*Sorry, aku delete chapter ini dan repost ulang karena aku mau tambahin untuk teaser.
ada 3 teaser yang aku tambahin untuk chapter berikutnya
Enjoy the story bagi yang belum baca *
.
.
.
CHAPTER 7
WHEN IT IS GETTING WORST
.
.
.
Cahaya matahari yang mengintip dari celah tirai membuat sosok pria cantik yang tengah tertidur pulas mengerang akibat bias cahaya yang mengusik tidurnya. Kedua mata bening nan indah tersebut perlahan terbuka. Senyum mengembang tercipta di wajah cantiknya ketika kesadaran Luhan terkumpul dan mengingat kejadian semalam. Kejadian erotis dimana Luhan dan manager tampannya melakukan hal intim di dalam kamar sang manager yang menjadi saksi percintaan mereka.
Luhan bermimpi indah semalam. Di dalam mimpinya Sehun menyatakan cinta padanya, lalu mereka menjadi sepasang kekasih dan hidup bahagia selamanya. Sehun memperlakukannya dengan sangat baik, penuh kasih sayang dan memanjakannya layaknya seorang ratu...eh- raja?
Jika hidup Luhan seperti di film-film klasik kartun princess disney mungkin saat ini dia sudah menggambarkan perasaannya dengan menari, berputar-putar anggun sambil bernyanyi ditemani burung-burung, kelinci, anjing, kijang, rusa, kucing, tikus dan berbagai macam hewan lainnya yang selalu muncul entah datang dari mana.
Tidak ingin berlama-lama di tempat tidur karena ter-buai dengan mimpinya, Luhan pun beranjak dari tempat tidur. Matanya melirik jam di dinding yang saat ini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Setelah memakai pakaiannya kembali yang berceceran di lantai, si aktor cantik berjalan mengendap-endap menuju kamarnya yang berada tepat di seberang kamar sang manager. Sang aktor akan mandi dan merapikan dirinya agar terlihat mempesona ketika Sehun melihat dirinya nanti.
Luhan keluar dari kamar setelah hampir satu jam lamanya dia mempercantik diri. Dia berjalan mengikuti aroma pancake yang menuntunnya ke ruang makan. Sudah bisa ditebak oleh dirinya kalau pagi ini Sehun membuat sarapan andalannya yaitu pancake dengan siraman saus cokelat Belgian sebagai toppingnya.
Senyum Luhan mengembang ketika melihat Sehun yang duduk di meja makan. Sehun duduk dengan gagah dan tampan meskipun hanya memakai kaus polos berwarna abu-abu dan celana training hitam. Sepertinya sang manager sudah menunggu kedatangannya dari tadi.
"Pagi manager Ooooh~" sapa Luhan kelewat ceria. Melihat senyum berjuta watt milik Luhan hampir membuat Sehun mengurungkan tujuannya.
"Duduklah" pinta Sehun yang dilakukan Luhan setelahnya.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Luhan masih dengan senyum manisnya.
"Lu… maafkan aku"
"Tentang?"
"Tentang semalam" jawab Sehun yang sedetik kemudian bangkit dari duduknya. Sang manager berjalan mondar mandir sambil mengacak rambutnya frustasi. Luhan pun dibuat bingung melihatnya. "Tidak seharusnya kita melakukan hal itu"
"Kenapa? Kau menikmatinya bukan?"
Akhirnya Sehun melirik Luhan yang menatapnya dengan raut wajah khawatir. Sedari tadi sang manager menghindari kontak mata dengan artisnya. Sehun tidak bisa menjawab pertanyaan Luhan. Jika Sehun ingin bicara jujur, sesungguhnya dia sangat menikmati hubungan intim mereka semalam. Bahkan Sehun merasa tubuh Luhan hanya diciptakan untuknya. Bohong jika Sehun tidak tertarik dengan Luhan. Tetapi, karena pekerjaannya yang seharusnya melindungi sang artis dan juga prinsip bodohnya yang tidak ingin melibatkan perasaan agar tidak mengacaukan segalanya dengan sangat terpaksa Sehun harus mengesampingkan perasaannya ini.
"Menikmati atau tidak aku harap kejadian semalam tidak akan terjadi lagi" kini raut wajah Sehun berubah menjadi datar dan dingin. Luhan benar-benar tidak suka Sehun yang seperti ini.
"A-aku tidak mengerti"
"Kita harus kembali seperti normal lagi"
"No-normal?" Refleks, Luhan pun bangkit dari duduknya. Dia sama sekali tidak mengerti apa maksud dari perkataan managernya ini.
"Ya, anggap saja semalam tidak terjadi apa-apa"
"Ta-tapi semalam sangat nyata bagi ku. A-aku tidak bisa begitu saja melupakan kejadian sema-"
"LUHAN DENGARKAN AKU!" sontak Luhan pun terkejut ketika Sehun membentaknya.
Melihat Luhan yang menunduk ketakutan membuat hati Sehun terenyuh. Dia memegang kedua pundak Luhan dan melembutkan tatapannya ketika kedua mata mereka bertemu. "Aku tidak tahu apa yang merasuki ku semalam. Ketika kau hampir saja ditabrak motor sialan itu sesaat pikiran kau tidak ada di sisi ku membuat ku kehilangan akal sehat. Semalam adalah kesalahan Luhan. Itu tidak boleh terjadi lagi"
"Ke-kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Karena aku tidak menyukai mu, Lu"
"Ka-kau membenci ku ya?"
"Tidak! Tidak! Aku tidak membencimu. Hanya saja aku tidak mempunyai perasaan spesial terhadap mu. Sedikit pun tidak dan tidak akan pernah"
Sesaat situasi menjadi hening.
Seumur hidupnya Luhan berkali-kali merasakan yang namanya tersakiti. Ketika Luhan berusia lima tahun dia pernah terjatuh dari ayunan yang membuat lututnya terluka dan pergelangan tangannya terkilir. Ketika Luhan berusia delapan tahun dia harus mendengar kedua orang tuanya bertengkar dan ibunya mengatakan tidak menyayangi Luhan dan juga ayahnya. Ketika Luhan berusia sembilan tahun dia harus berlari sekuat tenaga saat anjing tetangga mengejarnya. Ketika Luhan berusia dua belas tahun dia berkelahi dengan teman sekelasnya yang menyebabkan bekas luka di bibir Luhan. Ketika Luhan berusia tujuh belas tahun dia menyaksikan sendiri sang ayah di tembak tepat mengenai bahunya saat perayaan ulang tahun Luhan. Ketika Luhan berusia dua puluh dua tahun dia hampir saja menjadi korban pelecehan seksual oleh salah satu sutradara saat Luhan mencoba peruntungannya di dunia hiburan. Untung saja ada Laogao yang menyelamatkannya. Dia selalu menemani kemana pun sang aktor pergi dan berada di sisinya.
Dan ketika Luhan harus mendengar orang yang disukainya ternyata tidak memiliki perasaan yang sama dan tidak akan pernah menyukainya, semua rasa sakit yang selama ini dia alami menusuk hatinya menjadi satu. Luhan berusaha sekuat tenaga agar tetap tegar dan tidak menangis, meskipun dia ingin sekali menangis sekeras-kerasnya. Dia merasakan jantungnya berhenti berdetak, diremukkan dan diinjak-injak. Sakit sekali memang.
Meong
Meong
Zhu, kucing peliharaan Luhan memecahkan keheningan. Kucing berbulu abu-abu tersebut mengusapkan kepalanya di kaki Luhan. Sepertinya Zhu mengerti perasaan sakit hati yang dialami majikannya dan ingin menghiburnya agar tidak sedih.
Luhan menampis tangan Sehun yang sedari tadi berada di kedua pundaknya. Dia membungkuk lalu mengambil Zhu dan memeluknya di dekapannya. Luhan pun berniat kembali ke kamarnya untuk meratapi kesedihannya. Sehun melihat sang aktor berjalan dengan wajah tertunduk. Tetapi, baru beberapa langkah Luhan membalikkan tubuhnya dan menatap Sehun dengan ekspresi wajah tersakiti.
"Jika itu mau mu... Terserah kau saja Oh Sehun-ssi"
.
.
.
Jika Luhan saat ini sedang patah hati maka jauh berbeda dengan kedua sahabat Luhan yaitu Kim Jongin dan Do Kyungsoo yang menikmati semilir angin di pantai indah Jeju. Saat ini Jongin dan Kyungsoo sedang melakukan syuting untuk MV terbaru Kyungsoo di pulau Jeju.
Sebelumnya, Kyungsoo menolak keras keputusan sang sutradara dan manajemennya yang menjadikan Jongin a.k.a Kai sebagai model video klip nya. Bagi Do Kyungsoo, Kim Jongin sudah dia anggap sebagai musuh abadinya. Kyungsoo mempunyai sebuah list yang dia beri nama 'Kyungsoo's Mortal Enemy List' dan Kim Jongin berada di urutan pertama dan hanya dirinya seorang yang berada di list tersebut. Tapi kini Kyungsoo akan memperbarui listnya dengan menambahkan Park Chanyeol di dalamnya karena telah mengancam Kyungsoo untuk menuruti keputusan orang nomor satu yang tak lain pemilik PCY Entertainment itu agar Kai menjadi model video klip untuk single terbarunya dan jika Kyungsoo masih bersikukuh menolak maka Chanyeol akan memberhentikan semua kegiatan untuk promosi album terbarunya.
Semalam suntuk Kyungsoo menyumpahi kuping Chanyeol semakin lebar dan giginya tiba-tiba ompong. Sebenarnya Kyungsoo sosok yang baik hati. Sifatnya jauh lebih baik ketimbang Luhan. Namun, Kyungsoo juga memiliki sifat pendendam jika ada seseorang yang memaksa dirinya melakukan sesuatu yang dia tidak suka. Apalagi melakukan sesuatu tersebut dengan orang yang sangat dibencinya.
"Hahaha oppa harusnya makan saja sunblock-nya sekalian biar tidak semakin hitam" seorang gadis cantik dengan rambut panjang indah tertawa terbahak-bahak di hadapan Jongin yang sedang sibuk memakai sunblock di lengannya.
"Eomma~ Chichu mengganggu ku dari tadi!" gerutu Jongin mengadu pada ibunya yang terlihat cantik meskipun usianya sudah setengah abad.
"Jongin~ah adikmu hanya bercanda. Tidak usah manja" balas sang ibu dan anak ketiga dari empat bersaudara ini hanya merenggut.
"Eghh kenapa juga sih anak itu membawa keluarganya" gerutu Kyungsoo sambil menatap keluarga Kim dengan sorot mata yang menyiratkan kalau dia sangat terganggu dengan kehadiran Jongin beserta Ibu dan adiknya.
"Soo~ah kau harus menjaga perilaku mu. Biar begitu Ibu Kai adalah senior mu. Jadi bersikaplah sopan" Jungsuk mengingatkan sang adik. Kyungsoo yang mendengar perkataan kakak sekaligus managernya hanya memutar jengah kedua bola mata.
Siapa yang tidak mengenal Yoo Eunhye? Aktris cantik dan terkenal yang merupakan istri dari Kim Jongkook dan juga ibu dari Kim Jongin. Eunhye masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah tak muda lagi. Di tambah penampilan awet mudanya juga membuat orang-orang tidak akan percaya kalau dia sudah memiliki empat orang anak.
Para netizen memberikan julukan untuk keluarga Kim seperti keluarga Kardashian versi Korea Selatan. Keluarga Kim Jongin memang sangat terkenal di Korea Selatan. Hampir semua keturunan garis keluarga Kim ini adalah orang-orang terpandang. Sebut saja kakek Jongin yang bernama Kim Jongpil. Kakek Jongin sangat dihormati di Korea Selatan. Dia adalah seorang politikus dan juga mantan perdana menteri. Nenek Jongin, Park Yeong-ok yang juga seorang politikus dan pernah menjabat sebagai posisi penting di pemerintahan. Kim Jongkook, ayah dari Jongin adalah seorang penyanyi dan entertainer terkenal di Korea Selatan. Lalu, Kim Jongkook menikah dengan Yoo Eunhye yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama ketika mereka di pertemukan bersama dalam satu variety show.
Jongkook dan Eunhye mempunyai empat orang anak. Anak pertama mereka bernama Kim Jongwoon yang terkenal sebagai seorang penyanyi dengan nama panggung Yesung. Dia adalah mantan penyanyi ballad sekaligus aktor musikal yang terkenal dengan suara tenor yang merdu. Kini namanya terkenal sebagai salah satu sutradara musikal terbaik di Korea Selatan yang sudah memenangkan banyak penghargaan. Kim Jongdae merupakan anak kedua dari pasangan selebriti ini. Netizen mengenalnya dengan nama Chen, penyanyi ballad terkenal dengan suara jernih nan merdu dan tak kalah pamornya dengan sang kakak. Jongdae selalu mendapat pujian dari musisi-musisi terkenal di Hollywood akan kemampuan menyanyinya. Selanjutnya Kim Jongin yang di juluki sebagai 'Nation's Boyfriend' dan juga Justin Bieber versi Korea ini adalah anak ketiga dari pasangan Jongkook dan Eunhye. Di dalam keluarga Kim pun sosok Jongin yang paling manja dan troublemaker. Jongwoon, Jongdae dan Jongin mempunyai seorang adik yang satu-satunya berjenis kelamin perempuan bernama Kim Jisoo. Jisoo yang memang baru saja menyelesaikan pendidikan SMA-nya ini juga ingin mengikuti jejak keluarganya di dunia entertainment. Kim Jisoo yang dikenal sangat periang ini tengah menjalani masa trainee-nya di PCY Entertainment dan sedang menunggu waktunya tiba untuk debut.
"Eomma! Eomma! Itu Do Kyungsoo! Ayo kita foto bersama!" seru Jisoo heboh sambil menggoyangkan lengan sang ibu.
"Yak! Dia tidak suka di ganggu. Sudah kita di sini saja" Jongin setengah berbisik pada kedua wanita berbeda generasi di sisinya.
"Aigoo~ uri oppa~ kita tidak mengganggu kok. Kita hanya bertegur sapa lalu foto sebentar dan ttarraaa~ aku bisa pamer ke Jinyoung"
Sebenarnya Jongin agak sedikit takut dengan Kyungsoo. Bayangkan saja setiap Jongin berjalan di dekatnya Kyungsoo akan memberikan tatapan mematikan yang akan menerkamnya dengan brutal. Tuh kan Jongin jadi semakin merinding.
"Annyeonghaseyo Kyungsoo Oppa~ Aku dan ibu ku ingin berfoto dengan mu, boleh kan?"
Suara Jisoo menghentikan khayalan Jongin dihajar habis-habisan oleh tubuh mungil Kyungsoo. Dia baru menyadari ibu dan adiknya sudah menghampiri Kyungsoo. Jongin sudah bersiap-siap ingin menyelamatkan ibu dan adiknya dari amukan Kyungsoo, tetapi yang terjadi adalah Kyungsoo mengiyakan permintaan Jisoo dan mereka berfoto bersama. Kyungsoo bahkan tersenyum dengan lebar ketika Eunhye dan Jisoo memuji penyanyi yang dijuluki 'Nation's Little Brother.'
Jongin pun berjalan menghampiri Eunhye dan Jisoo, berniat untuk membawa kabur ibu dan adiknya agar tidak mengganggu Kyungsoo lagi.
"Eom-" panggilan Jongin untuk ibunya berhenti begitu juga dengan langkahnya ketika Eunhye meminta Kyungsoo untuk berpelukan "bolehkah aku memelukmu?" lalu Kyungsoo dengan senang hati memeluk Eunhye dan juga Jisoo.
"What the... "
.
.
.
Chanyeol berjalan dengan senyum menawan di sepanjang lorong rumah sakit Seoul National University Hospital. Tangan kirinya membawa keranjang buah, sedangkan tangan kanannya membawa satu buket bunga peony yang di dominasi warna soft pink dan putih. Jangan lupakan boneka Paddington berukuran sedang yang dia peluk di lengan kanannya. Chanyeol terlihat seperti seorang pria yang hendak menjenguk kekasihnya.
Chanyeol sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini untuk menjenguk Baekhyun. Baekhyun dilarikan ke rumah sakit beberapa hari lalu oleh Chanyeol ketika mereka hampir saja berhubungan intim di sebuah hotel bintang lima yaitu JW Marriott yang telah disiapkan oleh Kasper, sahabat Chanyeol. Dengan perasaan panik, Chanyeol pun langsung menggendong tubuh Baekhyun dan melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat. Beruntung lah Chanyeol, hotel yang ditempatinya dekat dengan Seoul National University Hospital dan sesampainya mereka di sana dipertemukan oleh Jo Se Ho, mantan pacar dari kakak pertama Chanyeol, Park Choa yang bekerja sebagai dokter.
Seho selalu menginformasikan Chanyeol mengenai perkembangan kesehatan Baekhyun. Menurut informasi dari mantan pacar kakaknya ini lah Chanyeol tahu kalau Baekhyun mengalami dehidrasi dan sudah berhari-hari tidak sadarkan diri. Hingga pagi ini Chanyeol menerima kabar baik maupun buruk dari Seho yang membuat si pemilik PCY entertainment ini bingung harus bereaksi seperti apa. Kabar baik yang dia terima adalah Baekhyun sudah membuka mata pagi hari ini. Entah mengapa Chanyeol senang sekali mendengarnya. Padahal Baekhyun hanyalah seorang pelacur yang seharusnya beberapa hari lalu memuaskan dirinya. Selanjutnya berita buruk yang didapatnya dari Seho adalah "Sepertinya Baekhyun sedang mengalami gangguan depresi"
Depresi?
Mendengar hal itu membuat Chanyeol bertanya-tanya apa yang terjadi pada hidup Baekhyun sampai dia mengalami depresi? Apakah dia tidak kuat dengan kehidupan sebagai seorang selebriti? Ataukah pekerjaan sampingannya menjadi pelacur ini yang menyebabkannya depresi?
Entahlah kenapa Chanyeol harus peduli?
Tapi, anehnya dia meminta Seho untuk mencarikan dokter terbaik untuk mengobati depresi Baekhyun dan juga menyuruh sekretaris kepercayaannya, Bang Minah untuk mencari tahu semua mengenai Baekhyun.
Kini si pemilik PCY Entertainment sudah sampai di depan sebuah kamar dengan nomor 1127. Namun pergerakannya terhenti ketika dia hendak membuka pintu. Dia mendengar suara seorang pria yang sedang membentak dan dari suaranya kelihatan sekali pria tersebut sedang murka.
"KARENA DIRIMU AKU KEHILANGAN BANYAK UANG!"
"Maafkan aku. Tapi aku sakit Dae. Bisa kah kau sedikit saja peduli?'
"SUDAH KU BILANG KALAU KAU HARUS MENJAGA TUBUH MU!"
"Bagaimana aku bisa menjaga diri ku kalau kau tidak pernah membiarkan ku istirahat!"
"WAKTU MU SUDAH CUKUP UNTUK ISTIRAHAT!"
"Maksud mu waktu tidur ku yang hanya 2 jam? Oh, jangan lupakan minggu lalu kau membiarkan aku tidak tidur selama 3 hari dan harus melayani 5 pria! Katakan kalau menurut mu itu cukup Dae!"
"Cih, Jessica pasti murka jika mendengar keluhan mu yang tidak tahu terima kasih. KAU HARUS SADAR DIRI SIAPA YANG MEMBERIKAN MU HIDUP ENAK SEPERTI INI DAN MEMBERSIHKAN SELURUH KEKACAUAN YANG DIBUAT OLEH KAKAK MU, CHANGWOOK!"
BRAK
"Aku akan mengganti semua kerugian yang menurut mu disebabkan oleh Baekhyun" tidak tahan lagi, akhirnya Chanyeol pun masuk ke dalam kamar Baekhyun. Ada perasaan marah ketika Jung Daehyun, manager dari Baekhyun yang terus menyalahkan Baekhyun. Apalagi dia harus menahan diri untuk mengamuk ketika dia mendengar Baekhyun tidak diberikan istirahat yang cukup karena harus melayani beberapa pria.
"M- Mr. Park?" ucap Baekhyun dan Daehyun bersamaan. Mereka berdua terlihat kaget sekali melihat Chanyeol tiba-tiba masuk. Ditambah tatapan membunuh yang ditujuan Chanyeol pada Daehyun membuat Baekhyun jadi bergidik ngeri.
"Aku akan menyuruh sekretaris ku untuk memberikan uang sialan itu pada mu dan bisakah kau tinggalkan kami berdua" kata-kata Chanyeol terdengar seperti perintah yang tidak bisa ditolak.
"Ta-tapi"
"Sekarang!"
Dengan sangat terpaksa Daehyun menuruti perintah Chanyeol. Daehyun membungkuk hormat sebelum meninggalkan kamar Baekhyun. Meskipun Chanyeol bisa melihat kekesalan di wajah Daehyun tapi sepertinya dia masih sadar diri dimana posisinya jika berhadapan dengan pemilik salah satu agensi terbesar di Asia.
Akhirnya mereka pun hanya berdua di kamar rumah sakit ini. Chanyeol menampilkan senyum lebarnya pada Baekhyun dan duduk di bangku tepat di samping tempat tidur.
"Bagaimana dengan kondisi mu?"
"A-aku baik-baik saja"
Chanyeol pun mengangguk mendengarnya dengan senyum yang masih dia tampilkan. Bohong jika dia tidak tahu kalau Baekhyun terlihat tertekan sekali.
"Ma-maafkan aku karena kau tidak bisa mendapatkan kepuasan malam itu. A-aku akan menggantinya dan juga uang yang akan kau berikan pada Daehyun"
"Baek tenanglah, aku ikhlas mengeluarkan uang sebanyak itu untuk mu. Kau tidak usah khawatir dan cepat lah sembuh" Chanyeol tersenyum sambil menggenggam sebelah tangan Baekhyun yang tidak dipakaikan alat infus. Ada sengatan listrik langsung menyetrum hati mereka ketika tangan Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan rasanya sangat mendebarkan. Namun, Chanyeol di buat kecewa ketika Baekhyun melepaskan genggaman tangannya.
"Ka-kau membawa bunga Peony?" Baekhyun membuka suara untuk memecahkan keheningan diantara mereka. Sedari tadi Baekhyun memperhatikan barang-barang yang dibawa Chanyeol termasuk bunga Peony berwarna putih dan soft pink yang menarik perhatiannya.
"Hmm... Kau suka?" tanya Chanyeol
"Dulu aku pernah bekerja di toko bunga. Apa kau tahu arti bunga Peony?" tanya Baekhyun balik dan sengaja menghiraukan pertanyaan Chanyeol.
"Memang apa artinya?"
"Bunga Peony itu untuk orang mati. Kau menyumpahi ku untuk mati ya, Mr. Park?"
"A-APA?!" melihat Chanyeol yang teriak dan melototkan matanya panik membuat Baekhyun menahan tawanya. "MA-MAAFKAN AKU! AKU TIDAK TAHU KALAU ARTINYA UNTUK ORANG MATI. AKU MEMILIH BUNGA PEONY KARENA INDAH MENURUT-"
"HAHAHAHAHA..." Baekhyun tertawa terbahak-bahak melihat wajah panik Chanyeol. "Maafkan aku Mr. Park. Aku hanya mengerjai mu" ucap Baekhyun sambil menghapus air mata di pelupuk matanya akibat tertawa.
"Kau tega sekali" Chanyeol yang mengerucutkan bibirnya terlihat sangat imut di mata Baekhyun. "Panggil aku Chanyeol" pinta Chanyeol sambil tersenyum.
"Ta-tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian. Ku rasa mulai hari ini kita akan menjadi teman dekat"
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Buktinya kau sudah berani mengerjai ku. Itu hanya bisa dilakukan pada seorang teman dan aku tidak keberatan sama sekali jika kau memanggilku tanpa formalitas" ujar Chanyeol yang disambut dengan kekehan Baekhyun.
"Jadi apa kau tahu arti bunga Peony?" tanya Chanyeol yang mengambil kembali satu buket bunga Peony yang tadi di taruhnya di atas meja.
Baekhyun mengalihkan pandangannya ke buket bunga Peony yang ada di genggaman tangan Chanyeol "Bunga Peony memiliki banyak arti dan selalu dikaitkan dengan penyembuhan. Salah satu artinya juga membawa keberuntungan" Baekhyun kembali menatap Chanyeol yang sedari tadi melihat dirinya mengagumi bunga yang dibawanya. "Pilihan yang bagus sekali Park Chanyeol" lanjut Baekhyun tersenyum.
"Ya, pilihan yang bagus" ujar Chanyeol yang tersenyum dan menatap penuh makna sosok Baekhyun.
.
.
.
"Miringkan sedikit wajah mu dan berikan senyum menggoda ke kamera" pinta Kim Tae Kyun, salah satu fotografer terkenal yang sedang mengambil foto Luhan untuk majalah Vogue. Luhan mengikuti arahan sang fotografer seperti model profesional. Sehun yang mengamati di samping Tae Kyun sangat terpesona dengan kecantikan Luhan.
"Oke Lu. Aku sudah mendapatkan semuanya" ujar Tae Kyun yang menyudahi sesi photoshoot mereka di dalam sebuah studio sambil melihat hasil-hasil foto di kamera.
"Apakah hasilnya cukup bagus?" tanya Luhan yang berjalan menghampiri Tae Kyun.
"Bukan bagus tapi sempurna" jawab Tae Kyun yang membuat senyum merekah di wajah cantik Luhan. Kini mereka berdua pun berpelukan sambil saling mengucapkan kata terima kasih.
"Senang bekerja sama dengan mu Lu" sang fotografer menepuk bahu Luhan sebelum Luhan berjalan untuk menuju ruang gantinya.
Sehun langsung mendekati Luhan sambil membawa satu cup Americano yang dibeli Yoseob tadi untuk Luhan. "Lu- ini untuk mu-"
Luhan menghiraukan keberadaan sang manager dan terus berjalan. Sehun hanya menghela napas dan tidak mengambil pusing perlakuan Luhan yang mendiaminya. Setelah percakapan mereka tadi pagi sikap Luhan kini menjadi dingin padanya. Sehun sebenarnya tidak ingin menjadi pria yang kepedean tapi dia rasa Luhan seperti ini karena permintaannya agar melupakan malam panas mereka yang terjadi semalam. Mau bagaimana lagi, Sehun harus fokus untuk menjaga Luhan dengan tidak melibatkan perasaan mereka.
Kini keduanya sudah berada di dalam ruang ganti yang disediakan untuk Luhan. Luhan pun duduk di depan meja rias lalu mengotak-atik iPhone X miliknya.
"Lu, ini Americano untuk mu" Sehun mencoba menawarkan sekali lagi sambil menyodorkan minuman itu ke hadapan Luhan.
Luhan menaruh ponsel pintar barunya dan menatap dingin sang manager. "Aku tidak haus, Sehun-ssi" katanya dengan menekankan kata-kata '-ssi' di ucapannya. Berbeda dengan apa yang diucapkan Luhan yang mengatakan kalau dia tidak haus, yang dilakukan setelahnya adalah mengambil sebotol air mineral yang ada di atas meja rias sang aktor dan meminumnya.
Sehun hanya memutar kedua bola matanya melihat tingkah Luhan yang kekanakan seperti ini. "Baiklah jika mau mu seperti itu" kata Sehun yang masih mencoba sabar.
Sang manager melihat Kwanghee yang berjalan sambil membawa dua buah coat yang diselipkan di lengannya. "Ini untuk mu" Sehun memberikan minuman itu sebelum Kwanghee berjalan melewati dirinya.
"Benarkah?!" ujar Kwanghee kegirangan. Dia mengambil minuman tersebut dan memeluk tubuh Sehun sambil melontarkan kata-kata "Terima kasih Manager Oh! Sudah tampan, baik pula"
Kini Luhan yang gantian memutar kedua bola matanya melihat Kwanghee yang tak henti-hentinya memuji Sehun. Luhan dibuat semakin dongkol ketika Sehun meladeni Kwanghee dengan menepuk-nepuk lengan Kwanghee yang melingkar di tubuhnya.
"Yak, Kwanghee-ssi lakukan lah pekerjaan yang berguna jangan bermain-main dan bersikap murahan" ucapan sinis yang terlontar dari mulut Luhan sukses membuat Kwanghee melepaskan pelukannya di tubuh manager tampan ini. Kini Sehun dan Luhan saling melemparkan tatapan dingin. Tatapan mereka memberikan arti yang berbeda. Jika Luhan menatap Sehun dengan tatapan kesal akibat pembicaraan mereka pagi ini, sedangkan Sehun menatap Luhan dengan tatapan tidak percaya dengan kalimat yang Luhan lontarkan untuk Kwanghee.
Kwanghee pun menyadari kedua pria yang saling memberikan tatapan tajam ini. Menurutnya ada sesuatu yang terjadi diantara mereka dan belum terselesaikan dengan baik. "Ba-baiklah maafkan aku Luhan-ssi" Kwanghee pun berjalan meninggalkan Luhan dan Sehun yang masih saling perang tatapan dingin.
"Bukan kah yang kau katakan tadi terdengar kasar?" ujar Sehun yang sedang menahan emosinya.
"Bagian mananya? Melakukan pekerjaannya? atau berhenti bersikap murahan?"
"Semua kata-katamu Luhan! Tidak seharusnya kau berkata seperti itu"
"Kata-kata ku sudah menyelamatkan dirinya asal kau tahu, Sehun-ssi"
"Menyelamatkannya? Cih, apa maksud mu, Luhan-ssi?"
"Menyelamatkannya agar dia tidak menjadi lemah dan mudah terpikat. Lalu menyerahkan dirinya begitu saja dan menyesal esok pagi"
Sehun pun melembutkan kembali tatapannya setelah mendengarkan perkataan Luhan yang tersirat dengan apa yang dirasakan oleh si aktor cantik ini. Sehun jadi semakin bersalah sudah membuat Luhan tersakiti seperti ini.
"Lu-"
"Bisakah kau keluar sekarang? Aku ingin mengganti baju ku. Aku lelah sekali, Sehun-ssi" Luhan membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Sehun langsung keluar dari ruang ganti Luhan sambil menenangkan pikirannya akan kesalahannya. Sedangkan Luhan yang berada di dalam kamar mandi kini tidak bisa lagi menahan tangisnya. Dia pun menangis sambil menyalahkan perasaannya sendiri yang jatuh pada managernya.
.
.
.
Kembali lagi pada KaiSoo yang sedang disibukkan shooting video musik Kyungsoo. Mereka sudah melakukan banyak pengambilan gambar dan sejauh ini berjalan dengan baik-baik saja meskipun Kyungsoo beberapa kali mendapatkan teguran dari sang sutradara karena wajahnya yang terlihat mengeras ketika beradu akting dengan Jongin yang membuat mereka harus melakukan pengambilan gambar ulang.
Pengambilan gambar terakhir adalah di sebuah pantai, dimana mereka berdiri di pinggir pantai dengan suara-suara ombak yang menyejukkan hati. Jongin dan Kyungsoo sama-sama memakai kemeja berwarna putih dengan tangan Jongin yang melingkar di pinggang Kyungsoo dengan tatapan lembut memikat hati. Scene berikutnya adalah adegan yang paling Kyungsoo benci. Adegan dimana dia harus berciuman dengan Jongin.
Ugh Ucoo bete!
Tapi jantung Kyungsoo jadi dugeun-dugeun...
Setelah Kim Jong Kwon si sang sutradara berteriak "Action" Jongin memulai aksinya. Dia menatap Kyungsoo sambil mengelus pipi chubby Kyungsoo dengan lembut. Menghayati perannya sebagai pacar idaman nan seksi dan juga ingin membuktikan pada haters-nya kalau dia memang pantas mendapat gelar 'Nation's Boyfriend'
Jongin memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo. Namun, ketika Kyungsoo merasakan wajah hangat Jongin mulai mendekat dengan wajahnya, lalu selanjutnya…
PLAK!
Kyungsoo refleks menampar pipi kanan Jongin. Orang-orang yang berada disana pun langsung menatap kaget tindakan Kyungsoo, begitu juga dengan Jongin yang memegangi pipinya yang panas akibat ditampar Kyungsoo.
"CUT" teriak Jong Kwon. "Yak! Do Kyungsoo apa yang kau lakukan! Kenapa kau menapar Kai?" lanjut Jong Kwon
"Ma-maafkan aku. Bisakah kita ulang lagi?" pinta Kyungsoo dengan wajah bersalah.
Mereka pun mengulangi adegan ciuman ini kembali. Sebelum memulai adegan, Kyungsoo mengatur napasnya dan menetralkan pikirannya. Entah kenapa tangan Kyungsoo refleks menampar Jongin. Mungkin kebenciannya pada Jongin sudah mendarah daging hingga sistem sarafnya juga ikut merasakan kebencian Kyungsoo.
"ACTION"
Jongin pun sudah kembali pada perannya yang dia tanam pada pikirannya sebagai pacar idaman. Dia memejamkan matanya kembali dan mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo.
PLAK!
Lagi-lagi Kyungsoo menampar pipi Jongin ketika bibir mereka hampir saja bersentuhan. Kali ini yang terkena imbasnya adalah pipi Jongin sebelah kiri. Jongin mencoba sekuat tenaga menahan tangisnya. Dia masih merasakan panas tangan Kyungsoo di pipinya sebelah kanan, ditambah lagi sekarang sebelah kiri. Akan terlihat konyol jika Jongin menangis karena ditampar uke bertubuh lebih kecil darinya. Sangat tidak namja sekali.
"CUT!"
"Ma-maafkan aku" Kyungsoo menatap kasihan pada Jongin yang memegangi pipinya sambil menunduk.
Jungsuk yang berdiri di antara Joon dan Eunhye, melihat Ibu Jongin dengan perasaan bersalah dan tidak enak hati. Eunhye yang sedang menonton di dekat kerumunan kru-kru mencoba se-sabar mungkin untuk tidak memaki Do Kyungsoo, meskipun dia shock setengah mati melihat anaknya yang tampan ditampar dua kali tanpa sebab. Sedangkan Jisoo sedari tadi merekam kejadian oppa nya ditampar. Karena sifatnya yang jahil, dia akan menunjukkan video ini kepada Jongwoon oppa dan Jongdae oppa sebagai bahan bercandaan mereka.
Mereka mengulangi lagi pengambilan gambar sesuai perintah sang sutradara yang sudah dua kali gagal hanya gara-gara adegan ciuman yang tidak selesai. Kyungsoo juga sudah mengendalikan emosinya dan mencoba meyakinkan dirinya agar tidak menampar Jongin.
"ACTION"
Hal yang sama lagi-lagi dilakukan Jongin. Dia memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke arah Kyungsoo. Tapi, kini Jongin sudah lebih peka karena sudah dua kali ditampar Kyungsoo. Ketika dia merasakan pergerakkan tangan Kyungsoo, dia menahan tangan kanan Kyungsoo, lalu dia semakin menarik pinggang Kyungsoo hingga tubuh mereka berdekatan. Jongin pun langsung mencium Kyungsoo tanpa ragu. Dia melumat bibir Kyungsoo dengan sensual dan akan memberikan ciuman yang tidak akan pernah dilupakan oleh Kyungsoo. Sedangkan Kyungsoo hanya diam mematung menikmati bibir Jongin. Untungnya Jongin memegangi pinggangnya dengan erat karena kaki Kyungsoo lemas sekali rasanya.
"AND CUT"
Jongin yang masih menikmati bibir Kyungsoo tidak mendengarkan teriakan Jong Kwon. Ciuman mereka akhirnya terlepas ketika Kyungsoo sudah berhasil melepaskan pelukan Jongin. Tubuh Jongin dan Kyungsoo masih berdekatan. Kini mereka saling menatap dengan wajah memerah dan napas yang terengah-engah. Jongin memejamkan matanya lagi dan mendekatkan wajahnya kearah Kyungsoo seperti adegan ciuman mereka beberapa menit yang lalu. Kyungsoo pun melotot melihat tindakan Jongin. Apakah dia menangkap sinyal yang salah? Apakah dia pikir momen saling menatap tadi membuatnya berpikir Kyungsoo ingin di cium oleh Jongin lagi?
Ketika bibir mereka hampir bersentuhan lagi, Kyungsoo sedikit mendorong tubuh Jongin. Dia mengepalkan tangannya dan menonjok wajah Jongin dan tepat mengenai hidung Jongin.
BUGH!
"Oh my..."
"What the damn hell!" teriak Jongin menatap tajam Kyungsoo sambil memegangi hidungnya yang berdarah.
"OK THAT'S IT! DO KYUNGSOO KAU AKAN MATI DI TANGAN KU!' teriak Eunhye yang ditahan oleh beberapa kru termasuk Jungsuk dan Joon.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika Sehun dan Luhan sampai di apartemen mereka. Sehun terlihat lelah sekali bukan karena pekerjaannya tetapi dengan sikap Luhan yang masih mendiaminya.
"Lu, kau ingin makan a-?" tanya Sehun yang berjalan menuju dapur.
BRAK
Dentuman pintu kamar yang ditutup Luhan secara kasar adalah jawaban Sehun. Sehun sudah menduga kalau Luhan memang tidak ingin berada di dekatnya.
Sehun jadi bingung sendiri apa yang harus dia lakukan. Selama ini dia selalu menduga Luhan menggodanya hampir setiap saat hanya untuk bersenang-senang karena di lihat dari caranya menggoda Sehun, Luhan hanyalah seorang pria cantik dengan otak mesum yang haus belaian. Itu lah yang selama ini dia pikirkan tentang Luhan. Tetapi kini, setelah apa yang mereka telah lakukan semalam, Luhan menunjukkan sisi rapuhnya karena tersakiti yang terlihat sekali di raut wajahnya akibat perkataan Sehun. Dia juga melihat mata sembab Luhan yang sudah bisa ditebak karena menangis. Sehun memikirkan kembali pemikirannya tentang Luhan selama ini.
Apakah karena Luhan benar-benar menyukainya?
Sehun tersenyum sendiri memikirkan Luhan yang memiliki perasaan lebih padanya. Ada perasaan bahagia di dalam hatinya karena disukai oleh sosok pria cantik, menggemaskan dan seksi seperti Luhan.
PLAK
Sehun menampar dirinya sendiri se-detik kemudian untuk menyadarkan dia bahwa apa yang dipikirkan olehnya adalah suatu kebodohan.
'Sadarlah Oh Sehun! Jangan kepedean!'
.
.
.
Luhan sedang meratapi kesedihannya di dalam kamar milik aktor cantik ini. Dia menyalahkan managernya yang sudah membuatnya patah hati. Luhan berharap banyak pada sang manager yang akan memberikan kebahagiaan seperti apa yang diinginkan nya selama ini.
Luhan beranjak dari tempat tidurnya karena mengingat kucing hitam miliknya. Biasanya dia akan mencurahkan hatinya pada Zhu sambil memeluk kucing bertubuh gempal tersebut. Tadi pagi Luhan sempat ingin menghubungi Jongin untuk curhat tapi dia ingat kalau Jongin saat ini sedang bersama dengan Kyungsoo di Jeju.
Setelah memastikan Zhu tidak berada di kamar, akhirnya Luhan keluar dari kamarnya dan mencari Zhu di sebuah ruangan kecil yang dipakai untuk tempat bermain Zhu. Di ruangan tersebut terdapat kandang Zhu dan juga Vivi, berbagai macam jenis peralatan bermain kedua hewan tersebut dan juga dua buah kotak pasir tempat yang digunakan sebagai toilet Zhu dan Vivi.
Saat Luhan berada diruangan tersebut dia heran kenapa pintunya tertutup. Luhan tidak pernah menutup ruangan yang dia gunakan sebagai kandang dan tempat bermain Zhu dan juga Vivi. Ketika dia membuka pintu juga tidak menemukan Zhu dan hanya ada Vivi yang terus-terusan menggonggong.
GUK GUK
GUK GUK
Luhan menatap curiga Vivi yang sedari tadi menggonggong seperti ingin memberitahu sesuatu pada dirinya. Luhan menghiraukan Vivi dan melanjutkan pencariannya. Kini sang aktor berjalan menuju ruang tv sambil berteriak "Zhu~".
"Ada apa Lu?" tanya Sehun yang menghentikkan acara menonton drama kesukaannya ketika melihat Luhan kebingungan mencari kucing peliharaannya.
"Aku mencari Zhu, Sehun-ssi"
Kini Sehun baru tersadar jika sedari tadi dia tidak melihat kucing berbulu abu-abu itu. Biasanya mereka akan menemukan Zhu dan Vivi duduk manis atau tertidur di ruang tv.
Sehun ikut membantu Luhan untuk mencari Zhu. Dia mencarinya ke setiap ruangan, namun dia tidak menemukan hewan peliharaan milik Luhan.
"Apa jangan-jangan keluar dari apartemen?" ucap Luhan. Dia mengesampingkan perasaan kesalnya pada sang manager demi kucing tersayangnya.
"Aku akan mencari Zhu di luar" jawab Sehun yang langsung mengambil coat nya di sofa.
"Aku ikut dengan mu, Sehun-ssi"
"Jangan Lu, kau tunggu di sini dan istirahatlah biar aku saja yang mencari"
"Aku tidak tenang jika memikirkan Zhu berkeliaran di luar dan mungkin saja akan lebih cepat ketemu jika kita berdua yang mencari"
Dengan sangat terpaksa Sehun menyetujui permintaan Luhan. Dia menunggu Luhan untuk mengambil coat dan tak lama kemudian sang aktor keluar dari kamarnya yang sudah mengenakan coat yang se-harian dipakainya.
Mereka berdua berjalan menuju pintu dengan Sehun yang berada di depan dan diikuti Luhan dibelakangnya. Ketika Sehun membuka pintu kakinya tidak sengaja menendang sebuah kotak yang terletak tepat di depan pintu apartemen tersebut. Sehun membungkuk dan mengambil kotak berwarna merah dengan sebuah pita diatasnya. Dia memasuki apartemen kembali hendak menaruh kotak tersebut.
"Apa itu hadiah dari fans ku?" tanya Luhan yang mengintip dari punggung Sehun.
"Sepertinya begitu"
"Ughh… tapi kenapa bau amis ya?" keluh Luhan sambil menutup hidungnya.
"Tutup mata mu" pinta Sehun dan dituruti oleh Luhan.
Sang manager dengan hati-hati membuka kotak berwarna merah tersebut. Dia sudah curiga dengan bau seperti ini pasti ulah anti fans Luhan yang mengiriminya ikan mati atau lebih buruk lagi tikus mati. Makanya dia menyuruh Luhan untuk menutup matanya agar tidak shock dan juga jijik.
"Wha-what the fuck!"
Mendengar suara umpatan sang manager membuat Luhan membuka matanya. Betapa kagetnya Luhan ketika melihat hewan peliharaan yang sedari tadi dicarinya kini bersimbah darah dengan goresan di leher yang cukup panjang dan membuat kucing malang itu tak bernyawa.
"ZHU- JANGAN- KU MOHON TUHAN JANGAN KUCING KU"
Sehun yang sama kagetnya dengan Luhan menutup kembali kotak tersebut dan menaruhnya di atas meja. Sehun langsung bergerak cepat memeluk Luhan ketika tubuh sang aktor hampir terjatuh karena Lemas.
"Lu…"
Luhan menangis hebat di dalam dekapan Sehun dan Sehun yang berusaha menenangkan Luhan dengan memeluknya semakin erat.
"Hikss… Zhu- jangan tinggalkan aku... "
"Lu-Luhan tenanglah"
"Mu- mungkin itu bukan kucing ku. A-aku harus mencari Zhu" Luhan melepaskan pelukan Sehun, lalu dia berjalan sempoyongan hendak menuju pintu.
GREP
Sehun menangkap lengan Luhan dan membuat mereka berdua berhadapan. Sehun menghapus air mata yang membasahi wajah Luhan. Luhan pun melihat air mata yang jatuh dari pelupuk mata Sehun dan ini pertama kalinya dia melihat sang manager menangis.
"Maafkan aku Lu- ta- tapi itu adalah Zhu"
Luhan pun kembali menitikkan air mata. Sehun kembali membawa Luhan ke dalam dekapannya, memeluknya dengan erat. Kedua insan yang dilanda kesedihan tersebut saling berpelukan dan menangis bersama.
'Brengsek! Aku akan mencari dan membalas manusia biadab yang sudah membuat Luhan ku menangis!'
Sehun mengucapkan janjinya di dalam hati untuk membalas dendam orang yang sudah mengacaukan hidup Luhan.
.
.
.
Teaser 1:
"Yak! Kim Jongin!" panggil Kyungsoo dengan nada super judes ketika mereka berdua keluar dari apartemen Luhan.
Merasa namanya di panggil, Jongin yang tadinya ingin memasuki apartemennya jadi memutar tubuhnya hingga mereka saling berhadapan. Pria berkulit tan ini menatap malas sosok mungil tapi berkelakuan tak lebih baik dari monster.
"Wae?"
"..."
Jongin memutar kedua bola matanya karena hanya keheningan yang diberikan Kyungsoo. Dia pun kembali memutar tubuhnya dan hendak memasuki apartemen. Ketika pintu apartemen sudah terbuka dan Jongin hendak melangkah, tiba-tiba Do Kyungsoo mengeluarkan suaranya yang menghentikan pergerakkan Jongin.
"Sangat tidak sopan sekali pergi ketika orang lain sedang berbicara" ucap Kyungsoo masih dengan suara ketus dan melipat kedua tangannya di atas dada.
'FUCK! YANG BENAR SAJA KAU CIMOL!' ingin sekali Jongin berteriak mengutarakan kekesalannya di depan wajah Kyungsoo.
BRAK
Jongin menutup kembali pintu apartemennya dengan suara bantingan hingga Kyungsoo terlonjak kaget. Jongin kembali memutar tubuhnya dan lagi-lagi berhadapan dengan Kyungsoo.
"Setelah apa yang kita lakukan semalam kau masih saja membenci ku?! Yak- Do Kyungsoo aku tidak mengerti dirimu kenapa begitu benci dengan ku! Selama ini aku hanya diam saja meladeni sikap ketus mu. Aku mencoba se-sopan mungkin berbicara dengan mu dan berusaha baik pada mu. Tapi apa yang ku dapat?! Kau bahkan pernah menurunkan ku di tengah jalan, lalu menampar ku, menonjok ku sampai hidungku berdarah- oke, mungkin semalam memang hal yang menyenangkan- tapi kini lagi-lagi kau berbicara seakan-akan aku orang menjijikkan yang sangat kau benci di dunia! Mulai detik ini aku tidak akan peduli lagi dengan mu! Fuck off and stay away from me!"
Hikss
Hikss
"Ya-yak- Kyungsoo-ssi kenapa kau jadi menangis?"
"Ini semua gara-gara mu bodoh! Kenapa kau tega sekali! tidak sepantasnya kau jadi membentak ku?"
"What the- apa maksud mu? Kau yang mendiami ku kenapa aku tidak boleh mengutarakan apa yang kurasakan?"
"Karena yang seharusnya kesal di sini aku bukan kau! Kau tidak mengerti apa yang aku rasakan. Dasar kau manusia hitam brengsek!"
Jongin pun ingin mengamuk mendengar hinaan Kyungsoo tapi dia teringat pesan ibunya yang mengatakan 'Ketika wanita sedang mengamuk sambil mengangis, sebagai seorang pria jangan ikut mengamuk dan memperkeruh suasana karena seorang pria sejati akan bersabar dan mendengarkan keluh kesah wanitanya'
Mungkin Kyungsoo bukan lah wanita tapi kondisinya saat ini lebih parah dari wanita yang sedang menstruasi. Jadi, sebagai pria sejati, Jongin lagi-lagi mengalah dan menahan rasa kesalnya.
"Sepertinya ada yang aku tidak ketahui tentang kekesalan mu pada ku. Jadi mau kah kau masuk ke tempat ku dan menceritakan semuanya?" ajak Jongin dengan suara selembut mungkin.
Kyungsoo pun berhenti menangis mendengar suara lembut Jongin yang mengajaknya untuk berkunjung ke apartemennya. Sebenarnya dia mau-mau saja masuk ke dalam tapi Kyungsoo ingin jual mahal agar Jongin tidak menganggapnya gampangan.
"Di apartemen mu ada makanan apa?" tanya Kyungsoo sambil menghapus air matanya yang berjatuhan. Oke, Jongin akui itu sangat kiyowo sekali.
"Ada roti gandum yang besok akan kadaluarsa"
"Baiklah, tak apa- agar kau berhenti memaksa" Kyungsoo pun seenaknya masuk ke dalam apartemen Jongin seakan-akan itu adalah tempat miliknya.
.
.
.
TEASER 2:
"Kau mencariku Mr. Park?" seorang Pria tampan dengan setelan rapi masuk ke dalam ruangan Chanyeol.
"Yak- hyung jangan bercanda. Berhentilah berbicara formal dan aku sedang tidak ingin bercanda"
Pria yang bernama Lee Seungri tertawa mendengar perkataan bos besarnya yang berbicara sambil merenggut. Sepertinya Chanyeol benar-benar sedang tidak dalam mood untuk bercanda.
"Oke... oke..., Park Chanyeol yang terhormat ada apa kau memanggil ku?" tanya pria yang menjabat posisi legal di PCY Entertainment dan juga pengacara pribadi Chanyeol.
"Hyung, ada yang ingin aku tanyakan. Selama ini kita hanya merekrut artis yang belum terikat kontrak dengan agensi lain ataupun sudah habis kontrak dengan agensi tempat mereka berada. Tapi bagaimana jika kita ingin merekrut artis yang masih terikat kontrak dengan agensinya?"
"Jika dia masih terikat kontrak kita tidak bisa melakukan apa-apa kecuali jika sang artis meminta agensinya untuk melepasnya dan mereka mengesampingkan kontrak mereka. Bisa juga jika kita melakukan negosiasi pada agensi tersebut, maksudnya dari sisi kita harus memberikan sesuatu yang menguntungkan untuk agensi tersebut karena mereka akan kehilangan salah satu artis mereka, misalnya dengan memberikan uang atau melakukan pertukaran artis" Seungri menjelaskan pada pemilik PCY Entertainment yang mendengarkannya dengan wajah super serius.
"Aku tidak ingin menukar artis-artis ku yang berharga dan menderita di agensi itu. Sialnya lagi mereka tidak ingin uang!" ucap Chanyeol sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Kalau begitu tidak ada yang bisa kita lakukan, kecuali menunggu untuk artis tersebut habis kontrak atau di depak dari agensinya. Tapi, jika sang artis menyalahgunakan kontraknya pun akan merugikan kita karena artis tersebut tersangkut masalah hukum. Pastinya agensi tersebut akan menemukan celah untuk menyalahkan kita dan menjatuhkan agensi ini. Anyway, agensi mana yang sedang kau bicarakan? Sepertinya kau frustasi sekali" Seungri terkekeh melihat ekspresi kesal Chanyeol. Tapi beberapa detik kemudian wajah Chanyeol berubah seperti baru mendapatkan ide cemerlang.
"Hyung! Apa kau pernah melakukan Blackmail?"
.
.
.
TEASER 3:
Sehun memasuki kamar Luhan. Hatinya terenyuh melihat Luhan yang masih saja termenung di atas tempat tidurnya. Sehun menghampiri sosok yang sedang merebahkan tubuhnya dengan posisi miring dengan sorot mata kosong. Dia pun duduk di samping tempat tidur dan tangannya bergerak mengelus rambut halus Luhan.
"Lu, kau belum makan-"
"Aku tidak lapar Sehun-ssi"
"Kau akan sakit kalau begini"
"..."
"Oke, apa ada yang kau ingin kan?"
"Aku ingin Baba, Sehun-ssi. Bisa kah kau menghubungi Baba ku?"
Sehun pun mengangguk menjawab pertanyaan Luhan. Berhubung dia tidak mempunyai nomor Dengchao, Sehun mengambil ponsel Luhan yang terletak di atas nakas. Dia pun berpikiran jika Dengchao yang berbicara dengan Luhan mungkin saja anaknya akan menurutinya untuk makan karena Sehun benar-benar khawatir saat ini. Sehun mulai mencari kontak Degchao di ponsel Luhan yang untung saja ponsel Luhan memang tidak di kunci dan memudahkan Sehun untuk membuka ponselnya tanpa mengganggu Luhan. Sehun pun mulai menyentuh layar ketika menemukan kontak dengan nama 'DADDY'. Sehun menaruh ponsel Luhan di telinganya dan menunggu deringan panggilan tersebut untuk terjawab.
"Ba-"
"Hey my sexy baby tumben sekali kau menelpon ku"
Sehun pun menjauhkan ponsel pintar milik Luhan dari telinganya ketika seseorang menjawab dengan nada seduktif. Luhan kini melihat Sehun yang raut wajahnya sedang syok. Mata Sehun bergantian melihat ponsel Luhan lalu sedetik kemudian melihat Luhan yang menatapnya.
"A-ada apa?" tanya Luhan keheranan.
"Hey Sexy, kenapa kau diam saja? Apa kau sedang terangsang dan merindukan pen-"
Pip
Sehun langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak. Jelas sekali itu bukan ayah Luhan. Baba Luhan tidak memberikan tanda-tanda dia mempunyai kelainan jiwa.
"Se-sepertinya aku salah menelpon" ucap Sehun dan Luhan merentangkan tangan kanannya memberikan isyarat agar Sehun menyerahkan ponselnya.
"Bisa kah kau keluar? Aku butuh privasi berbicara dengan ayah ku"
Sehun kembali mengangguk menuruti permintaan Luhan. Dia pun keluar dari kamar Luhan tetapi pikirannya masih terbayang-bayang siapa sosok 'DADDY' yang ada di kontak Luhan dan berbicara seduktif dengannya.
Apakah ada pria lain yang tidur dengan Luhan selain Kim Jongin?
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
AN:
HOLAAA SAYA KEMBALI LAGI DENGAN REPOST... HAHAHA... :P
Maaf yaa gw repost chapter ini masih dengan isi berita duka klo si kucing embul Luhan mati kayak di dunia nyata. Hikkkss... dasar kau pembunuh kedzaam! Hati-hati aja di hajar Om Thehun klo ketahuan! huh...! TT_TT
Adakah yang bisa nebak chapter berikutnya kayak apa? hehehe...
Hayoo siapakah sosok 'DADDY' Luhan? Kayanya kalian tau nih siapa orangnya... hahaha...
Sesuai permintaan kalian di review ataupun DM aku bakal ceritain kenapa dedek Ucoo benci pake banget sama bang Kai.. hohoho tapi apakah ada sesuatu yang terjadi di Jeju? Dan sama seperti AN sebelumnya, haruskah aku bikin skandal KaiSoo? Tapi apa ya? hahahha..
Apakah yang dimaksud Chanyeol itu Baekkie kita? Akankah dek Baekhyun pindah agensi? Hihihihi.. Btw aku sengaja bikin Seungri jadi pengacaranya Ceye abis kayaknya cocok sama tampangnya yang terlihat cerdik dan jago debat hahahha..
Terima kasih review kalian untuk chapter ini dan yang belum baca semoga suka dengan chapter ini yaa.. ^^
Semoga weekend kalian menyenangkan! :D
Wassalam