Naruto © Masashi Kishimoto

Like a True Love © Haruka Ryokusuke

...

...

...

...

Dia.. adalah orang gila yang selalu pergi dengan sebuah notebook berwarna merah jambu. Mungkin ia akan terlihat lebih cantik dengan buku catatan sebesar 17 centimeter itu, tapi ayolah, apakah tidak ada tempat yang lebih baik untuk menyimpan catatan itu dari pada mengalungkannya? Dia terlihat begitu bodoh dengan kehadiran buku catatan yang lebih terlihat seperti diary itu, benar-benar bodoh.

Tapi, percaya tidak percaya, dia adalah orang terjenius yang pernah kukenal—aku memang mengenalnya. Dia gadis yang paling mencolok di antara gadis-gadis satu angkatan di bawahku.

Apa? Gadis?

Ya, dia adalah seseorang berkelamin perempuan yang akan selalu memakai midi skirt kemanapun ia berada, terlihat begitu rapi dengan kemeja cerah yang selalu ia masukkan ke dalam rok berbahan kaku itu dan sebuah dockside yang selalu memiliki warna yang sama dengan roknya. Apalagi rambut panjangnya yang akan selalu ia kepang satu. Aku bosan melihat rambutnya, tapi, aku tak pernah bosan melihat senyumannya.

Apa aku mengatakan sesuatu?

Aku berbicara banyak tentang gadis itu, jadi kuharap tak ada satupun yang berpikir jika aku memiliki perasaan terpendam kepada gadis itu. Tapi kumohon, jangan tertawa jika aku berbicara kelewatan tentang gadis itu, karena gadis itu lah yang selalu membuatku tak terkontrol. Ditambah kita sering berpapasan di kampus.. dulu.

Gedung fakultas kita memang berbeda, aku mahasiswa jurusan biologi sedangkan dia mahasiswi kedokteran. Lucu sekali ketika aku mengatakan kita sering berpapasan, tapi memang benar, tanpa sengaja kita selalu bertatap muka saat berada di kantin, taman, maupun koridor. Salah satu di antaranya aku sengaja melakukannya—seperti membuntutinya. Itu memalukan, jadi jangan dibahas lagi.

Dia memang bukan gadis yang populer karena kesexyan atau mungkin talenta di bidang yang diminati banyak mahasiswa, seperti; club pecinta alam contohnya. Dia populer karena kejeniusannya, kecerobohannya, keceriaannya, kesupelannya dan cukup sampai di situ karena dia memang populer dari banyak kelebihannya.

Tapi tak banyak juga mahasiswa atau mahasiswi yang mengejeknya, seperti; si Bodoh berkalung diary, si Pinky gila, Albert Einstein junior, Copyan Tsunade Senju—baiklah, dua di antaranya adalah pujian.

Aku tak pernah mengejeknya—sekalipun tak pernah, karena aku tak memiliki cukup nyali untuk menyapanya, kurasa itu langkah awal untuk bisa mengejeknya dengan lihai dan itu bukan caraku. Terlebih aku bukanlah tipe lelaki yang suka mendekati perempuan dengan cara picisan seperti itu. Membiarkan perempuan itu kesal dengan kelakuannya, hingga mereka akan memikirkan kita. Rendahan. Kurasa kemampuan lelaki sekarang sudah turun pangkat, mengingat telah merajalelanya para perempuan yang menyatakan perasaannya terlebih dulu.

Dan kenyataannya, aku termasuk dalam pria rendahan itu. Tapi biarkan aku menceritakan kisah cintaku yang sama sekali belum pernah kurasakan selama 25 tahun hidupku.

27/03/2019

Uchiha Sasuke.

...

...

Tbc

...

...

a/n : Kratak! Boom! Kratak-kratak-kratak! *suara mercon*

oke, ini garing banget, wes ngerti kok :3 fiksi ini bukan diambil dari tulisan tangan Sasuke, maksudnya isi setiap chapnya bukan tulisan italic yang menjorok ke kisah Sasuke sehari-hari, dan bukan cuma dari sudut pandang Sasuke. sudut pandang Sasuke Cuma diambil buat prolog aja, selebihnya.. tungguin ya! :D

Review?

Sign,

HR.