Ada A/N dibawah. Jangan di skip ya ^^
.
.
.
Apa yang telah kurasakan sebenarnya? Aku mencoba biasa saja diluar tapi didalam diriku ada sesuatu yang aneh. Aku melihatnya di dekapanku malam ini, sedang menutup matanya dengan damai. Dulu ini sangat biasa tapi saat ini entah menjadi sangat tidak biasa. Aku merasakan sesuatu yang berbeda, sebenarnya aku kenapa? Yejin tolong aku.
.
Oh Sehun mengetuk pintu besar milik keluarga Park itu di sore hari setelahnya pulang berkuliah. Mendengar kekasihnya jatuh sakit membuatnya khawatir, tidak berlebihan jujur saja ia tidak fokus dengan mata kuliah yang di ampunya tadi.
Chanyeol membukakan pintu dan mempersilahkan Sehun masuk mengikuti langkahnya menuju kamar Baekhyun. Yang berada didalam kamar sedang mendudukkan dirinya dipinggiran kasur dengan mengembangkan sedikit senyuman lesunya
"Kau datang" Baekhyun menatap kekasihnya
"Aku khawatir padamu" Sehun duduk disamping Baekhyun tanpa dipersilahkan
"Aku sudah mendingan Sehun-ah"
"Perutmu sudah tidak sakit lagi kan? Sudah kubilang makan yang teratur jangan sampai telat-telat. Kau selalu saja tidak mendengarku, kau harus menjaga kesehatanmu Baek" Baekhyun melihat bagaimana Sehun mengatakan hal itu dengan nada yang syarat akan perhatian
"Maafkan aku karena tidak penurut, aku tidak akan mengulanginya lagi" Baekhyun menundukan kepalanya. Sehun yang melihatnya menunduk merasa gemas sendiri dengan tingkah laku Baekhyun yang seperti anak kecil tengah mengakui kesalahanya. Chanyeol yang masih berada dikamar Baekhyun merasa tidak ada yang perlu dilakukanya maka ia pun melangkah keluar kamar namun satu suara menghentikan langkah besarnya
"Ayah" Chanyeol menoleh kearah sumber suara
"Iya Baek"
"Aku mau susu hangat, ayah mau kan membuatkan untukku" mata Baekhyun berbinar saat ini
"Baik tunggulah sebentar"
"Paman" Sehun segera bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Chanyeol
"Ya Sehun?"
"Tidak apa-apa jika aku saja yang membuatkan Baekhyun susu paman?"
"Tentu saja boleh" Baekhyun melihat kedua lelaki yang sangat ia sayangi itu keluar dari kamarnya.
Sedangkan di dapur
"Air hangatnya sudah ada di termos kau tinggal menyeduhnya saja"
"Iya paman" Chanyeol berdiri diambang pintu dapur melihat seorang lelaki dengan telaten meramu minuman untuk orang yang dikasihinya. Chanyeol sependapat jika Sehun adalah tipe lelaki perhatian yang sering Baekhyun katakan padanya
"Sehun"
"Ya paman"
"Kau sungguh mencintai Baekhyun?" adukan yang semula memutari gelas itu terpaksa berhenti sejenak. Tak disangka olehnya ayah Baekhyun akan menanyakan hal ini
"Aku mencintainya paman"
"Kau tidak akan meninggalkanya?"
"Untuk alasan apa aku meninggalkanya? Aku bahagia bersamanya. Paman tenang saja" Sehun menyudahi kegiatanya dan tersenyum hangat kearah Chanyeol. Melihat itu membuat hati Chanyeol tertohok akan kesalahanya, ia merasa sangat keterlaluan menyakiti hati lelaki di depanya kini. Ia merasa seperti? Selingkuhan? Ah tidak ia ayah Baekhyun.
.
Sehun tengah merenung dikamarnya, alisnya sedikit menukik sedikit, ia tengah memikirkan sesuatu yang sebenarnya tak ia ketahui. Mungkin ini akibat mimpi anehnya tempo hari, ia berpikir seperti itu. Ia tak sampai hati menceritakan pada Baekhyun mengingat keadaan kekasihnya belum pulih sepenuhnya
"Aku tidak akan menceritakan ini, ini hanya bunga tidur. Aku menyayangi Baekhyun begitupun sebaliknya. Apa yang harus aku takutkan?" Sehun menganggukan kepalanya meyakinkan dirinya sendiri
Cklek…
"Noona" Luhan muncul dengan piyama tidurnya
"Kau belum tidur?"
"Belum, ada apa kemari?"
"Ish kau jutek sekali pada kakakmu. Apa aku tidak boleh masuk kemari?"
"Ah bukan begitu, jarang sekali noona kemari" Sehun menggeserkan bokongnya karena Luhan yang tiba-tiba duduk di sampingnya
"Bagaimana hubunganmu dengan Baekhyun?"
"Kami baik"
"Baguslah jaga dia baik-baik. Kau jangan macam-macam padanya" Luhan mencubit hidung Sehun
"Yak noona memangnya aku orang jahat apa"
"Bukan begitu"
"Lalu?"
"Maksudku kau jangan menyentuhnya jika kalian belum menikah" perkataan Luhan membuat pipi Sehun memanas yang benar saja kakak perempuan satu-satunya ini mengatakan hal yang berbau privasi
"Aku tidak melakukanya"
"Bagus berarti kau pria sejati"
"Noona tau itu"
"Pria sejati tidak pernah berbohong"
"Aku tidak membohongimu noona" Walau Sehun pernah menyentuh bagian tubuh Baekhyun namun untuk hal itu ia tidak pernah melakukanya
"Baiklah selamat tidur" Luhan mengusak rambut Sehun dan beralih begitu saja
"Dasar aneh kenapa pula ia berkata seperti itu secara tiba-tiba, seharusnya ia cepat menikah saja" kata Sehun jengkel
.
Pagi ini Baekhyun serta ayah, kakek, dan neneknya tengah merapikan keperluan masing-masing. Mereka ingin pergi jalan-jalan ke pantai, sudah lama mereka tak menghabiskan waktu bersama hanya untuk melepas penat dengan merefresh otak mereka dengan hembusan angin pantai yang menyenangkan
"Yeobo kau sudah siap?" tanya Nyonya Park
"Iam ready"
"Baekhyun?" tanyanya lagi
"Aku siap nek"
"Chanyeol-ah" nenek Baekhyun adalah orang yang paling antusias pagi ini, ia bahkan sudah menyiapkan roti lapis dan beberapa cemilan untuk dibawanya ke pantai
"Aku siap"
Mereka berempat tiba dipantai …. Yang terkenal. Mentari mulai menerikkan sinarnya namun tak membuat salah satu dari mereka kehilangan semangat. Chanyeol yang mengambil cuti kerjapun tampak senang dengan kebersamaan ini, begitupun dengan Baekhyun. Ia berlari menuju ombak kecil yang menggoda kaki telanjangnya
"Chanyeollie" seru Nyonya Park
"Ish eomma jangan memanggilku seperti itu aku bukan anak-anak lagi" Chanyeol kesal melihat ekspresi meledek ibunya yang senang sekali menggodanya
"Eomma dan Appa akan jalan-jalan sebentar, kau jaga anakmu ne"
"Ya pacaran saja sana" Chanyeol berpura-pura marah padahal ia senang sekali melihat kedua orang tuanya begitu harmonis
"Ya ya ya jangan iri kau" Teriak si ibu
"Sudahlah yeobo"
"Huu pergi sana" Chanyeol tertawa melihat tingkah laku keduanya yang seperti tak kenal umur, berjalan berdua dengan ikatan tangan yang mesra.
Chanyeol tengah duduk di kursi yang disediakan dengan payung lebarnya, ia meluruskan kakinya yang hanya dibalut celana berbahan kain selutut. Pandanganya ia alihkan pada Baekhyun yang tengah asyik sendiri, anaknya sudah tumbuh sejauh ini. Yang Chanyeol lihat dulu Baekhyun hanya gadis mungilnya yang aktif bermain dan lihatlah saat ini anaknya telah tumbuh dewasa dengan cantiknya. Baekhyun mengembangkan senyumanya melihat hamparan air laut yang biru, mengekorkan matanya ke segala arah hingga menemukan sosok sang ayah yang tengah duduk sendirian sontak ia melambaikan tanganya
"Ayah ayo bermain" suara itu menggema ditelinga Chanyeol, bagaimana sang anak telah bersikap seperti sedia kala. Chanyeol melepas sendalnya dan menuju kearah Baekhyun yang siap menyambutnya
"Kau ingin mengajak ayah bermain apa? Pasir-pasiran?"
"Tidak"
"Lalu?" Baekhyun tampak berpikir, jujur saja ia saat ini tengah berusaha mencairkan suasana
"Aku tidak tau hehe" Baekhyun menyerah dengan cengiran kudanya yang tampak lucu didepan Chanyeol
"Kau ini" Chanyeol menjawil pipi Baekhyun gemas, sedangkan sang empu merasa sangat senang dengan sikap ayahnya yang mulai mencair
"Kita jalan-jalan saja, ayah tak mau kan kalah dengan kakek dan nenek?" Baekhyun tersenyum geli
"Baiklah" kemudian keduanya berjalan beriringan menyusuri bibir pantai dengan ombak yang membasahi kaki keduanya. Jarak diantara mereka tak sedekat dulu, jika dulu Baekhyun dengan leluasa mengamit tangan ayahnya namun sekarang seperti ada tembok pengahalang diantara keduanya. Baekhyun tidak suka ini, ia tak nyaman dengan semua pertahanan yang dibangun keduanya. Bukan ini keinginanya
"Ayah"
"Ya"
"Ayah"
"Hmm"
"Ayah"
"Kenapa Baek?" Chanyeol menghentikan langkahnya dan memandang wajah sang anak
"Ayah tidak memanggilku sayang lagi apa ayah sudah tak menyayangi Baekkie?" Baekhyun mempoutkan bibir mungilnya merajuk, ia rindu ayahnya memanggilnya dengan sayang bukan menyebut namanya saja
"Baek" Chanyeol memanggilnya dengan nada yang sangat lembut
"Sudah kuduga" Baekhyun mengalihkan pandanganya
"Sayang"
"Ayah terpaksa kan?"
"Sayang" kini suara itu makin lembut
"Sudahlah" Baekhyun berlari meninggalkan Chanyeol dan mengejarnya. Baekhyun tidak bermain-main dengan langkah kakinya, ia begitu gesit sehingga membuat Chanyeol sedikit kewalahan mengejarnya. Sedikit lagi ia meraih Baekhyun namun naas sang anak terjatuh
"Baekhyun" teriak Chanyeol
Baekhyun jatuh bukan karena kakinya terkilir, ia hanya ingin berhenti. Entah akhir-akhir ini ia begitu sensitif dan emosional.
"Sayang kau tidak apa-apa?" Chanyeol memeriksa kaki anaknya dengan raut khawatir
"Aku tidak apa-apa" Baekhyun menunduk menyembunyikan matanya
"Jangan berlari ne, maafkan ayah" Chanyeol mengelus bahu Baekhyun menenangkan dan di hadiahi pelukan secara tiba-tiba, Chanyeol melebarkan matanya kemudian tersadar jika anaknya ini memang manja dan suka merajuk
"Ayah aku mohon jangan pernah mengingat hal itu, jangan merasa bersalah sendirian. Aku tidak mau ayah berubah dingin padaku, aku tidak menyukainya" Baekhyun mengusak pipinya pada dada Chanyeol
"Apa maksudmu Baek?"
"Aku ingin ayah bersikap biasa saja padaku, ini kesalahanku juga. Jika kita seperti ini terus maka selamanya masalah itu akan membuat ayah dan aku makin berjarak, aku tidak mau itu" Chanyeol menyunggingkan senyumanya dan meraih tubuh anaknya makin mendekat denganya
"Maafkan ayah sayang" Baekhyun yang mendengarnya tersenyum kecil
.
Hari makin berganti, Chanyeol yang selalu sibuk dengan pekerjaanya, Baekhyun yang sibuk dengan aktivitas perkuliahanya dan Sehun yang sibuk dengan klub tarinya bersama Kai. Kyungsoo sama saja dengan Baekhyun, mereka selalu bersama menghabiskan waktu dikampus
"Baek akhir pekan kau ada acara?"
"Tidak Kyung ada apa?"
"Bagaimana kalau kita double date pasti seru"
"Hmm tumben"
"Sekali-kali biar rame"
"Halah biasanya kalian hanya ingin berdua karena tidak ingin diganggu tch" Baekhyun mencibir Kyungsoo
"Ya kali ini aku mau kita jalan bareng, sudah lama kita tidak keluar bersama yakan"
"Iya sih, nanti kutanyakan Sehun dulu"
"Baiklah ku tunggu"
"Ngomong-ngomong kita mau kemana"
"Ke Namsan Tower. Malam minggu ya jam 7, pemandangan disana akan lebih indah jika malam hari"
"Ide yang bagus" Baekhyun sambil mengangguk mengiyakan ide sahabatnya itu
"Aku jarang melihatmu bersama Sehun akhir-akhir ini, kalian bertengkar ya"
"Tidak"
"Yang benar?" Kyungsoo menyenggol bahu Baekhyun
"Benar Kyung, kami baik-baik saja kok"
"Tapi yang ku lihat kalian sedikit berbeda"
"Apanya?"
"Entahlah, hanya kurasa saja"
"Sudahlah Kyung. Kalau kau dengan Kai bagaimana?"
"Kami sangat baik" Kyungsoo memamerkan senyuman manisnya
"Ish ish jangan senyum-senyum nanti kau gila"
"Kai yang tergila-gila padaku" Kyungsoo terkekeh
"Ya iyalah Kai tergila-gila padamu, tiap malam kau memberinya service"
Pletak…
"Auhh sakit Kyung" Baekhyun memegang kepalanya yang tadi dipukul Kyungsoo
"Jangan keras-keras bego" Baekhyun memutar bolanya malas, mereka sedang ada dikantin saat ini
"Makanya kalau ingin Sehun tergila-gila padamu berikan service terbaikmu" Kyungsoo berbisik sembari tersenyum jail. Baekhyun memerah mendengarkan itu, ia seperti dejavu. Sekelibat bayangan ayahnya yang menggagahinya membuat bulu kuduknya meremang
"Ish kau ini"
"Kenapa kau kan masih perawan jadi tidak masalah ppfftt" Baekhyun seperti terlempar di lantai mendengar perkataan Kyungsoo, ia kan sudah memberikan semuanya pada ayahnya
"Sudah jangan membahas ini"
"Aigoo kau memerah, kau membayangkanya kan, iya kan iya kan" Kyungsoo mencubiti pipi Baekhyun menggodanya.
.
10 menit lagi Sehun tiba dirumahnya sedangkan Baekhyun telah siap di ruang tamu, ia duduk tenang sembari mengecek ponselnya. Melihat sebagian pesan di aplikasi chat nya, nama Kyungsoo berada pada urutan pertama dengan pesan yang berisi omelan agar Baekhyun tidak ngaret. Ketahuilah Kyungsoo adalah pribadi yang disiplin dalam segala hal dan Baekhyun menyukainya walau ia sering telat dan sahabatnya itu tak segan-segan menyemprotnya dengan nyinyiran
"Sehun menjemputmu?" Chanyeol tiba-tiba muncul dengan segelas kopi di tanganya
"Iya ayah, sebentar lagi ia datang"
"Hati-hati jalanan sangat ramai jika malam minggu seperti ini"
"Baik ayah" Chanyeol tersenyum kecil dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Baekhyun membukakan pintu rumahnya setelah ketukan dari luar terdengar oleh telinganya. Sehun masuk sebentar seperti biasanya
"Duduklah sebentar aku akan mengambil jaketku" Sehun menganggukan kepalanya mengerti
"Ayo berangkat" Sehun memperhatikan sang kekasih tengah sibuk merapikan jaket yang dipakainya lalu ia berdiri tepat di depan Baekhyun
"Sudah rapi, kau cantik" Sehun memuji kecantikan Baekhyun malam ini, kekasihnya selalu berhasil membuatnya kagum
"Kau menggodaku?" Baekhyun tersenyum mengejek
"Aku sungguh-sungguh Baek, kekasihku sangat cantik" Baekhyun memandang senyum tampan itu dan memerah seketika
"Aku jadi ingin menciummu" Sehun menyetarakan wajahnya didepan wajah Baekhyun yang kaget
"Kau ini mengagetkanku saja" tak ada balasan setelahnya karena digantikan dengan lumatan lembut keduanya, Sehun mengapit wajah Baekhyun dengan tangan besarnya memperdalam kecupanya dan meliatkan lidahnya masuk didalam mulut Baekhyun.
Chanyeol bersandar di kepala ranjangnya sembari membaca buku, kopi yang ia buat tadi ia sesap sedikit karena masih mengepulkan asap. Ia mengecap rasa kopi pahit itu dan mengernyit
"Apa aku lupa menambahkan gula?" Chanyeol memang pribadi yang menyukai kopi manis, entahlah ia hanya tidak suka rasa pahit yang menyapa lidahnya. Lalu ia bangkit menuju dapur tempat gula rendah kalori itu berada, kaki panjangnya menyusuri tiap jengkal lantai dingin rumah besarnya dan terpaksa terhenti sebelum dapur yang menjadi tujuanya ia masuki. Mata besarnya terpaku pada kedua orang yang tengah memagut mesra, salah satunya yaitu Baekhyun tengah tenggelam dalam pelukan erat Sehun yang menciumnya begitu intens. Keduanya terpejam erat dengan mulut yang sama-sama bergerak lincah, suara-suara kecapan itu terdengar jelas oleh telinga peri Chanyeol dan ajaibnya kaki panjangnya seperti terjebak oleh lumpur lengket yang menyusahkan ia untuk bergerak. Sehun menyudahi ciumanya karena keduanya telah kehabisan napas, keduanya terengah dengan dahu bertautan
"I love you" Sehun berkata dengan manisnya, seharusnya Baekhyun menjawabnya namun hanya senyuman lembut yang ia gunakan untuk menjawabnya. Sayang sekali.
"Kau merusak lipstick ku" di iringi dengan kekehan khasnya, Baekhyun menyentil hidung Sehun
"Daripada aku merusak eyelinermu" Sehun mengecup cepat bibir Baekhyun menggoda
"Ish kau ini, ne arasseo" Baekhyun mengangguk-anggukan kepalanya
"Kajja mereka sudah menunggu kita, kau tidak ingin disemprot Kyungsoo kan?" lalu keduanya berjalan beriringan meninggalkan ruangan itu, pintu yang ditutup pelan seketika menyadarkan Chanyeol
"Sudah dua kali aku melihatnya" ia berkata pada dirinya sendiri. Kopi yang semula panas itu kini telah mendingin, karena panasnya telah merambat keseluruh tubuh Chanyeol.
.
Lorong rumah sakit itu begitu hening, sebagian orang akan merasa ketakutan jika berjalan sendirian dihari yang sudah menggelap apalagi melewati kamar mayat ini. Akan tetapi tidak dengan Luhan, ia tengah duduk tenang disalah satu bangku dengan satu kertas kumal berada di tanganya yang sedikit mengepal. Matanya ia alihkan ke sembarang arah namun hanya tulisan 'kamar mayat' yang menjadi fokusnya, ia tak menunjukan ekspresi yang berarti kemudian pergi dari sana. Ia bejalan dengan santai sembari mengingat beberapa suara dokter Yixing yang berbincang denganya tadi. Luhan tidak tuli, ia mendengarnya dengan jelas kalimat per kalimat yang dilontarkan dokter berlesung pipit itu. Ia jujur saja kaget namun ia tampak biasa saja setelahnya.
.
"Baek kau melihat apa?" Sehun saat ini merangkulkan sebelah tanganya di pundak Baekhyun. Keduanya berada ditempat dimana gembok bertuliskan nama-nama dari seluruh pengunjung terpajang indah pada tembok Namsan Tower
"Aku sedang menikmati malam ini"
"Syukurlah kau menyukainya, jarang-jarang kita seperti ini. Kau kan lebih sering keluar dengan ayahmu" Sehun tau jika kekasihnya ini lebih memilih ayahnya daripada dirinya namun ia tak pernah mempermasalahkan hal itu karena orang tua adalah segalanya juga baginya
"Terimakasih Hun" Sehun membalasnya dengan mengacak lembut surai wangi milik Baekhyun.
Baekhyun tak akan memberitahu Sehun jika sebelumnya ia tengah mengamati salah satu gembok yang ia tulis dulu bersama ayahnya. Ia ingat bagaimana ia sangat bahagia kala itu, ayahnya juga senang melakukanya.
"Aku membelinya juga, kau ingin menuliskan nama kita berdua sayang?" Sehun memperlihatkan gembok dan kunci berwarna pink yang baru saja ia beli
"Woah aku tak menyangka jika kau ingin melakukanya"
"Aku ingin semua orang tau jika Baekhyun adalah milik Sehun seorang" Sehun tersenyum sangat tampan setelahnya. Baekhyun tak bisa menyembunyikan semburat merah muda di pipinya dan tersenyum malu-malu
"Kau saja yang menulisnya kalau begitu"
"Baiklah" Sehun menuliskan namanya dan Baekhyun dengan tambahan ikon love dan smile. Setelah memasangnya dengan hati-hati kemudian Sehun membuang kunci itu kedasar
"Kau harus ingat sayang, kau milikku. Aku sangat menyayangimu dari dulu hingga sekarang perasaanku tak sedikitpun berubah padamu"
"Sayangnya aku telah berubah Hun, apa kau tetap mau padaku jika mengetahui semua keburukanku?" Baekhyun berkata di hatinya yang sedikit tercuil mendengar ucapan cinta dari Sehun
"Aku juga menyayangimu sayang" Baekhyun tidak sepenuhnya bohong, dalam sisi hatinya Sehun masih tinggal disana. Sehun tersenyum menimpali jawaban Baekhyun dan segera mendekap kekasih mungilnya dengan erat. Mendaratkan ciuman dipucuk kepala Baekhyun berulang kali menunjukan besarnya perasaan yang ia miliki pada Baekhyun.
.
Pagi ini Baekhyun berinisiatif memasak sarapan untuk ayahnya. Ia bangun lebih awal dan menyibukan dirinya didalam dapur. Rambut yang dikuncir kuda dengan apron yang melilit tubuhnya membuat Baekhyun tampak seperti istri siaga yang tengah melayani suaminya
"Anak ayah sedang apa hm?" Baekhyun sedikit kaget dengan suara husky milik ayahnya, jujur saja masakanya belum siap
"Aku sedang memasak sup iga untuk sarapan, ayah tunggulah sebentar ne"
"Baik" Chanyeol duduk menghadap punggung Baekhyun, anaknya tengah sibuk mondar mandir sampai tidak sengaja punggung tanganya menyenggol kuali panas
"Ouch" Baekhyun mengaduh
"Baek" Chanyeol segera menghampiri anaknya dan meraih tangan itu
"Kau tidak apa-apa?"
"Hanya sedikit panas" Baekyun mengernyit kulitnya sedikit memerah dan perih, ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir akan kecerobohanya. Chanyeol meniupnya pelan membuat Baekhyun terpaku ditempat
"Kau ingat Baek sewaktu kecil kau suka sekali menganggu ayah saat memasak didapur"
"Ah sepertinya aku lupa" Baekhyun tersenyum kikuk
"Kau pernah menyentuh kuali panas dengan jari kecilmu dan kau langsung menangis keras setelahnya. Ayah bingung harus bagaimana karena kau tak berhenti menangis gara-gara tanganmu memerah seperti ini"
"Lalu apa yang ayah lakukan agar aku tidak menangis lagi?"
"Ayah menggendongmu dan meniup tanganmu berulang kali agar sakitnya berkurang namun itu tidak berhasil"
"Aku pasti sangat merepotkan ayah waktu itu" Baekhyun tertunduk lesu
"Tidak karena satu hal yang ayah lakukan membuatmu menghentikan tangisanmu"
"Apa itu?" Baekhyun penasaran apa yang ayahnya dulu lakukan padanya
"Ini" Chanyeol menundukan kepalanya dan mengecup punggung tangan Baekhyun yang memerah dengan bibir basahnya. Baekhyun dibuat membatu di tempatnya, ia sungguh tak mempercayai ini akan dilakukan oleh ayahnya. Chanyeol menyentuh tanganya dengan lembut, bibir ayahnya menempel sempurna dipermukaan kulitnya memberikan efek yang luar biasa pada seluruh sarafnya. Selang beberapa detik Chanyeol menyudahi kegiatanya
"Bagaimana sudah mendingan kan? Lain kali kau harus hati-hati ne. Tidak usah terburu-buru ayah pasti menunggumu" Chanyeol kembali pada tempat duduknya dan hilang ditelan koran yang merebut atensinya pada Baekhyun. Kemudian si gadis berbalik menghadap kompor dan menyentuh dadanya yang berdegup tak tau malu.
.
"Lu kau tak mendengarku?" Yixing bertanya pada Luhan disambungan telefon pagi itu
"Aku mendengarmu"
"Aku sudah memberitahumu, seharusnya kau bersiap"
"Sebentar lagi okay"
"Ku harap kau tak mangkir lagi"
"Ya eonnie" Luhan menutup telfonya melihat Chanyeol masuk di ruanganya. Luhan segera merapikan penampilanya lalu menyusul Chanyeol
"Selamat pagi" sapa Luhan
"Selamat pagi noona"
"Kau sudah sarapan?"
"Sudah. Baekhyun memasak untukku pagi ini"
"Benarkah, sepertinya ia jago memasak"
"Tidak juga, ia hanya suka memasak untukku. Ia selalu menyuruhku makan dan marah jika aku telat makan siang. Bahkan ia sendiri memiliki magh"
"Aku akan sangat bersyukur jika aku menjadi dirimu Yeol"
"Kau benar noona, aku sangat bersyukur memilikinya. Ngomong-ngomong ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?"
"Ah tidak, aku hanya ingin mengajakmu sarapan tadi"
"Ah begitu, kalau begitu nanti siang saja bagaimana?" Luhan sedikit mencerahkan wajahnya kembali
"Baiklah, makan siang dimana?"
"Di kafe sebelah"
"Baik Yeol, aku akan kembali ke mejaku"
"Ya, selamat bekerja" Luhan berbalik dan tak sedikitpun bisa menahan senyumnya saat ini, Chanyeol selalu baik padanya dan tak jarang bersikap manis padanya. Chanyeol yang ia kenal tak pernah berubah, selalu memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan baik.
.
"Bagimana bisa aku bermimpi seperti itu lagi" Sehun mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia kesal karena mimpi dimana Baekhyun tengah memeluk lelaki lain kembali menyapa dunia mimpinya. Jujur saja Sehun tak bisa berpikir positif setelah ini, ia takut jika suatu saat mimpi itu benar terjadi. Pikiranya saat ini adalah Baekhyun, ia takut jika Baekhyun akan jatuh di pelukan orang lain nantinya
"Aku harus menemui Baekhyun" Sehun beranjak dari kasurnya dan memilih untuk segera mandi dan menemui sang kekasih.
Hari ini Baekhyun tengah menyamankan dirinya diatas sofa empuk ditemani dengan ponsel dan setoples keripik kentang. Tanganya begitu lincah memainkan game yang begitu populer dikalangan pecinta Kpop terutama SMTown stan. Lagu demi lagu ia mainkan dalam mode Hard, ia begitu percaya diri menyentuh note dengan hasil Perfect namun fokusnya buyar ketika bel rumahnya nyaring terdengar. Siapa pikirnya yang datang kemari dipukul 10 pagi
"Sehun" Baekhyun tak menyangka Sehun akan datang tanpa sepengetahuanya
"Baek" Sehun segera memeluk Baekhyun dengan posesif
"H-hun ada apa?"
"Kau tidak akan meninggalkanku kan?"
"Sehun kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Aku disini"
"Kau menyayangiku?" Sehun memandang mata Baekhyun dengan intens
"Aku menyayangimu"
"Kau tidak memiliki lelaki lain kan?" pertanyaan itu mencubit hati Baekhyun
"T-tidak, ada apa sebenarnya? Aku tidak mengerti maksudmu yang tiba-tiba seperti ini"
"Aku hanya takut Baek" Sehun kembali memeluk Baekhyun erat
"Apa yang kau takutkan?"
"Aku takut kau berpaling dariku sayang" Baekhyun tampak lesu dibalik pelukan Sehun, ia menyadari bahwa dirinya sudah tak sepenuhnya lagi berada di pihak lelaki yang telah memeluknya kini
"Jangan takut, aku disisimu" Baekhyun merasa perlu mengatakan ini, ia tidak mau terlihat mencolok. Lalu Baekhyun menuntun Sehun untuk duduk di sofa
"Duduklah dulu, aku akan membuatkanmu minuman" Baekhyun beralih membiarkan Sehun yang masih dipenuhi dengan perasaan was-was.
Baekhyun mengambil cangkir lalu beralih ke lemari es untuk mengambil jus jeruk yang selalu siap sedia didalam sana. Ia menuangkanya dengan hati-hati tanpa menyadari Sehun memasuki dapur dan memeluk dirinya dari belakang. Baekhyun terlonjak mengakibatkan jus yang ia tuang tadi sedikit mengotori mejanya
"Aigoo kau mengagetkanku"
"Aku menyayangimu Baek" Sehun memeluk perut Baekhyun dan menyandarkan kepalanya pada bahu sempir kekasihnya
"Iya iya Tuan Oh aku tau itu" selanjutnya Baekhyun dibuat tercekat ketika Sehun menjilat telinganya dengan lidah hangatnya, Sehun menggodanya
"H-hun" Baekhyun terbata
"Aku ingin memilikimu sayang" entah apa yang merasuki tubuh Sehun yang jelas saat ini ia begitu membutuhkan Baekhyun, persetan dengan janjinya pada sang kakak toh kini kekasihnya seperti ingin direbut orang lain dan Sehun tak mengizinkan itu. Sehun meraba perut Baekhyun dengan sensual dibalik kain yang menutupi tubuh ramping kekasihnya. Sehun meniup telinga itu dan melesakkan lidahnya kedalam membuat Baekhyun membuka dan menutup matanya berulang kali. Sehun menyingkap kaus itu dan mengelus acak perut rata kekasihnya. Baekhyun melenguh pelan ketika lidah itu menggelitik seluruh rongga telinganya, ia tak bisa diam. Baekhyun menggeliatkan sedikit badanya dan ditarik kebelakang oleh Sehun. Sehun beralih menyusuri leher jenjang Baekhyun dengan lidahnya, dengan nakal Sehun mengusap tanganya pada gundukan milik Baekhyun yang terbalut oleh bra
"S-sehun ah"
"Aku membutuhkanmu Baek" suara Sehun dipenuhi oleh nafsu, tak biasanya ia seperti ini pikir Baekhyun.
Keduanya makin memanas dengan gairah masing-masing. Sehun yang menggoda payudara Baekhyun dan bibirnya yang masih sibuk mengecupi tengkuk Baekhyun
"Lepassh" Baekhyun tau setelah ini akan terjadi apa, ia tidak mau Sehun mengetahui keadaanya
"Baek izinkan aku please" Baekhyun menggeleng pelan. Melihat penolakan kekasihnya membuat emosinya naik, ibarat sudah pusing kepentok tembok juga Sehun langsung melucuti kaus yang dipakai Baekhyun dengan sedikit memaksa. Posisinya yang berada dibelakang memudahkan ia membuka kaitan bra milik Baekhyun dan berakhir sang perempuan yang half naked. Baekhyun belum sempat protes, Sehun langsung menyerang kedua payudaranya. Sehun meremas payudara sintal itu dengan gemas, napas Baekhyun menjadi tak beraturan. Sehun yang merapatkan dirinya pada tubuhnya membuat ia merasakan dimana kejantanan milik kekasihnya itu tengah turn on. Baekhyun menggelengkan kepalanya namun tubuhnya menikmati sentuhan-sentuhan itu
"S-stoph Hun" Sehun malah mengapit puting Baekhyun dengan kedua jarinya, menarik-narik puting itu bersamaaan
"Eungh" Baekhyun tak bisa lagi menahan kenikmatan ini, ia melenguh sembari menegakkan tubuhnya. Ia bergerak-gerak gelisah dibawah kuasa Sehun. Sehun memberikan kecupan kupu-kupu pada pundaknya dan menelusupkan tanganya menuju perut bawah Baekhyun
"J-jangan" Baekhyun mati-matian menahan segala hasrat yang telah membuncah namun Sehun menggeleng. Sehun membuka cepat kancing dan resleting celana Baekhyun, tanganya menyentuh dimana klitoris Baekhyun tengah menegang
"Ahh" Sehun tak banyak bicara dan memasukkan jarinya menembus celana dalam Baekhyun
"H-hun stophh" Baekhyun memegang tangan Sehun berniat untuk menariknya namun Sehun tak mendengarnya
"Kau milikku sayang" setelah itu Sehun gencar meniupi telinga Baekhyun dan menggoda klitoris Baekhyun dengan satu jarinya, ia belum ingin memasukkan jarinya. Baekhyun mencicit beberapa kali membuat ia bangga bahwasanya ia dapat membuat Baekhyun menikmati sentuhanya. Selanjutnya Baekhyun merasa lega karena tangan nakal itu sudah tidak pada miliknya lagi namun Sehun tak berhenti rupanya. Ia membalik tubuh Baekhyun menghadap padanya, Sehun langsung menciumi tiap jengkal wajah Baekhyun dan menjilati seluruh leher mulus sang kekasih. Lidahnya turun menyusuri payudara itu dan berhenti pada ujung tegang yang mencuat sempurna. Sehun memutar lidahnya diujung nipple Baekhyun menciptakan sensai geli yang memabukkan. Baekhyun menutup menggigit bibirnya sendiri agar desahanya tak keluar
"Mendesahlah, jangan ditahan sayang" setelah itu Sehun meraup payudaranya, memainkan satu tanganya pada payudara yang lain. Baekhyun tersengal-sengal, napasnya panas dan miliknya lengket akan cairanya sendiri. Sehun seperti memakan payudaranya, ia melumat higga menggigit yang dihadiahi desahan Baekhyun
"Anghh Sehun" Sehun menggeram dibalik ciumanya pada payudara Baekhyun yang sintal, ia memberikan kecupan kupu-kupu dan berakhir menandainya dengan kissmark yang begitu kentara
"Kau milikku" suara Sehun begitu tegas, ia seperti menandai Baekhyun dengan sikapnya. Baekhyun hanya mampu mengangguk karena selanjutnya Sehun mengajakya berperang lidah, dada keduanya saling menghimpit, suara-suara kecapan begitu mendominasi french kiss itu. Tangan Sehun yang bebas kembali menggerayangi payudara Baekhyun, menarik dan memelintir nipple itu. Baekhyun tak bisa mendesah karena lidahnya sibuk bergelut dengan lidah Sehun. Sehun melesakkan lagi tanganya kedalam celana dalam Baekhyun, membelai vagina kekasihnya dan menekan-nekan benda kecil itu. Baekhyun tak kuat, ia melepas tautan itu dan mendesah panjang
"Eunghh ahhh" Sehun yang mendengarnya merasa lebih tertantang dan mencoba mencari lubang surga Baekhyun, ia menemukanya namun dorongan Baekhyun mengakhiri semuanya
"Hentikan Hun!" Baekhyun sedikit berteriak, ia kini telah mengatur napasnya
"Kenapa?" tanya Sehun frustasi, Sehun melihat penampilan Baekhyun yang berantakan namun sexy. Payudara yang menggantung indah di hiasi oleh tanda bibirnya, mata yang sayu dan nafasnya yang terengah. Sungguh pemandangan ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya
"Kita tidak boleh melakukan ini Sehun, kau lupa dengan perkataanmu yang ingin selalu menjagaku?" Baekhyun menelan ludahnya
"T-tapi" Baekhyun merapikan celananya dan memungut pakaianya serta memakainya kembali. Bisa Baekhyun lihat Sehun masih dalam keadaan tegang saat ini, celana kain yang dipakai Sehun tak luput dari mata Baekhyun
"Sudahlah kau butuh istirahat, nampaknya kau kurang sehat Hun" Sehun menunduk
"Aku pulang, maafkan aku Baek" lalu Sehunpun pergi tanpa diantar oleh Baekhyun
Maafkan aku Sehun, bukanya aku tak mengertimu tapi aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan dimana aku sudah tak baik lagi untukmu. Jika kejadian itu tidak terjadi, aku bisa pastikan kau adalah lelaki pertamaku. Akan ku pasrahkan seluruh jiwaku padamu, namun satu malam membuatku pasrah pada lelaki lain. Maafkan kekasih bodohmu ini.
.
.
.
TBC
.
.
.
Haiiiiii im back! Bagaimana pendapat kalian? Masih minatkah pada ff ku ini?
Hayooo siapa yang bilang ff ku discontinued? Masih on progress kok cuma ya yg sabar nggeh :)
Oya aku emang sengaja ga pernah kasih kalian spoiler, supaya reader menebak-nebak dong hehe. Btw aku seneng banget baca review kalian yg selalu kasih aku semangat buat nulis. Ketahuilah sedikit ketikan kalian pada kolom review itu berdampak sangat besar pada diriku, im sure. Aku senang kalian masih menunggu ff ini, terimakasih banyak.
Oya ada yg baca ff ku yg Everlasting gak? Aku mau jelasin sedikit disini siapa tau salah satu dari pembaca OMD ada yg baca ff itu. Soalnya kan ga mungkin dijelasin di ff yg udh complete lol.
Pertama, aku awalnya kurang prefer ke yaoi karena takut ga dapet feel nya. Tapi gatau lagi deh feel nya gimana karena yg menilai hanya reader. Aku awalnya pen buat gs aja tp kembali pada prinsipku, aku ingin improve kemampuan aku. Lagian ga semua reader suka genre gs kan nah maka dari itu aku pen buat yg brother complex aja.
Kedua, penggambaran karakter chanbaek. Jujur baek itu aku gambarin seperti seseorang di masa lalu aku, seorang yg menggebu akan perasanya namun hilang ketika satu kesalahpahaman muncul. Baek emang keras kepala namun didalam hatinya masih ada nama ceye. Dan ceye aku gambarin seperti aku sendiri, aku yg menyerah sebelum berperang. Dan aku yg sampai saat ini menyimpan kebenaran tanpa aku utarakan. Bedanya aku menyimpannya sampai saat ini dan ceye yg mati membawa penjelasan. Kedua tokoh itu tidak jauh dengan gambaran aku dan masalalu aku (maaf ini supaya paham aja kenapa aku buat gitu chanbaek nya). Ceye ku buat mati karena sengaja menggambarkan diriku yg hilang tanpa menoleh kebelakang dan lebih memilih mengalah walau dalam hati terbersit harapan jika suatu saat nanti akan kembali. Aku dan ceye sama2 merelakan yg tidak kami ikhlaskan lebih dulu bersama orang lain. Bedanya ceye masih nyamperin baek dan aku tidak bhahaha. Tapi baek dan masalalu aku sebenarnya masih sama2 menyesal akan perbuatanya yg tidak sabaran, cuma kan baek udh tau clear apa masalahnya sedangkan si anu(?) masih ngambang wkwk. Sudah sudah kami hidup dengan jalan kami masing-masing saat ini (lama2 curcol kan).
Ketiga, aku cuma ingin menyampaikan pesan dalam ff itu. Alangkah baiknya kalian redakan amarah kalian dengan cara yg bijak, selesaikan semuanya dg kepala dingin. Jangan tergesa dan lebih baik menjelaskan segalanya sebelum waktu tidak mengizinkan dirimu untuk menjelaskan dan berakhir menyimpan kebenaran sendiri. Jangan mudah menyimpulkan sendiri tanpa mau mencari bukti yg lain. Tepatkan posisimu tidak hanya pada dirimu saja melainkan tepatkan posisimu juga pada orang lain dengan itu kalian akan mudah memahami sesama.