TATTOO

AMANDAERATE

MANYEOLBAEK

THIS IS CHANBAEK STORY

Maincast: Park Chanyeol dan Byun Baekhyun

Rate: M

Warning: Genderswitch! Typos!

.

.


TATTOO

PART 1


.

.

"Cih, banyak sekali pelangganmu."

Berkali-kali Jongin-rekan sesama kerjaku-telah mengomel layaknya gadis SMA. Hampir semuanya sistem pelanggan disini dapat memilih dengan siapa mereka ditattoo, walaupun tidak semuanya akan seperti itu. Masih ada beberapa orang yang dengan sukarela berjaga di toko, mengantisipasi mereka yang tidak mengetahui sistem disini. Walau pada dasarnya, semua yang bersangkutan dengan tattoo-mentattoo akan di lakukan di toko, tepatnya diruangan khusus yang telah disediakan.

Tidak menutup kemungkinan juga jika ada pelanggan yang akan mengadakan appointment dengan mereka, mereka dapat menentukan sendiri tempat yang akan mereka sepakati untuk proses mentattoo.

Banyak sekali pelanggan yang memintaku mengadakan appointment di tempat-tempat yang mereka anggap aman. Pernah aku mendapatkan tempat diapartemen pribadi milik mereka. Kupikir itu tidak masalah mengingat mereka akan membayar lebih untuk itu. Yang pasti, tergantung bagaimana proses mentattoo dilaksanakan.

Banyak sekali gadis atau remaja seksi yang menjadi pelangganku. Itulah sebab mengapa Jongin hanya dapat mencak-mencak dengan kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai.

Tubuhnya yang kekar tidak menutupi sifatnya yang kekanakan mengingat dia masih jauh beberapa tahun dibawahku. Tak menutup kemungkinan juga bahwa kemampuan dia dalam mendesign atau mentattoo tidak bisa dianggap remeh.

Tattoo artist-begitulah sebutan untuk orang-orang sepertiku.

"Berapa banyak yang kau dapatkan hari ini?" Tanya Jongin sembari menyuap nasi kedalam mulut, sedangkan tangan yang lain tampak menyuil daging ayam dan memasukkannya pula ke dalam mulut yang masih penuh.

"6 or 8? Entahlah, aku tak dapat menghitungnya dan aku lelah. Aku butuh asupan yang banyak agar aku tetap hidup." Masih dengan mulut yang penuh aku menjawabnya. Rasanya seperti berminggu-minggu aku tidak makan. Jika sudah disuguhkan oleh alat-alat untuk mentattoo, aku akan lupa waktu dan makan adalah pikiran terakhir yang ada di kepalaku.

Biasanya, ada Kyungsoo yang terus mengomel jika salah satu diantara kami lupa makan. Setidaknya sebelum proses mentattoo dimulai, gadis bermata belo itu pasti akan menyumpal mulutmu dengan makanan. Untungnya dia pula yang memasaknya. Sehingga hal konyol seperti sekarang tidak akan terjadi lagi. Tapi itu sebelum dia keluar dari pekerjaannya. Bagaimanapun dia adalah seorang gadis, tukang tattoo adalah hal ambigu bagi dunia perempuan. Tentu orangtua gadis itu tak menyetujuinya. Dia pasti sudah menjadi orang yang berpengaruh di Korea mengingat orangtuanya sangat kaya.

Jika aku membicarakan gadis itu, memang tidak akan ada habisnya.

Makanya, tidak adanya Kyungsoo membuat kami kembali ke jalan yang salah. Ke jalan dimana kami menjadi pemuda yang hidupnya terlalu berantakan.

"Kemana Kris?"

"Eoh? Dia baru saja disewa oleh gadis bermata panda yang menurutku menyeramkan, aku sampai bergidik dibuatnya."

Aku terkekeh saat melihat raut pemuda di depanku ini. Masih dengan mulut yang mengunyah dia berbicara dengan geli yang dibuat-buat. Bahunya bergidik membayangkan gadis yang baru saja dia ceritakan.

"Mungkin mereka tidak akan membuat tattoo, tetapi membuat anak!"

Jongin tidak akan bisa melepaskan sifat kekanakannya. Dia selalu membuatku ingin kembali ke masa-masa tanpa beban dalam senyum serta tawa yang dimilikinya. Dia seharusnya tidak berada ditempat seperti ini. Dia seharusnya sedang bersenang-senang dengan teman seusianya. Tetapi hal-hal yang tidak terduga selalu membuat kita bungkam. Dia sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih dibilang belia.

Aku, Kris, dan Sehun selalu membelanya jika dia dijadikan kambing hitam oleh teman-teman tattoo artist lain yang tidak suka anak kecil seperti Jongin.

"Hyung!"

"Ne?" Merasakan tepukan kuat Kai di pundakku mengalihkanku ke asal suara yang memanggil, hampir tidak mengenali diriku sendiri yang melamun.

"Ada pelanggan yang mencari Park Chanyeol!" Teriakan Wooyoung membuatku cepat-cepat menghabiskan makananku yang tadi sempat diabaikan.

.

.


TATTOO


.

.

"Xi Luhan?"

Saat aku memasuki ruangan khusus mentattoo ada dua gadis remaja yang terlihat tertarik dengan desain-desain tattoo yang jumlahnya tidak sedikit. Mereka juga melihat-lihat kearah rak tempat mesin pembuat tattoo dibiarkan. Aku sudah terbiasanya melihat wajah-wajah penasaran milik mereka tentang tattoo.

Gadis berambut pirang dengan mata rusa menoleh.

"Bukankah appointment kita masih 2 jam kedepan?"

"Tentu. Tapi aku sudah tidak sabar makanya aku datang lebih awal dari kesepakatan kita dengan temanku."

Terdapat nada menggoda dari suaranya. Aku sudah hapal sekali kelakuan-kelakuan mereka yang kadang terlihat abnormal dimataku. Mereka hanyalah anak remaja labil yang baru besar. Apa yang patut dibanggakan dari itu?

Kemudian aku tersenyum. "Kau beruntung karena jadwalku kosong. Dan, ya. Kau harus membawa teman karena akan sangat membosankan."

Aku berjalan ke arah rak dan mengambil kertas stencil. Kertas yang nantinya akan dibuat untuk desain yang diminta oleh pelanggan.

"Kupikir itu tidak akan membosankan kalaupun aku tidak membawa seorang teman." Dia mengerling nakal dengan mengedipkan matanya kearahku. Aku tertawa.

Gadis-gadis ini sangat bisa membuat moodku berubah.

"Duduklah, Luhan. Dan?"

Aku menoleh ke arah gadis berambut kayu manis yang cocok dengan wajah tirusnya.

"Baekhyun," ucapnya sambil menahan matanya kearahku.

"Duduklah disini."

Mereka berdua duduk didepanku patuh. Luhan masih dengan wajah menggodanya. Aku dapat melihat bagaimana belahan payudaranya yang belum tumbuh matang itu menyembul. Seakan sengaja memperlihatkannya. Sedangkan gadis bernama Baekhyun sama sekali tidak bersuara. Dan dia memakai lengan panjang walaupun dengan rok yang jenisnya sama dengan milik Luhan. Hanya dapat menutup bokong mereka. Untungnya itu terhalangi meja yang ada diantara kami.

"Nah. Luhan. Kau harus memberitahuku bagaimana desain yang kau inginkan dan dibagian mana tattoonya akan di pasang."

Biasanya tahap mendesain akan berlangsung 1-2 jam. Tergantung berapa tingkat kesulitan yang akan pelanggan inginkan. Aku tidak akan mengkhawatirkan soal warna karena itu akan berlangsung setelah proses tindikan di tubuh.

"Aku ingin desain mahkota yang elegan berwarna biru dengan sapuan emas didepannya dan tepat diantara emas itu terdapat zamrud berwarna merah darah yang menawan. Itu mencerminkan diriku yang bagaikan mahkota, sedangkan zamrud berwarna merah itu artinya aku harus berani. Dan, aku ingin tattoonya barada pada bawah payudaraku."

Aku tersedak ludahku sendiri. Aku selalu kagum terhadap orang-orang yang memiliki acuan terhadap tattoo yang akan dimiliki oleh mereka yang akan dipasangkan tattoo.

Seperti kata orang, tattoo dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tattoo.

Aku sendiri memiliki tattoo yang tak kalah keren di sepanjang bawah leher belakangku sampai ke pinggang.

Dan, aku kagum dengan sosok Luhan yang memiliki pendirian pada dirinya. Walaupun dia hanyalah remaja labil yang masih belum merasakan hidup sebenarnya, dia sudah mengerti di usianya yang masih labil.

Tapi... Dibawah payudara. Heol.

Itu adalah hal biasa yang sering kali kulakukan. Aku harus terbiasa untuk itu.

.

.


TATTOO


.

.

Dua minggu berlalu. Aku masih menjalankan rutinitasku sebagai tukang tattoo. Belakangan ini angka pelanggan menurun karena ada kasus antara pelanggan dan teman tatto artistku beberapa waktu yang lalu. Membuat pelanggan ragu-ragu terhadap kepercayaan toko kami. Tentu saja itu membuat rugi angka pendapatan. Dan, aku harus mempromosikan toko ke dalam jaringan yang lebih luas. Untungnya sekarang ada internet, membuatku mudah untuk mempromosikannya.

Aku ingat dua minggu yang lalu gadis bernama Luhan kerap sekali mengerjaiku. Setiap kali aku akan menuangkan tinta di jarum pada tubuh bagian bawah payudaranya dia sengaja mendesah manja, mengatakan itu sakit atau apalah. Aku terkekeh mengingat semua itu.

Tentu aku risih dan itu sama sekali tidak membuatku tergoda. Temannya hanya memperhatikan sambil membaca memainkan handphonenya. Saat semua proses sudah selesai, aku tahu Luhan hanya cemberut. Mengetahui godaannya tidak mempan terhadapku. Aku terkekeh lagi. Sedangkan aku memperhatikan wajah temannya yang seakan tidak enak tentang sikap Luhan terhadapku. Tidak ada yang bisa kulakukan selain memakluminya.

"Yak! Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri seperti itu? Otak kau sudah tertukar dengan dengkul kau?"

Seseorang meneleng kepalaku tiba-tiba. Membuatku kesal.

"Yak! Hyung!"

Kris duduk didepanku. Tetapi tidak jadi ketika ada seseorang berteriak bahwa aku memiliki pelanggan.

"Cih. Bokongku bahkan belum menyentuh busa empuk ini." Kris marah-marah sendiri pada bangku yang tadi ingin didudukinya.

Sedangkan aku hanya menyengir kearahnya. Dia kemudian keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Angry birds itu. Mungkin dia sedang dalam mood yang tidak baik. Aku akan menemuinya setelah urusan dengan pelangganku selesai.

Pintu ruangan khusus proses mentattoo dibuka. Aku menoleh. Mendapati wajah yang cukup familiar mendekati mejaku.

"Eoh? Baekhyun? Benar?"

Dia hanya mengangguk sambil menundukkan wajahnya.

Aku merasa ada bagian wajahnya yang berbeda dengan minggu lalu. Dia pasti memoles sedikit wajahnya dengan make up. Ah! Eyeliner. Matanya semakin tajam setelah memakai eyeliner tebal. Tetapi dia jauh dari kata garang. Tentu saja. Wajah imut imut dengan rona merah seperti masa dibilang garang?

Kemudian aku menyuruhnya duduk dan menanyakan hal yang sama dengan ketika aku menanyakannya pada semua pelanggan.

"Aku ingin desain lubang kunci yang rumit."

Aku menganggukkan kepala. Memikirkan lubang kunci yang dipinggir-pinggirnya akan ada ukiran yang rumit. Bagian intinya tetap berada di tengah pada lubang kunci yang indah.

Aku dikejutkan dengan Baekhyun yang melompati mejaku dan duduk diatasnya. Dia mengangkang dengan rok yang menyingkap keatas. Sehingga kedua kakinya tepat menyangga diantara pegangan kursiku dan mengapit tubuhku. Wajahku berada tepat didepan pusat selatannya yang masih terbalut celana dalam berwarna peach.

Kemudian dengan gerakan menggoda dia membuka celana dalamnya sampai ke pangkal paha. Aku melototkan mataku. Tidak percaya dia bertindak sejauh ini.

"Dan aku ingin kau mentatto disini." Dia menunjuk ke daerah kewanitaan yang biasanya ditumbuhi rambut. Tetapi aku melihat miliknya bersih dan sudah dicukur. Kemudian mendekatkan bibirnya pada telingaku dan berbisik lirih. "Di pubisku."

Oh ya tuhan...

.

.


TATTO

TO BE CONTINUED/END?


.

.

Wuuu anjjjjpiiiip!

Jangan bash aku plisshhhhh wkwkwk.

So, review?

Manyeolbaek.