London Bridge is Falling down Faling Down falling

London Bridge is Falling down my Fair Lady

London Bridge is Falling down Falling Down

London Bridge is falling down my fair lady

Disebuah ruangan gelap yang dipenuhi dengan boneka seorang dengan pakaian gothic lolita dengan berwarna biru gelap dengan topi kecil dikepalanya rambutnya yang biru terurai setengah punggung dengan hidmat menyanyikan lagu itu sambil duduk dikursi goyang dengan boneka yang serupa dengannya dipangkuannya tubuhnya mengeluarkan cahaya api biru yang sangat redup yang menjadi satu-satunya penerangan diruangan itu.

Flashback

Suasana pagi hari didorm tempat Rin dan adiknya Yukio tak pernah berubah sedikitpun dari biasanya Rin akan selalu membuatkan sarapan untuk Yukio. Dalam hidup Rin kemampuan yang paling menonjol adalah memasak walaupun dia adalah anak yang tidak menonjol secara akademik setidaknya ada hal yang bisa dibanggakannnya.

"Yukio nanti sore mungkin aku akan pergi bersama teman jadi untuk itu aku menyimpan makanan dikulkas nanti kautinggal hangatkan". Kata Rin.

Yukio yang saat itu mendengar kata-kata Rin langsung terlihat kecewa

"Nii san apa kau punya pacar". Tanya Yukio.

"Hahaa mana mungkin apa kau menyindirku Yukio?". Kata Rin tertawa.

"Aku hanya tanya". Kata Rin.

"Seharusnya itu pertanyaanku kau selalu punya banyak penggemar bahkan kudengar para gadis membuat klub penggemarmu dan beberapa hari lalu banyak gadis yang menitipkan hadiah untukmu padamu". Kata Rin sedikit iri.

Yukio hanya tersenyum mendengar penuturan kakaknya.

"Itu karena kau bodoh Nii san dan polos Nii san setidaknya cobalah kau contoh Suguro walaupun dia terlihat seperti berandalan dia itu pintar dan juga lumayan terkenal diantara para gadis". Jawab Yukio dengan cengiran.

Berikutnya Rin hanya terdiam dan tanpa sadar hal itu jadi kehilangan kepercayaan diri sampai beberapa menit tak ada suara diantara mereka Rin mendadak makan dengan sangat pelan tidak biasanya sedangkan Yukio yang duduk berhadapan dengannya menatap bibir Rin.

Yukio berdiri darikursinya lalu mendekat ke Rin dengan gentle tangannya mengangkat dagu Rin dia berniat menciumnya tapi Rin menhempaskan tangannya.

"Yukio sudah kubilang kita sudah besar jadi tidak bisa melakukan hal semacam itu". Kata Rin.

Yukio hanya menerima kekecewaan saat Kakaknya menolaknya itu karena Rin menganggap kalau Yukio mau mencium keningnya seperti saat mereka kecil yang dulu itu kebiasaan Rin mencium keningnya.

"Yukio kalau mau kau kencanlah dengan seorang gadis yang cantik kalau kau pasti banyak yang menerima". Kata Rin.

Tapi Yukio malah dengan sengaja memeluk Rin dari belakang sambil menempelkan dagunya dipundak kanan Rin.

"Nii san kau Kakakku dan lebih tua dariku tapi kenyataannya aku lebih tinggi tujuh centi darimu jadi siapa yang Kakak dan adik". Kata Yukio

Rin yang merasa kelakuan Yukio itu membuat risih langsung menjauh sambil menyilangkan kedua tangannya didada Yukio yang melihatnya hanya tertawa.

"Yukio aku tahu kau selalu sibuk tapi jangan sampai frustasi sampai Kakakmu sendiri yang notabenenya laki-laki". Kata Rin.

Yukio hanya melihat Niisannya pergi mendahuluinya ke akademi Cross.

Tidakkah kau akan mengerti apa yang kurasakan aku Mencintaimu Niisan Aishiteru

Rin berjalan dengan riang di siang hari yang cerah bersama pemuda yang dua tahun lebih tua darinya Hendric seorang Exorcist dari inggris yang sekarang mengajar di akademi Cross.

"Ingat Rin kau harus serius untuk ujian kelulusan karena kalau tidak kau akan tertinggal oleh teman-temanmu". Kata Hendric.

"Ya aku tahu makanya aku selalu mencoba membaca buku setiap waktu dan menahan kantuk dikelas". Kata Rin.

"Kau sekarang sudah mendapat nilai yang baik walaupun itu pas-pas tapi kau harus mencoba meningkatkannya". Kata Hendric.

"Ne Otosan". Kata Rin bercanda.

"Oh ya kau adiknya Okumura Senseikan kenapa kau tidak minta dia mengajarimu saja padahal selama ini kau tinggal bersama orang sepintar itu". Kata Hendric.

"Oh bukannya aku tidak mau tapi Yukio selalu terlihat sibuk bahkan dia hanya tidur 4 jam sehari dan juga dia kerepotan dengan melindungi dan laporan tentangku pada Vatikan, dia selalu melindungiku agar terbebas dari eksekusi dan agar aku bisa menjadi Exorcistkarena itulah aku tidak mau menyusahkannya lebih banyak lagi". Kata Rin.

"Dan juga jangan lupakan nilaimu dipelajaran akademik diluar pelajaran Exorcist itu juga penting". Kata Hendric.

"Iya aku tahu jika nilaiku jelek Yukio juga selalu bilang sungguh menakitkan atau tidak bisa diperacaya". Kata Rin.

"Tentu saja sungguh tidak bisa dipercaya dan sungguh menyakitkan orang sepintar Yukio punya Niisan yang bodoh sepertimu". Kata Hendric menyindir.

"Terima kasih atas pujianmu aku sangat tersanjung". Kata Rin cemberut.

"Oh ya aku sebentar lagi akan dipenggil ke Gereja tempat asalku diinggris jadi berusahalah sendiri dengan baik". Kata Hendric.

"Oh ya kenapa kau mau dikirim jauh-jauh dari inggris untuk mengajar diTrue Cross". Tanya Rin.

"Aku mendapat tugas dari Vatikan dan juga aku bosan suasana inggris". Kata Hendric.

"Oh begitu". Kata Rin.

"Dan ini buku rangkuman semua pelajaran kau harus menghafalnya dan juga awas saja kalau kau gagal ujian maka artinya kau sama saja membangunkan monster". Kata Hendric dengan nada seram.

"Aku tidak takut padamu aku lebih takut monster bermata empat dengan tiga tahi lalat diwajahnya (yukio)". Kata Rin.

Mereka tertawa dengan riang dengan candaannya Rin membawa tumpukan buku berjalan berdampingan dengan Hendric dan Hendric mengusap-usap rambut Rin sedamgkan dar jauh pemuda berkaca mata melihat mereka dengan penuh kecemburuan.

"Niisan".

Hari mulai sore Rin pulang ke Dorm tempatnya tinggal bersama Yukio dengan buku yang dia dapat dari Hendric saat memasuki kamarnya mendapati Yukio yang sedang duduk dengan kedua tangan menyangga dagu dimejadan wajah Yukio terlihat marah.

"Kau bsru pulang Niisan". Tanya Yukio dingin.

"I iya aku baru pulang". Kata Rin menjadi gugup.

"Bagaimana harimu bersama pacarmu itu apa menyenangkan". Tanya Yukio.

"Pacar apa aku hanya belajar dengan Hendric Sensei itu saja bukan apa-apa". Jawab Rin.

Mendengar jawaban Rin Yukio semakin ingin marah terutama saat Rin menyebut nama Hendric.

"Yukio kau kenapa kau terlihat sangat tegang apa ini soal Vatikan lagi?". Tanya Rin.

Yukio hanya diam dengan tatapan dingin, Rin yang tak tahan dengan sikap Yukio yang seperti ini langsung menarik bahunya membuat Yukio mendongak ke arahnya.

"Yukio katakanlah sesuatu kau membuat khawatir". Desak Rin.

Yukio akhirnya berdiri dengan jarak beberapa senti dar Rin saat itu juga dia menangkup wajah Rin dan hendak mencium Rin namun sekali lagi Rin menghempaskan tangan Yukio dan menjauh.

"Yukio kau aneh". Kata Rin takut.

Yukio yang mendapat penolakan dari Rin hanya menahan amarahnya dengan mengeratkan kepalan tangannya dan lalu pergi meninggalkan Rin begitu saja,

Kuro datang dari jendela kamar heran melihat Rin.

"Rin ada apa kenapa Yukio terlhat marah?". Kata Kuro.

"Aku tidak tahu Kuro sepertinya aku telah membuat masalah". Kata Rin menyalahkan diri sendiri.

Disebuah ruangan bawah tanah terdapat sebuah laboratorium rahasia dimana Yukio membuat penelitian Gen Iblis dia memegang membaca perkembangan penelitainnya dengan sangat serius saat dia mendapati keberhasilannya dia langsung tertawa gila

"Niisan dengan ini kau bisa jadi milikku". Kata Yukio.

Entah apa yang dibuat oleh Yukio tapi yang jelas sepertinya akan ada dampak pada Rin dam dengan segera Yukio menuliskan laporan dari penelitiannya.

Ruangan bawah tanah itu merupakan lab yang penuh dengan obat dan alat-alat penelitian dan juga alat-alat bedah.

Rin bangun saat pagi hari dia menatap kamar dan dia tidak melihat Yukio hal yang biasa terjadi Yukio kadang tidak pulang setelah mendapat misi. Rin hanya perlu bersiap-siap kesekolah seperti biasa.

Namun saat Rin hendak berangkat Yukio datang dengan pakaian yang sudah rapi Rin menatap Yukio heran.

"Niisan apa yang kau lihat ayo kita kesekolah bersama". Kata Yukio ramah.

"Ne Yukio semalam kau kemana tahu-tahu pagi-pagi kau datang sudah serapi ini". Kata Rin.

"Kau sudah tahu kebiasaanku untuk apa bertanya". Jawab Yukio kalem.

Yukio bahkan menggandeng tangan Rin yang membuat Rin tak nyaman.

"Hmm Yukio jangan-jangan pegangan tangan begini dong ini memalukan". Kata Rin.

Yukio hanya tertawa ringan mendengar kata-kata Rin dan malah mempererat genggaman tangannya.

"Niisan tunggu sebentar lagi kau tidak akan bisa menolakku lagi". Sebuah Evil Smirk mencuat diwajah tampan Yukio yang Rin tidak sadari.

Sampai koridor akademi Cross Yukio dan Rin berpas-pasan dengan Hendric saat itu juga Rin langsung menyapanya dengan ceria.

"Ohayou Hendric Sensei". Sapa Rin Ceria.

"Ohayo Rin Ohayo Okumura Sensei". Sapa Hendric.

"Kupikir kau sudah kembali ke Inggris". Kata Rin.

"Iya masih beberapa hari lagi aku masih ada urusan yang belum dibereskan". Kata Hendric.

Yukio hanya diam dengan rasa tidak suka yang dia sembunyikan.

"Rin kau cobalah sesekali berpakaian rapi terutama rambutmu itu selalu beranatakan". Kata Hendric sambil mengusap kepala Rin.

"Tapi terlalu rapi bukanlah gayaku tapi Hendric Sensei karena kau yang bilang mulai besok aku akan berpakaian rapi dan memakai kacamata seperti orang ini". Kata Rin menunjuk orang disebelahnya.

Yukio hanya menatap Rin sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Sudahlah Niisan kau sebaiknya cepat kekelas jangan sampai terlambat". Kata Yukio menarik lengan Rin.

Hendric menatap punggung mereka yang menjauh hanya menghela napas.

"Apaan itu Okumura Sensei mereka hanya saudara kembar tapi dia terlalu overprotective begitu". Kata Hendric.

Sedangkan Rin yang diseret Yukio tidak menyadari kalau Yukio menggertakan giginya dengan sangat kesal.

Jam pulang sekolahpun tiba tapi Rin dan Shima masih sibuk bersama mereka mengerjakan beberapa soal untuk latihan ujian, Shima terlihat sudah sangat bosan tapi Rin terlihat sangat serius dengan soalnya.

"Nah ini dikerjakannya dengan cara rumus ini". Kata Rin mengisi jawaban.

"Eh Rin sejak kapan kau jadi agak pintar begini kau juga tidak tidur saat pelajaran tadi". Tanya Shima.

"Sejak aku belajar". Jawab Rin santai.

"Pasti Okumura Sensei yang mengajarimukan dia tidak mau kau gagal ujian". Kata Shima.

"Bukan aku belajar bersama Hendric Sensei". Kata Rin.

"Oh yang dari inggris itu aku tak menyangka kau bisa dekat dengannya". Kata Shima.

Secara tiba-tiba Ryuji yang berada di lawang pintu datang menggebrak meja.

"Bagaimana kau bisa kenal dia". Tanya Ryuji.

Rin yang kaget menatap balik Ryuji sambil mengusap dada.

"Saat pengadilan yang ketiga di Vatikan dia menjadi salah satu pembela bulan lalu". Jawab Rin.

Shima dan Rin menatap curiga kepada Rin tapi Rin hanya menyengir saja.

Semetara diluar pemuda berkaca mata dengan pakaian hitamnya memukul tembok hingga retak.

Dua minggu berlalu Hendric Minchester telah kembali ke Inggris sesuai janjinya setelah hari itu Rin mengubah penampilan urakannya menjadi sangat rapi dari dasi, kemeja, jas, lalu Rin juga memakai kacamata tanpa lensa Rin hanya mau terlihat rapi jadi kacamata yang dia pakai Cuma hiasan dan juga lagipula matanya masih bisa melihat dengan baik

Tanpa terasa hari ini adalah pesta kelulusan Ujian kelulusan Akademi True Cross dan Mephisto dengan senang menggelar pesta dengan pakaiann anehnya yang lebih aneh dari biasanya.

Rin menatap kertas kelulusan yang diterimanya dengan tulisan Lulus membuat Rin bahagia nilainya banyak yang diatas rata-rata dan dan dua pelajaran dengan nilai yang pas walaupun tidak seperti Ryuji dan teman lainnya tapi dia ingin menujukan pada Yukio hasil belajarnya itu tapi sebelum dia dapat menemukan Yukio seorang teman yang bukan dari kelas Exorcist mengajaknya.

"Okumurakun ayola jangan buru-buru pestanya masih belum selesai dan baru seperempatnya berjalan". Katanya.

"Ah tidak aku mau mencari Yukio". Kata Rin.

"Ah jangan begitu Okumura Senseikan pasti sibuk berikannya nanti saja Ok". Katanya.

Karena merasa tidak enak Rin menerima ajakannya.

"Baiklah kalau begitu kita akan pesta". Katanya.

Mereka menikmati pestanya dengan gembira walaupun sebenarnya Rin tidak terbiasa dengan hal semacam ini karena dari dulu Rin biasanya akan menghindari hal semacam ini.

"Ayo Rin minumlah ini". Kata seorang teman menyodorkan minuman.

"Ini apa bukan alkoholkan". Tanya Rin.

"Tentu saja bukan Okumurakun mana mungkin pesta SMA seperti ini ada yang seperti itu". Jawabnya.

Ditempat lain Yukio dan para guru sedang kesusahan dengan salah satu kotak berisi minuman sake yang tertukar dengan sirup untuk pesta kelulusan.

"Bagaimana ini Okumura Sensei kotaknya tertukar". Kata salah satu guru.

"berapa banyak yang tertukar?". Tanya Yukio.

"Hanya satu kotak isinya dua botol". Jawab salah satu guru.

Semoga bukan Niisan yang meminumnya

Sementara itu Rin dengan teman-temannya sudah sempoyongan dengan minuman yang mereka minum dan Ryujii bersama teman lainnya juga sibuk dengan pestanya tanpa sadar kalau Rin mabuk.

Pagi itu Rin terbangun di Rumah Sakit dengan ditemani Shura yang menatapnya marah.

"Eh Shura apa yang terjadi kenapa aku disini". Tanya Rin.

"Tadi malam kau mabuk dengan teman-temanmu karena tanpa sengaja minuman kalian tertukar kami berhasil mengamankan kalian yang mabuk tadi malam kecuali kau yang berjalan pulang sendirian sebelum sempat kami amankan". Kata Shura.

"Benarkah tapi mereka tidak apa-apakan". Tanya Rin.

"Ya mereka baik-baik saja saat kami menyadari minuman kalian tertukar kami langsung mencari dimana minuman yang tertukar itu tapi kami terlambat saat melihat kalian telah meminumnya". Kata Shura.

"Bagaimana Shiemi dan lainnya". Tanya Rin.

"Mereka baik-baik saja minuman itu hanya baru dimimum oleh lima orang termasuk kau". Kata Shura.

"Tapi aku tidak membuat kekacauan kan membuat kebakaran misalnya atau menghancurkan barang-barang disana". Tanya Rin panik

Rin sangat takut kalau dia tanpa sadar mengeluarkan apinya lagi didepan semua orang dia akan merepotkan Yukio lagi dan semua orang bisa tahu siapa dia Vatikan akan menjatuhkan eksekusi pasanya Yukio akan sangat terbebani.

"Tidak kau tidak melakukan apa-apa kau berjalan pulang sambil mabuk sendirian". Kata Shura.

"Ah Syukurlah, tapi kalau aku berjalan pulang kenapa aku bisa berada disini apa karena aku mabuk aku terjatuh, menabrak sesuatu, atau tertabrak". Kata Rin.

"Jadikau tidak ingat kejadian semalam itu?". Tanya Shura.

"Tidak sama sekali yang kuingat aku mau memperlihatkan kertas kelulusanku". Kata Rin mengingat-ingat.

"Sebenarnya saat aku menemukanmu tadi malam aku melihatmu dengan anak-anak berandalan mereka langsung kabur". Kata Shura.

"Aku berkelahi lagi". Tanya Rin.

Rin takut kalau Yukio tahu bisa-bisa harapannya membuat Yukio senang dengan kelulusannya malah jadi Yukio marah-marah dan kecewa lagi.

"Aku tidak bisa memberi tahumu Rin tapi kau tidak berkelahi dan aku sudah membereskan mereka tadi pagi". Kata Shura.

Rin sebenarnya masih memikirkan apa yang Shura maksudkan Shura bilang dia tidak berkelahi lalu apa yang terjadi apa mereka berniat berbuat jahil padanya atau apa. Kini Rin kembali ke asrama yang dia tempati dengan Yukio dengan penampilan berantakan rambutnya yang kemarin rapi sangat rapi sekarang menjadi lebih berantakan dari biasanya beberapa kancing bajunya hilang, jas nya juga robek dan kacamatanya hilang entah kemana.

Sesampainya di asrama lagi-lagi mendapati Yukio duduk dengan kedua tangan menyangga dagunya di meja wajahnya terlihat sangat dingin dari biasanya. Rin menatap Yukio takut karena takut ada hubungannya dengan kejadian semalam.

"Niisan aku kecewa". Kata Yukio.

"Yukio semalam sungguh aku tidak tahu apa-apa". Kata Rin.

"Ya aku tahu Niisanku ini memang polos". Kata Yukio berdiri mendekat.

Entah kenapa Yukio sekarang telihat sangat frustasi dia mendekat langsung memeluknya erat sampai membuat Rin sesak napas.

"Eh Yukio lepaskan aku sesak". Kata Rin mencoba melepaskan diri.

Tapi yukio bukan melepaskan pelukannya malah mengeratkan pelukannya dan mencoba meraba-raba kebalik kemeja Rin lalu mencoba mencium bibir Rin tapi dengan cepat Rin mendorongnya hingga terdorong beberapa senti dari Rin.

"Kau ini kenapa kau sangat aneh sudah ah aku mau mandi". Kata Rin berjalan menjauh.

"Niisan aku belum selesai bicara denganmu". Kata Yukio menarik lengannya dan menghempaskannya ke ranjang.

"Berhenti apa yang kau lakukan". Teriak Rin.

Yukio berdiri didepan Rin dengan marah dan melempar beberapa foto, saat Rin melihat gambar difoto itu Rin melihat dirinya sendiri dijamah oleh beberapa pria yang mengerubuninya diantaranya menciumnya.

"Niisan lihat kau terlihat menikmatinya". Kata Yukio.

"Yukio ini tidak, ini bohong aku tak begitu". Katanya Panik.

Yukio langsung saja memerangkap Rin dengan kedua tangannya ditembok lalu mencoba mencium paksa Rin sambil membuka kemejanya tapi saat itu Rin dengan kuat mendorongnya hingga Yukio tersungkur saat itulah tanpa sengaja kemeja Rin tertarik dan Yukio dapat melihat beberapa bekas merah didada Rin.

"Oh apa itu Niisan". Tanya Yukio sambil mengusap bekas itu.

Rin yang melihat itu langsung menepis tangan Yukio dari tadi dia juga tidak tahu ada bekas itu.

"Aku tidak tahu". Kata Rin mencoba pergi.

Sekali lagi Yukio menarik tangannya.

"Aku belum selesai bicara denganmu Niisan". Kata Yukio marah.

Rin menghempaskan tangan Yukio.

"Kau selalu terlihat bahagia dengan Hendrick san tapi kalau aku kau nampak menjauh". Kata Yukio frustasi.

"Hendrick sensei hanya guru privatku sama seperti Shura". Kata Rin.

"Kalau hanya dekat dengan Hendrick san aku masih bisa tahan tapi kalau kau disentuh banyak orang itu aku tidak bisa tahan lagi". Kata Yukio frustasi.

Wajah Yukio terlihat frustasi dia mengeluarkan air mata ada rasa untuk Rin ingin memeluknya atau menenangkannya tapi melihat yukio mendekat dengan wajah frustasi seperti itu entah kenapa semakin Yukio dekat Rin malah menjadi takut membuat Rin ingin lari saja.

"Sejak Otousan meninggal aku hanya punya Niisan tapi sekarang Niisan meninggalkanku itu sama saja dengan Niisan mencuri hidupku". Kata Yukio berniat mengeluarkan pistolnya

Rin melihat tingkah Yukio yang semakin aneh menjadi semakin ingin lari hal ini juga mengingatkan saat Rin pertama kali tahu kalau Yukio adalah seorang Exorcist dikelas tapi berbeda dengan hari itu kali ini Yukio memiliki aura mengerikan.

"Tetap berada disitu kalau tidak kau akan kutembak atau akan kutembak diriku sendiri". Kata Yukio.

Rin teringat kembali saat Yukio dikuasai satan Yukio sempat mau membunuh dirinya sendiri, Rin tidak mau itu terjadi dalam hidupnya dia hanya ingin melindungi Yukio satu-satunya saudara yang dia punya.

"Yukio berhenti jangan gila". Kata Rin takut.

Rin berlari menghambur Yukio lalu Rin mendudukan Yukio diranjangnya saat itu Yukio menatap ekor Rin yang ada dibalik kemejanya lalu menariknya.

"Benar juga Niisan sejak kau memiliki ini kau mulai berubah tidak seperti dulu dan kita tidak seperti dulu lagi" kata Yuki mengusap ekor Rin.

Rin mencoba melepas ekornya tapi Yukio malah mencengkram ekornya lebih kuat.

"Lepaskan ekorku itu sakit Yukio". Kata Rin mencoba melepas ekornya.

Setelah ekor Rin terlepas Yukio beralih mengusap telinga runcing Rin.

"Dulu juga sebelum malam itu telingamu tidak seperti ini". Kata Yukio dengan tatapan sayu.

Yukio tiba-tiba mencengkram kedua lengannya dengan kuat Rin yang biasanya punya tenaga yang sangat kuat entah kenapa saat melihat Yukio seperti ini Rin menjadi merasa lemah.

"Niisan aku sudah berhasil melakukan penelitian aku tahu kau benci jadi anak satankan kau benci mempunyai ekor dan telinga seperti inikan". Kata Yukio.

"Apa maksudmu Yukio". Kata Rin takut.

"Aku tahu cara menghilangkan ekor dan telinga runcingmu tanpa membunuhmu dan kau akan hidup seperti manusia normal tanpa api biru itu lagi". Kata Yukio.

Yukio semakin menakutkan dimata Rin wajahnya juga semakin mendekat.

"Aku sudah bicara dengan Mephisto dan aku sudah mengirimkan hasil penelitianku ke Vatikan dan mereka setuju hari ini kita akan kesana untuk sidang terakhirmudan aku yakin kau tidak akan dieksekusi". Kata Yukio.

Rin sedang berada ditengah-tengah sidang setelah Vatikan yang menerima hasil penelitian Yukio mereka mulai mempertimbangkan pengajuan Yukio untuk mengoperasi Rin untuk menghilangkan ekor dan menghilangkan bentuk telinga runcingnya.

"Okumura Rin setelah hasil penelian dari Okumura Yukiosan kami putuskan untuk setuju dan menghentikan eksekusimu tapi bila itu gagal kami akan langsung mengeksekusimu". Kata perwakilan Vatikan.

"Keberatan Yang Mulia aku Hendrick Minchester tidak operasi itu belum tentu aman apalagi ini belum dipastikan dengan benar mungkin saja ini malah akan berbahaya". Kata Hendrick.

"Menurutku penelitian ini juga tidak ada salahnya bila dicoba ini akan menjadi kemajuan besar bagi Assiah". Kata perwakilan Vatikan.

"Aku sependapat dengan Hendricksan yang Mulia" Kata Mephisto.

"Mephisto Pheles kau mungkin masih berharap Niisanku dapat menyelamatkan Assiah dengam kekuatan Api Niisanku tapi tak ada yang akan menjamin dia tidak akan mengamuk lagi". Kata Yukio dengan seringaian.

"Aku setuju dengan itu". Kata Rin

Jika itu membuat Yukio bahagia Rin akan menurut saja walaupun Rin tidak tahu sebuah seyum smirk Yukio mengartikan sesuatu yang buruk baginya.

Dua hari berlalu Rin akhirnya akan melakukan bedah operasi ini dipimpin Yukio sendiri dan dibantu beberapa dokter Exorcist, ditengah rungan yang penuh alat medis dan diatas lambang pentagram disinilah Rin terbaring diatas ranjang dan Yukio beserta Dokter lainnya datang menghampirinya.

"Niisan sekarang operasinya akan dimulai jadi tenang saja". Kata Yukio menyuntikan bius.

"Yukio". Kata-kata Rin terpustus saat obatnya bekerja.

Ruang operasinya beda dari ruangan operasi biasanya penuh dengan alat kedokteran canggih dan mantra-mantra saat Rin dibedahpun mantra-mantra tertentu dilapalkan dan cairan aneh yang merupakan serum penemuan Yukio disuntikan dan juga impus dengan obat yang Yukio buat mengalir keperedaran darah Rin dengan cepat.

"Tahan agak lama lagi". Kata Yukio kepada salah satu dokter.

Rin memuntahkan darah saat operasi dijalankan semakin lama detak jantungnya sangat cepat dan sangat cepat hingga tubuh Rin seperti akan mengamuk diluar kesdaran tapi rantai mantra menahannnya secara tiba-tiba api biru berkobar dan para dokter membuat perisai mantra sisanya melapalkan mantra lain yang menenangkan Rin saat itu Yukio berteriak.

"Bagus sekarang". Teriak Yukio.

Mantra yang belum pernah dikonfirmasikan oleh Vatikan yang dibuat Yukio dilafalkan oleh dokter-dokter itu seketika Rin membeku saat itulah serum terakhir disuntikan ekor Rin berhasil Yukio potong dan bentuk telinga Rin tidak Runcing lagi.

"Akhirnya aku berhasil Niisan". Kata Yukio.

Para Dokter memberikan selamat pada Yukio sebagai dokter muda pertama yang berhasil membuat kemajuan besar bagi Assiah dan para pemimpin Vatikan memberikannya kenaikan gelar dan penghargaan yang besar.

Sehari berlalu Yukio telah membawa Rin kesuatu tempat Rin masih belum sadar Yukio menatap Rin dengan bahagia.

"Ekor dan telinga yang menggangu pemandangan telah hilang setelah ini semuanya akan sangat berbeda". Kata Yukio.

Sementara di akademi Cross teman-teman penasaran dengan hilangnya Rin dan Yukio tanpa kabar selam beberapa hari tak lama Yukio datang dengan wajah dingin.

"Yuki-chan". Panggil Shiemi.

"Oh Moriyamasan ada apa?". Tanya Yukio.

"Kami ingin tanya kemana saja kau dan Rin sudah bebera hari kalian hilang tanpa kabar kalian kemana?". Tanya Shiemi.

Teman-teman Rin yang lain juga menghampiri dengan tanda tanya.

"Baiklah aku kesini juga untuk menyampaikan pesan dari Niisanku dan alasan kami yang pergi yang mendadak tanpa kabar". Jawab Yukio.

"Iya benar sejak pesta kelulusan kami tidak melihatnya". Kata Ryuji.

"Maaf kami membuat kalian cemas dengan kepergian kami padahal setelah lulus ini kalian sudah bukan Exwire lagi dan akan menerima misi baru". Kata Yukio.

"Lalu mana Rin dan Okumura Sensei belum menjawab pertanyaan kami". Kata Konekomaru.

"Beberapa hari lalu aku ada misi penting dan sempat memberitahu kalian dan Niisan setelah lulus dia mengajukan diri menjadi Exorcist dan juga Pastur di gereja Inggris dan dia diterima". Kata Yukio.

"Ini gila bagaimana dia bisa menjadi Pastur dan Exorcist di Inggris dengan pengajuan sendiri, Ah dan juga dia melangkahiku". Kata Ryuji frustasi.

"Dan juga dia ingin menyampaikan maafnya karena tidak bisa mengabari kalian dan dia mengirim surat ini untuk kalian". Kata Yukio.

"Kenapa dia mau menjadi Pastur ya tak kusangka orang seperti Rin mau menjadi Pastur". Kata Shima.

"Otousan kami juga seorang Pastur Niisanku bilang dia juga ingin mengikuti jejak Ottousan". Kata Yukio kalem.

Yukio menjawab pertanyaan semua orang dengan tenang tapi perkataan Yukio tidaklah benar.

"Uhh Ahh Yukio Sakit sudah hentikan". Desah Rin.

Yukio yang berada diatasnya hanya melanjutkan tak peduli sudah berapa ronde mereka lakukan selama dia belum puas dia tidak akan berhenti.

"Neesan suaramu tidak sama sekali feminim". Kata Yukio menggelepak pipi Rin.

"Tapi aku bukan perempuan". Kata Rin.

Yukio membalik tubuh Rin menjadi diatasnya dan memaksa Rin melanjutkan.

"Neesan kau selalu menyarankanku untuk mengencani seorang gadis tapi kenapa tidak Niisan saja yang menjadi seorang gadis dengan begini aku akan mengencani seorang gadis". Kata Yukio.

"Aku ini Niisanmu Yukio". Tangis Rin.

Rin sudah sangat lelah wajahnya basah air mata dia berhenti bergerak namun saat itu Yukio dengan tega mencubit niplenya.

"Yukio aku lelah demi Tuhan". Kata Rin.

Yukio mencengkram milik Rin memberi rangsangan lebih.

"Niisan aku belum selesai". Kata Yukio memaksa.

Dengan terpaksa Rin melanjutkan dalam lelah Rin bisa saja melawan atau memberontak jika dia mau dengan kekuatannya tapi sekarang Rin tidak bisa berbuat apa-apa kekuatannya hilang, Apinya hilang kini Rin hanya manusia biasa dengan kekuatan yang lemah seperti manusia bisa dia tidak bisa lari selain hanya pasrah dalam kungkungan adiknya Yukio.

Kini penampilan Rin benar-benar berbeda dengan Rambut panjang terurai pakaian Gothic lolita dengan warna biru tua dan topi kecil imut dikepalanya dipelukannya sebuah boneka sepintas tidak akan ada yang tahu dia adalah Rin dia terlihat seperti anak kecil dan seperti seorang gadis.

Mental Rin tidak bisa dikatakan baik setiap harinya dia hanya akan menyanyikan lagu London Bridge diatas kursi goyangnya sambil membuat boneka. Yukio yang akan selalu datang untuk menemaninya dia Yukio yang mengurungnya dengan keegiosannya.

Lalu apakah akan ada yang menyelamatkan Rin atau Rin akan selalu bersama Yukio selamanya ? tidak ada yang tahu.