Menjadi pahlawan adalah tentang bagaimana kau berusaha untuk ikut campur urusan orang lain, entah ikhlas atau tidak, mau atau tidak . Kau punya kewajiban menyelamatkan mereka sekalipun kerap menuai sumpah serapah .atau bahkan dendam kesumat yang tidak beralasan . well, bagaimana pun juga, pahlawan tetap manusia, seberapa heroik pun tindakan mereka, tetap akan datang hari dimana urusanmu tidak boleh di campuri oleh siapapun juga, terutama jika kau ingin sendiri .
Petter parker juga demikian, ia menyendiri di sudut kota new york di riuh gegempitan malam, di tengah bahana musik yang memabukan siapapun yang terlarut dalam kesedihan untuk euforia sementara, dan pengabaian stress singkat .
Petter meneguk anggur keras dengan alkohol keterlaluan, wajar saja jika sempoyongan ia berjalan menuju toilet layaknya pria kecil pemabuk yang tidak berpengalaman, untung saja di sana seorang hero sejati harus mempu menangkap sang tubuh rapuh agar tak terjerembab di lantai dansa . Sekali lagi: tidak semua tindakan heroik di balas dengan pujian .
Bukannya ucapan terimakasih karna penyelamatannya membuat si pria mabuk tak mencium lantai, wade wilson malah di muntahi, jaket kelabunya berhias cairan asam lambung dan alkohol pekat . Dia harus pulang saat itu, sayangnya jiwa heroiknya memaksa untuk tidak mengabaikan si pria kecil . weasel saja sampai menertawainya kelewat heboh, dan sukarela meminjamkan ruang istirahat sang bartender, dia letakan tubuh si pria kecil di sana, dan memilih untuk membereskan kekacauannya sendiri .
Maka wade bergegas mengambil tas ransel hitamnya, menatapi sang pria kecil dengan muka kemerahan dan bintik khas pecundang sebelum berlalu begitu saja . Well, dia harus mandi .
.
.
.
death Spidey
keadilan butuh cinta baru
Warn : Iya ini fic manXman .bahasa menusuk mata, ga baku, typo bertebaran, bersambung, dan entahlah, aku hanya ingin menulisnya, jadi jangan terlalu berharap banyak oke?
Rate : T menyerempet M implisit .
Genre : humor menyakitkan
Desclaimer : Marvel? MARVEL kann? -oh, aku ga tau, pokoknya komikusnya deh .
Enjoy it .
.
.
.
Wade melintasi gelap gang-gang kecil kota, sekalipun menegak vodka, dan beberapa wine murah, si pemabuk tetap tidak berniat membolos kegiatan pahlawan, di dukung teriakan wanita yang tasnya tarik menarik dengan pria jahat , wade melangkah singkat untuk ganti kostum, bagian terburuk menjadi pahlawan bertopeng adalah, kostum ketat tidak cocok di pakai di gang sempit penuh tikus dan kecoa . Mungkin wade sedikit mabuk atau ada yang salah dengan otaknya, kostumnya wangi pelembut pakaian .
Jeritan tolong makin keras, wade mengabaikan wangi aneh yang melingkupi kostumnya . Sayangnya yang tidak bisa ia abaikan adalah:kostumya tidak muat . Dan berwarna biru .
Tidak tunggu . Ini bahkan buka kostumya sama sekali!
Demi tuhan, wade bersumpah ia harus bergegas, tapi sempit di celananya menahan semua tendangan semaksimal yang ia bisa . Sekalipun sang penjahat tetap akhirnya terkapar ditanah dan beberapa pukulannya manjur .
"kau gagah seperti yang semua orang katakan tentangmu, spiderman ." Ciuman sang wanita nyatanya tak membuat wade senang .
Bagian terbaik dari semua ini,Wade akhirnya sadar dengan siapa ia bertukar kostum sekarang .
.
.
.
Pusing belum juga hilang dari kepala peter, ia melorotkan ransel hitam dari bahunya yang terlampau lelah . Ia butuh istirahat, terlebih lagi dia butuh liburan dari kegiatan kepahlawananya . Maka setelah mandi dan menegak air dingin dari kulkas kecil di suduk kamar, peter menjamah kasurnya , terlelap damai untuk rutinitas esok yang penuh penyelamatan, dan liputan untuk berita harian .
Ia terlampau capek untuk sekedar membuka ranselnya dan menemukan kostum orang lain di sana .
.
.
.
"hai, spidey! Mau muntah lagi?"
Ia muncul tiba-tiba di sana, di seberang meja saat sang laba-laba makan sendirian . Sepotong tomat nyangkut di tenggorakan peter, ia nyaris terbunuh karna keterkejutan . Lebih terkejut lagi karna wajah asing di hadapannya hancur tak berbentuk . Dan apa katanya tadi? 'spidey'? peter pasti masih mabuk, atau dia salah dengar, atau pria di hadapannya ini penjahat yang mendendam padanya karna salah satu penyelamatannya, dan menyeledikinya tentu saja untuk balas dendam atau membunuhnya, atau semacam itu lah .
Kewasapadaan peter meningkat seketika saat nampan berisi kentang goreng di letakan di mejanya . Sang pria buruk rupa dengan santai mencolek sedikit mayonaise peter dan mengunyah dengan lahap . Ya tuhan, bisakah para penjahat bersikap sopan dan manusiawi?
"kau tau apa kesalahanmu?" pria itu menunjuk wajah peter dengan kentang goreng . Peter diam tak beraksi,"kau kurang sentuhan sex, spideyboy ."
Peter akhirnya melihat ini dengan jelas: pria itu adalah penjahat, dia kasar, tidak sopan, dan bermulut kotor . "apa yang kau inginkan?"
"apa yang ada di dalam tasmu, tentu saja ."
"kau mau merampokku? Kau pasti masih mabuk kalau ingin menjarah barangku setelah tau siapa aku sebenarnya"
"satu-satunya yang aku inginkan adalah kostumku balik, tapi kalau kau menawarkan, aku, menjarah barangmu yang imut itu, tentu saja kau tidak perlu meminta dua kali spideyboy ."
Peter itu jenius, sekalipun lelucon pria di depannya amat kasar dan cabul,ya—dia paham, tentu saja kontan memeriksa tas hitamnya, kostumnya masih di sana, hei, apa pria ini gila?
"kalau yang kau maksud itu kostumku, kau pasti sedang bergurau"
"oh ayolah spidey boy! Periksa lagi, kau ingin aku memakai pakaian ketat—meskipun secara teknis aku memang kadang lupa pake kolor, tapi, bukannya kostum ketat akan menonjolkan bentuk kolormu? Jadi aku melepasnya—tapi celana laba-labamu itu keterlaluan kau tau? Ketat . Menjepit,spidey! MENJEPIT!"
Peter ingin melempar nampannya, atau jaring laba-labanya atau sepatunya, atau kolornya sekalian agar pria gila di depannya diam, tapi dia tetap di sana, bimbang ingin mengalihkan tatapan dari pria buruk rupa—dan memberikan kesempatan pria itu untuk menyerangnya ,hell no!—ataukah memeriksa tasnya .
"oh ayolah! Aku bawa kostummu, kalau kau ragu . Dan—oh, jangan lupa di cuci ok, juniorku basah kemarin, kau tau? Menjepitnya itu—uh, keterlaluan spideyboy ."
Peter menghela nafas, mungkin ia masih mabuk, atau ini karmanya meninggalkan bibi tuanya sendirian hingga harus menemukan pria menjijikan ini ."bagaimana aku harus mempercayaimu,brengsek . Aku bahkan tidak mengenalmu"
"siap-siap terkejut dan lompat dari kursimu saat mendengar namaku"
Peter menunggu dengan jengah,
"kau ironman?"
"maksudmu aku bisa punya janggut?"
"hulk?"
"a-a! Juniorku cukup coklat ngomong-ngomong"
" . . . .cat women?"
"aku nggak punya belahan dada . Oh, periksa saja tasmu dan kita selesaikan semua ini!"
Peter menurunkan kewaspadaannya, ia menghela nafas berat dengan enggan menggapai ranselnya kembali untuk menemukan –iya, kostumnya berbau alkohol dan sex panas—beberapa kondom melekat di sana secara menjijikan— kostum itu jelas bukan miliknya .
"kau lihat, tampangku saja yang jahat, aku pahlawan kau tau?"
Peter memutar mata ."pahlawan tidak koleksi kondom bekas, lagipula siapa kau hah? Bagaimana kostum kita bisa tertukar ."
"hentikan kewaspadaanmu penggerutu, santailah sedikit!, well,aku DEATHPOOL . Si wajah baru keadilan, spideyboy"
"hentikan panggilan mengerikan itu, tuan kematian . Kembalikan kostumku ."
"kau tidak mau mengenal namaku?"
"apa itu perlu?"
Peter semakin terganggu dengan ini, pria didepannya begitu menyebalkan, tipe manusia yang peter hindari : kasar, terlalu percaya diri, jorok, pencuri: ingat soal saos mayonaisenya, dan ranselnya, dan waktu makan siangnya yang berharga?- bagian yang paling mengganggu terutama adalah tawanya: menggelegar tanpa tau malu .
"wade wilson, pahlawan magang di kantor X-man ." Ujar wade sumringah .
Tas ransel di serahkan pada peter, begitupun sebaliknya . Tanpa respon berarti, peter berlalu cepat menjinjing tasnya bermaksud pergi sebelum—tasnya ,wade tarik hingga refleks laba-labanya kurang aktif dan membuatnya kembali terjatuh kebelakang—kedada bidang wade dengan kaos polo hitam dan jaketnya .
"namamu, spideyboy"
Panik dengan posisi kurang etis, peter memberontak untuk mempertahankan keseimbanganya dan tolonglah tangan pria brengsek ini mendarat dimana?!
"lepaskan aku brengsek!" peter kekurangan kata makian .
"namamu spidey~" peter bersumpah,kekehan di telinganya membuatnya ingin menghajar wade . Jadi ia menatap wade dengan nyalang, menempelkan jaring mini ke mulut pria itu dan mengambil kembali keseimbangannya kembali saat wade lumayan panik .
"makan saja jaring itu,brengsek, aku bersumpah kalau aku menemuimu lagi, aku akan menghajarmu!" peter berlalu dengan amarah .
Meninggalkan wade yang membeku dengan jaring laba-laba di mulutnya, bengong mengisi otaknya dan—ya tuhan! Debaran di dadanya .
.
.
.
Tidak . Dia masih suka wanita demi tuhan .
.
kan?
.
.
.
Wade wilson mendiami apartemen kecil di sudut murah new york bersama wanita tua buta penggila senjata . Jarang- jarang dari aksi pembunuhannya wade sampai terbayang-bayang , Sekeji apapun cara ia melenyapkan musuhnya, selembut apapun dia menghujatkan tusukan ke tubuh korbannya . Dia tidak mengingat itu semua sebagai sesuatu yang penting, apalagi wajah korban-korbannya .
Masih lebih baik dia menghapal tiket pacuan kuda,atau nomor channel tv faforitnya . maka katakan sehebat apa seorang spidermen yang maha terkenal itu hingga membuat wade uring-uringan dikamarnya . Hei, ayolah! Bagaimana mungkin wade bahkan kehilangan nafsu makannnya hanya karna manik kelabu itu mengisi perutnya hingga kenyang .
Wade pasti sudah gila .
"cinta memang gila, wade ."
Wade tertawa nyalang untuk ukuran pria yang sedang makan kacang polong rebus . Wanita tuanya tersenyum menjijikan dengan kulit kacang di giginya .
"yang gila itu kau, nenek tua . Itu tuh, kacang di gigimu!"
"hahahah! Ada yang jatuh cinta!"
Wade memutar bola mata—sekalipun dia tau sang nenek tidak akan bisa melihatnya karna kebutaan itu—"wohhooo lihat siapa yang membual . Makan saja kacangmu dan akan kuantar kau kerumah sakit jiwa terdekat . Kau butuh obat," ujar wade sarkastik dengan lelucon menyakitkan .
"akui saja nak, kau jatuh cinta, cintaa~~"
Wade menelan kacang polongnya . Berfikir apakah dia mendadak homo karna wangi pelembut pakaian, atau keterkejutan soal betapa ringkihnya seorang pahlawan super yang terkenal hebat itu dalam pelukannya .
Oh tidak, tunggu, spideyboy imut mendadak menari di kepalanya .
Satu sendok kacang polong lagi, rasanya wade bahkan lupa betapa ia membenci makanan itu—kalau saja dia tidak kelaparan, kalau saja— "hei nek, gimana caranya buat bikin cowok muda jatuh cinta?"
Sang nenek terbahak di seberang mejanya, kelewat heboh sampai wade yakin sedetik kemudian, jantung nenek akan keluar dari mulutnya .
"hisap saja bolanya . Nanti juga dia enak"
Astaga . Sang nenek pasti jatuh kejalan sesat . Wade menyesal menghabiskan dua detiknya untuk bertanya . Dia melempar kacang polong dalam mulutnya ke lantai, dan tersenyum .
Tidak, tunggu .
Itu bukan ide yang buruk,kan?
.
.
.
Bersambung?
Hai, ini fic crossover pertamaku .
Didedikasikan untuk kegilaanku soal wade wilson (si pemilik lelucon ga lucu dan berbahaya) yang entah kenapa kok cocok kali yah kalo di gabung sama spiderman(si nerdy boy yang rajin nabung dan patuh pada orang tua) .
Nah, pokoknya begitu .
Aku gayakin bakal ada yang review, atau fav ato like . Jadi ga janji buat chap duanya update cepet/DASAR .
Yah, aku bakalan rajin update deh, nanti, buat semua ceritaku
Hoshino kaze,020816-jam 7 pagi :')