TATTOO
AMANDAERATE
MANYEOLBAEK
THIS IS CHANBAEK STORY
Maincast: Park Chanyeol dan Byun Baekhyun
Rate: M
Warning: Genderswitch! Typos!
NO COPY PASTE! NO BASH! DON'T READ IF YOU DON'T LIKE THIS, IT'S SIMPLE, RIGHT?
ENJOY^^
LUPA DENGAN CERITANYA? SILAHKAN BACA ULANG:p^^
.
.
TATTOO
PART 6
.
.
Chanyeol sebelum bertemu Baekhyun.
Sesosok paruh baya terlentang di bangsal rumah sakit. Dokter berkata bahwa dia sudah selesai dengan hidupnya. Semua lembaran dalam hidupnya kini berhenti sudah. Betapa pucatnya sosok itu karena darah sudah tidak beredar lagi didalam tubuh gempalnya.
Dia ayah Chanyeol.
Tidak. Sedikit pun tak ada kesedihan didalam diri Chanyeol. Faktanya Chanyeol sungguh membenci sosok itu sampai ke ubun-ubun. Itu dulu sekali selama ayahnya memimpin bisnis gelap dan banyak merugikan pihak lain demi menjalani bisnis tersebut. Ayahnya adalah pemimpin paling dihormati. Seluruh korea tahu siapa dirinya. Namanya dikenal baik dan berjasa bagi Korea Selatan. Semua orang mengelu-elukan ayahnya tanpa tahu orang seperti apa dia. Ayahnya sangat cerdas. Dia pandai menutupi jejak gelapnya dan membentengi dirinya dalam perusahaan besar yang telah dimilikinya. Hanya orang-orang sama gelapnya yang mengetahui betapa bejat ayahnya. Lihat bagaimana berkuasa dan berbahayanya sosok itu.
Chanyeol disana selama ini, melihat bagaimana ayahnya menghabisi orang-orang demi mempertahankan bisnis. Melihat bagaimana ayahnya menjadi seorang penipu besar. Dan lihat bagaimana dia tidak bisa berbuat apapun.
Yonghwa−sekretaris ayahnya itu berdiri tidak jauh dari Chanyeol. Didepan ruangan lebih banyak lagi dan Chanyeol tidak hafal semua nama.
Chanyeol hanya terpaku melihat ayahnya yang sudah hilang nyawa. Dia hanya berdiri diam sampai dokter menutup ayahnya dengan menggunakan kain putih.
Dokter yang selama ini menangani ayahnya berkata bahwa beliau berpesan untuk menghilangkan semua tattoo di tubuhnya. Tapi Chanyeol tidak melakukan itu. Dia tidak membersihkan semua tattoo ditubuh ayahnya. Biarkan saja. Biarkan tattoo itu menjadi saksi perlakuan dirinya selama dia hidup. Ya, biarkan seperti itu.
Chanyeol kemudian meminta Yonghwa untuk mempersiapkan upacara pemakaman dengan segera, dilakukan selama tiga hari dirumah duka dan setelah itu kemudian dikremasi.
Tugas Chanyeol adalah menyapa setiap orang yang akan memberikan penghormatan terakhir kepada ayahnya. Dan sialnya dia juga harus berpura-pura. Sangat bukan gaya Chanyeol.
Lihat bagaimana orang-orang masih dapat ditipu walau raga sudah pergi entah kemana. Sampai kapanpun dia takkan diampuni dengan mudah. Benar-benar! Dan yang lebih parah dari itu. Semua siaran televisi seakan berlomba-lomba untuk mendapatkan siaran yang paling depan. Chanyeol yakin seluruh channel memenuhi berita duka tersebut.
Pemimpin mereka sudah tiada. Semua warisan telah jatuh pada Chanyeol. Yonghwa akan membimbingnya dari nol.
.
.
TATTOO
.
.
Baekhyun, jauh sebelum bertemu Chanyeol.
Penciuman Baekhyun sangat tajam. Walau seluruh wajahnya telah ditutupi kain dan netranya kini tak bisa melihat apapun selain gelap, hidungnya tidak. Dia telah mencium bau asap rokok sejak tubuhnya masuk ke dalam mobil yang membawanya. Dia tidak suka itu. Asap rokok. Dia sudah terbatuk berkali-kali karena asap rokok. Sesekali mencium bau busuk entah itu dari orang-orang yang kini membawanya ataupun dari mulut busuk mereka. Baekhyun bersyukur dia tidak dibuat pingsan. Dengan kesadarannya dia bisa selalu waspada, mengira-ngira. Dia sudah sering mengalami ini dan mulai terbiasa dengan itu.
"Kau tahu anak ketua itu tidak tahu berterimakasih, kalau aku jadi anak ketua aku akan dengan senang hati mengikuti perintahnya. Toh warisan akan jatuh ketanganku." Tawa penuh beberapa orang menyapu pendengaran Baekhyun.
Dia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tapi dia mendengar semua itu. Tentang ketua dan anak ketua. Mungkin mereka adalah anak buah yang saling menggosipi pemimpin mereka. Sangat tidak setia. Pasti orang-orang itu hanya berani berbicara begitu disaat pemimpin mereka tidak ada didepan mata. Baekhyun berdecih kecil. Cih.
Mobil kemudian berhenti setelah beberapa jam berlalu dalam kebisingan didalamnya. Tangan Baekhyun sudah semakin pegal dan cara dia duduk sangat tidak diuntungan sehingga membuat seluruh tubuhnya terasa kebas.
Dia kemudian dipaksa untuk turun dari dalam mobil. Beberapa kali kakinya tersandung karena tidak bisa melihat. Dia didorong dan mereka memperlakukan dirinya dengan sangat kasar. Seolah dia adalah barang yang tidak ada harganya.
Kemudian kain yang menutupi kepalanya dibuka. Baekhyun menyipitkan matanya karena cahaya. Ini malam dan walaupun begitu, cahaya dari lampu jalan lebih terang dari kegelapan yang tadi dilaluinya.
"BOS!"
Orang-orang yang memegangi Baekhyun membungkuk pada paruh baya didepannya
"Sangat cantik. Aku sudah menduganya karena….ya Tuhan! Aku memang sudah menduga tapi tetap tidak bisa mengalihkan mataku. Sangat disayangkan, Daniel terlalu banyak mengecewakanmu bukan, nak?"
Orang itu berbicara dengan heboh. Baekhyun baru sadar bahwa dibelakang paruh baya tersebut adalah sebuah bar. Kemudian Baekhyun menyadari bahwa nama ayahnya disebut.
"Ya, mungkin karena otak bodohnya itu dia sampai berurusan dengan Anda."
Paruh baya didepannya melotot kaget. "Astaga, kau sangat berbeda dengannya. Sangat berani. Tapi aku menyukai dirimu apa adanya. Dan tetaplah seperti itu, nak."
Ada sasaran mengejek dalam suaranya. Paruh baya itu menepuk kepala Baekhyun lembut. "Nah, selamat menikmati waktumu.." Kemudian menaiki mobil yang sepertinya tadi Baekhyun naiki dan beranjak dari sana.
Kalau saja ayahnya itu tidak berurusan dengan orang-orang seperti dia. Dirinya tidak akan berada di tempat terkutuk ini!
Bawahan paruh baya tadi kemudian mendorong Baekhyun kedalam bar. Tetap berlaku semau mereka.
Bagaimana pun caranya dia harus keluar dari lingkaran sialan ini!
.
.
TATTOO
.
.
Semua siaran televisi di minimarket itu menampilkan hal yang serupa.
Baekhyun sedang berada di minimarket terdekat. Dia tidak tahu, hanya menelusuri jalanan acak. Jaket yang dia ambil sembarang dari jemuran orang saat dia melarikan diri itu tenggelam penuh di tubuhnya. Tudungnya dia pakai. Biar saja jika orang akan berkata bahwa dirinya itu introvert. Dia lagi-lagi berhasil kabur. Berkali-kali juga dirinya dibawa kembali. Itu juga yang menyebabkan tubuhnya penuh lebam. Pada bibir sebelah kanannya terdapat darah yang belum mengering. Ada pula sisa ungu pada beberapa sisi diwajah. Pun banyak pula di tubuhnya yang tidak terlihat. Dia kacau saat ini. Dan dia masih bernafas sampai saat ini saja rasanya merupakan sebuah keajaiban.
−CEO perusahaan EXOdus meninggal dunia−
Begitu kira-kira headline beritanya. Layar televisi itu menampilkan foto besar pimpinan CEO diperusahaan EXOdus. Sesekali layar menampilkan pembawa berita yang syarat akan duka. Saat itu juga layar berganti pada sosok tinggi bersurai ash grey berdiri dengan jas hitam yang melekat ditubuhnya. Satu-satunya anggota keluarga pimpinan CEO tersebut. Satu-satunya yang menjadi fokus Baekhyun kini. Matanya berkedut marah. Kemudian senyumannya berganti menjadi miring.
.
.
TATTOO
.
.
"Kris?!" Itu bukan suara Baekhyun. Melainkan suara Tao. Walaupun Baekhyun serta Luhan juga merasa tidak asing dengan wajah pria didepannya ini.
Kris mengulum bibir bawahnya. Mengamati perempuan yang sudah berdiam di meja mereka. "Aku sudah tahu kalian akan memanggilku." Kemudian dengan santai dia menduduki kursi yang kosong. Melihat itu, mereka yang sedaritadi berdiri ikut duduk.
"Dan apa maksudnya itu?" Tao memekik. Mungkin dia masih shock. Tak heran karena Tao yang mengambil alih Kris.
Kris memasang wajah menjengkelkan. "Kau pikir aku sebodoh itu termakan rayuan kalian?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Well. Biarkan aku memesan minumanku terlebih dahulu." Kris lagi-lagi mengulum bibir bawahnya. Terkekeh geli.
Baekhyun mendelik tajam. "Minseok eonnie, tolong pesankan minuman apapun untuk Tuan muda kita ini." Ucap Baekhyun sarkastik.
"Coffe latte untukku, please." Minseok kemudian berlalu dari sana. Memesankan minuman untuk Kris.
Semua orang menunggu dengan sabar. Menatap bingung Kris yang seolah-olah tidak berada disana. Dia dengan santainya membaca majalah yang tersedia di café tersebut. Seolah-olah dirinya datang seorang diri.
Barulah ketika pesanan Kris datang, tatapan mereka semua jatuh pada Kris.
Setelah lelaki itu minum, dia bersiap-siap untuk berbicara, "Aku mencari latar belakang Tao dan tidak sengaja menemukan kalian juga didalamnya."
Semua orang terkesiap. Tidak menyangka akan semudah itu menemukan siapa diri mereka.
"Hei. Rileks." Kris terkekeh pelan. "Itu semua hanyalah kebetulan. Aku tahu kalian kenal saat semua orang yang berada disini adalah bagian dari bar yang dimiliki paman Yunho. Benar?"
Semua orang terkesiap.
"Tapi bagaimana itu bisa terjadi? Seharusnya Yixing kami sudah mengatasi masalah tersebut?" Luhan mengernyitkan dahinya dalam. Dia bisa jadi dewasa saat masa-masa terjepit. Seperti sekarang.
Kris mengangkat kedua bahu acuh. "Aku bilang itu hanyalah sebuah kebetulan. Kalian tahu? Meretas sesuatu memang sulit tetapi akan begitu mudah jika kau tahu bagaimana caranya." Kris kemudian mengedipkan matanya. Sombong sekali.
Benar. Ini hanyalah masalah otak. Kalau kau bisa mengatasinya segalanya akan menjadi lebih mudah. Beritahu Baekhyun akan meminta Yixing menghilangkan semua yang berhubungan dengan mereka nanti. Pastinya akan mudah jika dia bisa mengatasi hal itu. Mereka tidak perlu di hadapkan pada bayang-bayang yang tidak beraturan.
Tunggu.
Jika keadaannya seperti ini. Dia juga tahu tentang hal ini? Tentang rencana mereka? Mengenai fakta bahwa Yixing telah mengenal orang ini dan tahu bagaimana cara menghubunginya. Apa yang sudah mereka lakukan sebenarnya? Kris adalah teman dekat Chanyeol!
"Apa yang kau ketahui?" Tao yang berada disebelah Kris mengerut takut. Kami semua seperti itu. Tidak mengetahui bahwa informan mereka adalah teman dekat si sasaran.
"Aku tahu semuanya, ladies. Aku tahu." Kris mendominasi. Maklum bahwa semua wanita di depannya kini lemas. Awalnya, dia juga tidak tahu akan seperti ini jadinya.
Baekhyun berdehem pelan. Dia menemukan suaranya kembali. "Apa yang akan kau lakukan selanjutnya mengenai ini?"
Ada jeda hening sedikit diantara mereka. Kemudian Kris berucap pelan. "Tentu saja aku akan membantu sebisaku. Aku memiliki hutang pada Yixing. Bukan. Bukan hutang uang. Hutang ini mungkin tak akan bisa ku bayar seumur hidupku. Walau begitu, biar aku bantu kalian sebisa mungkin." Dia berucap tegas diakhir kalimatnya.
Semua orang benapas lega.
"Aku tidak tahu ada hubungan apa kau dengan Yixing. Tapi, Baiklah. Aku berterimakasih untuk itu." Baekhyun tersenyum menghilangkan kegugupan yang sejak tadi singgah. Dia masih berkeringat ngomong-ngomong.
Kris mengangguk, lagi-lagi mengedipkan matanya. Dasar perayu ulung!
"Lalu kenapa kau mencari latar belakang Tao, Kris?" Luhan memicingkan matanya curiga.
Pertanyaan itu muncul secara tiba-tiba. Dilihat dari sisi manapun semua orang tahu kalo Kris tiba-tiba gugup dan melirik-lirik Tao yang sejak tadi memandangnya juga. "Uh. Itu….itu karena aku akan segera menikahi Tao." Ucap Kris kemudian memperlihatkan giginya. Nyengir.
WTF.
.
.
TATTOO
.
.
Pillow talk.
"Haha. Jadi si angry bird itu benar-benar mengikuti saranku?"
Tangan Chanyeol memeluk pundak Baekhyun. Mereka sama-sama terlentang. Ini kegiatan mereka setiap hari sebelum tidur.
Baekhyun mengernyitkan dahinya. "Itu kau yang menyarankan Kris oppa untung menikahi wanita beralis tebal?"
"Namanya Tao. Saat kau ketiduran ditempatku setelah selesai mentatto tubuhmu, Kris datang merengek padaku tentang ibunya yang terus-menerus memintanya menikah. Itu saranku dan dia dengan idiotnya ingin menciumku. Dan kau tiba-tiba terbangun dan hanya melihat adegan Kris ingin menciumku. Dan lihat siapa yang mengira aku gay?"
Chanyeol mencubit hidung Baekhyun. Baekhyun terkekeh. Tersenyum miring beberapa detik. Dia tidak tahu mengapa Chanyeol sangat berbeda dengan ayahnya. Mungkinkah itu bagaimana dia berpura-pura? Menjadi seseorang yang lemah lembut diluar? Baekhyun juga mengira seperti itu pertama kali melihat paruh baya, ayah Chanyeol. Dia menjadi buah bibir dimana-mana. Dan Baekhyun berdecak kagum saat melihatnya. Tapi semua sirna saat Daniel, Ayah Baekhyun itu berurusan dengan Ayah Chanyeol. Semuanya tidak seindah yang terlihat. Dan dia disini, didepan satu-satunya pewaris tunggal sang ayah.
"Aku memang mengira kau gay saat aku mengantar Luhan pertama kali. Itu karena kau sama sekali tidak tertarik pada kami yang perempuan. Bahkan Luhan benar-benar seperti bintang porno. Tapi kau benar-benar tak tergoda."
"Tapi aku tergoda saat itu kau."
"Gombal."
"Tidak, itu fakta."
Baekhyun menggoda Chanyeol. Menggelitik perut lelaki itu. Keduanya bergerak tak karuan. Mereka kacau. Sama-sama menggelitik. Berapa umur mereka sebenarnya?
Chanyeol yang tau bahwa Baekhyun menggodanya memilih menindih wanita itu. Keduanya sama-sama terdiam. Waktu seakan-akan berhenti. Baekhyun yang lebih dulu memecah sunyi.
"Kau taruh dimana matamu itu, hah?" Baekhyun menutupi mata Chanyeol. Tetapi Chanyeol tidak bergerak. Dia tidak tahu kenapa. Berdetik-detik mereka dalam keadaan seperti itu. Tangan Baekhyun berada di mata Chanyeol. Menutupinya. Sementara kedua tangan Chanyeol masih mengurung dirinya yang berada dibawahnya.
Netranya kemudian beralih pada bibir bawah Chanyeol yang tebal.
Itu.
Sangat.
Seksi.
Kenapa seperti itu?
Chanyeol tak bergeming sama sekali. Entah dia menunggu apa. Baekhyun dengan instingnya mendekat. Napas mereka memburu dengan cepat. Ketika bibir keduanya akan menempel, Baekhyun berhenti. Dia terpaku mengerjapkan matanya. Apa sih yang dia lakukan? Tanpa sadar membuka tangan yang sedari tadi menutupi mata Chanyeol. Kedua netra itu kemudian bertemu. Mereka menyelami begitu dalam netra masing-masing. Dan Chanyeol menjadi yang pertama menempelkan bibir mereka.
Bibir ketemu bibir. Keduanya menutup mata. Awalnya Chanyeol hanya ingin mengecup bibir itu. Tetapi dia begitu lemah terhadap rasa takjub yang semakin lama semakin bergerak meminta lebih. Keduanya bernapas dengan keras. Terengah-rengah. Baekhyun kemudian menjadi yang pertama melepas.
Kedua netra itu bertemu kembali. "Baekhyun?"
"Hmmm?"
Chanyeol menatap Baekhyun lembut. "Bagaimana kalau kita menikah juga seperti Kris dan Tao?"
Baekhyun membelalakkan matanya kaget.
Gawat.
.
.
TATTOO
TO BE CONTINUED
.
.
Sudah berapa tahun aku menelantarkan semua ff ku?:D
Salam CHANBAEK:v
Manyeolbaek.