COMFUSED

Disclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warning : AU,OOC,TYPO,DLL….

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Drama, dll

.

.

Enjoy story

.

.

.

Keberangkatan kereta api tujuan Tokyo akan segera berangkat. Panggilan terakhir untuk penumpang…

Drap….drap…drap…
'Sial! Aku hampir terlambat' umpat seorang pemuda. Setelah berhasil berlari mengejar kereta api tujuan Tokyo. Nama pemuda itu adalah Namikaze Naruto. Rambut pirang dan tiga garis di pipinya menjadi salah satu keunikan putra sang Namikaze, pemilik toko kue Bread's Yum di Konohagakure. Yang merupakan salah satu toko kue paling diminati di Konohagakure dari berbagai kalangan.

Nampak Putra Namikaze sudah duduk tenang dengan white shirt dan celana jeans yang melekat dengan sangat serasi di tubuh atletisnya. Sambil memakai Headset hitam, Dia mengotak-atik smarphone di tangannya dan tentu saja tidak memperhatikan keadaan sekitar. Perjalanan berlangsung selama tiga puluh menit.

Another side…

Di dalam kereta yang sama tujuan Tokyo,dua gadis sedang berusaha untuk mencari posisi nyaman. Kenapa tidak, mereka harus terjepit diantara keramaian di dalam kereta api.

"Hinata, apa kubilang samamu. Lebih baik kita naik keberangkatan berikutnya." Ucap seorang gadis berambut pirang.

"Ino, aku tidak mau terlambat yang kedua kalinya. Kemarin juga seperti itu kan." Jawab gadis yang bernama Hinata itu.

Ino itu hanya merenggut.

"Okay Hinata. Sepertinya aku tidak bisa mengikuti peraturanmu terus. Besok kita berangkat beda jadwal saja." kesal Ino. Mendengar renggutan sahabatnya, Hinata hanya bisa diam. Memang Hinata sudah sangat terbiasa dengan sikap Ino yang terlalu blakblakan.

Perjalanan berlangsung sunyi diantara kedua insan. Dan tentu saja tak sunyi mengingat itu di dalam kereta api. Setelah menunggu sekitar tiga pulub menit, akhirnya sampai juga di Kota tujuan.

Setiap orang keluar dengan bawaan masing-masing. Termasuk Ino dan Hinata.

Naruto side…

Sempat tertidur sekitar sepuluh menit, sang Namikaze terbangun dari tidurnya dan segera bangkit untuk bergegas keluar dari bussines class di dalam kereta api. Setelah mematikan semua alat electronic miliknya, dia bergegas untuk keluar.

Normal POV

Hiruk pikuk keramaian sekitar stasiun kereta api. Orang pergi dan orang berdatangan. Setiap hari seperti itu. Posisi kedua gadis yang masih saling diam tanpa bicara padahal berjalan sama. Tiba-tiba dengan suara melengking Ino,

"NARUTO!" teriak Ino. Akan tetapi insan yang dipanggil belum juga menyahut.

"NARUTO!NARUTO!" teriak Ino lagi.

Akhirnya nama yang dipanggil menoleh juga. Naruto segera berjalan menuju Ino.

" hey, Ino. Apa kabar?" tegur Naruto sambil berjalan memeluk Ino. Ino membalas pelukan Naruto. Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang Long Distance Relationship. Hinata hanya melihat dalam diam dan menginterupsi,

"errrr….I-Ino. Aku pergi duluan ya." Sahut Hinata dengan agak canggung. Ino langsung melepas pelukan Naruto dan segera menarik tangan Hinata untuk tetap di tempat.

"Hinata, perkenalkan. Dia Naruto Namikaze. Temanku waktu SMA. Tapi dia sok-sok an kuliah di luar negeri." kata Ino dengan memberi penekanan di bagian kata 'sok-sok an'.

"Sa-salam kenal Namikaze-san. Hinata Hyuuga desu." Ucap Hinata berusaha bersikap biasa dengan orang baru, tapi yang datang adalah kegugupannya.

Naruto hanya melihat Hinata sekilas dan menatap Ino seolah-olah meminta penjelasan.

" , kau tidak usah heran dengan kegagapan Hinata. Dia memang sedikit tidak waras." Kedip Ino ke Hinata.

"Ino!" balas Hinata.

"Oh ya. Salam kenal Hyuuga. Senang bertemu denganmu." Balas Naruto kemudian dengan cengiran khasnya. "Ino, kamu mau pergi kemana?" tanya Naruto kemudian kepada Ino. Seolah-olah tidak tertarik dengan kehadiran Hinata.

"Aku buka butik di perfektur Nagoya Naruto-kun. Kapan-kapan kau harus berkunjung ya." Ucap Ino sambil mengedipkan matanya.

Naruto tersenyum ."Tentu Ino. Aku akan meluangkan waktu ku untukmu" balas Naruto.

Ino tersenyum. Senyum yang tidak biasa menurut Hinata. Naruto dan Ino berpandangan secara intens. Hinata segera menginterupsi, " errr…. Ino, sepertinya kita harus pergi."

" Hyuuga, bisa kau tinggalkan aku dan Ino sebentar? Aku akan mengantarnya ke tempat yang mungkin akan kalian kunjungi." Ucap Naruto.

"ti-tidak usah Naruto-kun. Kita akan bertemu lain kali saja. Aku janji. Ini kontak ku. Ku harap kau mengerti." Ucap Ino, tiba-tiba ketularan gagap dari Ino.

"Ino, atau tidak aku akan mengantarmu dengan temanmu. Mobilku akan segera datang." Sahut Naruto tidak mau kalah.

"Naruto-kun, aku akan mengadu pada Sai kalo kau semakin pemaksa setelah dari luar negeri." Ucap Ino dengan wajah cemberutnya. Yang menurut Naruto membuat Ino semakin manis.

"Baiklah, Ino-chan. Aku akan mengalah kali ini. Tapi jangan lupa menghubungiku nanti. Karena aku sudah sangat merindukanmu." Ucap Naruto dengan cengirannya.

" emm, ya.. NA-RU-TO-kun."

"Baiklah Ino. Aku pergi ya." Ucap Naruto dan…

Cup…

Naruto mengecup kening Ino. Dan segera berlalu dari pandangannya. Ino kaget. Hinata juga kaget dan berkedip dan…

"Ino, Aku sudah terlambat lagi." Sadar Hinata.

"ohh Hinata-chan. Maafkan saya lagi. Aku lupa~"

Keduanya segera bergegas menuju pekerjaan bekerja di toko bunga "Bintang". Dan Ino mengurus cabang butiknya di Tokyo. Memang strata social antara Ino dan Hinata sangatlah berbeda. Mereka adalah teman kuliah di Keio university. Hinata dan Ino beda jurusan tetapi sering bertemu di club university yang diminati keduanya, yaitu menulis. Akan tetapi Ino tidak melanjutkannya lagi setelah mendapat warisan butik yang dikelola kedua orang tuanya. Dia diberi kesempatan mengelola cabang, setelah lulus kuliah. Jadi, dia sengaja memilih di sekitaran Tokyo untuk bisa bersama Hinata lagi. Hinata berasal dari keluarga biasa. Dia adalah gadis yang berasal dari desa Sunagakure. Dia mengandalkan beasiswa di universitas Keio. Dia merantau dan memutuskan untuk tinggal di Konohagakure. Supaya lebih dekat dengan Tokyo. Hinata memilih bekerja di toko bunga, karena dia ingin mendirikan toko bunga miliknya sendiri. Disamping menjadi karyawan toko bunga, Dia mengisi waktu luangnya dengan menulis.

Hinata segera bergegas ke toko,

"Maaf. Saya terlambat lagi." Ucap Hinata.

"Baiklah. Gajimu kupotong 5 yen." Ucap Kyuubi yang notabene adalah pemilik toko bunga "Bintang". Perlu diketahui, kenapa Hinata memilih toko bunga ini. Karena yang berkunjung ke toko bunga ini adalah orang-orang dari kalangan menengah ke atas. Itulah mengapa Hinata rela sebagai karyawan disini. Dan tentu saja bekerja di bidang penanaman dan perawatan bunga di taman. Karena Hinata menggeluti jurusan Biologi di masa mahasiswanya.

Hinata hanya pasrah. Dia segera ke loket dan bersiap-siap untuk bekerja.

.

.

.

.

.

Naruto segera melangkahkan kakinya di gedung tinggi menjulang milik Uchiha Corp. Dengan pakaian yang biasa, tak mengurangi ketampanannya. Banyak gadis muda yang berusaha menarik perhatiannya sembari Dia lewat. Dia segera menuju ruang recepsionist,

" Permisi, saya mau betemu dengan Uchiha Sasuke. Apa dia ada nona?" tanya Naruto.

"maaf tuan. Tuan Uchiha sedang ada rapat."

"atau tidak tunjukkan ruangannya, aku akan segera ke dalam ruangannya."

"maaf tuan, Tuan Uchiha sedang….."

"Payah!"

Naruto tak lagi mendengarkan kata recepsionist. Dia segera berjalan menuju lift. Setelah ada sebuah ruangan yang memang berbeda dari ruangan lainnya, Naruto yakin bahwa itu pasti ruang Sasuke.

Naruto segera masuk, tetapi dilarang oleh satpam disana.

'Sasuke, sejak kapan kau jadi orang lemah.' Umpat Naruto dalam hati.

"Maaf Pak. Tuan Sasuke sedang tidak bisa diganggu." Kata satpam nya.

"Saya sudah berjanji akan bertemu dengannya hari ini." Ucap Naruto dengan santai.

"Maaf tuan, tapi tuan Sasuke…"

"SASUKE! KAU KELUAR! AKU NARUTO SEJAK KAPAN KAU DIJAGA TERUS TEME SIALAN!" teriak Naruto degan suara lantangnya. Habis sudah kesabarannya.

Tak muncul juga…..

Beberapa menit kemudian….

"Dobe, apa yang kau lakukan disini?" ucap Sasuke.

Satpam segera melepaskan Naruto dan minta maaf.

Naruto segera masuk ke ruang kerja Sasuke. Dan melihat seorang wanita sexy disana. Mengerti maksud Naruto, Sasuke menyahut, "Dia sekretarisku dobe."

"wow~ kau pintar memilih sekretaris Teme." Teriak Naruto.

"Hn. Kau boleh pergi." Ucap Sasuke kepada wanita yang dibilang sebagai sekretarisnya.

"Hn. Ada apa ?" tanya Sasuke ke Naruto.

" Wew~ kau tidak rindu dengan teman masa kecilmu ini Bro,"

"Hn," balas Sasuke cuek dengan kertas yang masih setia di matanya. Kacamata Sasuke menambah kesan maskulinnya.

Naruto duduk di sofa yang ada di ruangan Sasuke. Dia menengadah ke langit-langit ruangan bernuansa biru. Tiba-tiba Naruto berucap,

"Sasuke, Ino…. Semakin sexy dan dewasa ya."

Tiba-tiba Sasuke menghentikan kegiatan bergumul dengan kertas di tangannya.

.

.

.

.

.

.

TBC

Kepanjangan banget ya

Ini cerita multichapterku yang pertama. Mohon bantuannya senpai-senpai sekalian dengan mereview ^^

Terima kasih banyak, see you next chapter. ^^V