Ichi - The Rocker Girl

Malam yang tenang...

Yah, seperti biasanya, hari biasa yang dilalui secara biasa pula, tak ada yang spesial. Seperti saat ini, pria tinggi dengan rambut hitamnya itu menghabiskan malamnya dengan tetap dirumah, duduk di depan meja belajarnya. Mata hitamnya menyipit dibalik kacamata minus yang membungkus manis kristal itu. Dengan serius matanya bergerak dari kiri ke kanan membaca halaman demi halaman buku bergambar yang bernuansa colorful.

Jika kau mengira itu dongeng, kau salah besar. Dan bukan pula sebuah buku pelajaran. Melainkan buku yang terdiri dari narasi dan dialog antar tokoh. Sebut saja manhwa.

Sesekali pria tan bermarga Kim itu tersenyum bahkan sampai terbahak hingga matanya membentuk lengkungan yang menyenangkan.

Tapi, sepertinya kebahagiaannya hanya bertahan sebentar. Tak lama kemudian sang pria dikejutkan dengan suara dahsyat yang ia yakini dari tetangga sebelah. Suara drum yang di tabuh dengan stiknya terdengar begitu keras sampai ke telinganya.

Tidak biasanya ada konser dadakan, sahutnya dalam hati.

Ia mencoba tak peduli.

Namun, suara itu semakin kencang. Ia mendecak pelan sambil mencari alternatif. Ah, itu dia! Matanya langsung berbinar cerah melihat earphone hitamnya tergeletak terabaikan di atas lemari bukunya. Sedikit berdebu memang, maklum perannya tergantikan dengan tumpukan buku yang menjadi favoritnya sejak kelas 1 SMA.

Earphone pun di pasang, tapi tak terdengar suara apa pun yang berdendang di telinga. Ya, dia hanya mencoba mengantisipasi kebisingan sang artis yang sedang konser itu.

Tapi semuanya sia-sia. Usahanya gagal total. Dengan ajaibnya, suara kaleng rombeng -menurutnya- tersebut tetap saja mengusik ketenangannya. Entah sihir apa yang digunakan sang tetangga, hingga tembok yang tebalnya berpuluh-puluh meter dengan jarak yang tak bisa di bilang dekat itu sanggup menerobos masuk kamarnya.

Tap!

Dia menutup komik yang bertuliskan "Skill Of Lure" itu dengan kasar. Kesal? Sudah pasti. Bagaimana bisa dia membuat kebisingan seperti itu sementara ini adalah kompleks. Bisa habis di amuk massa keluarga itu.

Dengan langkah sedikit cepat, ia menuruni anak tangga. Hari ini orangtuanya sedang keluar kota, mau tak mau ia yang harus turun tangan.

Pintu utama terbuka, keningnya berkerut kala tidak mendapati satu warga pun yang sedang berdiri dengan raut wajah kesal atau pun mereka yang tengah mengacungkan obor. Oke itu berlebihan.

Dahinya makin berkerut kala ia sadar bahwa suara konser itu tak terdengar begitu keras. Apa telinganya yang terlalu sensitif?

Dia mengangkat bahunya acuh, dengan segera pria tan itu menghampiri rumah yang tak terhalang oleh rumah lain.

-oOo-

Ting.. Tong..

Dan itu sudah ke sepuluh kalinya ia memencet bel rumah bercat putih gading itu. Yang anehnya, pria itu hanya mendesah pelan dan tetap bersabar menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya.

Tangannya kembali terulur hendak memencet bel itu untuk yang ke sebelas kalinya, tapi dengan berhentinya kebisingan itu menandakan bahwa sang penghuni rumah baru saja mendengar suara bel.

Pria itu menyungging senyum menang tanpa sadar, dan langsung lenyap ketika suara kunci yang di putar dan kenop pintu yang ditarik. Kini dihadapannya berdiri wanita cantik dengan rambut hitam berkilatnya. Rambutnya tergerai indah menyentuh hingga setengah punggung dan dress rumahan yang sangat imut membalut tubuh pendeknya. Walau ekspresi wajahnya datar -bahkan terkesan dingin-, tapi itu tak menutup pesonanya.

"Apa?" tanyanya ketus saat menyadari si pria yang menjadi tamunya hanya diam dengan dahi berkerut.

"Oh, maaf sebelumnya. Tolong beritahukan kepada seseorang yang sedang menabuh drum-"

"Itu aku! Kenapa?!" potong sang wanita dengan kasar sambil memajukan wajahnya, menatap pria di depannya dengan sangar.

Pria tan itu tertegun, badannya sedikit tersentak ke belakang. Dahinya kembali berkerut, betulkah apa yang dikatakan gadis pendek ini? Pasalnya, tampilan luarnya sangat tak mendukung dengan kelakuannya. Bahkan bibirnya saja ia beri lipgloss pink yang semakin membuatnya menjadi gadis manis yang penurut.

"Ada apa dengan wajahmu itu? Mau ku buat menjadi lebih jelek?" ujarnya ketus sambil menunjukkan tangannya yang mengepal kuat, seakan memperjelas apa yang bisa ia lakukan.

"Aku tidak bermaksud menantangmu nona!" balasnya sedikit meninggi. "Baiklah, biarkan aku berbicara dengan orang tua-"

Lagi, ucapan pria yang lebih tinggi 10 cm dari wanita itu di potong dengan ketus, "Orang tuaku sedang pergi. Ini adalah hari kemerdekaanku, dimana aku kembali terlahir! Jadi, jangan mengganggu kesenanganku dasar banci!"

Apa? Barusan dia berkata banci? Aku tidak salah dengarkan? sahutnya dalam hati. Cukup sudah wanita ini mempermainkan kesabarannya. Dan sayangnya, kemarahannya terlambat. Seusai dia berkata kasar, wanita itu yang sejatinya berdiri di dalam rumah langsung menutup pintu, membantingnya kasar. Tak lama setelah itu, suara kaleng rombeng itu kembali terdengar memekakan telinga sang pria malang.

Ah, sudahlah!

Pria itu mendengus kesal, sambil menggertakkan giginya ia kembali ke kediaman yang biasanya sangat damai kini harus rusak karena pukulan drum sialan yang dimainkan oleh wanita sialan!

To be continued

-oOo-

Hai hai semua~ lama gak ketemu (emang pernah jumpa?)

Akhirnya setelah mendekam di dunia nyata selama kurang lebih 2 tahun aku kembali ke permukaan! Yeayy~

Hah, aku speechless sebenarnya, sumpah baca review para readers di FF DKS membuatku ingin mengucurkan air mata sambil guling-guling di aspal(?) Beneran deh ga bohong! Sebenarnya aku dah gak mau nge post FF lagi tapi berkat kalian yang masih aja nge review FF ku yang abal-abal membuatku kembali bangkit ke dunia maya T_T

Tapi, sorry banget dengan terpaksa aku bilang bahwa FF Do Kyung Soo TIDAK AKAN LANJUT! Alias end! Hontou ni sumanai minna-sama! #berlututbarengLuffy#

Bukannya enggak mau ngelanjutin, tapi aku dah gak ada feel lagi sama tuh FF. Dan ini berlaku untuk semua FF yang udah ku publish. Sekali lagi aku minta maaf

But don't worry, now I'm back with new Fict. It's same but not at all. Cerita ini sedikit mirip sama FF DKS, tapi gak akan serumit dan sekompleks DKS. Semoga kalian suka yaa?

Eh udahan dulu ya, udah kepanjangan bacot dari pada FFnya nanti malah di bacok readers pulak! Matilah aku #waduhMedanbanget# #sopastiILoveMedan#

Oke yang terakhir silakan di vote apakah FF ini layak lanjut atau di hapus!

Happy reading readers! ^o^

PS:: Btw, ada yang seperjuangan gak bareng aku yang ikut SBMPTN? Kalo ada aku ucapin selamat ya buat yang lulus. Bagi yang belum tetap semangat aku bakalan doain kamu kok supaya ketemu jodohnya eh?

(Terserah mau manggil aku apa, yang penting jangan author ok? Nenek lampir juga boleh kok kkk~)

Love,

Aizaa Tatsumi