Tittle : Your Sperma

Main Cast : Lu han, Oh Sehun

Rate : M

Warning : Typo? Biasalah..

Cerita pasaran, alur berantakan, membosankan maklum masih belajar.

Luhan jalan mondar mandir sambil menggigit kukunya. Luhan bahkan mengabaikan handphonenya yang berdering dari tadi. Luhan mengacak rambutnya frustasi. Handphonenya sudah tidak berdering lagi seperti tadi. Luhanpun menghela nafasnya dan duduk di ranjang sambil melihat handphonenya 20 panggilan tak terjawab

"Baekhyun sialan" gumam luhan. Luhanpun membaringkan tubuhnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Luhan memejamkan matanya sejenak dan menghembuskan nafasnya.

Ddrrrttt dddrrtt

Luhan kemudian mengambilnya handphonenya dan melihat ada pesan masuk. Pasti dari baekhyun pikirnya.

From : baekhyun genit

Hei.. Kenapa tidak menjawab telponku eoh? Kau sudah mendapatkannya?

"Dapat apanya coba?" Gumam luhan dan berdiri sambil melempar handphonenya ke ranjang dan berjalan ke dapur. Tiba-tiba tenggorokkannya terasa kering. Luhan mengambil botol dari kulkas dan segera menuangkannya ke gelas. Sepertinya Luhan harus minum air banyak-banyak agar dia fokus. Luhanpun minum dan merasakan air melewati tenggorokannya.

"Segarnya.." Kata Luhan dan meminum kembali. Tiba-tiba...

"LUHAAAAAAAAAAAN" Teriak seseorang dengan suara yang cempreng. Luhanpun terkejut dan tersedak karena teriakan itu. Luhan memukul dadanya sambil terbatuk-batuk.

"Hei Kau kenapa?" Tanya Baekhyun sang pelaku yang membuat Luhan tersedak. Baekhyun segera membantu Luhan dengan memukul punggung Luhan pelan.

"Gara-gara teriakan jelekmu aku hampir mati" kata Luhan ngos-ngosan. Baekhyun hanya nyengir sok imut.

"Mian kkkk~... Dan ngomong-ngomong kau sudah mendapatkannya?" Tanya baekhyun.

*flashback*

"Baiklah anak-anak pelajaran sampai disini. Dan minggu depan kita meneliti dan kalian harus membawa apabila kalian tidak membawanya kalian tidak akan lulus" kata Dosen.

Mahasiswa hanya menganggukkan kepalanya dan mereka berfikir pasti sangat mudah.

"Kalian harus membawa sperma" kata dosen tegas.

"Mwo?" Teriak mereka kompak.

"Aku sudah membagi kelompoknya. Jika kalian ingin tahu kelompok kalian tanyakan pada Suho" kata Dosen sambil memberikan Suho secarik kertas dan segera keluar dari kelas.

Yang lain segera menghampiri Suho dan menanyakan kelompoknya. Luhan sendiri hanya duduk diam dan menghela nafasnya. Praktek macam apa ini? Kenapa harus meneliti sperma? Pikir Luhan. Seseorang datang dan duduk disebelahnya. Luhan sudah menebak itu siapa.

"Luhan yang cantik kita satu kelompok dengan kyungsoo dan Yuri" kata Baekhyun. Luhanpun melirik baekhyun yang memasang wajah seperti anak-anak.

"Benarkah? Apakah tidak ada namja dikelompok kita?" Tanya Luhan dan Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya.

"Sial. Dosen botak sialan" gumam baekhyun. Kyungsoo, yuri dan Luhan yang mendengarnya hanga menggelengkan kepalanya.

"Yuri kau yang membawa sperma ya?" Kata Luhan sambil menatap Yuri dengan memasang wajah memelas Yuri langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak mau. Aku tidak punya saudara laki-laki"

"Baiklah kyungsoo kau yang membawa sperma"

"Mwo? Aku? Tidak. Kau tahukan aku anak tunggal dan aku tidak pernah dekat dengan namja" luhan lagi-lagi menghela napasnya.

"Hei baekhyun kau yang paling genit dan punya namja chingu. Kau yang harus bawa spermanya" kata Luhan

"Tidak mau. Aku tidak sudi sperma Chanyeol diteliti. Lebih baik aku telan sperma itu. Pasti enak" Kata Baekhyun sambil menjilat bibirnya. Luhan segera menjitak kepala baekhyun dengan keras.

"Yaaak apa salahku? Kenapa kau menjitakku" kata Baekhyun dan mengelus kepalanya.

"Luhan kau saja yang bawa sperma aku tahu kau punya tetangga yang sangat tampan dan dia juga sangat menyukaimu. Pasti dia rela memberikanmu spermanya" kata Baekhyun. Kyungsoo dan Yuri yang sedari tadi diam menatap baekhyun yang berbicara tanpa suara. Kyungsoo dan Yuri hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Baiklah kita sudah putuskan Luhan yang membawa sperma" kata Baekhyun.

"Aku pergi dulu/aku harus menjemput adikku" kata Kyungsoo dan Yuri bersamaan dan segera pergi meninggalkan Luhan dan Baekhyun.

Luhan menatap Baekhyun dengan tajam, ingin rasanya Luhan menonjok wajah Baekhyun sampai bonyok tapi tentu saja luhan tak akan melakukan itu karena luhan masih sayang dengan nyawanya dan terlebih lagi Baekhyun adalah sahabatnya.

"Kau yang bawa oke? Aku harus pergi. Chanyeol menungguku" kata Baekhyun dan meninggalkan Luhan di kelas. Luhan mengacak rambutnya frustasi dan menenggelamkan wajahnya di meja.

"Aku harus dapat sperma darimana?" Gumam Luhan

*flashback end*

"Hei Luhan. Aku bertanya kau sudah mendapatkan spermanya? Kenapa diam saja? Besok kita sudah harus membawanya" kata Baekhyun

"Diamlah. Tenang saja aku akan membawanya. sekarang keluar dari apartemenku. Chanyeol sudah menunggumu di ranjang" kata Luhan dan mendorong Baekhyun sampai dipintu apartemennya.

"Ingat Luhan besok bawa spermanya jika tidak kita bisa ma-"

Blaam

Belum selesai Baekhyun berbicara Luhan menutup pintunya. Malas mendengar celotehan baekhyun. Luhan mendengar suara pintunya ditendang. Pasti baekhyun yang menendangnya

"Rasakan itu" kata Luhan sambil terkekeh.

Luhan melirik jam yang menempel di dinding.

"Oh tidak. Aku tidak boleh melewatkannya" pekik Luhan dan berlari ke ruang tengah.

Tok tok tokk!

"Sial. Tidak bisakah orang melihatku tenang dulu." Umpat Luhan dan segera membuka pintu.

"Hai noona." Sapa Sehun setelah Luhan membuka pintu.

"Iya. Ada apa?" Tanya Luhan.

"Kau membutuhkan sesuatu kan? Apa yang bisa ku bantu?" Tanya Sehun tanpa menjawab pertanyaan Luhan. Luhan yang mendengarnya mengernyitkan alis.

"Apa maksudmu?" Tanya luhan dengan ekspresi kebingungan.

"Baekhyun noona bilang kamu membutuhkan bantuanku. Apa yang bisa ku bantu noona?" Tanya Sehun lagi dan lagi.

"Baekhyun sialan" gumam Luhan. Luhan menatap Sehun, tidak mungkin Luhan meminta spermanya. Sehun masih sekolah dan Sehun tampaknya sangat polos apalagi Luhan tidak akrab dengan Sehun walaupun mereka tetangga.

"Baiklah Sehun" luhan segera menarik tangan Sehun dan mengajaknya duduk di ruang tengah.

"Silahkan duduk Sehun. Kamu ingin minum apa?" Tanya Luhan saat Sehun duduk di sofa.

"Cukup air putih saja noona" kata sehun sambil tersenyum. Luhan yang melihat senyumannya Sehun jadi malu dan tak tega. Luhan segera ke dapur meninggalkan Sehun. Jantung luhan berdegup kencang.

Setelah dari dapur mengambil air putih dan snack untuk Sehun.

"Ini untukmu Sehun" kata Luhan sambil menyodorkan segelas air putih dan menyimpan snack di meja.

"Terima kasih noona" Sehun segera meminumnya sampai habis. Yaah sehun akui dia memang sangat haus.

"Se.. Sehun-ah" kata Luhan pelan dan gugup sambil duduk di samping Sehun.

"Kau bisa Luhan. Kau pasti bisa. Demi nilai" kata Luhan tentu saja dalam hati.

"Iya nuna?" Kata Sehun dan menatap mata Luhan. Yang ditatap menggaruk tengkuknya sambil mengalihkan pandangannya.

"Bi-bisakah kamu membantuku? Bisakah aku.." Tanya Luhan sambil meremas jarinya.

"Katakan saja nuna. Aku bersedia membantumu" sambil mengusap punggung Luhan bermaksud menenangkan Luhan.

Luhan menarik nafasnya dan menghembuskan pelan. Luhan melakukan itu beberapa kali sampai mentalnya cukup kuat(?).

"Bi-bisakahakumemintaspermamu?"kata Luhan sangat cepat. Sehun menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ulangi nuna. Aku tidak mengerti, nuna bicara dengan sangat cepat"

Luhan menghela nafasnya frustasi. Luhan sangat malu menanyakan ini. Arrrgghh rasanya Luhan ingin melompat dari gedung karena sangat malu.

"Sehun-ah besok aku harus membawa sperma ini semua demi nilaiku. Aku akan tidak lulus Sehun-ah. Jadi mohon bantu aku, tapi bi-bisakah ka-kamu memberikanku sp-spermamu? " Kata luhan yang bicaranya gagap sambil menundukkan kepalanya. Pipi luhan sudah memerah sperti buah tomat saking malunya.

Reaksi Sehun awalnya terkejut tapi sedetik kemudian Sehun menampilkan smirknya.

"Ah begitu." Kata Sehun. Luhan masih menundukkan kepalanya.

"Tatap aku Luhan" Kata Sehun dengan suara yang tegas menurut Luhan. Luhan segera menatap Sehun dengan bibir yang bergetar.

Sehun memegang dagu Luhan sambil mengelus dagu Luhan dengan ibu jarinya.

Jantung Luhan sudah bekerja dengan 2 kali lebih cepat.

"Kalau kau tidak ingin tidak apa-apa Sehun-ah" kata Luhan mengalihkan pandangannya agar tak bertatapan dengan mata Sehun.

"Aku bisa membantumu nuna" kata Sehun senyum licik.

"Benarkah? Terima kasih Sehun-ah" kata Luhan dan memeluk Sehun dengan erat.

"Ah besok jam 1 siang datang ke apartemenku." kata Luhan setelah melepaskan pelukannya.

Sehun hanya menganggukkan kepalanya sambil mengacak rambut Luhan.

"Aku harus pergi nuna" kata Sehun sambil berjalan ke arah pintu yang diikuti luhan dibelakangnya.

"Luhan siapkan dirimu ya" kata Sehun sebelum meninggalkan apartemen Luhan.

"Oke Sehun" kata Luhan dengan nada semangat sebelum menutup pintunya. Tiba-tiba Luhan berhenti menutup pintunya

"Siapkan dirimu? Apa maksudnya?" Gumam Luhan.

"Aah mungkin maksudnya aku harus mendownloadkan dia video porno" kata Luhan sambil tersenyum senang

Luhan sayang kau tidak tahu apa yang Sehun sedang rencanakan saat ini. Dilain tempat Sehun sudah tersenyum senang sekaligus licik

"Akhirnya aku bisa mendapatkanmu"

"Ahh segarnya" kata Luhan sambil mengeringkan rambutnya, dan mengambil piyamanya yang bergambar rusa. Sangat lucu.

Luhan segera mendudukkan bokongnya di ranjang. Luhan menghubungi Baekhyun.

"Halo Luhan. Ada apa?" Tanya baekhyun

"Baek. Dimana kita harus download video porno?" Tanya Luhan to the point

"Oh sekarang kau jadi wanita mesum ya?" Luhan memutar matanya bosan.

"Sudah kuduga kau akan mengatakan itu. Cepat kirimkan aku websitenya atau besok kita akan mati" kata Luhan dengan nada jengkel.

"Kau sudah mendapatkannya? Akhirnya.. Baiklah aku akan mengirimkannya. Sudah dulu aku ada urusan penting"

"Baiklah.." Kata Luhan dan menutup telponnya. Tak lama kemudian handphonennya bergetar menandakan pesan masuk.

Luhan tersenyum membaca pesan dari baekhyun dan segera mengambil laptopnya.

Luhan mulai mengetik website yang baekhyun kirimkan tadi. Luhan menatap layar laptopnya dengan mata melotot.

"Astaga apa ini? Kenapa mereka tidak pakai baju semua?. Akh aku lupa kalau ini situs porno" luhan segera memilih video dengan acak dan mendownloadnnya dengan cepat. Dia tidak tahan melihatnya rasanya ingin muntah.

Luhan menatap pintu apartemennya dengan cemas. Ini sudah jam 1 lewat 15 menit tapi kenapa Sehun belum datang.

"Harusnya aku meminta nomornya kemarin" gumam Luhan dan mengacak rambutnya. Luhan kemudian minum agar rasa paniknya hilang. Tapi karena kepanikannya sampai minum saja dia tidak bisa. Sekarang baju luhan sudah basah karena kecerobohannya.

"Aiissh sialan" umpat Luhan

Tok tok tok

Mendengar suara pintu diketuk luhan segera berlari ke arah pintu dan akan menjewer telinga Sehun karena sudah bikin dia panik. Luhan segera membuka pintu

"Kenapa kau terlambat datang?"

"Maaf nuna, salahkan jalanannya yang macet". Kata Sehun. Sehun menatap Luhan tak berkedip. "Mengapa Luhan sangat seksi hari ini? Dengan pakaian basah? Apa yang dia lakukan sampai pakaiannya basah bahkan aku bisa melihat warna branya"

Sehun segera tersadar dari lamunannya ketika Luhan menarik lengannya. Luhan menarik lengan Sehun sampai di kamarnya. Luhan memberikan Sehun laptopnya, sehun hanya menatapnya sambil menaikkan kedua alisnya tanda tak mengerti.

"Tontonlah videonya agar spermamu keluar. Kau pasti pernah masturbasi kan?" Kata Luhan dengan buru-buru dan segera meninggalkan Sehun sendiri di kamarnya.

Sehun penasaran dengan isi laptop Luhan. Sehun segera memutar video yang dimaksud Luhan tadi dan mulai menontonnya.

Limabelas menit telah berlalu luhan segera memasuki kamarnya dan ingin melihat Sehun apakah dia baik-baik saja?

"Sehun..." Panggil Luhan. Yang dipanggil hanya menatap wajah Luhan dan menatap dada Luhan walaupun tertutupi pakaiannya. Luhan mengalihkan pandangannya karena saat ini Sehun tidak pakai celana.

"Mana spermamu?. Dan pakai celana dulu atau tutupi milikmu." Kata Luhan dengan pipi yang memerah.

"Maaf nuna."kata Sehun sambil menutup penisnya dengan bantal yang berada didekatnya

"Aku tidak bisa mengeluarkannya karena aku tidak terangsang menonton videomu nuna."kata Sehun yang tentu saja bohong. Ini hanya akal-akalannya. Sehun punya rencana yang jauh lebih hebat(?)

"Benarkah? Jadi bagaimana ini? Kau tidak berbohongkan?" Selidik Luhan mencari kebohongan di mata Sehun. Sehun mengalihkan pandangannya dan menggaruk tengkuknya.

"Aku tidak berbohong nuna" kata Sehun sambil memasang wajah polosnya.

"Baiklah bagaimana aku harus membuatmu terangsang?" Tanya Luhan dengan nada frustasi dan duduk disebelah Sehun menampilkan smirknya. "Yeeheet rencanaku berhasil" gumam Sehun licik.

"Nuna harus telanjang di depanku" kata Sehun dengan wajah polosnya-_-.

"Mwo? Apa-apaan itu? Aku tidak mau" kata Luhan dengan kesal.

"Baiklah terserah nuna, nuna juga yang akan tidak lulus bukan aku." Kata Sehun dengan santai. Luhan terlihat berfikir jika bukan karena Dosen botak sialan itu luhan akan menolak mentah-mentah.

"Ba-baiklah. Tapi tutup matamu dulu Sehun-ah" kata Luhan dengan terbata-bata. Sehun dengan semangat 45 menutup matanya. Luhan mulai membuka bajunya dengan tangan yang bergetar.

"Ini demi nilai. Demi nilai Luhan." Luhan menggigit bibirnya karena hawa dingin yang menusuk kulitnya ketika dia sudah tidak berpakaian lagi.

"Sekarang buka matamu" kata Luhan dengan kepala yang menunduk. Sambil meremas pahanya.

Sehun segera membuka matanya dan menatap tubuh indah luhan dari atas ke bawah selama beberapa kali.

"Tubuhmu sangat indah nuna" puji Sehun sambil bersiul.

"Nuna duduklah di kursi itu dan menghadap kepadaku nuna" kata Sehun.

Luhan segera melaksanakan perintah sehun dan duduk di kursi yang menghadap ke sehun. Luhan tidak mau menatap sehun tentu saja karena malu. Luhan juga menyilangkan tangannya di payudara sintalnya dan merapatkan pahanya agar sehun tak melihatnya.

"Tatap aku nuna. Jika nuna ingin berakhir dengan cepat patuhi perintahku" kata Sehun sambil membuka bajunya. Sekarang Sehun seperti Luhan sama-sama telanjang. Luhan segera menatap sehun dan terpesona dengan bentuk tubuh Sehun yang sangat atletis dengan dada yang bidang, lengan yang berotot dan perut yang ber-abs. Luhan ingin menyentuh dan mengelus perut itu.

"Sekarang nuna remas payudara nuna sambil menatap wajahku" kata Sehun yang mengagetkan Luhan.

Luhan meneguk ludahnya kasar. Dia menggigit bibirnya dan melakukan perintah Sehun. Luhan awalnya meremas payudaranya dengan pelan.

"Eungghh~" desah Luhan ketika meremas kuat payudaranya. Sehun melihatnya dan mendengar desah luhan segera menggenggam kejantanannya dan mengurutnya dengan pelan sambil menyaksikan Luhan.

Luhan masih dengan kegiatannya yaitu meremas payudaranya bahkan sekarang luhan sudah memainkan nipplenya sendiri. Luhan mulai terangsang akibat permainannya sendiri. Luhan memejamkan matanya menikmati remasan dipayudaranya sendiri, nafasnya sudah tidak beraturan bahkan wajahnya sudah memerah karena horny.

Luhan merasakan vaginanya gatal dengan mengikuti nalurinya segera mengangkang lebar di depan Sehun. Luhan mulai menggesekkan jari tengahnya di vaginanya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi dengan kepala yang mendongak

"Aahh~" luhan terus menggesek jari tengah di klitorisnya dengan kecepatan sedang dan meremas kuat payudaranya.

"Sshh.. Mmhh~ Aahh.. Ahh... Ahmmpphhh" Luhan segera membuka matanya dan menatap Sehun yang sudah melumat kasar bibirnya. Luhanpun mengalungkan tangannya di leher sehun dan membalas lumatan sehun dengan tak kalah ganas.

Sehun menghisap kuat bibir Luhan sambil mengalungkan kaki Luhan di pinggangnya dan meremas kuat pantat Luhan.

"Mmpphh~" Sehun saat ini sudah menggendong Luhan dan masih meremas pantat Luhan. Sehun memasukkan lidah di dalam mulut Luhan dan mengabsen satu persatu gigi luhan. Sehun membawa Luhan ke ranjang, dan membaringkan Luhan di ranjang sambil mengajak lidah Luhan berperang. Lidah mereka saling melilit, saliva mereka sudah bercampur dan menetes di dagu Luhan. Sehun mulai menghisap lidah Luhan dan meremas kuat payudara Luhan. Luhan merasakan kehabisam oksigen, luhan segera memukul dada Sehun agar melepaskan tautan mereka. Untung saja Sehun peka dengan pukulan Luhan. Sehun melepaskan ciuman mereka dan menatap Luhan sambil mengatur nafasnya.

"A-apa itu tadi?" Tanya Luhan dengan pertanyaan bodohnya.

"Aku sudah terangsang. Dan lihat penisku sudah mengacung tegak" kata Sehun menggesekkan kejantanannya di paha Luhan sambil memejamkan matanya. Luhan tersenyum melihatnya, diapun mendorong dada Sehun dan mengambil botol untuk menampung sperma Sehun. Sehun menggeram kesal dan duduk di ranjang sambil meremas kejantanannya sendiri. Luhan berdiri di hadapan sehun dengan handuk yang melilit di badannya.

"Sekarang kamu sudah terangsang masukkan spermamu disini ya" kata Luhan sambil memberikan Sehun sebuah botol.

"Tanganku lelah Luhan. Kau saja yang lakukan" kata Sehun dengan wajah memelas dan wajah yang mesum(?)

Luhan menggigit bibirnya dan melirik jam yang menempel indah di dinding sial ternyata sudah pukul dua. Ia tak boleh membuang waktu

"Ck. Baiklah" luhan segera jongkok dihadapan Sehun tapi ditahan oleh Sehun. Luhan memandang Sehun dengan tatapan bertanya.

"Sebentar lu." Bahkan sekarang Sehun sudah tidak memanggil Luhan dengan embel-embel nuna. Sehun bersandar di kepala ranjang sambil melebarkan pahanya

"Sekarang lakukan Lu." Perintah Sehun. Luhan segera naik di ranjang dan mendekatkan wajahnya dengan kejantanan Sehun yang mengacung tegak.

"Besar sekali" gumam Luhan. Luhan kemudian memegang kejantanan Sehun dengan dua tangan.

"Ahh~ kocok lu. Remas dia. Cepatlah" perintah Sehun lagi dengan nada frustasi. Luhan segera melakukan perintah Sehun. Luhan mengocok kejantanan Sehun dengan pelan sambil melihat ekspresi Sehun. Melihat ekspresi Sehun yang keenakan luhan segera mengocok dengan cepat

"Sshhh aahhh~ aahhh~" desah Sehun sambil meremas kuat bahu Luhan. Luhan mengurut pelan kejantanan Sehun. Luhan mulai memasukkan twinsball Sehun ke dalam mulutnya dan menghisapnya. Tangan lentik Luhan masih bekerja di kejantanan Sehun.

Sehun yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa mendesah dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dengan kepala yang mendongak menikmati pekerjaan Luhan.

"Aahhh Luhaaannhh~... Aahh~" Tangan sehun meremas kuat rambut Luhan ketika Luhan menghisap kuat twinsballnya.

Luhan mulai merasakan kejantanan Sehun berkedut-kedut tanda akan mencapai puncaknya. Luhan melepaskan kuluman di twinsballnya Sehun tapi tangannya masih mengocok kejantanan Sehun, tangannya yang menganggur mulai mengambil botol untuk menampung spermanya nanti.

"Ahhh~ Lu... Aku akan kelu- AAHHH~" teriak Sehun dan

Croot.. Croot... Croot

Untung saja Luhan dapat memasukkan sperma Sehun dibotol. Sehun mengatur nafasnya dan merasakan badanya lemas yang sudah dipenuhi oleh keringat.

"Terima kasih Sehun" kata Luhan dan turun dari ranjang ingin bersiap ke kampus.

"Luhan... Ini tidak gratis. Kau harus membayarnya" kata Sehun sambil menatap Luhan yang memakai pakaiannya.

"Iya.. Iyaa.. Besok kau datang saja ke apartemenku, aku akan membayarmu berapapun yang kau mau" kata Luhan buru-buru dan keluar dari apartemennya. Mengabaikan Sehun yang masih berada di kamarnya.

"Luhan kenapa kau lama sekali?" Tanya kyungsoo ketika luhan sudah sampai di Lab.

"Ceritanya panjang. Yang penting sekarang kan aku sudah mendapatkannya" kata Luhan sambil menggoyangkan botol yang berisi sperma Sehun di depan Kyungsoo.

"Ngomong-ngomong apakah kau yang membantunya hmm?" Tanya baekhyun

"Apa maksudmu baek?" Tanya luhan balik

"Apakah miliknya besar? Tapi tidak ada yang mengalahkan milik Chanyeolku" kata Baekhyun sambil membayang kejantanan Chanyeol.

Yuri, Kyungsoo dan Luhan segera menjitak Baekhyun.

"Yaaakk.. Appoya" kata baekhyun sambil mengelus kepalanya.

Luhan berjalan di lorong apartemennya dengan letih. Hari ini benar-benar menguras tenaganya. Tiba-tiba adegan ciuman ganasnya dengan Sehun terlintar di otaknya. Luhan menggelengkan kepalanya.

"Tidak... Tidak.. Apa yang kau pikirkan eoh?" Gumam Luhan dan masuk ke dalam apartemennya.

"Hari ini sangat panas" sambil mengipaskan tangan di wajahnya dan berjalan ke kamarnya.

Luhan pun membuka bajunya sambil bersenandung kecil menyanyikan lagu favoritnya

"Akhirnya kau pulang juga. Aku sudah menunggumu dari tadi" luhan terkejut, Luhan menatap Sehun yang ternyata belum pulang dan penampilannya masih sama seperti tadi.

"Ke-kenapa belum pulang? Besok aku akan membayarmu Sehun-ah" kata Luhan gugup ketika Sehun berjalan mendekatinya dengan tubuh yang telanjang.

"Aku ingin dibayar sekarang Luhan sayang" Luhan hanya memundurkan badannya sampai badannya mentok di dinding.

Sehun memenjarakan tubuh luhan dengan kedua tangannya sambil menatap wajah Luhan.

"Ba-baiklah be-berapa yang kau inginkan?" Tanya Luhan dengan terbata-bata karena wajah Sehun terlalu dekat bahkan luhan dapat merasakan nafas Sehun.

"Aku ingin dibayar dengan tubuhmu" kata Sehun menangkup pipi Luhan dan mencium ganas bibir Luhan sambil membuka satu persatu kancing baju Luhan. Luhan awalnya terkejut tapi karena ciuman memabukkan Sehun, Luhan jadi lupa diri dan mulai membalas ciuman Sehun, tangannya mulai meraba-raba tubuh Sehun.

Kita tinggalkan pasangan ini karena kita sudah tahu mereka akan "ehem-ehem" jangan mengganggu mereka ya.

END

=AHHHH bagaimana menurut kalian? aku sangat malu ngomong-ngomong. Maaf ya kalau tidak memuaskan. Aku masih belajar:* tapi aku akan belajar terus-menerus. Silahkan kritik dan saran biar aku tahu kesalahanku dimana?/?

Dan aku sangat berterima kasih sama Hunes yang telah membantuku walaupun sedikit hahaha dan juga atas support dia.

Sampai jumpa lagi:*