Naruto & High School DxD bukan punya saya.
Warning: Lemon, kata kotor? Entahlah, Incest, OOC, Au, Typo, dan masih banyak lagi.
Pairing: Naruto x Asia.
Rating:M!
.
.
Papa Mesum!
.
.
Enjoy it!
Pagi ini, Asia Uzumaki sedang memasak sebuah sarapan untuk dirinya serta Sang Ayah—Naruto Uzumaki. Tapi, ada yang aneh dari wajah imut milik Asia. Gadis itu terlihat sangat kesal.
"Selamat pagi, Asia-chan!"
"Hmph!"
Asia malah tidak menjawab sapaan pagi dari sang ayah. Naruto hanya bisa tersenyum maklum akan kelakuan anak satu-satunya itu, pria itu berjalan mendekati Asia yang sedang memasak, ia kemudian menyeringai saat sudah berada di belakang Asia.
"Hey, tidak sopan jika kau mengabaikan sapaan tadi, Asia-chan…" ujar Naruto sambil meremas dada kecil milik Asia.
"Ja-jangan… sentuh!" Asia menyikut Naruto dengan sekuat tenaga, membuat pria itu mundur beberapa langkah. Gadis itu kemudian berbalik dengan wajah kesal miliknya. "Dasar lelaki brengsek, kau itu sampah jangan menyentuhku sembarangan, sialan!"
Naruto hanya bisa tertawa garing mendengar kata-kata kotor yang keluar dari bibir mungil Asia. Naruto pun berbalik, kemudian mengambil tas kerja miliknya. "Asia-chan, kau bawa saja sarapan itu untuk makan siangmu, aku akan mencari makan di luar." Asia tidak menjawab, sementara Naruto masih tersenyum maklum. "Ba-baiklah… a-aku akan pergi terlebih dahulu. Sampai jumpa!"
Asia masih terus mengaduk supnya, wajah cantiknya masih terlihat kesal dengan kelakuan ayahnya tersebut. Perlu di ketahui, Asia dan Naruto tinggal hanya berdua di sebuah rumah sederhana, istri Naruto sudah meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu.
Namun ada hal lain yang selalu membuat Asia kesal setengah mati kepada ayahnya. Sifat mesum yang dimiliki ayahnya itu sudah kelewatan batas. Mungkin karena sudah lama tidak 'berduaan' bersama istrinya membuat pria itu menjadi mesum terhadap anaknya sendiri.
"Ah, kenapa aku memikirkan si sampah itu?" dia pun mulai memakan sarapannya dengan khidmat, dan tenang.
Beberapa saat kemudian, setelah menyelesaikan sarapannya serta menyiapkan bento, Asia berjalan menuju ke sekolahnya. Konoha Gakuen, sebuah sekolah swasta favorit di kota Konoha. Lagipula, sekolah tersebut dekat dengan rumah Asia, dan juga Naruto menjadi guru Biologi di sekolah tersebut.
Ngomong-ngomong soal Naruto. Pria itu sangat terobsesi dengan anak gadisnya, Asia Uzumaki. Mungkin dia teringat mendiang istrinya saat dia melihat ataupun menatap Asia.
"Berangkat pagi, dan kelasnya si Brengsek itu. Aku jadi malas untuk ke sekolah sekarang." Gumam Asia yang masih kesal, karena pelajaran pertama di hari itu adalah Biologi, mata pelajaran yang di ajarkan oleh Naruto. "Lebih baik aku ke perpustakaan saja, daripada di hukum bila berada di atap sekolah."
Asia pun kembali berjalan menuju perpustakaan yang ada di sekolah itu. Perlu di ketahui, murid disana diperbolehkan masuk ke perpustakaan di saat jam pelajaran. Memang aneh sih, tapi mau bagaimana lagi.
Di balik tembok, seorang pria sedang berdiri sembari menerawang langit-langit koridor sekolah itu. Ia kemudian menyeringai mendengar langkah kaki Asia yang sudah menghilang dari pendengarannya.
Pria bersurai pirang itu pergi mengikuti Asia, namun sejenak ia ke kelas yang ditempati Asia terlebih dahulu. "Selamat pagi semua! Sensei mau memberitahukan sesuatu, ada tugas dariku, Bab yang aku ajarkan kemarin tolong kalian rangkum, dan kumpulkan di atas meja!"
"Terus, sensei mau kemana?"
"Ada urusan mendadak yang membuatku tidak bisa masuk ke kelas ini. Jadi, sampai jumpa!"
Pria itu langsung pergi meninggalkan kelas itu menuju perpustakaan. Seringai di wajah tampannya tidak luntur saat ia memikirkan apa yang terjadi di perpustakaan nantinya.
.
.
.
.
Di perpustakaan, Asia sedang membaca sebuah buku di pojok ruangan, kebetulan di perpustakaan tersebut tidak ada yang menjaga, jadi dirinya bisa masuk dan membaca secara leluasa.
"Beberapa pelajaran yang kemarin di ajarkan Sirzech-sensei harus aku kuasai." Ia sangat serius dalam membaca buku tersebut, sehingga tidak menyadari kalau ada seseorang yang sedang mengincarnya dari belakang.
Naruto—ayah Asia—berjalan mendekati putrinya. Penis miliknya pun sudah mengacung saat ia melihat anaknya dari belakang. "Pengalaman pertama bersama anak di perpustakaan sekolah. Heh, ini akan menarik pastinya." Batin Naruto yang terus berjalan mendekati Asia.
Pria itu langsung memeluk Asia dari belakang, salah satu tangannya membekap mulut Asia supaya tidak berteriak kesetanan. "Tenang… Asia-chan, tenang…"
"Tenang gundulmu, aku sesak bodoh!"
Tangan Naruto yang lain mulai meremas dada kecil milik Asia, membuat gadis itu terkejut. "Mmpmmppfff!"
"Oh, kau minta dilepas? Maaf, jika terlalu sesak." Ujar Naruto yang menempelkan penis besar miliknya di belahan pantat Asia. Salah satu tangan Naruto langsung bergeser ke bawah, "tapi tunggu sampai ini masuk…"
Asia hanya bisa pasrah saja saat penis besar milik Naruto mulai menerobos area intim miliknya. "Si-sial!"
"Membungkuk sedikit." Ujar Naruto dengan suara serak miliknya, ia membisikkan itu tepat di telinga Asia, dan sekarang ini Naruto sedang menjilati telinga tersebut. Asia menuruti apa kemauan dari sang Ayah, ia tidak bisa membantah ataupun membela diri, karena ayahnya terlalu kuat untuk dirinya.
Naruto melepas dekapannya yang berada di mulut Asia, membuat gadis itu mengambil nafas sedalam-dalamnya. "Kau… kau gila! Bagaimana kalau aku mati?" Asia menoleh ke belakang dengan wajah kesal miliknya.
"Ah, maaf-maaf." Dengan cepat, Naruto mendorong Asia untuk menempel di tembok perpustakaan tersebut. Ia pun kembali berusaha untuk memasukkan penis miliknya ke dalam Vagina Asia. "Ahhh, susah sekali."
"Si-sialan, ja-jangan lakukan hal… Ahh yang seperti ini…" Asia mencoba untuk melawan dorongan dari Naruto. "Si-sial, kau… sudah memaaahh…memasukkannya… dasar sampah!"
Naruto hanya bisa menyeringai saat dirinya memasuki Vagina sempit milik anaknya itu. Pria itu terus mendorong dan mengeluarkan penis milik di dalam Vagina milik Asia. "Seperti biasa Asia-chan… seperti biasa…"
"Keh, cepat…ahh, selesaikaahnn…"
"Baik, baik…" Naruto pun mempercepat pergerakannya, ia tidak lupa untuk meremas lembut dada kecil milik Asia. Sementara itu, sang gadis menutupi bibirnya yang sewaktu-waktu mengeluarkan desahan. "Heee, kau dirumah selalu mendesah. Kenapa disini tidak?" Tanya Naruto dengan wajah yang dibuat polos.
"Jangan berchandaah… Kau mau kita dikeluar…khan…?" Naruto tidak menjawab, ia hanya menutup mulutnya sembari terus menggenjot vagina milik Asia. "Akuh… ah… Ke-keluaahhr…" Asia menyemprotkan cairan miliknya, cairan tersebut membasahi penis Naruto membuatnya licin, sehingga Naruto dengan leluasa menggenjot Vagina Asia.
"Cepat sekali…" komentar Naruto kepada sang anak. Ia pun terus melakukan kegiatannya, menggerakkan pahanya maju-mundur, tapi dengan tempo yang cepat. Asia kembali di buat terkejut dengan kecepatan yang dimiliki Naruto. Mulutnya megap-megap seakan ingin mengatakan sesuatu, namun terhenti karena Naruto terus menggenjot dirinya. "Sebentar lagi… sebentar lagi… ugh, kau memang hebat Asia. Apa rahasiamu sehingga membuat Vaginamu ini sempit?"
"Diam!" Naruto menyeringai, namun tidak lama kemudian, ia merasakan sebuah dorongan untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam penisnya.
"Keh! Aku… keluar…." Sperma Naruto menyembur keluar memenuhi Vagina Asia, hingga meluber keluar bersama dengan Orgasme yang dicapai oleh Asia.
"Ahhh…" Asia pun mendesah pelan, karena ini kedua kalinya ia orgasme.
Naruto bernafas lega, kemudian ia langsung terjatuh dengan pantatnya dulu yang menyentuh lantai, ia menarik Asia juga yang sedang mengatur kembali nafasnya. "Kau mau ronde kedua?"
"Dalam mimpimu!"
Penis Naruto yang tadi melemas, langsung tegang kembali namun hanya 75% saja. Kedua tangan pria itu mengangkat paha mulus Asia, kemudian menaik turunkan tubuh mungil anaknya itu.
Asia sendiri kembali terkejut dengan kelakuan ayah kandungnya itu. "He-hey, Papa… ke-kenapa…?"
"Aku masih belum puas, Asia-chan. Masih belum!" Naruto terus menaik turunkan tubuh Asia, kali ini bersama dengan pantatnya. "Cepat, keluar lagi…"
Tak berselang lama, Asia kembali mengeluarkan Orgasme-nya untuk ketiga kalinya."Pa-pa… akuh… Ke-keluaahh…"
"Keh!" bersamaan dengan Naruto. Ia mengeluarkan kembali Sperma miliknya ke dalam Vagina sempit milik Asia. "Lega rasanya… Hm? Tertidur?" Naruto langsung memeluk tubuh mungil Asia yang sekarang ini sudah tertidur dengan nyenyak. "Wajahmu seperti malaikat saja."
Pria itu merapikan seragam Asia, serta pakaian miliknya. Kemudian mengangkat gadis itu, dan mengantarnya ke ruang kesehatan di sekolah tersebut.
.
.
TBC or END?
.
.
A/N: Oke, kemarin saya berdiskusi sama Azriel/Lolicon bijak, dan Febri/The World Arcana. Ya mungkin bicara soal hal mesum, dan inilah jadinya.
Oni Chi Chi Versi Naruto x Asia!
Btw, saya sudah semampunya membuat sebuah Lemon Full? Ini Full kan!? Oke, ini Full. Nah, Fictnya dilanjut atau END disini?
Untuk Fict yang lain, saya masih memikirkan jalan ceritanya…lagi! Jadi, dipending dulu dengan FIct ini.
Dah mungkin itu saja, kalo ada kesalahan saya minta maaf sebesar-besarnya.
Shinn Out! Adios!