebut, mereka berdua berteleport dengan lingkaran sihir yang Azazel buat ke tempat tujuan, yaitu Apartemen di Tokyo.

Setelah sampai disana, Azazel mempersilahkan Naruto memasuki apartemennya, "Silahkan masuk, maaf berantakan."

Setelah masuk, Naruto melihat apartemennya tidak berantakan, malah sangat bersih dan rapi. Matanya menatap ke Azazel. "Berantakan? Bersih seperti ini berantakan katamu? Hayo ngaku, siapa yang bersihkan, orang yang wajahnya tersirat wajah orang Jomblo merana kayak kau gak mungkin mempunyai kekasih atau istri."

Mendengar komentar pedas Naruto membuat dahi Azazel berkedut kesal. Walau tidak bisa dipungkiri, biasanya orang bujangan pasti kamarnya berantakan. Apa sebegitunya wajahnya menggambarkan Jomblo merana. Lagipula, jika dia mau, dia bisa saja menikahi banyak gadis.

"Berisik."

Azazel berdehem sejenak, namun tiba-tiba Naruto berkata, "Berdehem tidak akan menghilangkan wajah meranamu, Gubernur Jones."

Gubernur? Yap, Naruto mengetahui bahwa Azazel merupakan pemimpin dari Rasnya, atau bisa disebut Gubernur malaikat jatuh. Dia berpikir, bahwa jabatan Gubernur sama dengan jabatan Hokage di desanya.

"Hah, baiklah. Mulai sekarang kau bisa menempati apartemen ini. Kemudian, ini uang bekalmu selama satu bulan. Untuk selanjutnya, kau bisa cari sendiri." Azazel memberikan beberapa ratus ribu Yen ke Naruto, dan tentu saja Naruto terima dengan senang hati.

"Makasih. Eh kalau perlu bantuan atau perlu jasaku, selama tujuannya bukan untuk hal yang jahat, aku dengan senang hati dengan bayaran." Jangan salahkan Naruto, gak ada yang gratis bung. Di desanya aja tidak ada yang gratis. Apalagi di dunia ini yang ia yakini lebih modern daripada dunianya.

Azazel hanya mengangguk. Sebelum balik, Naruto berpesan bahwa ia kapapun akan datang ke markasnya Azazel jika ada sesuatu, dan dia hanya mengangguk saja. Kemudian dia pamit kembali ke Grigory.

Setelah itu, dalam benak Naruto, sebuah suara muncul, "Naruto, sebaiknya kau buat klon sebanyak 5 buah lalu berpencar untuk mencari informasi. Kau merasakannya kan, semenjak sampai disini."

"Aku tahu Kurama." Ya, suara yang muncul itu merupakan suara Kurama, partnernya. Dia setuju dengan pendapat Kurama. Dia merasakan banyak aura jahat semenjak menginjakkan kakinya di dunia ini. Naruto pun membuat lima Klon yang masing-masing mempunyai kapasitas 20% dari total chakranya. Tentunya jikadengan chakranya sendiri, dia akan mati kehabisan chakra, namun berkat partnernya yang membantunya, dia hanya mengeluarkan masing-masing 10% tiap klon darahnya.

"Kalian tahu kan apa yang mau ku perintahkan. Carilah informasi di setiap penjuru dan khusus kau, pergilah ke perpustakaan, pelajari tentang apapun yang berkaitan dengan dunia ini yang menurutmu penting, seperti peta dan sebagainya. Kemudian kau, pergilah ke Kyoto, dan pastikan bahwa Itachi yang dimaksud Azazel adalah Nii-san. Untuk mempercepat pencarian, buatlah kagebunshin. Kemudian, jika informasinya itu penting dan aku diharuskan ke lokasi tersebut, taruh kunai Hiraishin di sana. Satu lagi, buatlah laporan secara berkala dan kirim ke aku" Bukan tanpa alasan Naruto menyuruh para klonnya mencari informasi. Bagi seorang ninja, informasi adalah segalanya.

Yap, selain diajarkan tatakrama, Naruto juga diajarkan politik dan tentang pentingnya informasi untuk berbagai hal. Tentu saja, dia harus berusaha menahan kantuk yang berkepanjangan.

"Eh jangan lupa pake henge ya. Setelah itu buatlah laporan dan kasihkan ke aku." Walau dia tahu bahwa ingatan para chibunshinnya dikirim kepadanya, namun jaga-jaga jikalau lupa.

Setelah menggunakan Henge untuk mengganti penampilannya, para klon darah Naruto berpencar ke segala arah.

"Baiklah, pertama-tama aku mencari pekerjaan part time dulu lalu berbelanja." Naruto bergumam sembari melangkahkan kakinya keluar dari apartemen.

Tiga hari kemudian

Naruto yang sedang melakukan pekerjaan part time di café maid, dan pekerjaan itu adalah jadi maid, sesuai dengan tema cafenya. Semenjak kedatangannya, café tersebut yang memang pada dasarnya lumayan banyak pengunjung, kini tambah banyak. Saat ingin pergi ke dapur untuk mengambil dan mengantarkan pesanan para pengunjung, tiba-tiba kepalanya nyeri, yang disebabkan ingatan salah satu bunshinnya, menghampiri dirinya. Bunshin tersebut membawakan informasi yang membuatnya terkejut setengah mati.

Salah satu maid yang bernama Misaki melihat Naruto yang terlihat kesakitan pun bertanya, "Kamu kenapa Naruto?"

"Tidak apa-apa, Misa-chan."

"Kalau kau tidak enak badan, lebih baik pulanglah lebih awal dan beristirahat."

"Tenang aja, tidak apa-apa."

"Naruto, sebaiknya kau segera mengunjungi daerah tersebut. Kalau bisa setelah ini."

"Aku tahu."

.

.

.

TBC :v

.

.

.

Canda XD, lanjut

#Skip_Time

Keesokan harinya, Naruto langsung menggunakan Hiraishin ke tempat dimana salah satu chi bunshinnya mencari informasi, yaitu di prefektur Mie, yang dimana menurut laporan berkala salah satu chi bunshinnya yang ia tugasnya mencari informasi di perpustakaan itu letak Prefektur Mie berada di samping Kyoto. Dengan kata lain, bunshin yang menghilang dan mengirim informasi ke pikirannya merupakan bunshin yang berada di Kyoto yang bertugas memastikan bahwa Itachi yang dimaksud Azazel adalah 'Dia'. Menurut Ingatan Bunshinnya, dia singgah ke Prefektur Mie karena memastikan Informasi yang didapat dari Itachi.

Eh tunggu, Itachi?

Ya, Naruto sudah melakukan kontak dengan Itachi, yang ternyata merupakan sosok yang sangat mirip dengan Itachi dari dunianya namun terlihat lebih muda, yang secara ajaib mengenal dirinya, walau jika dilihat dari ekspresi dan gerak geriknya baru seakan bertemu dengan orang yang tidak pernah dijumpai, tidak ada tanda-tanda kaget dan terkejut. Namun setelah penjelasan dari Itachi, dia pun tahu alasannya.

Selain mendapat informasi tersebut dari bunshinnya yang menghilang, Naruto membaca informasi dari bunshin yang mencari informasi di perpustakaan, dan menemukan hal yang menarik, yaitu di dalam sejarah, salah satu kota di Prefektur Mie merupakan desa tempat Ninja berada. Dia memang berencana pergi kesana untuk mencari rekan, karena dia ingin mempersiapkan segalanya buat berjaga-jaga akan kemungkinan terburuk.

Tapi, semenjak mendapat informasi dari Itachi, yang sedang menetap sementara di Kyoto untuk mencari kejanggalan di tempat para Youkai berada tersebut, dia pun memastikan informasi tersebut

(Di suatu tempat di kota Iga)

Naruto muncul disana, namun ketika sampai disana, suasana sangatlah kacau. Dia mendengar ledakan dimana-mana, serta teriakan histeris. Selain itu, dia merasakan aura jahat dalam jumlah banyak. Dia pun merasakan sebuah kekkai kasat mata yang ia tidak ketahui apa itu. Dia pun berlari ke bangunan yang tinggi yang kebetulan berada ada di dekatnya dan mengamati sekitarnya. Dia terkejut, sebab, kota ini diselimuti oleh kekkai. Ia menduga bahwa Kekkai tersebut merupakan Kekkai tipe kedap suara. Makanya ia tak heran jika tidak ada reaksi apapun dari kota sebelah. Tiba-tiba instingnya berteriak ada serangan di belakang, dia pun melompat ke depan lalu membalikkan badannya. Di depannya, ia melihat seorang perempuan berambut pink pendek yang mengenakan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, memegang pedang yang biasa digunakan oleh ANBU di desanya, yaitu tantou.

"Kenapa kau menyerangku?"

Namun sosok itu tak membalas, dia menatap penuh kebencian ke arah Naruto dengan alasan yang Naruto tak ketahui. Dia pun berlari ke arah Naruto dan mulai melakukan serangan. Namun karena serangannya tersebut mudah diprediksi karena hanya mengincar titik vital, Naruto dengan mudah memenangkan pertarungan. Kini dia mengunci pergerakan perempuan tersebut dengan fuinjutsu.

"Kau… lepaskan aku dan biarkan aku membunuhmu, iblis sialan!"

Sebuah kedutan muncul di pelipis Naruto. Nih perempuan otaknya dimana, mana ada orang yang membiarkan dirinya melepas lawan yang sudah terperangkap dan membiarkan membunuh dirinya, yah kecuali orang bodoh dan orang masokis seperti Hidan.

"Aku bukan iblis, tapi aku Manusia." Namun, Naruto mendapat informasi yang ia tangkap dari ucapan perempuan tersebut.

"Bohong!"

"Aku tidak bohong, aku baru tiba disini karna suatu hal."

"Itu juga bohong! Ga mungkin manusia diluar kota ini bisa memasuki daerah ini, karena ditutupi oleh Kekkai dari iblis sialan itu."

"Iblis?"

"Ya… eh kau gak tahu?"

"Tadi kan aku bilang baru tiba somplak."

"Hehehe." Perempuan itu cengengesan setelah mengetahui satu fakta, yaitu bahwa Naruto tidak bohong.

"Cepat lepaskan aku! Aku harus melindungi kota ini."

"Sebelum itu, bisa kau ceritakan secara singkat apa yang terjadi? Jangan bohong, atau kau akan merasakan disetrum petir."

"Kota ini diserang oleh Iblis pada tengah malam. Entah apa alasannya, jumlah mereka sekitar ratusan. Sedangkan, kami, para Shinobi yang merupakan pasukan rahasia, yang jumlahnya mencapai ratusan, tetap kewalahan melawan mereka."

Naruto terkejut mendengar satu informasi, bahwa Shinobi masih ada. Tunggu, pasukan rahasia? Berarti posisi Shinobi sekarang seperti ANBU, yang bersifat rahasia. Tapi, kenapa para Shinobi kewalahan.

"Tunggu, kalau jumlah kalian sama dengan para Iblis, kenapa kalian kewalahan?"

"Tentu saja kami kewalahan, bodoh! Mereka bisa sihir, tapi kita tidak bisa!"

"Loh, kalian kan shinobi, bukannya kalian ada Chakra yang bisa membuat Ninjutsu dan sebagainya?" tanya Naruto.

"Kami tidak punya… eh tunggu dulu, kenapa kau tahu tentang chakra? Bahkan pemerintah tidak akan tahu informasi itu!" tanya perempuan itu, tepatnya mengintrogasi.

"Etto… sebelum aku menjawab pertanyaanmu, aku ingin bertanya, apa kau percaya bahwa ada pengguna chakra?"

"Tidak mungkin! Soalnya ratusan tahun yang lalu, atas usulan Hokage terakhir, yaitu Sasuke Uchiha, memberikan usulan menutup titik tenketsu—" Naruto memotong penjelasan perempuan tersebut, "Tunggu! Titik tenketsu ditutup katamu? Bagaimana cara kalian melindungi diri dari para missing nin!"

"Entah dimana kau mendapat informasi yang sangat rahasia tersebut, tapi tolong jangan potong pembicaraanku dulu." Naruto mengangguk.

"Awalnya para pemimpin lainnya juga menolak, karena pertanyaan seperti yang kau paparkan. Namun, Sasuke-sama memaparkan solusi tersebut."

Jangan-jangan…

"Solusi tersebut adalah, misi terakhir para shinobi pengguna chakra, pembersihan Missing nin."

Sebenarnya Naruto sempat terkejut, namun karena dia sudah lebih pandai menjaga emosi, jadinya terlihat biasa. Apa alasan dibalik usulan tersebut berlangsung. Eh tunggu…

"Darimana kalian tahu, tentang iblis?"

"Tentu saja, di sekolah khusus pasukan rahasia." Naruto bingung dan perempuan tersebut mampu menangkap raut wajah kebingungan tersebut. "Pelajaran sejarah, salah satunya tentang keterlibatan para Shinobi pengguna Chakra dalam mengikuti perang akbar, Great War."

10%

30%

50%

70%

100%

"Apa?! Apa alasan para shinobi ikut perang akbar yang tidak ada kaitannya dengan manusia!" Dimana otak si teme itu, kenapa juga ikutan perang akbar tersebut. Bukannya dengan menghadiri perang tersebut, membuat eksistensi para shinobi terkuat.

"Perang akbar tersebut sudah memasuki dunia manusia, tepatnya di kota ini yang dulunya adalah desa Konoha."

Mantap sudah, wajar aja si Teme membuat keputusan untuk terjun ke perang akbar , tepatnya menghentikan perang akbar tersebut. Tapi tunggu dulu, Azazel menceritakan tentang perang akbar, dan tidak ada menyinggung eksistensi Shinobi tersebut. Hah, nanti aja aku tanyai dia.

Naruto pun menghilangkan Fuinjutsu yang mengunci pergerakan perempuan tersebut. "Aku akan membantu kalian, perkenalkan namaku Uzumaki Naruto."

"Namaku Haruno Sakura. Terima kasih mau repot-repot membantu kami."

"Yosh baiklah!" Naruto membentuk Handseal andalannya.

Tajuu: Kagebunshin no jutsu

Mata perempuan yang bernama Sakura itu melotot, dia kenal dengan teknik tersebut, tepatnya teorinya. "Kau pengguna Chakra… tapi, bagaimana bisa?"

"Iya hehehe."

"Baiklah, basmi para iblis sekarang, tentunya kalian bisa merasakan auranya kan!?" Komando Naruto kepada ratusan pasukan bunshinnya. Kemudian Naruto menatap Sakura.

"Sakura-san, serangan tersebut datangnya dari arah mana?"

"Dari arah barat laut."

"Oh disana, kau tunggu disini, aku mau kesana."

"Kau ngapain kesana?"

"Simple, hancurkan pusatnya, yaitu komandannya!"

Sakura kebingungan. Nampaknya Sakura lupa strategi dasar perang, yaitu menghancurkan komandan atau markas ahli strategi lawan. Tanpa Sakura sadari, bahwa Naruto sangat marah dengan komandan yang memimpin penyerangan ini.

.

.

.

TBC :v beneran TBC

Yap, maaf menunggu lama, baru beli laptop soalnya XD jadinya baru update. Satu lagi, ceritaku yang satunya yang berjudul di balik layar, mau ku hapus, alasannya aku bener2 lupa sama cerita tersebut, dan kerangka cerita yang biasanya ku buat ntah dimana :v jadi, fokus ini aja dulu.

Berikutnya siapakah yang muncul? :v

:v wkwkwk