"Hyung" panggil seorang namja berdimple dan bersurai agak keabuan yang kini duduk bersila dihadapan namja berkacamata -yang tengah duduk membaca buku Astronomi.

Namja yang dipanggil 'Hyung' tersebut mendongak dan mendapati namja berdimple tersebut memakai bando telinga kucing yang menggemaskan. "Hm? kenapa sayang?"

"Apa aku imut?" tanya namja berbando tersebut, segera saja namja berkacamata atau bisa kita panggil Seokjin itu mengulurkan tangannya dan mengacak rambut istrinya- ya, namja berbando itu adalah istrinya.

"Astaga sayang, bagaimana aku bisa konsentrasi jika kau terus terusan bertingkah imut seperti ini, Namjoonie?"

"Ugh- aku merindukanmu hyung." kata namja- ah panggil saja Namjoon agar lebih singkat. Seokjin hanya tersenyum dan melanjutkan bacaannya, membuat namja manis itu kesal dan mendekatkan diri ke tubuh suaminya.

"Hyunggg..." ujarnya dengan tampang memelas, badannya berusaha duduk dipangkuan sang suami namun ditepis oleh yang lebih tua. "Aku masih banyak pekerjaan sayang... sehabis ini kita keluar ne?"

Namjoon mengerucutkan bibirnya. "Hyungieeeee..." kini ia beralih duduk dibawah sambil melesakkan tubuhnya menuju kukungan Seokjin yang saat ini meletakkan kedua tangannya di meja. (bisa bayangin kaga?:'v)

Seokjin menghela nafas, "Kim Namjoon, duduklah dengan tenang. Aku tidak bisa konsentrasi jika kau seperti ini."

Namjoon merasa ditolak, ia beringsut mundur dari Seokjin dan mengerucutkan bibirnya lagi. Matanya sudah mulai tergenang air yang nampaknya akan meluncur indah sedikit lagi.

Dan benar saja, "Huweeeee... Nappeun! Seokjin hyung nappeun! Nappeun!"

Namjoon berguling-guling di atas lantai sambil terus merengek dan menggerutu. Seokjin yang mulai terpecah konsentrasinya akhirnya mengalah dan menghampiri Namjoon setelah sebelumnya menghela nafas terlebih dahulu.

Ia memeluk tubuh sang istri kemudian mengangkat dagu namja manis dipelukannya, "Sayang, hey... lihat aku."

Namjoon masih menangis, namun sudah tidak berguling-guling. Ia menatap namja yang selama setahun ini menyandang status sebagai suaminya dengan mata sembab.

Seokjin mengecup kedua mata sang istri kemudian mengelus pipinya dengan sayang, "Sayang, aku janji sehabis aku menyelesaikan tugas sialan itu aku akan menemanimu kemanapun kau mau... tapi biarkan aku menyelesaikannya dulu, arrachi?"

Namjoon menganggukkan kepalanya kemudian memeluk Seokjin, "Mianhae, aku kekanakan..."

Seokjin tersenyum, dan membalas pelukan tersebut disertai elusan dikepala sang istri, "Gwenchana, kau imut saat seperti itu..."

Namjoon mengangkat kepalanya dari pelukan Seokjin, kemudian mengecup sekilas bibir Seokjin, "Sayang hyungiie..."

Seokjin terkekeh pelan, "Sayang kamu jugaa..."

-End-