Sehun anak yang pendiam. Walaupun seperti itu, banyak orang yang ingin mendekatinya, apalagi kalau itu seorang gadis. Mereka bahkan berebutan ingin mendekati Sehun. Tampan dan pintar, hanya itulah keunggulan Sehun. Ia tidak sekaya sahabatnya, Kai. Tapi setidaknya ia pernah merasakan bagaimana rasanya bergelimang harta dulu. Baginya itu semua sudah biasa, sekarang yang ia butuhkan hanya Luhan disisinya. Ya, Luhan—saudaranya, cintanya. Hanya itu yang ia butuhkan.

Ia tidak tahu pasti kapan ia merasakannya, tapi perasaan overprotective itu sudah muncul ketika ia menginjak bangku kelas sepuluh. Ia tidak suka jika ada yang berdekatan dengan Luhan, apalagi menyentuhnya. Bahkan ia sempat marah ketika tahu bahwa Luhan bekerja di belakang kasir di sebuah caffe, yang berarti ia harus melemparkan senyuman kepada setiap orang. Ingin ia berteriak, namun ia masih beretika ditempat umum. Jadilah ia menarik paksa Luhan menuju belakang caffe dan memarahinya—mencumbunya disana.

Ia pasrah melihat Luhan menangis dihadapannya, melihatnya seperti ini adalah kelemahannya, namun ia tidak bisa mengekspresikannya. Kali ini, ia mengalah. Membiarkan tubuh kecil itu kembali pada pekerjaannya.

Selama ini ia tahu bahwa Luhan tersakiti karna sikapnya yang suka menyiksanya. Ia ingin bersikap baik, jika saja hyungnya itu mau menerimanya, jika sudah ada kata 'tapi' atau kata kata penolakan yang lainnya ia tidak kuat menahan emosinya. Ia tidak suka penolakan, apalagi oleh hyungnya. Jika sudah seperti itu, emosinya sudah sampai ubun ubun dan instingnya menyuruh untuk mencumbu Luhan segera.

Ia teringat pertama kali melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan—bersama Luhan, saudaranya. Pemuda itu menangis, memohon ampun dan segala macam untuk menghentikan kegiatan tersebut, namun ia tidak bisa. Ia terus memasuki tubuh Luhan, menumbuk lubang itu keras dengan adiknya, mengikatnya dengan lengan kokohnya, membungkam bibirnya agar tidak terus menerus merapal kata kata yang tidak ingin ia dengar. Ia mencintai Luhannya.


Ketika ia bilang 'Aku ingin menikahimu' pada Luhan, memang benar kenyataannya. Ia benar benar menginginkan Luhan terikat padanya, bukan sebagai saudara kandung, tapi benar benar terikat dalam kehidupannya. Ia sangat terobsesi untuk memiliki Luhan seutuhnya, walaupun sebenarnya itu adalah hal yang tabu.

Ia tidak peduli dengan tanggapan orang lain—itupun jika mereka tahu yang sebenarnya. Selama ini, yang mereka lihat dari sosok Sehun adalah; tampan, pintar, pendiam, ramah jika disapa, dan guru guru mengutamakannya. Mereka mengagungkan Sehun bak pangeran. Jika saja dilihat lebih teliti, ia terlihat seperti iblis kesasar yang selalu menyiksa Luhan. Tidak ada yang tahu—yah, mungkin pengecualian untuk Baekhyun.


to be continued